BAB I PENDAHULUAN. berperan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ATURAN PELAKSANA UNDANG-UNDANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan Negara Kesatuan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

USULAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2017, KERANGKA ACUAN KERJA/KERANGKA LOGIS DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR TAHUN 2017

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN UMUM TERHADAP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. A. Fungsi dan Peranan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan

Pemetaan Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Mahkamah Konstitusi. Rudy, dan Reisa Malida

BAB I PENDAHULUAN. ini disalah gunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai semua struktur

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka. pelayanan umum demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ragenda prioritas pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

Pengaturan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah

BAB III BATAS USIA BALIGH SYARAT SAKSI NIKAH DALAM PERNIKAHAN MENURUT PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 11 TAHUN 2007

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA


BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1976 TENTANG KEANGGOTAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK ATAU GOLONGAN KARYA

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan, karena selain berperan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, guru juga dituntut untuk memberikan pendidikan karakter dan juga dapat menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Seorang guru, yang berupaya untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya, tidak jarang dituntut untuk menimba ilmu yang lebih tinggi. Hal yang demikian, dikarenakan seorang guru, khususnya para guru pegawai aparatur sipil negara (pegawai ASN), berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan, dengan cara melakukan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi, seorang guru pegawai ASN, ketika hendak melaksanakan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, diminta untuk mengajukan permohonan (izin) terlebih dahulu kepada para pejabat yang berwenang untuk memberikan izin kepada guru pegawai ASN tersebut, supaya dapat melaksanakan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi tersebut. Berkaitan dengan perizinan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di negara Indonesia segala sesuatunya diatur dengan hukum. Dalam kedinasan, perizinan merupakan hal yang sangat penting. Setiap karyawan atau pegawai yang tidak masuk bekerja harus minta izin kepada 1

2 atasan secara langsung. Begitu pula, jika seorang pegawai ataupun karyawan, ingin meninggalkan pekerjaan pada jam kerja dinas untuk suatu keperluan, maka diharuskan untuk meminta izin. Dalam meminta izin, seorang karyawan atau pegawai harus menyampaikan alasan-alasan yang logis dan beralasan (reasonable). Hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting, dikarenakan menyangkut tentang kedisiplinan pegawai. Oleh karena itu, merupakan suatu hal yang wajar apabila masalah perizinan sangat penting sekali dalam dunia kedinasan, supaya semua tindakan bisa dikendalikan dan diawasi secara langsung. Hukum perizinan merupakan salah satu lapangan dari hukum administrasi negara. Menurut Harun, 1 hukum perizinan berperan sebagai instrumen penjaga keseimbangan secara proposional, dikatakan bahwa Indonesia sebagai negara perizinan. Perizinan merupakan sarana yuridis administratif yang berperan sebagai instrumen kebijakan penguasa. Perizinan juga berperan sebagai instrumen pemaksa, bagaimana subjek hukum mau mentaati secara baik. 2 Negara dalam memajukan bidang ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial sebagai amanah konstitusi, harus berperan dapat menyeimbangkan kepentingan pemerintah, pengusaha, dan pihak ketiga termasuk dalam hal ini kepentingan masyarakat. 1 Seorang Guru Besar Hukum Administrasi Negara, yang mengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2 Harun, Konstruksi Perizinan Usaha Industri Indonesia Prospektif, Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2012, hlm. 14.

3 Izin merupakan persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menguraikan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang. Apabila pembuat peraturan secara umum tidak melarang suatu perbuatan, asal dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka hal tersebut dapat disebut dengan izin, ataupun suatu keputusan yang meniadakan larangan umum untuk tingkahlaku yang khusus. 3 Menurut Soehardjo, istilah izin adalah untuk perbuatan-perbuatan yang tidak dapat diberikan kriteria secara khusus, dan untuk itu, sifatnya umum. Untuk menetapkan dapat dilakukan atau tidak, suatu perbuatan harus dinilai dari kasus per kasus. Syarat untuk memperbolehkan dilakukannya suatu perbuatan, masalahnya sangat berbeda dengan persyaratan bagi perbuatan yang lain. Pemegang izin tidak harus menggunakan izin tersebut. Akan tetapi, apabila pemegang izin tersebut menggunakan izin tersebut, maka harus terikat dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam izin tersebut. 4 Mengapa ada suatu hal yang disebut dengan izin? Hal tersebut dikarenakan ada norma-norma yang melarang atau ada norma umum yang bersifat melarang. Norma umum tersebut merupakan peraturan perundangundangan. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 3 Ibid, hlm. 17. 4 Soehardjo, Hukum Administrasi Negara, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1991, hlm. 44.

4 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, berikut ini merupakan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. 1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Ketetapan MPR. 3. UU/Perppu. 4. Peraturan Presiden. 5. Peraturan Daerah Provinsi. 6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 5 Sedangkan, dalam pasal 8 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dijelaskan, bahwa Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat, yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. 5 Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

5 Sesuai dengan tujuan nasional, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka dalam rangka mencapai tujuan nasional, Pegawai aparatur Sipil Negara (pegawai ASN) sebagai unsur utama sumber daya manusia pegawai aparatur sipil negara mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembang tugas pemerintahan dan pembangunan. Pegawai aparatur sipil negara dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kompetensinya melalui jalur pendidikan formal. Di sisi lain, organisasi harus dapat mendorong peningkatan prestasi kerja pegawai aparatur untuk mendayagunakan kemampuan profesionalnya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dalam era globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, tidak ada alternatif lain, kecuali peningkatan kualitas profesionalisme pegawai ASN yang memiliki keunggulan kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat.

6 Dalam hal ini, pegawai aparatur sipil negara yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme di negara Indonesia sangat diberikan dukungan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peraturanperaturan yang mengatur tentang izin belajar bagi Pegawai aparatur sipil negara. Peraturan izin belajar bagi pegawai aparatur sipil negara di Kota Surakarta, diatur dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Pengaturan terhadap izin belajar bagi para pegawai aparatur sipil negara di Kota Surakarta memang telah diberlakukan dan ditekankan kepada seluruh lapisan pegawai aparatur sipil negara yang berada di daerah Kota Surakarta. Akan tetapi, apakah hal tersebut dapat mendorong kemauan para pegawai aparatur sipil negara daerah di Kota Surakarta untuk melakukan studi lanjutan, demi meningkatkan kemampuan dan skills pegawai aparatur sipil negara tersebut, sehingga lebih berkompeten dengan keahliannya dalam mengabdikan dirinya untuk kemajuan Kota Surakarta? Hal tersebut memang masih diperdebatkan. Untuk itu, maka peraturan tentang tugas belajar dan

7 izin belajar. Dan diharapkan juga, dengan diterbitkannya Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) tersebut, maka kemauan ataupun keinginan para pegawai aparatur sipil negara untuk melaksanakan studi lanjut dapat meningkat. Banyak ditemukan permasalahan terkait dengan tugas belajar dan izin belajar tersebut, yang diantaranya akan dijadikan sebuah penelitian dengan topik tersebut. Tugas belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat berwenang kepada pegawai aparatur sipil negara, berdasarkan kebutuhan organisasi, untuk mengikuti pendidikan, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan biaya dari Pemerintah, Pemerintah negara lain, Badan Internasional, atau Badan Swasta Dalam Negeri maupun Luar Negeri dengan biaya negara, biaya Pemerintah Negara Asing, Badan Internasional, Badan Swasta Nasional, atau Badan Asing melalui program beasiswa. 6 Sedangkan, izin belajar adalah izin yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat Berwenang kepada pegawai ASN, yang memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga pendidikan tertentu dengan biaya sendiri. 7 Pejabat berwenang yang memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan pegawai ASND untuk tugas belajar dan izin belajar di Kota Surakarta tersebut adalah Walikota Surakarta. Hal tersebut dinyatakan, 6 Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pasal 1 Ayat (10). 7 Ibid, Pasal 1 Ayat (11).

8 karena Walikota merupakan Pembina Kepegawaian, yang mana Walikota tersebut dapat mendelegasikan kewenangan memberi izin belajar tersebut kepada Pejabat Eselon II, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 ayat (1) dan (2), Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah. Berdasarkan beberapa uraian yang telah diketengahkan tersebut, maka penulis melaksanakan studi dengan topik Analisis Perwali Kota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi PNSD: Studi tentang Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam Memberikan Ijin Belajar untuk Peningkatan Kualitas Guru ASND. B. Fokus Studi dan Pokok-Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam sub bab sebelumnya, penulis dapat menentukan fokus studi dalam penelitian ini, yaitu tentang Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta yang diwujudkan dalam Peraturan Walikota Kota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah. Selanjutnya, berdasarkan fokus studi tersebut, maka penulis dapat merumuskan beberapa pokok-pokok permasalahan berikut ini. 1. Bagaimana kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru aparatur sipil negara?

9 2. Bagaimana kelebihan dan kelemahan Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru aparatur sipil negara? 3. Bagaimana model Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru aparatur sipil negara menuju guru aparatur sipil negara yang berkualitas? C. Tujuan Penelitian Berikut merupakan tujuan dari penelitian dengan fokus studi Peraturan Walikota Kota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah. 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru ASN. 2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru ASN. 3. Penelitian ini berusaha untuk menyusun model Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan izin belajar kepada guru ASN menuju guru ASN yang berkualitas.

10 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian dengan fokus studi Peraturan Walikota Kota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah, sebagaimana pokok-pokok permasalahan dan tujuan penelitian dapat memberikan kegunaan berikut. 1. Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan bagi para guru dan pegawai aparatur sipil negara dalam bidang tugas belajar dan izin belajar. b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan tentang kebijakan pemerintah Kota Surakarta. c. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah sumbangan pemikiran terhadap pengembangan hukum dalam pembentukan kebijakan bagi pemerintah Kota Surakarta dalam menciptakan guru ASN yang berkualitas. 2. Kegunaan Praktis a. Sebagai salah satu sumber hukum yang mengatur tentang tugas belajar dan izin belajar, yaitu Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah. b. Penelitian ini juga berfungsi sebagai elaborasi hukum, dan hasil penelitian ini tentunya dapat menjadi masukan guna perbaikan sistem

11 hukum dalam pembentukan kebijakan bagi pemerintah Kota Surakarta, khususnya dalam pengaturan mengenai tugas belajar dan izin belajar bagi para pegawai aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta. c. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal bagi seluruh pegawai aparatur sipil negara daerah Kota Surakarta, yang ingin melaksanakan tugas belajar dan izin belajar. E. Posisioning Penelitian Penelitian mengenai tugas belajar dan izin belajar bagi pegawai aparatur sipil negara telah dilakukan oleh beberapa peneliti, yang melihat dari beberapa sisi, fokus, maupun objek penelitian. Beberapa penelitian sebelumnya yang mengetengahkan tentang tugas belajar dan izin belajar bagi pegawai aparatur sipil negara antara lain dilakukan oleh Eko Maryanto, Abdul Syukur, dan Purwanto, pada tahun 2008, yang mengambil tema tentang Rekayasa Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Untuk Penentuan Pegawai Negeri Sipil yang akan Diusulkan Menjadi Mahasiswa Tugas Belajar Pada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penelitian yang lain dilakukan oleh Sulistiana, pada tahun 2013, yang mengambil topik tentang Implementasi Kebijakan Pemberian Izin Belajar dan Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang.

12 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Arif Mulyono, pada tahun 2015, yang mengangkat tentang Pengembangan Kapasitas Aparatur Sipil Negara di Daerah. Begitu juga dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Evif Faisal Astiasa, yang mengambil fokus penelitian tentang Kebijakan Hukum Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara di Kota Kediri, juga pada tahun 2015. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jika penelitian sebelumnya lebih berfokus pada beberapa sisi dari izin belajar dan kebijakan pemerintah yang mendasarinya, penelitian ini lebih berfokus pada Analisis Kebijakan Pemerintah yang mendasari pemberian izin belajar kepada para pegawai aparatur sipil negara, yaitu Peraturan Walikota Surakarta Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah, dalam rangka meningkatkan kualitas guru pegawai aparatur sipil negara di lingkungan Kota Surakarta. F. Kerangka Berpikir Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka penulis memiliki kerangka berpikir yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yang dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini.

13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar di Lingkungan Pendidikan Nasional Peraturan Walikota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah Kelebihan Kelemahan Ketidaksesuaian persyaratan pemohon dengan substansi Perwali, baik dalam persyaratan umum maupun persyaratan khusus Pengawasan dalam hal implementasi Perwali, seringkali tidak dilakukan sebagaimana mestinya Jangka waktu yang diberikan dalam melaksanakan tugas belajar ataupun izin belajar, seringkali tidak sesuai dengan jangka waktu yang diatur dalam Perwali Pembatasan usia maksimum bagi pemohon izin belajar Solusi Model Gambar 1. Kerangka Berpikir

14 G. Sistematika Penyajian Penelitian tentang Analisis Perwali Kota Surakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan dan Penyesuaian Pendidikan Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah (Studi tentang Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam Memberikan Izin Belajar untuk Peningkatan Kualitas Guru ASND) ini disusun secara sistematis dan terdiri dari beberapa bab. Bab I, penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, fokus studi dan pokok-pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, posisioning penelitian, kerangka berpikir, dan sistematika penyajian. Bab II, penulis menguraikan dan memaparkan tentang kerangka teoretik dan kerangka konseptual, antara lain teori kebijakan publik (public policy), teori perizinan, guru ASN dan izin belajar. Bab III, penulis menguraikan dan memaparkan tentang metode penelitian, pendekatan dan paradigma, jenis data, narasumber, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV, penulis menjabarkan tentang hasil dan pembahasan yang diperoleh atas permasalahan yang ada. Bab V, penulis mengetengahkan tentang simpulan dan rekomendasi.