BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan Audit Delay laporan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sikap profesional oleh auditor. Kriteria profesional auditor adalah independensi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, usaha bisnis investasi akan menjadi sangat diminati dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang terdaftar di pasar modal berdampak pada peningkatan permintaan atas jasa pengauditan oleh Kantor Akuntan Publik yang digunakan perusahaan-perusahaan, mulai dari perusahaan berskala menengah hingga perusahaan besar. Hal ini dikarenakan auditor sebagai pihak eksternal yang independen mampu memberikan penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan maupun kewajaran laporan keuangan perusahaan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah laporan keuangan yang lengkap dan mengandung informasi yang dapat dipahami, relevan, andal, penyajian jujur, netralitas, kelengkapan, dan dapat dibandingkan sehingga dapat dijadikan dasar yang memadai untuk pengambilan keputusan yang benar. Bagi investor laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk melakukan investasi. Namun, jika laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan mengalami keterlambatan maka menyebabkan manfaat informasi menjadi kurang relevan dan juga informasi dalam laporan keuangan tidak lagi bermanfaat jika tidak disajikan secara tepat waktu, hal ini akan mempengaruhi investor dalam membuat keputusan investasi sehingga

menyebabkan investor tidak dapat mengetahui informasi secara cepat mengenai perusahaan tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan investor lebih memilih untuk investasi ke perusahaan lain yang lebih baik. Oleh karena itu, ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting dalam laporan keuangan tersebut, karena informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan akan lebih bermanfaat jika disajikan secara akurat dan tepat waktu. Dalam perkembangannya jumlah perusahaan terus meningkat membuat persaingan bisnis semakin ketat karena kompetitor yang ada bukan hanya perusahaan dalam negeri, tetapi juga perusahaan asing, sehingga perusahaan harus terus berkembang dan meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, dan juga untuk melakukan ekspansi. Perusahaan bisa mendapatkan dana dari sumber internal maupun sumber eksternal. Salah satu sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan melakukan go public atau menjual saham perusahaan kepada publik di pasar modal. Dengan menjadi perusahaan publik, banyak manfaat yang didapatkan perusahaan. Salah satu manfaatnya adalah mendapatkan sumber pendanaan baru, yaitu melalui hasil penjualan saham perusahaan kepada publik. Dengan go public, perusahaan juga mengalami peningkatan kemampuan going concern, yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang. Salah satu konsekuensi adalah perusahaan go public harus mematuhi semua peraturan pasar modal yang berlaku.

Peraturan pasar modal pada 5 Juli 2011 melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan Nomor : KEP-346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, yang menyebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan berkala lengkap yang meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan berkala tersebut wajib disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan. Dalam peraturan baru ini disebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan yang diminta tepat waktu, maka ada sanksi yang akan dikenakan. Menurut Peraturan Nomor I-H tentang Kewajiban Penyampaian Laporan, keterlambatan 1 s.d. 30 hari akan dikenakan peringatan tertulis I, keterlambatan 31 s.d. 60 hari akan dikenakan peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp50.000.000,00 lalu, keterlambatan 61 s.d. 90 hari akan dikenakan peringatan tertulis III dan denda sebesar Rp150.000.000,00 serta keterlambatan lebih dari 90 hari akan dikenakan suspensi. Laporan auditor yang harus disampaikan ke pasar modal membuat perusahaan tentunya ingin mendapatkan opini audit yang baik, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi untuk memastikan laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan

dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Dalam melakukan proses audit, auditor harus mengikuti Standar Profesional Akuntan Publik yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan bukti-bukti audit yang memadai yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, investigasi klien, penghitungan ulang, dan pengamatan yang digunakan sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit ini dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit. Pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka, hal ini merupakan salah satu penyebab proses audit memakan waktu yang cukup panjang. Menurut Halim (2000) dalam Prameswari (2012), lamanya waktu penyelesaian proses audit oleh auditor independen dalam memeriksa laporan keuangan perusahaan disebut audit delay. Audit delay dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan. Ukuran perusahaan dan Return On Asset (ROA) diantaranya merupakan contoh faktor internal, sementara ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), pergantian auditor, dan jenis opini audit adalah beberapa contoh faktor eksternal. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diproksikan dengan rasio Return On Asset (ROA) merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Semakin tinggi ROA maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. Jika ROA semakin tinggi dapat diartikan

profit atau laba perusahaan semakin tinggi pula dan hal itu merupakan berita baik yang harus disampaikan segera oleh manajemen perusahaan kepada publik. Berita baik yang diperoleh oleh manajemen perusahaan membantu auditor untuk mempermudah memperoleh informasi yang berguna dalam melakukan proses audit dengan lancar sehingga mempersingkat waktu auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat mempersingkat audit delay (Indriyani dan Supriyati, 2012). Menurut Astini dan Wirakusuma (2013) Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Laporan audit adalah hasil dari proses audit yang telah dilaksanakan dalam memberi keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan perusahaan telah disusun dengan wajar dan sesuai dengan PSAK yang ditetapkan. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis opini audit yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion); 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language); 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion); 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion); 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Selama melakukan proses audit, apabila auditor tidak menemui hambatan dan laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah ditetapkan, maka auditor dapat dengan segera menyelesaikan proses audit

dan memberikan unqualified opinion. Perusahaan yang menerima unqualified opinion akan cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya hal ini dikarenakan laporan keuangan perusahaan yang telah diperiksa telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dan tidak terdapat kesalahan yang material di dalamnya dan dapat mempersingkat Audit delay dibandingkan dengan perusahaan yang menerima opini-opini selain unqualified opinion dari auditor (Aryaningsih dan Budiartha, 2014). Ahmad dan Kamarudin (2003) dalam Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa opini-opini selain unqualified opinion dilihat sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Hasil penelitian Lucyanda (2013) menyatakan bahwa opini auditor independen mempunyai pengaruh yang negatif terhadap audit delay. Sebagai salah satu negara yang mewajibkan dilakukannya pergantian auditor dengan batas waktu yang ditentukan, pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum 6 (enam) tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh seorang akuntan publik pada satu klien yang sama. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit ke klien yang sama. Saat ini, pergantian auditor mendapat perhatian yang serius bagi perusahaan karena perusahaan yang melakukan pergantian auditor secara sukarela (voluntary) mengalami kekhawatiran pada auditor baru yang melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Jika pergantian auditor

secara voluntary terjadi, maka perusahaan harus mencari pengganti auditor yang baru. Oleh karena itu, Perusahaan diharapkan bisa memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan masingmasing sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan dapat dilaksanakan tepat waktu (Subagyo, 2009). Apabila perusahaan mengalami pergantian auditor, tentunya auditor baru membutuhkan waktu lagi untuk mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada di dalamnya sehingga hal ini menyita waktu auditor dalam melaksanakan proses auditnya yang berakibat memperpanjang audit delay, hasil penelitian Rustiarini (2013) menyatakan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Menurut SK Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam penelitian ini, ukuran Kantor Akuntan Publik dibedakan menjadi dua, yaitu Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four. Menurut Tiono dan Jogi (2013), Kantor Akuntan Publik Big Four dianggap dapat menyelesaikan auditnya secara tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar (big four) memiliki sumber daya yang lebih banyak, pembagian tugas yang lebih terstruktur, serta memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya (non big four). Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, dan hal ini

membuat Kantor Akuntan Publik yang besar (Big four) dapat mempersingkat audit delay. Hasil penelitian Santoso (2012) menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Ukuran perusahaan diproksikan berdasarkan dari total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil (Febrianty, 2011). Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan bahwa perusahaan kecil dan menengah adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki total aset tidak lebih dari seratus miliar rupiah. Menurut Febrianty (2011) mengatakan bahwa perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih lambat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan perusahaan dengan total aset yang besar otomatis sampel yang digunakan oleh auditor dalam mendukung proses auditnya juga semakin banyak dan kompleks, sehingga semakin banyak sampel yang diambil oleh auditor membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor semakin panjang. Oleh karena itu, pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset yang besar membuat audit delay semakin panjang. Hasil penelitian Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Objek penelitian ini di sektor consumer good industry. Pengertian consumer good industry merupakan industri yang memproduksi barang yang dapat dipakai oleh konsumen untuk keperluan pribadi atau rumah tangga yang merupakan kebutuhan primer. Sektor consumer good industry di Indonesia

semakin berkembang apalagi dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Pada sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah penduduk Indonesia pada tahun1999-2000 berjumlah 53,09 juta jiwa dan pada tahun 2000-2010 meningkat menjadi 71,73 juta jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membuat meningkat pula kebutuhan keperluan pribadi atau rumah tangga. Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia (dalam jutaan) Tahun1999-2000 Tahun 2000-2010 53,09 71,73 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 Maka, tidaklah heran jika permintaan pasar akan consumer good juga terus meningkat dan menjadi kebutuhan primer. Oleh karena itu, perusahaanperusahaan pada sektor ini mendapat perhatian dari investor, karena perusahaan consumer good menjadi ladang yang menjanjikan untuk berinvestasi, sebab perusahaan-perusahaan pada sektor ini memproduksi barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Maka, pada penelitian ini memilih perusahaan consumer good industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah tentu harus mempublikasikan keadaan keuangannya sehingga perusahaan mendapat kepercayaan dari publik.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Febrianty (2011). Dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dari penelitian yang direplikasi, yaitu : 1. Menambahkan variabel-variabel independen, yaitu rasio Return On Asset (ROA) yang diambil dari penelitian Lianto dan Kusuma (2010), menambahkan opini audit yang diambil dari penelitian Kartika (2009), dan menambahkan pergantian auditor yang diambil dari penelitian Rustiarini (2013). Peneliti menambahkan variabel ini karena variabelvariabel tersebut diperkirakan juga memiliki pengaruh terhadap audit delay. 2. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset, sedangkan pada penelitian Febrianty (2011), ukuran perusahaan diproksikan dengan total revenue. 3. Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor consumer good yang terdaftar di BEI periode 2011 s.d. 2013, sedangkan pada penelitian Febrianty (2011) adalah perusahaan sektor perdagangan yang terdaftar di BEI periode 2007 s.d. 2009. Dengan latar belakang tersebut, maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Return On Asset, Opini Audit, Pergantian Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Consumer Good yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 s.d. 2013.

1.2 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang diteliti adalah: 1. Objek yang diteliti adalah perusahaan di sektor consumer good industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI); 2. Penelitian yang dilakukan pada periode 2011 s.d. 2013; 3. Variabel independen yang diteliti adalah Return On Asset (ROA), opini audit, pergantian auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset perusahaan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat ditentukan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Apakah Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah opini audit mempunyai pengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah pergantian auditor mempunyai pengaruh terhadap audit delay? 4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap audit delay? 5. Apakah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset mempunyai pengaruh terhadap audit delay? 6. Apakah return on asset, opini audit, pergantian auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan ukuran perusahaan yang diprosikan dengan total aset secara simultan mempunyai pengaruh terhadap audit delay?

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap audit delay. 2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh opini audit terhadap audit delay. 3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pergantian auditor terhadap audit delay. 4. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit delay. 5. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset terhadap audit delay. 6. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh return on asset, opini audit, pergantian auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan ukuran perusahaan yang diproksikan total aset secara simultan terhadap audit delay. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Auditor Penelitian ini diharapkan dapat membantu auditor untuk merencanakan proses audit agar lebih efektif dan efisien dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

2. Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga mempersingkat waktu penyampaian laporan sesuai dengan aturan waktu yang telah ditentukan oleh BAPEPAM. 3. Investor Memberi informasi pada investor faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan Audit Delay dan memberikan bahan pertimbangan dalam mencermati laporan keuangan perusahaan sebagai dasar berinvestasi. 4. Mahasiswa dan Akademisi Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan akademisi mengenai audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dapat dijadikan dasar untuk penelitian berikutnya. 5. Peneliti Dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay di sektor consumer good industry yang terdaftar di BEI periode 2011 s.d. 2013. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini berisi pembahasan secara rinci mengenai pengertian Audit delay, Return On Asset (ROA), opini audit, pergantian auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset dari berbagai literatur, serta perumusan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil penelitian yang diteliti, dengan menganalisa data yang diperoleh dan telah diuji. Alat uji yang digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, serta uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji signifikasi simultan, dan uji signifikasi individu. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan juga saran dari penulis

untuk menjawab keterbatasan yang ada, didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan.