Pengaruh Pemberian Ozon terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Alvina Dewiyanti, Hana Ratnawati, Sugiarto Puradisastra Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA KONSEP LUKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFFECT OF GARLIC TUBER JUICE (Allium sativum L.) IN WOUND HEALING SHORTEN THE DURATION OF SWISS WEBSTER MICE

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Tumbuhnya insidensi lesi yang terjadi pada tulang. rawan ditandai oleh peningkatan tajam dari individu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: Ellya R.D, dr., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai penyakit. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fakta menunjukkan bahwa pada proses penuaan terjadi kemunduran dan deplesi jumlah sel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Pengaruh Pemberian Ozon terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 1 Ahmad Fauzi, 2 Sutadipura, 3 Tinni Rusmartini 1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 e-mail: 1 phawscumbag@gmail.com Abstrak. Luka sering dapat terjadi di dalam perawatan bidang kedokteran khususnya pada saat pembedahan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Tenaga kesehatan memanfaatkan metode perawatan alternatif dalam mempercepat waktu penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada punggung tikus Wistar.Penelitian ini ekperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus Wistar dibagi 5 kelompok yaitu kelompok akuades sebagai kontrol negatif, kelompok akuades diozonisasi diberikan 1 menit, 3 menit, 5 menit, dan kelompok povidone iodine 10% sebagai kontrol positif. Punggung tikus dibuat luka insisi sepanjang 2 cm kedalaman 2 mm, kemudian diberi berbagai perlakuan dan parameter yang diukur waktu menutupnya luka sampai sekitar 21 hari dan diukur dalam satuan hari. Data dianalisis menggunakan uji one way ANOVA α=0,05 dilanjutkan dengan Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sangat signifikan (p=0,00) antara rerata waktu penyembuhan luka kelompok yang diberi akuades diozonisasi 3 menit (7.4 hari), akuades diozonisasi 1 menit (7,8 hari), akuades diozonisasi 5 menit (8 hari) dibandingkan kelompok akuades (18,2 hari) dan povidone iodine 10% (17,2 hari).kesimpulan penelitian ini ozon mempercepat waktu proses penyembuhan luka pada punggung tikus Wistar. Kata kunci : luka insisi, penyembuhan luka, ozon A. Pendahuluan Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran dapat berisiko menimbulkan luka, hal ini yang membuat ketidaknyamanan pasien. Luka dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja, dan sering dianggap hal sepele tetapi luka dapat menimbulkan akibat yang berbahaya bila tidak di tangani. Luka merupakan rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi atas luka karena paparan zat kimia, luka termis, dan luka mekanis. Luka mekanis yang terjadi bervariasi dalam bentuk dan dalamnya sesuai dengan benda yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar, lecet, gores, tembus, tusuk, dan luka bakar. 1,2 Masyarakat biasanya mengobati luka menggunakan povidone iodine 10% sebagai antiseptik. Ozon juga memiliki kemampuan biologi yang khas sehingga banyak diteliti untuk digunakan dalam dunia medis, selain digunakan sebagai antiseptik, ozon memiliki efek antivirus, antijamur, dan antiprotozoa penggunaan ozon telah lama dikenal sebagai terapi alternatif yang potensial untuk pengobatan beberapa penyakit dan sebagai terapi tambahan dalam mempercepat proses pengobatan penyakit seperti kelainan vaskular, Diabetes Melitus. 3 Ozon beroksidasi melibat banyak komponen darah, seperti lipoprotein, protein plasma, limfosit, monosit, granulasi, trombrosit, dan eritrosit yang berperan dalam penyembuhan luka. Ozon memiliki manfaat yang sangat tinggi terhadap proses penyembuhan. Ozon berpotensi sebagai alternatif yang pontensial untuk dijadikan agen yang membantu penyembuhan luka pada kulit. Ozon bereaksi pada setiap organ dan permukaan tempat berkontaknya (misalnya sel endotel). Dalam pertahanan terhadap oksidasi dan terjadinya ROS, berbagai sistem anti-oksidan diaktifkan dan terjadilah produksi enzim anti-oksidan. 3 304

Pengaruh Pemberian Ozon terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Putih... 305 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efek pemberian ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada tikus putih galur wistar yang diberi ozon selama 1 menit, 3 menit, 5 menit, di bandingkan dengan povidone iodine 10% dan hanya dengan aquades steril. Manfaat dalam penelitian ini ditujukan untuk praktisi kesehatan agar dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh ozon terhadap waktu penyembuhan luka pada jaringan kulit dan memberikan informasi ilmiah dalam bidang farmakologi mengenai pemberian terapi ozon sebagai alternatif dalam penyembuhan luka pada jaringan kulit dan untuk memberikan informasi alternatif baik kepada masyarakat umum maupun dalam penggunaan ozon dan lama pemaparannya dalam mempercepat waktu penyembuhan luka pada jaringan kulit. B. Landasan Teori Kulit yang menutupi salah satu organ terbesar yaitu sekitar 16% dari seluruh berat badan tuhun. Kulit mempunyai dua lapisan utama yaitu lapisan epitel permukaan atau yang disebut juga epidermis yang berasal dari ektoderm dan lapisan ikat dibawahnya yaitu disebut dermis. Kulit menurut lapisan nya terdiri atas dua golongan yaitu kulit tebal dan kulit tipis. 4 Luka adalah hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. 2 Proses terjadi pada jaringan yang rusak terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan remodelling jaringan. Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun hasil yang dicapai tergantung pada konsisi biologis masingmasing individu, lokasi serta luasnya luka. Kondisi seperti kekurangan nutrisi, infeksi dan trauma hebat dapat menyebabkan terlambatnya proses penyembuhan luka 2, 6 Ozon (O3) adalah gas yang secara alami terdapat di atmosfir bumi, memiliki bau yang spesifik dan kuat, dan merupakan bentuk alotropik dari oksigen. Beberapa literatur menyebutkan saat ini diketahui bahwa ozon dapat larut dalam plasma atau air atau serum atau salin fisiologis dan menghasilkan ROS (radical oxygen species). Lipid yang ada di plasma menyerupai yang ada di lipoprotein, mengalami peroksidasi yang prosesnya tergantung pada dosis ozon. Produksi H2O2 (yang berkaitan dengan ozon) dikatakan penting dalam mengaktivasi tubuh baik secara biokimia maupun imunologis. Ozon menginduksi sitokin (TNF-alfa, IFN-gamma dan IL- 2) ketika darah secara langsung terpapar ozon. Hal ini terjadi secara konsisten walaupun sedikit. 3 C. Metode Penelitian ini menggunakan 30 tikus putih jantan galur Wistar. Tikus yang akan diteliti berumur 2-3 bulan dan berat badan 200 250 gram, Besar sampel per kelompok perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus Federrer dan akan di bagi menjadi 5 kelompok sehingga menjadi 6 per tiap kelompok. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik secara in vivo pada tikus putih Wistar jantan. Penelitian ini diawali dengan proses mengurus perizinan kepada pihak laboratorium di Farmakologi dan Terapi Eykman Unpad untuk melakukan penelitian Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

306 Ahmad Fauzi, et al. terhadap tikus Wistar, Kemudian dilakukan pengukuran terhadap 30 ekor tikus yang akan di teliti untuk melihat kecocokan antara kriteria inklusi dan eklusi. Dilakukan pemisahan menjadi 5 kelompok tikus masing-masing berjumlah 6 tikus yang akan di lakukan pembuatan luka di bagian punggung, kelompok akan terbagi menjadi 5 yaitu, kelompok 1 sebagai kontrol negatif dimana luka akan di irigasi menggunakan akuades steril, Kelompok 2 sebagai kontrol positif dimana luka akan di berikan povidone Iodine 10%, Kelompok 3 diberikan akuades steril yang telah di ozonisasi selama 1 menit, Kelompok 4 diberikan akuades steril yang telah di ozonisasi selama 3 menit, Kelompok 5 diberikan akuades steril yang telah di ozonisasi selama 5 menit. Untuk masing-masing kelompok 3, 4, dan 5 memiliki kandungan dosis ozon sebesar 50 µg/ml akuades dan diberikan secara irigasi.pembuatan akuades yang di ozonisasi menggunakan Generator Ozon 0.4 gr/ ml yang akan dilarutkan ke 4 liter akuades steril selama 30 menit dengan tujuan untuk mengurangi kontaminasi air dari zat lain akuades di simpan di wadah gelas dan di alirkan ozon dari generator dengan sistem aerasi. D. Hasil Penelitian Penelitian mengenai pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada punggung telah dilakukan terhadap 30 ekor tikus Wistar jantan. Hasil penelitian pada kelompok yang diberikan akuades steril/kontrol negatif terdapat 1 ekor yang mati pada hari ke-3. Hasil perhitungan jumlah sampel per kelompok yaitu 5 ekor tikus, maka dalam menganalisa hasil penelitian hanya akan menghitung data dari 5 ekor tikus per kelompok. Tabel 1 Hasil Data Penelitian Pada Tabel 1 menunjukkan rata-rata waktu penyembuhan luka tiap kelompok perlakuan yang dihitung dalam hari, memperlihatkan pada perlakuan menggunakan ozon 3 menit memberikan waktu penyembuhan luka paling cepat yaitu 7,4 hari. Tikus Waktu (hari) Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V 1 18 16 8 7 8 2 18 17 9 7 8 3 17 17 8 8 8 4 19 18 7 8 7 5 19 18 7 7 9 Rerata 18,2 17,2 7,8 7,4 8 Keterangan Kel. I : kelompok yang diberikan akuades steril (kontrol negatif) Kel. II : kelompok yang diberikan povidone iodine 10% (kontrol positif) Kel. III : kelompok yang diberikan akuades steril diozonisasi selama 1 menit Kel. IV : kelompok yang diberikan akuades steril diozonisasi selama 3 menit Kel. V : kelompok yang diberikan akuades steril diozonisasi selama 5 menit Tabel 2 One Way Annova Test Kelompok Mean ± standar dev. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Pengaruh Pemberian Ozon terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Putih... 307 Akuades steril Povidone iodine 10% 18,20 ± 0,836 17,20 ± 0,836 Ozon 1 menit 7,80 ± 0,836 Ozon 3 menit 7,40 ± 0,547 Ozon 5 menit 8,00 ± 0,707 p-value 0,000 Dari Tabel 2 terlihat bahwa p-value = 0,00 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada sepasang kelompok perlakuan sehingga terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dilakukan post hoc test dengan menggunakan uji Tukey HSD. Tabel 3 Uji Tukey HSD Oz 3 Oz 1 Oz 5 PI Akuades steril 7,40 7,80 8,00 17,20 18,20 Oz 3 7,40 Oz 1 7,80 NS Oz 5 8,00 NS NS PI 17,20 ** ** ** Akuades steril 18,20 ** ** ** NS Keterangan **) : sangat signifikan/sangat bermakna (p<0,01) *) : signifikan/bermakna (p< 0,05) NS : non significancy ( tidak signifikan/bermakna) Oz-1 : akuades steril diozonisasi selama 1 menit Oz-3 : akuades steril diozonisasi selama 3 menit Oz-5 : akuades steril diozonisasi selama 5 menit PI : povidone iodine 10% Berdasarkan hasil uji menggunakan Tukey HSD dengan α = 0,05 memberikan hasil yang menunjukkan adanya perbedaan lama waktu penyembuhan luka yang sangat bermakna (p<0,01). Terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok akuades steril dengan akuades steril diozonisasi 1 menit, 3 menit, 5 menit sedangkan antara akuades steril dan povidone iodine 10% tidak bermakna. Kelompok perlakuan yang diberikan akuades steril diozonisasi 1 menit, 3 menit, dan 5 menit tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, tetapi terdapat perbedaan yang sangat bermakna dengan povidone iodine 10%. Kelompok perlakuan yang diberikan akuades steril diozonisasi 1 menit, 3 menit, dan 5 menit memiliki potensi yang setara dalam mempersingkat waktu penyembuhan luka. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian akuades steril steril diozonisasi 1 menit, 3 menit, 5 menit dapat mempersingkat waktu penyembuhan luka. E. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang diberikan akuades steril yang diozonisasi dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Pemberian terapi ozon dapat Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

308 Ahmad Fauzi, et al. mempercepat proses penyembuhan luka dibandingkan akuades steril dan povidone iodine 10 %, karena ozon memiliki efek antiseptik dan membantu suplai oksigen untuk memperbaiki respon vaskular, dan mempercepat poliferasi epitel baru dalam proses penyembuhan luka sedangkan povidone iodine 10% sebagai kontrol positif hanya memberikan efek antiseptik, aquades sebagai kontrol negatif hanya membersihkan luka saja namun tidak memiliki efek antiseptik sehingga pada tikus yang diteliti ditemukan adanya penyembuhan luka tidak sempurna dikarenakan infeksi. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alvina (2009), menunjukkan bahwa ozon dapat mempercepat waktu proses penyembuhan luka menggunakan suction cup. Proses penyembuhan merupakan proses seluler yang kompleks dan bertujuan untuk mengembalikan keutuhan jaringan beserta fungsinya. Proses penyembuhan luka melalui tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling untuk mencapai keadaan penyembuhan yang optimal. Proses ini dapat dipengaruhi banyak faktor diantaranya vaskularisasi dan tidak adanya infeksi. Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan menghambat dalam waktu penyembuhan luka. 12,19 Ozon dapat digunakan sebagai antiseptik, menginaktivasi bakteri, jamur, dan protozoa. Ozon mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein, kemudian berpenetrasi ke dalam membran sel, bereaksi dengan sitoplasma dan mengubah bereaksi dengan substansi sitoplasma dan merubah circular DNA tertutup menjadi circular DNA terbuka, yang dapat mengurangi efisiensi proliferasi bakteri. Ozon dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri, mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic, dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolik. 4 Ozon setelah masuk ke dalam tubuh melalui darah akan terpecah menjadi O dan O 2. Atom tunggal O yang berperan untuk membunuh mikroorganisme, sampah, toksin, di dalam tubuh sedangkan O 2 merupakan oksigen yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup sel membantu mempercepat proses penyembuhan luka. 4 Proses penyembuhan luka memiliki prinsip yang sama bagi setiap penderita (dalam hal ini tikus), namun hasil yang dicapai bervariasi tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka. Hasil penelitian rerata waktu (hari) berdasarkan perhitungan statistik tidak ada perbedaan antara kelompok akuades steril diozonisasi 1 menit, kelompok akuades steril diozonisasi 3 menit dan kelompok akuades steril diozonisasi 5 menit, maka untuk penyembuhan luka dapat digunakan akuades steril diozonisasi yang paling singkat pemaparannya yaitu 1 menit. Pemaparan terapi ozon yang optimal pada penyembuhan luka dapat diberikan selama 1 menit, karena dengan pemaparan paling singkat telah dapat berperan sebagai antiseptik, memperbaiki vaskularisasi dan menginduksi sitokin sehingga mempercepat proses penyembuhan luka. Produksi O 3 + H 2 O dilakukan dengan suhu ruangan, dengan tujuan tidak terjadi reaksi kimia antara O 3 dan H 2 O menjadi H 2 O 2 + O 2. Tehnik yang digunakan pada pengikatan Ozon dengan H 2 O menggunakan tehnik aerasi, yaitu dengan cara menghubungkan langsung selang dari generator ozon ke H 2 O sehingga didapat H 2 O + O3. Kekurangan terapi ozon menggunakan H 2 O sebagai media untuk pemaparan yaitu, ozon tidak dapat bertahan lama karena sifat ozon yang berbentuk gas dan bisa bertahan sekitar 30 menit dengan media H2O. 4 Keuntungan pemaparan ozon menggunakan media H 2 O yaitu dapat digunakan sebagai irigasi untuk membersihkan luka, memberikan efek antiseptik serta memperbaiki perfusi jaringan sehingga luka cepat sembuh. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Pengaruh Pemberian Ozon terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Putih... 309 Produksi H 2 O + O 3 (yang berkaitan dengan ozon) dikatakan penting dalam mengaktivasi tubuh baik secara biokimia maupun imunologis. Ozon menginduksi sitokin (TNF-alfa, IFN-gamma dan IL-2) ketika darah secara langsung terpapar ozon, hal ini terjadi secara konsisten walaupun sedikit sehingga sesuai dengan hasil penelitian pemaparan yang paling singkat yaitu 1 menit. Ozon menginduksi sitokin paling utama berperan penting dalam fase inflamasi merupakan sumber utama faktor penyembuhan berupa growth factor dan sitokin. Sitokin berfungsi sebagai monitor dalam setiap fase penyembuhan luka, sitokin dan growth factor melepaskan vascular endothelial growth factor (VEGF), TGF-α, TGF-β1, PDGF, insulin growth factor (IGF)-I dan II, TNF-α, IL-1, epithelial growth factor (EGF), laktat dan interferon di lokasi luka bertujuan untuk mengeradikasi bakteri, jaringan mati dan membantu poliferasi sel baru, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka. F. Simpulan dan Saran Rerata waktu penyembuhan luka pada kelompok akuades sebagai kontrol negatif adalah 18,2 hari. Rerata waktu penyembuhan luka pada kelompok povidone iodine 10% sebagai kontrol positif adalah 17,2. Tidak ada perbedaan kelompok perlakuan ozon dalam penyembuhan luka. Waktu penyembuhan kelompok perlakuan ozon lebih cepat sangat bermakna dibandingkan dengan povidone iodine 10%. Waktu penyembuhan kelompok perlakuan ozon lebih cepat sangat bermakna dibandingkan dengan akuades. Disarankan ke peneliti selanjutnya mengenai dosis yang terkandung dalam akuades steril yang telah di ozonisasi dan unsur tepat dari kandungan kimia nya. Disarankan ke peneliti selanjutnya mengenai cara pemberian ozon yang berbeda sebagai proses penyembuhan luka. Disarankan ke peneliti selanjutnya mengenai terapi ozon untuk penyembuhan berbagai jenis luka. Daftar Pustaka Dewiyanti A, Ratnawati H, Puradisastra S. Perbandingan Ozon, Getah Jarak Cina dan Povidone iodine 10% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Jurnal Kedokteran Maranatha 2009;8(2):132-8. Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. Jakarta: ECG. Hal: 66-88 Sastroasmoro S. Terapi Ozon. HTA Indonesia. 2004.p. 1-29. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Basic Histology. 11 th ed. London: Mc Graw Hill. 2010.p. 360-372. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. Schwartz s Principles of surgery. New york. Mc Graw Hill Medical. 2004.p. 223-229. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015