BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem bagi hasil dengan cara perhitungan bagi pendapatan (revenue sharing)

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah dengan berpedoman pada Al Quran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing dijelaskan sebagi berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan UU ini memicu lahirnya bank syariah yang baru, baik status bank umum syariah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

kelangsungannya (Clarkson, 1995).

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia sebagai otoritas

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis. perusahaan ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan PP no. 72 tahun 1992, izin usaha diberikan kepada bank umum dan BPR

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan muamalah, keadilan dan kebersamaan dalam berusaha, baik perolehan keuntungan maupun dalam menghadapi risiko. Dalam proses penghimpunan maupun penyaluran dana, bank syariah menerapkan sistem bagi hasil dengan cara perhitungan bagi pendapatan (revenue sharing), bagi laba (profit sharing) dan bagi risiko (risk sharing) (Yaya dkk., 2009). Kecukupan modal (KM) menggambarkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam asset produktif yang mengandung risiko, serta untuk pembiayaan dalam asset tetap dan invesasi. Kecukupan modal (KM) pada bank syariah diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Muhammad, 2005). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin besar rasio ini, maka kesehatan bank dikatakan membaik. Hal ini dikarenakan besar modal yang dimiliki bank mampu menutupi risiko kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung risiko, serta dapat digunakan untuk pembiayaan penanaman dalam aset tetap dan investasi. Berdasarkan ketentuan Bank for International Settlements, bank yang dinyatakan sebagai bank sehat 1

2 harus memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) paling sedikit sebesar 8% (Muhammad 2005: 249). Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi membuat bank mampu meredam risiko-risiko yang muncul, sehingga manajer bank lebih berani melakukan profit distribution management yang mengacu pada suku bunga dikarenakan bank sedang dalam kondisi yang aman. Jika dikaitkan dengan teori stakeholder, bank syariah akan meningkatkan profit distribution management yang mengacu pada suku bunga untuk memuaskan deposannya. Efektivitas dana pihak ketiga (EDPK) merupakan cerminan dari fungsi intermediasi bank, yaitu dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke pembiayaan. Efektifitas dana pihak ketiga dapat diukur dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio ini (menurut Bank Indonesia 85 % - 100%), semakin baik tingkat kesehatan bank, karena pembiayaan yang disalukan bank lancar, sehingga pendapatan bank semakin meningkat. Mempertahankan likuiditas yang tinggi akan memperlancar customer relationship tetapi tingkat bagi hasil akan menurun karena banyaknya dana yang menganggur. Dilain pihak likuiditas yang rendah menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas suatu bank. Karena itu apabila Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) yang diukur dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) semakin tinggi, maka bagi hasil akan semakin tinggi juga. Hal tersebut bila dikaitakan dengan teori stakeholder, maka bank syariah akan mengurangi tingkat Profit Distribution

3 Management (PDM) dikarenakan bank telah mampu memanage deposannya dengan tingkat profit distribution yang sudah tinggi. Risiko pembiayaan (RP) digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Risiko pembiayaan (RP) diukur dengan Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menjaga risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah yang semakin buruk. Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menetapkan kriteria rasio NPL yang ideal dibawah 6%. Semakin baik kualitas pembiayaan yang disalukan bank, semakin kecil tingkat Non Performing Financing (NPF). Apabila risiko pembiayaan semakin besar, maka bagi hasil semakin rendah, bila dikaitkan dengan teori stakeholder, maka bank syariah akan menaikan tingkat profit distribution management yang mengacu pada suku bunga untuk memuaskan/memanage deposannya. Bertambahnya tingkat profit distribution management dikarenakan profit distribution yang diperoleh deposan sudah rendah. Umur bank merupakan salah satu faktor yang jadi bahan pertimbangan deposan untuk menanamkan modalnya, karena bank yang baru berdiri sama dengan perusahaan yang baru berdiri (Farook et al, 2009). Bank yang baru berdiri tersebut memiliki kekurangan informasi mengenai kondisi bank itu

4 sendiri. Bank yang baru berdiri harus mampu melakukan tindakan yang membangun kepercayaan bagi para stakeholdernya. Farook et al. (2009) berpendapat bahwa susah bagi perusahaan untuk memulai operasi usahanya terutama mendapatkan laba di awal-awal tahun operasinya. Bagi bank syariah ini merupakan hal yang buruk terutama karena penggunaan sistem bagi hasil. Susahnya mendapatkan laba akan membuat bagi hasil semakin kecil, hal ini akan mengakibatkan deposan menarik dananya dan memindahkannya pada bank yang memberikan return lebih baik (displacement fund). Bila dikaitkan dengan teori stakeholder, maka demi mengurangi risiko ini, bank syariah akan menjaga atau meningkatkan tingkat profit distribution management untuk membangun kepercayaan atas deposannya. Secara umum istilah deposito adalah sebuah nama yang diberikan pada simpanan deposan di Bank yang lazim dilekatkan pada persyaratan jangka waktu penyimpanan. Dalam sistem perbankan Islam deposito disebut tabungan mudharabah, merupakan simpanan pihak ketiga (perorangan atau badan hukum) yang penarikannya dapat dilakukan dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan mendapatkan imbalan bagi hasil dalam bentuk pembagian pendapatan atas penggunaan dana tersebut. Sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima nasabah deposan (penabung/shahibul maal) mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Penyaluran dana deposan yang terkumpul akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-sektor usaha produktif (pembiayaan)

5 yang menghasilkan profit (Bank Indonesia, n.d.). Hasil usaha semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada deposannya. Namun jika keuntungan kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada deposannya. Konsep bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana deposan di bank diinvestasikan terlebih dahulu ke dalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan deposan di bank konvensional, bank tetap wajib membayar bunganya meskipun simpanan tersebut disalurkan kedalam usaha atau tidak, selain itu keuntungan yang diperoleh bank tidak dibagikan kepada deposannya. Dengan kata lain sebesar apapun jumlah keuntungan bank konvensional, deposan hanya dibayar sejumlah prosentase dari dana yang disimpannya saja (Rini, 2000). Kewajiban bank dalam membagi keuntungan yang didapat dengan memanfaatkan dana deposan melalui pembiayaan disebut Profit Distribution (PD). Menurut Bank Indonesia (n.d.), profit distribution adalah pembagian keuntungan bank syariah kepada deposan berdasarkan nisbah yang disepakati setiap bulannya. Profit distribution diatur berdasarkan produk yang menjadi pilihan deposan terhadap bank, serta persetujuan nisbahnya. Pihak manajemen bank syariah harus memperhatikan betul tingkat profit distribution melalui pengelolaannya (profit distribution management). Profit Distribution Management (PDM) dapat diartikan sebagai aktivitas yang

6 dilakukan manajer dalam mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada deposannya. Penelitian yang berhubungan dengan profit distribution (bagi hasil) telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Rahman (2004) melakukan penelitian berjudul Analisa Faktor Internal Terhadap Distribusi Bagi Hasil Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah yang tersalurkan, pembiayaan musyarakah yang tersalurkan dan pembiayaan lainnya yang tersalurkan, investasi pada surat berharga, aset yang diperoleh untuk ijarah, piutang murabahah yang tersalurkan, piutang istishna yang tersalurkan, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, CAR (Capital Adequacy Ratio) dan FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap distribusi bagi hasil PT. Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian adalah pembiayaan murabahah, penempatan pada bank sentral, penempatan pada bank lain dan pembiayaan lain kecuali ijarah berpengaruh positif terhadap distribusi bagi hasil. Pembiayaan istishna berpengaruh negatif terhadap distribusi bagi hasil sedangkan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan penempatan pada surat berharga tidak berpengaruh positif terhadap distribusi bagi hasil. Mawardi (2005) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Muthlaqah. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat bunga deposito bank konvensional, tingkat FDR (Financing to Deposit Ratio),

7 tingkat NPF (Non Performing Financing) dan effective rate pendapatan bank terhadap return bagi hasil deposito mudharabah muthlaqah. Hasil penelitian adalah semua variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Vustany (2006) dengan penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Bagi Hasil Nasabah. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti pengaruh pendapatan bank, jumlah dana pihak ketiga, deposite rate 12 bulan, BI rate dan FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap pemberian bagi hasil nasabah. Hasil penelitian adalah Variabel Pendapatan, BI rate dan FDR (Financing to Deposit Ratio) berpengaruh positif terhadap pemberian bagi hasil nasabah, sedangkan jumlah dana pihak ketiga dan deposito rate 12 bulan berpengaruh negatif terhadap pemberian bagi hasil nasabah. Azmy (2009) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti pengaruh FDR (Financing to Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing), CAR (Capital Adequacy Ratio), tingkat inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah. Hasil penelitian adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), tingkat inflasi dan suku bunga berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah, sedangkan FDR (Financing to Deposit Ratio), NPF (Non

8 Performing Financing) dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tinghat bagi hasil simpanan mudharabah. Farook dkk. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Profit Distribution Management Management By Islamic Banks : An Empirical Investigation. Peneltian tersebut bertujuan untuk meneliti apakah bank dalam sampelnya melakukan profit distribution management dan pengaruh Religiousity, Familiarity with Islamic banking, financial development, concentration market GDP, LA/TA, Deposit, Reserve, dan Bank-Age terhadap extent of Profit Distribution Management. Hasil penelitian adalah variabel religiousity, financial development, LA/TA, dan reserve berpengaruh positif terhadap extent of Profit Distribution Management, sedangkan familiarity with Islamic banking, concentration market, deposit dan bank-age berpengaruh negatif terhadap extent of Profit Distribution Management. Aisiyah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti pengaruh FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio), effective rate of return, tingkat bunga pinjaman investasi serta tingkat inflasi terhadap bagi hasil. Hasil penelitian adalah FDR (Financing to Deposit Ratio), effective rate of return berpengaruh positif terhadap bagi hasil Bank Syariah Mandiri, sedangkan CAR (Capital Adequacy Ratio) dan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap bagi hasil Bank Syariah Mandiri.

9 Dengan pertimbangan diatas, penelitian yang dilakukan Farook dkk (2009) perlu dikaji ulang karena pihak manajemen Bank Syariah harus memperhatikan tingkat profit distribution melalui pengelolaannya (profit distribution management). Deposan akan selalu memperhatikan dan memperhitungkan tingkat bagi hasil yang diperoleh dalam investasi pada Bank Syariah. Dari uraian tersebut penulis memutuskan untuk mengambil judul Pengaruh Kecukupan Modal, Efektivitas Dana Pihak Ketiga, Risiko Pembiayaan dan Umur Bank Terhadap Profit Distribution Management Pada Bank Syariah di Indonesia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kecukupan modal mempengaruhi profit distribution mangement bank syariah di indonesia? 2. Apakah efektivitas dana pihak ketiga mempengaruhi profit distribution management bank syariah di indonesia? 3. Apakah risiko pembiayaan mempengaruhi profit distribution management bank syariah di indonesia? 4. Apakah umur bank mempengaruhi profit distribution management bank syariah di indonesia?

10 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian tentang pengaruh kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan dan umur bank terhadap profit distribution management pada Bank Syariah di Indonesia ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang : a. Pengaruh kecukupan modal terhadap profit distribution management bank syariah di indonesia. b. Pengaruh efektivitas dana pihak ketiga terhadap profit distribution management bank syariah di indonesia. c. Pengaruh risiko pembiayaan terhadap profit distribution management bank syariah di indonesia. d. Pengaruh umur bank terhadap profit distribution management bank syariah di indonesia. 2. Kontribusi a. Bagi perbankan syariah dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kinerjanya dengan lebih baik berdasarkan hukum dan peraturan dari Al Quran dan Al Hadits.

11 b. Bagi deposan dan investor dapat memberikan informasi tentang faktorfaktor yang mempengaruhi profit distribution management bank syariah di Indonesia. c. Bagi akademisi diharapkan dapat menambah wawasan dibidang perbankan syariah dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang lebih lanjut.