Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

H-Playfair Cipher. Kata Kunci: H-Playfair cipher, playfair cipher, polygram cipher, kriptanalisis, kriptografi.

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

Modifikasi Nihilist Chiper

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

Metode Enkripsi baru : Triple Transposition Vigènere Cipher

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

Implementasi Vigenere Chiper Kunci Dinamis dengan Perkalian Matriks

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Enkripsi-Pembangkit Kunci Bergeser

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

Studi dan Analisis Mengenai Aplikasi Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

PEMANFAATAN KEMBALI KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN MELAKUKAN MODIFIKASI METODE-METODE KRIPTOGRAFI YANG ADA

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

BAB III KOMBINASI VIGÈNERE CIPHER DAN KEYED COLUMNAR TRANSPOSITION. Cipher ini adalah termasuk cipher simetris, yaitu cipher klasik abjad

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

Penanganan Kolisi pada Fungsi hash dengan Algoritma Pengembangan Vigenere Cipher (menggunakan Deret Fibonacci)

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

Pengembangan Vigenere Cipher menggunakan Deret Fibonacci

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

Modifikasi Playfair Chiper Dengan Kombinasi Bifid, Caesar, dan Transpositional Chiper

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pergeseran Kemiringan pada Vigènere Chiper

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

PENERAPAN METODA FILE COMPRESSION PADA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI

Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

Hill Cipher & Vigenere Cipher

Cipher yang Tidak Dapat Dipecahkan (Unbreakable Cipher)

Aplikasi Pewarnaan pada Vigener Cipher

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Super-Playfair, Sebuah Algoritma Varian Playfair Cipher dan Super Enkripsi

Analisis Perbandingan Full Vigenère Chiper, Auto-key Vigenère Chiper dan Running-key Vigenère Chiper

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

Algoritma Enkripsi Playfair Cipher

Algoritma Kriptografi Klasik Baru

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

Vigenere Minimum-Prime Key-Adding Cipher

Algoritma Kriptografi Kunci Publik. Dengan Menggunakan Prinsip Binary tree. Dan Implementasinya

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

3D Model Vigenere Cipher

Teknik Substitusi Abjad Kriptografi - Week 2

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

IMPLEMENTASI ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN RIVEST SHAMMER ADLEMAN (RSA) DALAM KEAMANAN DATA TEKS

BAB I PENDAHULUAN. dari isinya, informasi dapat berupa penting atau tidak penting. Bila dilihat dari sifat

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

Vigènere Cipher Dengan Kunci Substitusi Inkremental Berdasarkan Caesar Cipher

Venigmarè Cipher dan Vigenère Cipher

Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Teknik Kriptografi Hill Cipher Menggunakan Matriks

Analisis Keamanan dan Penerapan Kriptografi pada Sistem Keyless Entry Mobil

KRIPTOGRAFI DAN KRIPTANALISIS KLASIK

Two Square Cipher I. PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik

Modifikasi Bigram dan Penggunaan Tabel Tiga Dimensi pada Vigenere Cipher

Blox: Algoritma Block Cipher

PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM

A-2 Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map dengan Pertukaran Kunci Stickel

Teknik Kriptanalisis Linier

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

Enkripsi Sederhana SMS (Short Message Service) Menggunakan Vigenere Cipher

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

PERANCANGAN ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE ALPHA-QWERTY REVERSE PADA APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS ANDROID

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA

PENGEMBANGAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER MENGGUNAKAN METODE PERGESERAN KUNCI BERBASIS BINER ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE HILL CIPHER UNTUK KRIPTOGRAFI PADA CITRA DIGITAL. Muhammad Rizal 1), Afdal 2)

RANCANG BANGUN APLIKASI PESAN MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN ONE TIME PAD ABSTRAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Modifikasi Algoritma Caesar Cipher Menjadi SPICA-XB (Spinning Caesar dengan XOR Binary)

Konversi Citra ke dalam Bentuk Teks Terenkripsi dengan Memanfaatkan Chiper Abjad Majemuk

Termasuk ke dalam cipher abjad-majemuk (polyalpabetic substitution cipher ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN KUNCI GESER METODE ENKRIPSI BLOK

Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging

KEAMANAN SISTEM INFORMASI DAN JARINGAN IKE HARUM DIANTI ( ) Jurusan Teknik Elektro, Telematika - CIO ITS SURABAYA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Transkripsi:

Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam Pradita Herdiansyah NIM : 13504073 1) 1)Program Studi Teknik Informatika ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung, email: if14073@students.if.itb.ac.id Abstrak Vigenere Cipher merupakan salah satu metode cipher abjad-majemuk (polyalpabethic substitution cipher). Proses enkripsi dan dekripsi yang dilakukan Vigenere Cipher memanfaatkan bujursangkar Vigenere yang memanfaatkan kunci tertentu. Untuk memecahkan kunci tersebut, kriptanalis yang hanya mengetahui ciphertext saja, dapat memanfaatkan metode Kasiski dan dipadu dengan teknik analisis frekuensi. Untuk menghambat kerja kriptanalis tersebut dalam memecahkan kunci, dapat dilakukan modifikasi pada bujur sangkar Vigenere yang digunakan memanfaatkan kunci yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi teks. Tiap-tiap huruf pada kata kunci di konversi menjadi angka berdasarkan susunan angka dan huruf yang dapat dilihat pada keypad normal telepon genggam (bukan keypad QWERTY). Seluruh angka yang dihasilkan akan dijumlahkan dan dimodulokan dengan 26 sehingga menghasilkan sebuah angka yang digunakan sebagai ukuran pergeseran deret kunci pada bujursangkar Vigenere. Enkripsi dan dekripsi yang dilakukan akan menggunakan bujursangkar hasil modifikasi tersebut. Dengan modifikasi ini, tidak menutup kemungkinan kriptanalis tetap akan dapat menemukan kunci semu untuk mendapatkan plaintext namun cukup menghambat bagi kriptanalis yang berusaha mencari kunci asli yang umumnya dapat dibaca, sedangkan kunci semu yang didapatkan susunannya akan lebih sulit dibaca, sehingga sulit ditebak oleh kriptanalis. Kata Kunci:Vigenere, cipher, enkripsi, dekripsi, telepon genggam, keypad. 1. PENDAHULUAN Belakangan ini kebutuhan komunikasi dan transfer data dapat dikatakan cukup tinggi. Untuk menjaga keamanan, kerahasiaan, serta keabsahan data tersebut, ilmu kriptografi berperan penting dalam penyandian data yang dikomunikasikan tersebut. Salah satu metode dalam kriptografi yang digunakan dalam proses pengamanan data adalah Vigenere Cipher. Vigenere Cipher merupakan salah satu metode algoritma kriptografi klasik yang dirasa cukup aman hingga saat ini. untuk menentukan panjang kunci yang kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis frekuensi sehingga akan ditemukan kunci yang digunakan. Untuk mengantisipasi kinerja kriptanalis, dalam Vigenere Cipher, kunci yang paling aman digunakan adalah kunci yang panjangnya sama dengan panjang plaintext yang akan dienkripsi. Namun, mengingat kunci yang cukup panjang akan cukup menyulitkan pengirim maupun penerima, sehingga biasanya kunci yang digunakan tidak akan sepanjang plaintext dan umumnya kunci dapat dibaca (bukan rangkaian huruf yang acak). Untuk mempersulit kerja kriptanalis dalam memecahkan kata kunci, penulis mengusulkan modifikasi terhadap Vigenere Cipher dengan melakukan pergeseran susunan deret kunci pada bujur sangkar Vigenere. Banyaknya pergeseran yang dilakukan didapat dari konversi huruf-huruf kunci yang digunakan dalam proses enkripsi/dekripsi menjadi angka berdasarkan kesesuaian huruf kunci dengan angka yang terdapat pada keypad telepon. Dengan modifikasi tersebut, diharapkan kriptanalis akan terhambat ketika mencoba memecahkan dan mendapatkan kunci yang digunakan dengan menggunakan metode Kasiski yang dilanjutkan dengan analisis frekuensi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Vigenere Cipher Vigenere Cipher ditemukan di Prancis pada abad 16 oleh Blaise de Vigenere yang kemudian dapat dipecahkan oleh Babbage dan Kasiski pada pertengahan abad 19. Untuk melakukan enkripsi dan dekripsi menggunakan Vigenere Cipher, diperlukan bujursangkar Vigenere yang akan digunakan sebagai landasar untuk mengubah plaintext menjadi ciphertext berdasarkan kunci yang digunakan dan sebaliknya. Berikut ini adalah model potongan bujursangkar Vigenere dengan deret horizontal huruf paling atas(kapital-tebal) melambangkan plaintext dan deret vertikal huruf paling kiri (non kapital-tebal) melambangkan kunci: Untuk memecahkan Vigenere Cipher tersebut, kriptanalis yang hanya mengetahui ciphertext saja, dapat menggunakan metode Kasiski yang digunakan

A B C D E F G H I J a A B C D E F G H I J b B C D E F G H I J K c C D E F G H I J K L d D E F G H I J K L M e E F G H I J K L M N f F G H I J K L M N O g G H I J K L M N O P h H I J K L M N O P Q i I J K L M N O P Q R j J K L M N O P Q R S k K L M N O P Q R S T l L M N O P Q R S T U m M N O P Q R S T U V n N O P Q R S T U V W o O P Q R S T U V W X p P Q R S T U V W X Y q Q R S T U V W X Y Z r R S T U V W X Y Z A s S T U V W X Y Z A B t T U V W X Y Z A B C u U V W X Y Z A B C D v V W X Y Z A B C D E w W X Y Z A B C D E F x X Y Z A B C D E F G y Y Z A B C D E F G H z Z A B C D E F G H I Tabel 1 Potongan Bujur Sangkar Vigenere Plaintext A-J Jika ada sebuah plaintext misalnya HONDAACCORD dienkripsi menggunakan Vigenere Cipher dengan kunci CAR, maka berdasarkan hasil pembacaan bujursangkar Vigenere Plaintext : H O N D A A C C O R D Kunci : C A R C A R C A R C A akan menghasilkan Ciphertext : J O E F A R E C F T D Proses yang sama namun berkebalikan akan dilakukan untuk melakukan dekripsi sebuah ciphertext dengan kunci yang telah dilakukan. Proses dekripsi juga tetap memanfaatkan bujur sangkar Vigenere sebagai panduan untuk mendapatkan plaintext. Pada dasarnya, enkripsi huruf yang dilakukan pada Vigenere Cipher merupakan Caesar Cipher dengan kunci yang berbeda-beda. Peninjauan dapat dilakukan kembali pada contoh plaintext HONDAACCORD dienkripsi dengan kunci CAR menghasilkan ciphertext JOEFARECFTD. Jika dilakukan analisis pada tiap-tiap hurufnya, dapat digambarkan dalam fungsi berikut (diambil contoh huruf pertama dari plaintext HONDAACCORD ): c( H ) = ( H + c ) mod 26 = J Dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Huruf H sebagai plaintext merupakan huruf ke-8 dalam alphabet. 2. Huruf c sebagai huruf kunci yang bersesuaian dengan huruf H merupakan huruf ke-3 dalam alphabet. 3. Hasil enkripsi adalah penjumlahan huruf plainteks dengan kunci dikurangi 1 kemudian dimodulokan dengan 26 akan menghasilkan huruf ciphertext. Dalam kasus ini berarti (8+3-1) mod 26 = 10. Huruf ke-10 dalam alphabet adalah huruf J Maka secara umum, fungsi enkripsinya dapat ditulis sebagai: c(h) = (uh + uk - 1) mod26 = uc H = huruf plaintext Sedangkan untuk fungsi dekripsi dapat dicontohkan sebagai berikut: d( J ) = ( J + 1 c + 26) mod 26 = H Maka untuk fungsi dekripsinya secara umum dapat ditulis sebagai: d(c) = (uc + 1 uk + 26) mod26 = uh C = huruf ciphertext 2.2. Keypad Telepon Genggam Keypad telepon genggam yang digunakan sebagai panduan konversi dalam modifikasi bujur sangkar Vigenere ini dibatasi hanya keypad konvensional / keypad umum yang terdapat pada rata-rata telepon genggam yang beredar di masyarakat. Keypad telepon genggam yang memiliki format QWERTY yang menyerupai keyboard komputer atau laptop tidak digunakan sebagai panduan disini. Berikut ini tabel konversi huruf-angka berdasarkan keypad telepon genggam: Huruf Angka A-B-C 2

D-E-F 3 G-H-I 4 J-K-L 5 M-N-O 6 P-Q-R-S 7 T-U-V 8 W-X-Y-Z 9 Tabel 2 Konversi Huruf-Angka Berdasarkan Keypad Telepon Genggam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Modifikasi Vigenere Cipher Beserta Contoh Pengujiannya Hal mendasar dalam modifikasi yang dibahas dalam tulisan ini adalah pergeseran susunan huruf kunci pada bujur sangkar Vigenere. Jumlah atau jauh pergeseran yang terjadi didasarkan pada perhitungan hasil konversi huruf kunci menjadi angka menurut format yang terdapat pada keypad telepon genggam. Untuk lebih mudahnya, panduan konversi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. Proses enkripsi yang sudah dimodifikasi dapat diamati dari contoh sebagai berikut (contoh yang diberikan sama dengan contoh yang telah digunakan sebelumnya agar dapat dibandingkan langsung hasilnya): 1. Plaintext yang diberikan adalah HONDAACCORD dan kunci yang digunakan adalah CAR. 2. Melakukan konversi kunci menjadi angka sesuai format keypad telepon genggam (dapat dilihat di Tabel 2). Kunci CAR dikonversikan menjadi 227 3. Mencari nilai faktor geser G dengan menjumlahkan seluruh angka hasil konversi kunci kemudian hasilnya dimodulokan dengan 26 G = (2+2+7) mod 26 = 11 4. Menggeser susunan huruf kunci pada bujursangkar Vigenere memutar ke arah bawah sebesar faktor gesernya, yakni 11 langkah. Berikut ini model potongan bujur sangar Vigenere yang telah dimodifikasi dengan faktor geser 11. A B C D E F G H I J p A B C D E F G H I J q B C D E F G H I J K r C D E F G H I J K L s D E F G H I J K L M t E F G H I J K L M N u F G H I J K L M N O v G H I J K L M N O P w H I J K L M N O P Q x I J K L M N O P Q R y J K L M N O P Q R S z K L M N O P Q R S T a L M N O P Q R S T U b M N O P Q R S T U V c N O P Q R S T U V W d O P Q R S T U V W X e P Q R S T U V W X Y f Q R S T U V W X Y Z g R S T U V W X Y Z A h S T U V W X Y Z A B i T U V W X Y Z A B C j U V W X Y Z A B C D k V W X Y Z A B C D E l W X Y Z A B C D E F m X Y Z A B C D E F G n Y Z A B C D E F G H o Z A B C D E F G H I Tabel 3 Potongan Bujur Sangkar Vigenere Plaintext A-J Hasil Modifikasi dengan Faktor Geser 11 Bujur sangkar Vigenere hasil modifikasi tersebut digunakan sebagai panduan dalam enkripsi dan dekripsi dengan mengunakan kunci yang tetap sama yakni CAR Plaintext : H O N D A A C C O R D Kunci : C A R C A R C A R C A Maka berdasarkan bujur sangkar hasil modifikasi, ciphertext yang diperoleh adalah Ciphertext : U Z P Q L C P N Q E O Modifikasi pada Vigenere Cipher ini dapat digambarkan dalam fungsi enkripsi sebagai berikut: c(h) = (uh + uk 1 + G) mod26 = uc H = huruf plaintext G = faktor pergeseran Sedangkan untuk fungsi dekripsi modifikasi pada Vigenere Cipher ini sebagai berikut: d(c) = (uc + 1 uk G + 26) mod26 = uh C = huruf ciphertext

G = faktor pergeseran Berikut ini contoh lain dari hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan Vigenere Cipher yang telah dimodifikasi: Plaintext : TOYOTASPRINTERTRUENO Kunci : DRIFTING Ciphertext : JSTGZVSIHMILKMTKKIIG 3.2. Analisis Hasil Modifikasi Vigenere Cipher Terhadap Serangan Kriptanalis Kriptanalis yang berusaha memecahkan kunci pada Vigenere Cipher umumnya menggunakan metode Kasiski untuk mengetahui panjang kunci yang digunakan. Setelah itu, kriptanalis melanjutkannya dengan teknik analisis frekuensi. Untuk memudahkan pembahasan, perlu kita tinjau kembali contoh plaintext HONDAACCORD dengan kunci CAR. Pada pembahasan Vigenere Cipher biasa, kriptanalis akan mendapatkan informasi berupa ciphertext JOEFARECFTD saja. Jika diasumsikan bahwa metode Kasiski telah dilakukan pada ciphertext tersebut dan menghasilkan nilai 3 sebagai panjang kunci, maka kriptanalis akan melanjutkan langkah pemecahan kuncinya menuju teknik analisis frekuensi. Teknik analisis frekuensi terkadang tidak menghasilkan langsung huruf-huruf kunci yang tepat berdasarkan indeks frekuensi kemunculan karena tabel indeks kemunculan huruf yang digunakan sebagai pedoman tidak selamanya cocok dengan kemunculan huruf pada plaintext maupun ciphertext. Oleh karena itu, kriptanalis biasanya turut pula menggabungkan metode terkaan untuk mendapatkan kunci yang tepat.terkaan yang dilakukan bisa dilakukan pada huruf plaintext atau huruf kunci. Berdasarkan teknik analisis frekuensi, misalnya kriptanalis mendapatkan kunci CAZ. Huruf kunci Z masih salah, kriptanalis dapat melakukan terkaan untuk mendapatkan kunci yang tepat berdasarkan 2 huruf CA yang sudah benar. Karena biasanya kunci yang digunakan merupakan kata atau kalimat bermakna yang dapat diingat oleh pengirim dan penerima pesan, maka kriptanalis dapat menerka kunci yang tepat misalnya CAT, CAR, atau CAN. Sedangkan kriptanalis yang berusaha memecahkan kata kunci pada Vigenere Cipher yang dimodifikasi akan mendapatkan informasi berupa ciphertext UZPQLCPNQEO. Kriptanalis tidak mengetahui kunci yang digunakan serta nilai faktor pergeserannya sehingga kriptanalis tetap melakukan kriptanalisis berdasarkan Vigenere Cipher standar dengan memanfaatkan bujur sangkar Vigenere yang asli. Setelah kriptanalis memanfaatkan metode Kasiski dan teknik analisis frekuensi, tidak menutup kemungkinan bagi kriptanalis untuk mendapatkan sebuah kunci semu yang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi atau dekripsi dengan tepat tanpa perlu mengetahui kunci aslinya. Namun, kriptanalis masih mendapatkan penghalang apabila indeks frekuensi kemunculan huruf yang digunakan sebagai panduan ternyata tidak langsung menghasilkan kunci yang tepat. Misalnya saja kriptanalis mendapatkan kunci semu NLO dimana huruf O merupakan kunci yang salah. Jika kriptanalis melakukan metode terkaan terhadap kunci, maka kriptanalis akan mengalami kesulitan saat mencari huruf kunci yang tepat karena susunan huruf kunci sudah berubah sehingga kunci semu itu menjadi tidak bermakna sehingga terkaan yang dilakukan tidak semudah menerka kunci yang memiliki makna. Dalam kasus ini, kunci semu yang tepat adalah NLC 4. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan, analisis, dan pengujian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa modifikasi Vigenere Cipher yang berupa pergeseran bujur sangkar Vigenere berdasarkan susunan huruf dan angka pada keypad telepon genggam memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Pengirim dan penerima pesan tidak perlu saing mengirimkan informasi tambahan. Informasi yang dipertukarkan cukup kata kunci yang digunakan saja meskipun proses enkripsi dan dekripsi yang dilakukan berdasarkan tabel Vigenere yang telah dimodifikasi berdasarkan kata kunci tersebut. 2. Nilai faktor pergeseranyang muncul tidak spesifik. Untuk dua buah atau lebih nilai faktor pergeseran yang sama dapat dihasilkan dari 2 atau lebih kunci yang berbeda. 3. Kriptanalis yang berusaha memecahkan kata kunci menggunakan metode Kasiski dan teknik analisis frekuensi tidak dapat langsung mendapatkan kunci yang digunakan. Terlebih lagi jika tabel analisis frekuensi yang digunakan tidak sepenuhnya tepat sehingga memerlukan terkaan untuk mendapatkan kunci yang dimaksud. Kriptanalis memang bisa memperoleh plaintext tanpa perlu mengetahui kunci asli. Kriptanalis bisa mendapatkan plaintext dengan memenfaatkan kunci semu saja. Namun, kunci semu yang telah mengalami modifikasi yakni pergeseran tersebut tidak lagi bermakna sebagaimana umumnya kunci asli yang bermakna agar memudahkan pengirim dan penerima. Hal ini akan menyulitkan kriptanalis yang menggunakan terkaan untuk membenahi beberapa huruf kunci yang masih salah. Namun, di lain sisi, modifikasi Vigenere Cipher ini juga memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Jika konversi kunci menjadi angka yang dimodulokan dengan 26 menghasilkan faktor

pergeseran bernilai 0, maka tidak ada perubahan apapun yang terjadi pada Vigenere Cipher. 2. Jika tabel indeks frekuensi yang digunakan oleh kriptanalis pada saat analisis frekuensi sudah benar-benar tepat sehingga kriptanalis tidak perlu menggunakan terkaan terhadap beberapa huruf kunci, maka modifikasi ini menjadi tidak berarti karena kunci semu yang didapatkan sudah tepat dan dapat digunakan untuk mendekripsi ciphertext yang ada dengan benar. DAFTAR REFERENSI [1] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, 2006