BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan kepada kita agar selalu mengambil yang halal dan baik, baik

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dimana para pengguna teknologi sudah mampu menggunakan semua

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan di antaranya, pertama hubungan yang bersifat vertikal, yaitu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam. bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses sosial dan manajemen. Dalam proses itu, individu-individu atau kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain. Kegiatan yang lebih banyak dan efektif ialah jual beli. Disamping sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bahwa bumi

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. Ada sebagian orang yang mengatakan strategi pemasaranlah yang selalu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu cara memperoleh hak (kepemilikan) suatu barang

BAB I PENDAHULUAN. keadilan dan berkelakuan baik. Oleh karena itu, berusaha di dunia senantiasa di. anjurkan baik dalam Al-Qur an maupun Hadis.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa. Transaksi semacam ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di indonesia. Biasanya para pengusaha bisnis menggunakan trik-trik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri mempunyai ruang lingkup yang luas dan terbagi banyak. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengajarkan agar dalam berusaha hanya mengambil yang halal dan baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia, bukan hanya untuk orang yang beriman dan muslim saja atau hanya untuk mengambil segala sesuatu yang halal dan baik (thoyib). Dan untuk tidak mengikuti langkah-langkah syaitan, dengan mengambil yang tidak halal dan tidak tidak baik. Hal ini sebagaimana tergambar dalam firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 168: Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik daripada apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. 1 Oleh karena itu dalam berusaha, Islam mengharuskan manusia untuk hanya mengambil hasil yang halal. Yang meliputi halal dari segi materi, halal dari cara perolehannya, serta juga harus halal dalam cara pemanfaatan atau penggunaannya. Sebagai suatu agama yang universal, Islam mengandung tuntunan kehidupan menuju kemaslahatan bagi manusia. Persoalan ekonomi hal. 46. 1 Tim DISBINTALAD, Al-Quran Terjemah Indonesia, Jakarta, PT. Sari Agung, 2005,

2 merupakan suatu persoalan yang erat hubungannya dengan kemaslahatan bagimmanusia. Karena kegiatan ekonomi merupakan tabiat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.. Usaha produksi merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang erat hubungannya dengan masalah harta benda yang dalam tingkat dhururi (primer) termasuk kemaslahatan yang di jaga. Allah dan rasul-nya telah memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai persoalan-persoalan harta benda manusia, bagaimana harta itu diperoleh, bagaimana harta itu di salurkan dan sebagainya. Oleh karena itu perilaku ekonomi harus selalu mengacu pada ketentuan-ketentuan yang dibenarkan syara. Semua ketentuan tersebut digariskan agar setiap individu dalam melakukan kegiatannya dapat selaras dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Alquran dan sunah. Dengan berpegang pada aturan-aturan Islam manusia mencapai tujuan yang tidak semata-mata bersifat materi melainkan didasarkan pada kesejahteraan bersama, baik itu untuk kehidupan di dunia atau kehidupan di akhirat. Laba dalam kamus bahasa Indonesia diartikan keuntungan (yang di peroleh dengan menjual barang lebih tinggi dari pembelinya). 2 Dalam bahasa ekonomi, laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya variabel. Kebolehan pengambilan keuntungan (laba) didasarkan pada ketentuan suatu akad yang sesuai dengan syarat dan rukunnya. Dalam ekonomi Islam pengambilan keuntungan harus memenuhi unsur adil, sebagaimana firman Allah yang berbunyi: 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 483.

3 Artinya: Dan kepada penduduk madyan (kami utus) saudara mereka syu aib. Dia berkata Hai kaum ku, sembahlah Allah yang tidak ada tuhan bagimu selain Dia, dan janganlah kamu kurangi sukatan dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam berkecukupan, dan sesungguhnya aku khawatir terhadap azab hari yang meliputi. (QS. Hud : 84) 3 Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kebolehan pengambilan keuntungan terhadap suatu usaha harus didasarkan pada aspek keadilan, sehingga membawa kemanfaatan untuk semua pihak. Lawan dari ketidakadilan adalah tindakan yang merugikan manusia, yang merampas hak-hak manusia dan segala perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan pada masyarakat. Dengan demikian adil, adalah nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan sosial (social life). 4 Nilai adil merupakan pusat orientasi dalam interaksi antar manusia. Jika keadilan dilanggar, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam pergaulan hidup. Sebab, suatu pihak akan dirugikan atau disengsarakan, walaupun yang lain memperoleh keuntungan. Tetapi keuntungan sepihak itu hanya akan berlaku sementara waktu. Jika sistem sosial rusak karena keadilan telah dilanggar, maka seluruh masyarakat akan mengalami kerusakan yang dampaknya akan menimpa 3 Tim DISBINTALAD, OpCit, hal. 425. 4 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Alquran, (Jakarta: Paramadina, 2002) h. 388.

4 semua orang. Bahkan ketika telah terjadi ketidakseimbangan, maka kerugian bisa menimpa orang yang melanggar keadilan dan memperoleh keuntungan. 5 Pada prinsipnya kebolehan mengambil keuntungan disesuaikan dengan teori penentuan harga sebagaimana penjelasan Abu Yusuf yang menyatakan bahwa, "jika tersedia sedikit barang maka harga akan mahal dan sebaliknya". 6 Logika ini jika ditarik dalam konsep pengambilan keuntungan terhadap bisnis produksi akan terdapat korelasi yang positif. Dalam hal ini, pengambilan keuntungan akan disesuaikan dengan penentuan harga penjualan hasil produksi, apakah murah atau mahal tergantung berapa keuntungan yang akan diambil. Contohnya, jika keuntungan yang akan diambil oleh pengusaha berkisar antara 20% sampai 30% dari biaya produksi Rp.75.000.000-. Maka, harga lelang yang ditawarkan rata-rata berkisar antara Rp.90.000.000,- sampai dengan Rp. 97.500.000,- Berkaitan dengan korelasi antara keuntungan dan harga, Imam al-gazali dan juga para pemikir pada zamanya ketika membicarakan harga biasanya langsung mengaitkanya dengan keuntungan. Keuntungan belum secara jelas dikaitkan dengan pendapatan dan biaya. Menurut al-ghazali, keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan, resiko bisnis, dan ancaman keselamatan diri si pedagang. Walaupun, ia tidak setuju dengan keuntungan yang berlebih untuk menjadi motivasi pengusaha. Keuntunganlah yang menjadi motivasi para pelaku 5 Ibid. h. 388 6 Abu Yusuf, Kitab Al-Kharaj, Sebagaimana dikutib oleh Adiwarman A.Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kajian Kontemporer, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 155.

5 bisnis, namun keuntungan yang sesungguhnya adalah keuntungan di akhirat kelak. 7 Berangkat dari hal tersebut, maka kebolehan pengambilan keuntungan dalam bisnis suatu usaha harus disesuaikan dengan etika Islam yang mengedepankan kepentingan umum atau tidak merugikan salah satu pihak. Hasil produksi atau output adalah hasil kerja sama antara beberapa faktor ekonomi, yaitu modal dengan tenaga kerja input-input lain yang dibutuhkan. Paduan faktor produksi ini memberikan hasil yang diinginkan untuk produsen. Dalam hal ini harus ditentukan keadilan, yaitu seberapa banyak faktor-faktor produksi tersebut memberikan sumbangan terhadap terbentuknya output. Pengambilan keuntungan menunjukkan upaya perusahaan untuk menciptakan, memperbesar dan terus membuka selebar mungkin ruang tambahan laba antara kurva penerimaan dengan kurva biaya total. Untuk menyelidiki percabangan pengambilan laba, seseorang harus menganalisis faktor-faktor yang menentukan tingkat relatif dari kurva penerimaan dan biaya. Adapun bentuk perusahaan yang dimaksud adalah berbentuk perusahaan kontraktor yang mengolah faktor produksi menjadi barang jadi yaitu jalan ataupun gedung. Dalam hal ini terkadang permasalahan yang muncul dalam perusahaan adalah dalam usaha pemenangan tender umumnya pengusaha mematok harga yang semurah-murahnya, sehingga berdampak pada laba yang diambil oleh perusahaan, dalam usahanya untuk mendapatkan laba umummya pengusaha ingin mendapatkan laba yang besar dari harga yang minimal tersebut akan berdampak 7 Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya Ulumudin, Terjemah oleh Irwan Kurniawan, Mutiara Ihya Ulumudin, (Jakarta: Mizan, 2004), h.141.

6 pada penerimaan dan pengalokasian biaya atas faktor produksi yang kurang tepat (markup), apabila permasalahan ini dibiarkan akan ada pihak yang kurang diuntungkan (dirugikan) baik konsumen dan faktor produksi ataupun pengusaha itu sendiri. Sebagaimana halnya perusahaan kontraktor di Kabupaten Batola yang mengambil laba untuk menentukan kelancaran jalannya operasionalisasi proyeknya, yaitu CV. Aswadi Jaya, dalam usahanya adalah untuk mencari laba/profit dari hasil operasionalisasi perusahaan pada proyek peningkatan jalan Desa Patin Selera Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala. Beranjak dari permasalahan yang terjadi diatas tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisanya secara intensif dan komperhensif yang penulis tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul Pengambilan Laba (Profit) Dalam Proyek Peningkatan Jalan oleh CV. Aswadi Jaya (Tinjauan Ekonomi Islam). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan atas, maka rumusan masalah yang akan penulis cari jawabannya adalah: 1. Bagaimana akad pemborongan (ju alah) yang dijalankan oleh CV. Aswadi Jaya? 2. Bagaimana pengambilan laba yang di lakukan oleh CV. Aswadi Jaya dalam perspektif ekonomi Islam?

7 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah lalu, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui akad ju alah yang dijalankan oleh CV. Aswadi Jaya. 2. Mengetahui bagaimana pengambilan laba dalam perspektif ekonomi Islam. D. Signifikansi Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti khususnya, untuk memperkaya pengetahuan dalam memahami ajaran Islam, guna meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. sehingga dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. benar-benar mencari ridha dan cinta-nya semata-mata. 3. Sebagai studi ilmiah maupun kepentingan terapan disiplin ekonomi syariah. 4. Sebagai sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah kepustakaan IAIN Antasari pada umumnya dan Fakultas syariah khususnya, serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.

8 E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam menginterpretasikan judul serta permasalahan yang akan penulis teliti, maka perlu adanya batasan istilah sebagai pegangan dan lebih terarahnya dalam kajian lebih lanjut sebagai berikut: 1. Pengambilan, yaitu proses (perbuatan) mengambil; pemungutan atau memperoleh. 8 2. Laba, yaitu keuntungan atau pendapatan. 9 3. Proyek, yaitu rencana pekerjaan dengan sasaran khusus. 10 4. Peningkatan, yaitu peroses, cara, perbuatan meningkatkan. 11 5. Perspektif, yaitu menurut, berdasarkan, sesuai dengan. 12 Jadi yang dimaksud penulis dengan judul tersebut adalah penyelesaian dengan mengklasifikasikan data penelitian secara akurat, efisien dan melaporkan hasil yang diteliti mengenai pengambilan laba dalam suatu peroyek peningkatan jalan oleh CV. Aswadi Jaya menurut perspektif ekonomi Islam. F. Kajian Pustaka Masalah laba ini pernah digarap oleh Abdul Azis (0101144418), jurusan Muamalat yang berjudul Konsep Memperoleh Laba dalam Berdagang menurut 8 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 27. 9 Ibid, h. 483. 10 Ibid, h. 701. 11 Ibid, h. 950. 12 Ibid, h. 977.

9 Islam (Studi komparatif Terhadap Pemikiran al-gazali dan Yusuf Qardhawi). Dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat mengenai konsep laba dalam berdagang hingga perlu diteliti dan dianalisis dari pendapat kedua tokoh tersebut. Dalam proposal ini penulis mengangkat masalah mengenai pengambilan laba (profit)-nya dalam hal usaha peningkatan jalan, yang dikerjakan oleh CV. Aswadi Jaya. Yang dilatarbelakangi oleh pentingnya pemahaman para pengusaha umumnya dalam mengambil laba dari suatu proyek yang dikerjakannya tidak melanggar kaidah nilai-nilai agar hal-hal yang menjadi faktor produksi terhindar dari praktek yang dilarang oleh agama. G. Sistematika Penulisan Skripsi ini memuat uraian yang terdiri dari lima bab yang secara global dapat disistematiskan sebagai berikut: Dalam bab pertama terdapat pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan landasan teoritis yang menjadi acuan untuk menganalisis data yang di peroleh, berisikan tentang pengertian laba, laba dalam etika bisnis ekonomi Islam, teori penentuan laba secara Islami, maksimalisasi laba dan efek sosialnya.

10 Bab ketiga metodologi penelitian yang terdiri dari jenis, sifat dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta tahapan penelitian. Dalam bab keempat yang berisikan penyajian data, deskripsi data dan analisis data. Terakhir adalah bab kelima yang merupakan bab penutup yang berisikan simpulan dan saran.