ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

ANALISA KEAUSAN PERKAKAS POTONG PADA PROSES HOT MACHINING BAJA BOHLER K110 DENGAN 3 VARIASI SPEED MACHINING

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL (HSS) BOEHLER TIPE MOLIBDENUM (M2) DAN TIPE COLD WORK TOOL STEEL (A8)

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pengaruh Sudut Potong (Kr) Dengan Pahat Karbida Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Oblique Terhadap Kekasaran Permukaan

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Studi Pengaruh Parameter Pemotongan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses End Milling Dengan Menggunakan Pendinginan Minyak Kacang

JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2009

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

Iman Saefuloh 1, Ipick Setiawan 2 Panji Setyo Aji 3

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

ANALISA PENGARUH METODE PENDINGIN TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL (HSS) PADA PROSES END MILLING

PENGARUH KEMIRINGAN SPINDEL DAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GETARAN MESIN FRAIS UNIVERSAL KNUTH UFM 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PENGARUH KECEPATAN MAKAN PADA GERAKAN INTERPOLASI LINIER DALAM PROSES PEMESINAN MILLING CNC

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

PENGARUH PUTARAN SPINDEL UTAMA MESIN BOR TERHADAP KEAUSAN PAHAT BOR DAN PARAMETER PENGEBORAN PADA PROSES PENGEBORAN DENGAN BAHAN BAJA

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

Politeknik Negri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

Gambar I. 1 Mesin Bubut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik

Bab IV Data Pengujian

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

BAB IV PEMBUATAN PRESS TOOL DIFFUSER DUCTING

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

Analisa Nilai Kekasaran Permukaan Paduan Magnesium AZ31 Yang Dibubut Menggunakan Pahat Potong Berputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Metode Pendinginan Pada Proses End Milling Terhadap Kualitas Permukaan

ANALISA TEORITIS KEBUTUHAN DAYA MESIN BUBUT GEAR HEAD TURRET

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

PENGARUH VARIASI SUDUT UJUNG MATA POTONG KARBIDA TERHADAP KEKASARAN DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM Al 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April Aplikasi Udara Dingin Vortex Tubepada Pembubutan Baja ST 41 Menggunakan Pahat HSS

JURNAL. PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS (High Speed Steel) TERHADAP KEAUSAN PAHAT PADA MATERIAL ST 37

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian

REDESAIN CUTTING BIT DIES TUTUP BOTOL KECAP

RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

TI-2121: Proses Manufaktur

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

PENGARUH SUDUT ORIENTASI ANTARA PAHAT DAN BENDA KERJA TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES BUBUT ARAH PUTARAN COUNTER CLOCKWISE

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

Transkripsi:

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: AGUS WIBOWO NIM : D200 08 0019 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN Agus Wibowo, Bambang Waluyo Febriantoko, Masyrukan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Email : aguswibowo70@ymail.com ABSTRAKSI Dalam melakukan proses pemesinan, waktu yang dibutuhkan untuk membuat komponen harus sesingkat mungkin agar dapat mencapai kapasitas produksi yang tinggi. Untuk mencapai waktu minimal, parameter proses pemesinan yang ada pada mesin harus di atur. Di dunia industri pembuatan pahat, parameter penggunakan pahat pada proses pemesinan sebenarnya sudah ada parameter yang direkomendasikan, baik dari kedalaman potong pahat (mm), kecepatan potong (m/menit), dan feed (mm/gigi). Akan tetapi, di lapangan proses pemesinan sering dilakukan pada parameter yang melebihi dari apa yang direkomendasikan dari produsen pahat tersebut. Sehingga menyebabkan pengaruh yang yang besar terhadap waktu produksi, biaya produksi, serta umur pahat itu sendiri. Dalam penelitian ini dilakukan pada proses pemesinan material besi cor FC 30 dengan meggunakan pahat jenis karbida merk sandvic coromill 345 Ø80mm, sandvic coromill 490Ø40mm, Zcc GM-4AEØ10mm, ZccGM-2BØ5mm dan Ø6mm, sandvic coromill 300Ø25mm, sumitomo WRCX 12000MØ80mm, sandvic ball nose 216Ø16mm.Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan parameter pahat pada waktu proses pemesinan yang sesuai katalog dengan kondisi dilapangan. Rancangan percobaan akan memvariasikan 2 variabel bebas yaitu kecepatan potong dan feed, dengan variabel respon umur pahat, waktu pemesinan, dan biaya pemesinan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemesinan menggunakan parameter sesuai kondisi di lapangan membutuhkan waktu yang lebih singkat dan biaya pemesinan lebih rendah tetapi untuk umur pahat juga mengalami penurunan yang signifikan.selain itu, prosentase kenaikan kecepatan potong (Vc) berpengaruh lebih besar terhadap penurunan prosentase umur pahat dibanding dengan prosentase kenaikan feed (Fz). Kata kunci :Proses pemesinan, Parameter pahat, Umur pahat

PENDAHULUAN Latar Belakang Proses pemesinan merupakan sebuah proses yang penting dalam industri manufaktur terutama untuk pembuatan komponen-komponen mesin dari logam. Proses ini bertujuan untuk memperoleh bentuk, ukuran, dan tingkat kakasaran permukaan yang diinginkan. Dalam melakukan proses pemesinan, waktu yang dibutuhkan untuk membuat komponen harus sesingkat mungkin agar dapat mencapai kapasitas produksi yang tinggi. Untuk mencapai waktu minimal, parameter proses pemesinan yang ada pada mesin harus di atur. Di dunia industri pembuatan pahat, parameter penggunakan pahat pada proses pemesinan sebenarnya sudah ada parameter yang direkomendasikan, baik dari kedalaman potong pahat (mm), kecepatan potong (m/menit), dan feed (mm/gigi). Akan tetapi, di lapangan proses pemesinan sering dilakukan pada parameter yang melebihi dari apa yang direkomendasikan dari produsen pahat tersebut. Sehingga menyebabkan pengaruh yang yang besar terhadap waktu produksi, biaya produksi, serta umur pahat itu sendiri. Dari latar belakang diatas, maka penelitian yang akan di lakukan yaitu mengenai pengaruh parameter pahat pada waktu proses pemesinan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik dengan parameter di lapangan terhadap umur pahat, waktu pemesinan dan biaya produksi. Tujuan Penelitian Dari latar belakang di atas maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Meneliti dan menganalisis pengaruh dari parameter yang digunakan terhadap umur pahat. 2. Meneliti dan menganalisis pengaruh dari parameter yang digunakan terhadap waktu pemesinan. 3. Meneliti dan menganalisis pengaruh dari parameter yang digunakan terhadap biaya produksi.

Tinjauan Pustaka H. Makmur (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecepatan potong (Vc) terhadap umur pahat HSS, pada proses pembubutan baja Amutit K 460. Umur pahat bubut jenis High Speed Steels (HSS) yang digunakan pada pengujian ini dengan kecepatan potong (Vc) yang bervariasi untuk Vc = 44 m/min umur pahat T = 5,71 menit, Vc = 32 m/min umur pahat (T) = 14,13 menit dan Vc = 24 m/min umur pahat (T) = 29,31 menit. Secara teoritis umur pahat untuk kondisi proses pembubutan dengan pahat HSS dapat diperkirakan dengan persamaan Taylor T =(81,10 2 /V ) 1/n, untuk kondisi kecepatan potong (Vc) = 44 m/min umur pahat (T) = 5,80 menit, Vc=32 m/min umur pahat T = 13,70 menit dan Vc=24 m/min umur pahat T = 29,77 menit. Hendri Budiman dan Richard (2007), dalam penelitiannya tentang studi Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test yang menjelaskan bahwa : Umur pahat merupakan suatu data permesinan yang sangat penting dalam perencanaan pemesinan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan umur pahat karbida yang digunakan untuk memotong baja paduan. Metoda grafik digunakan untuk analisa percobaan, untuk mendapatkan nilai eksponen n (n=0,378) dan konstanta umur Pahat Taylor CT (CT = 379 ). Persamaan umur Pahat Taylor yang dihasilkan adalah VT 0,378 =379. Hasil penelitian mendapatkan umur pahat untuk kecepatan potong rendah adalah 140.33 menit dan pada kecepatan potong tinggi 14,756 menit.

Diagram alir penelitian METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Menentukan tema/judul Langkah pertama yaitu menentukan tema/judul yang akan diambil dalam penelitian yang akan dilakukan. 2. Studi literatur Langkah selanjutnya melakukan studi literatur untuk mencari bahan-bahan teori dan hasil penelitian yang terdahulu yang berkaitan tentang proses pemesinan dengan parameter pahat yang berbeda, sehingga berpengaruh pada umur pahat. 3. Proses pemesinan Dalam langkah ini, parameter pahat untuk putaran mesin dinaikkan 10% karena waktu pemesinan diharapkan lebih singkat. Selain itu untuk feed juga dinaikkan.

4. Perhitungan proses pemesinan menggunakan parameter sesuai katalog dan kondisi di lapangan. Dalam perhitungan proses pemesinan dengan parameter sesuai katalog menggunakan data yang di peroleh dari katalog pahat yang digunakan. Sedangkan perhitungan proses pemesinan dengan parameter sesuai kondisi di lapangan menggunakan data yang diperoleh dari lapangan yang meliputi kecepatan potong, feed dan kedalaman potong. Sehingga didapat umur pahat, waktu pemesinan dan biaya pemesinan. 5. Analisa data dan pembahasan. Pada langkah ini melakukan analisa dan pembahasan hasil perhitungan proses pemesinan dengan parameter sesuai katalog dan kondisi di lapangan. 6. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan, didapat kesimpulan tentang pengaruh parameter pahat jika dinaikkan terhadap umur pahat, waktu pemesinan dan biaya pemesinan.

Analisa data ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan perhitungan pemesinan sesuai parameter katalog dan kondisi di lapangan, berikut hasil perhitungannya : Tabel 1. Data hasil perhitunganpemesinan sesuai katalog SESUAI KATALOG PART PROSES TOOL D a Vc n Fz Vf umur pahat waktu biaya pemesinan mm mm m/min rpm mm/gigi mm/min menit menit rupiah Blank Holder Face Milling sandvic coromill 345 80 1 225 895,701 0,3 2844,44444 105 481250 side cutting sandvic coromill 490 40 2 290 2308,92 0,17 1843,55546 75 343750 roughing sandvic coromill 490 40 1 290 2308,92 0,17 3209,81649 95 435416,6667 roughing profile Zcc GM-4AE 10 0,6 132 4200 0,17 730 112526,671 45 206250 finishing profile Zcc GM-2B 5 0,2 150 9500 0,11 1050 388146,465 44 201666,6667 jumlah 364 1668333,333 lower dies Face Milling sandvic coromill 345 80 1 225 895,701 0,3 2844,44444 190 870833,3333 roughing profile sandvic coromill 300 25 1 250 3184,71 0,21 3808,65306 240 1100000 Sumitomo WRCX 12000M 80 1 127 505,573 0,2 63051,4622 135 618750 finishing profile sandvic ball nose 216 16 0,6 200 3980,89 0,25 9872,99774 676 3098333,333 Zcc GM-2B 6 0,5 151 8000 0,13 1050 130016,82 3244 14868333,33 side cutting sandvic coromill 490 40 2 290 2308,92 0,17 1843,55546 87,5 401041,6667 jumlah 4572,5 20957291,67 upper dies face mill sandvic coromill 345 80 1 225 895,701 0,3 2844,44444 190 870833,3333 side cutting sandvic coromill 490 40 2 290 2308,92 0,17 1843,55546 75 343750 roughing sandvic coromill 490 40 2 290 2308,92 0,17 1843,55546 95 435416,6667 roughing profile Zcc GM-4AE 10 0,6 132 4200 0,17 730 112526,671 234 1072500 finishing profile Zcc GM-2B 5 0,2 150 9500 0,11 1050 388146,465 288 1320000 roughing sandvic coromill 300 25 1 250 3184,71 0,21 3808,65306 240 1100000 finishing Zcc GM-4AE 10 0,6 132 4200 0,17 730 112526,671 1622 7434166,667 jumlah 2744 12576666,67 Tabel 2. Data hasil perhitungan pemesinan sesuai kondisi di lapangan KONDISI DI LAPANGAN PART PROSES TOOL D a n Vc Fz umur pahat waktu biaya mm mm rpm m/min mm/gigi menit pemesinan ganti pahat menit menit rupiah Blank Holder Face Milling sandvic coromill 345 80 1 985,2707 247,5 0,7 356,83968 35 160416,7 side cutting sandvic coromill 490 40 2 2539,809 319 1 36,390105 12,5 57291,67 roughing sandvic coromill 490 40 1 2539,809 319 1 63,358853 15 68750 roughing profile Zcc GM-4AE 10 0,6 4620 145,1 1,5 990,78637 4,5 20625 finishing profile Zcc GM-2B 5 0,2 10450 164,1 1,5 1458,4776 6,5 29791,67 73,5 336875 lower dies Face Milling sandvic coromill 345 80 1 985,2707 247,5 0,7 356,83968 95 435416,7 roughing profile sandvic coromill 300 25 1 3503,185 275 1,2 79,666689 120 1 554583,3 Sumitomo WRCX 12000M 80 1 556,1306 139,7 0,7 3515,51 35 160416,7 finishing profile sandvic ball nose 216 16 0,6 4378,981 220 1,5 187,3164 135,5 621041,7 Zcc GM-2B 6 0,5 8800 165,8 1 1511,9581 405,5 1858542 side cutting sandvic coromill 490 40 2 2539,809 319 1 36,390105 12,5 57291,67 803,5 3687292 upper dies face mill sandvic coromill 345 80 1 985,2707 247,5 0,7 356,83968 95 435416,7 side cutting sandvic coromill 490 40 2 2539,809 319 1 36,390105 12,5 57291,67 roughing sandvic coromill 490 40 2 2539,809 319 1 36,390105 15 68750 roughing profile Zcc GM-4AE 10 0,6 4620 145,1 1,5 990,78637 4,5 20625 finishing profile Zcc GM-2B 5 0,2 10450 164,1 1,5 1458,4776 6,5 29791,67 roughing sandvic coromill 300 25 1 3503,185 275 1,2 79,666689 120 1 554583,3 finishing Zcc GM-4AE 10 0,6 4620 145,1 1 2229,2693 270,5 1239792 524 2406250

Pembahasan Dari kedua tabel di atas, maka untuk mempermudah melakukan pembahasan dibuat grafik berdasarkan umur pahat, waktu pemesinan dan biaya pemesinan. Berikut grafik-grafiknya : 1. Umur Pahat Dari data diatas, dapat di buat grafik sebagai berikut : Gambar 1. Grafik Penurunan Umur Pahat Setiap Proses Pada Blank Holder

Gambar 2. Grafik Penurunan Umur Pahat Setiap Proses Pada Lower Die Gambar 3. Grafik Penurunan Umur Pahat Setiap Proses Pada Upper Die Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penurunanumur pahat antara kedua parameter pahat sangat mencolok. Penurunan yang paling besar terjadi pada part blank holder dan part upper die waktu proses pemesinan finishing profile dengan pahat Zcc GM-2B yaitu dari 388.146,46 menit menjadi 1.458,48 menit dengan perubahan kecepatan potong dari 150 m/menit menjadi 164,07 m/menit dan feed dari 0,11 mm menjadi 1,5 mm. Sedangkan penurunan yang paling kecil terjadi pada part lower die waktu proses pemesinan roughing profile dengan pahat sumitomo WRCX 12000M yaitu dari 63.051,46 menit menjadi 3.515,51 menit dengan perubahan kecepatan potong dari 127 m/menit menjadi 139,7m/menit dan feed dari 0,2 mm menjadi 0,7 mm.

2. Waktu pemesinan Dari data hasil perhitungan untuk waktu pemesinan dapat dibuat grafik sebagai berikut : Gambar 4. Grafik Penurunan Waktu Pemesinan Pada Setiap Benda Kerja Dari grafik diatas dapat dilihat penurunan waktu pemesinan sangat mencolok. Penurunan waktu yang terbesar terjadi pada proses benda kerja lower die yaitu dari 4.572,5 menit menjadi 803,5 menit. Sedangkan penurunan waktu terkecil terjadi pada proses benda kerja blank holder yaitu dari 364 menit menjadi 73,5 menit.

3. Biaya Pemesinan Dari data hasil perhitungan untuk waktu pemesinan dapat dibuat grafik sebagai berikut : Gambar 19. Grafik Penurunan Biaya Pemesinan Pada Setiap Benda Kerja Dari grafik diatas dapat dilihat penurunan biaya pemesinan sangat mencolok. Penurunan biaya yang terbesar terjadi pada proses benda kerja lower die yaitu dari Rp. 20.957.291,67 menjadi Rp. 3.682.708,33. Sedangkan penurunan biaya terkecil terjadi pada proses benda kerja blank holder yaitu dari Rp.1.668.333,33 menjadi Rp. 336.875. KESIMPULAN Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Semakin tinggi kecepatan potong (Vc) maka umur pahat semakin pendek. 2. Dengan menaikan kecepatan potong (Vc) sebesar 10% saat proses pemesinan, mampu memperkecil waktu pemesinan dan biaya pemesinan tanpa harus mengganti pahat. 3. Prosentase kenaikan kecepatan potong (Vc) berpengaruh lebih besar terhadap penurunan prosentase umur pahat dibanding dengan prosentase kenaikan feed (Fz).

SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan adapun saran yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut : 1. Sebaiknya dalam melakukan proses pemesinan menggunakan 80% dari parameter pahat yang direkomendasikan pabrik untuk menjaga keawetan pahat dan mesin karena parameter pahat yang dianjurkan sebenarnya digunakan pada mesin yang baru atau masih dalam kondisi yang 100%. 2. Pada saat proses pemesinan harus benar-benar menjaga prosedur pengoperasian mesin, penempatan benda kerja, agar tidak mempengaruhi kondisi hasil dari proses pemesinan. 3. Peningkatan parameter pahat sebaiknya tidak dilakukan kalau tidak dalam kondisi yang mendesak karena dapat mempengaruhi performa dan keawetan mesin produksi. 4. Gunakan prosedur keamanan pada saat pengoperasian mesin produksi agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang bisa berakibat fatal.

DAFTAR PUSTAKA Muin, Syamsir, 1989, Dasar-Dasar Perancangan Perkakas Dan Mesin- Mesin Perkakas, CV. Rajawali, Jakarta Utara. Budiman, H., Richard., 2007,Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test. Jurnal teknik mesin Universitas Bung Hatta vol. 9 no. 1(april 2007). Diakses 22 Desember 2012 dari Universitas Kristen Petra. http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?departmntid=mes. Http://jndj.en.alibaba.com/productgrouplist210695970/solid_carbide_end_ mill.html. Diakses 9 Desember 2012 pada pukul 20.15 WIB Kalpakjian, Serope, Steven R. Schmid, 2000, Manufacturing Engineering and Technology, fourth edition, Addison Wesley, India. Rochim, T., 1993, Teoridan Teknologi Proses Pemesinan, Laboratorium Teknik Produksi, FTI, Institut Teknologi Bandung. Makmur, H., 2010 Analisa pengaruh kecepatan potong proses Pembubutan baja amutit k 460 Terhadap umur pahat hss. Jurnal Austenit vol. 1 no. 3(april 2010). Joseph, B., 2000, Corokey, 6 th Edition 269 Ti Rakau Drive, East Tamaki P.O. Box 51-154, Sandvik Coromant Inc, New Zealand. Sarjito. 2012. Analisa Pengaruh Metode Pendingin Terhadap Keausan Pahat High Speed Steel (Hss) Pada Proses End Milling. Tugas Akhir Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.