BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi. lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN. (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan sebuah harapan bersama yang didalamnya

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Konsep Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan Dari hasil penelitian diatas, bahwa konsep pendidikan moral siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dilakukan melalui Program yang berkaitan dengan pemberian pendidikan moral maupun pembinaan moral siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan secara umum sudah terdapat dalam visi dan misi sekolah. Meskipun program pendidikan moral tidak semuanya tertulis, akan tetapi semua guru khususnya guru pendidikan agama Islam mempunyai kontribusi yang sejalan dengan visi dan misi sekolah tersebut, bahwa seharusnya untuk mewujudkan visi dan misi program pendidikan moral, siswa harus dibawa ke arah pembentukan moralitas dengan target setidaknya dalam proses penanaman nilai sudah dilakukan. Adapun bentuk pembinaannya adalah siswa senantiasa dibimbing dalam pergaulan sehari-hari, karena tanpa bimbingan maka siswa akan lepas kontrol karena para guru harus mengetahui bahwa siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Selalu memotivasi siswa dengan memberikan 55

56 contoh-contoh kepada mereka tentang orang-orang yang sukses atau orangorang yang selalu menanamkan akhlakul karimah dan istiqamah dalam melakukan perbuatannya sesuai dengan syariat agama Islam. Berdasarkan hasil penelitian mengenai program dan bentuk pendidikan moral yang diberikan oleh para guru khususnya guru pendidikan agama Islam di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan telah dilakukan untuk membentuk moralitas siswa. Siswa senantiasa dibimbing dalam pergaulan sehari-hari, memotivasi siswa dengan memberikan teladan yang baik, menanamkan akhlak yang baik sesuai dengan syariat Islam. Hal tersebut bertujuan supaya tujuan dari pendidikan moral itu dapat tercapai. B. Analisis Implementasi Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan Menurut Hamid Darmadi bahwa pendidikan moral merupakan suatu konsep kebaikan yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan berperilaku terpuji seperti terdapat dalam pancasila dan UUD 1945. 1 Melihat teori yang dikemukakan oleh Hamid Darmadi maka dapat dikatakan bahwa Pendidikan moral di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan diberikan secara menyeluruh pada siswanya, apalagi bagi para siswa yang mendapat penanganan khusus dari guru, terutama guru BK. Hal ini dilakukan karena bagaimanapun juga siswa perlu pengarahan dan pendekatan 57. 1 Hamid Darmadi, Dasar Konsep Pendidikan Moral (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 56-

57 individual yang lebih mendalam dibanding bukan siswa dalam rangka memperbaiki moralitas mereka. Pendidikan moral yang diberikan di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan tidak terwujud dalam satu mata pelajaran akan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran lain, karena pendidikan moral mencakup semua mata pelajaran yang diajarkan di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan sehingga pendidikan moral diberikan oleh semua guru mata pelajaran di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dengan kemasan yang berbeda-beda. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan moral diberikan melalui kegiatan yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, terutama pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pendidikan moral tidak diberikan melalui mata pelajaran yang berdiri sendiri, melainkan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan sejak berdiri pada tahun 2003 sampai sekarang telah menerapkan pendidikan moral kepada para siswanya. Pendidikan moral di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan diberikan secara menyeluruh kepada siswanya, apalagi bagi para siswa yang sering melakukan penyimpangan atau kenakalan-kenakalan mendapat penanganan khusus dari guru, baik wali kelas, guru pendidikan agama Islam, guru BK maupun semua guru. Hal ini dilakukan karena bagaimanapun juga mereka perlu mendapatkan pengarahan dan

58 pendekatan individual yang lebih mendalam dalam rangka memperbaiki moralitas siswa. Penanaman pendidikan moral yang diterapkan di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan antara dahulu dengan sekarang telah mengalami perubahan. Dahulu penanaman pendidikan moral di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan terintegrasi ke dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam dan pendidikan kewarganegaraan, sehingga tanggung jawab pendidikan moral hanya dibebankan pada kedua guru yang mengajar mata pelajaran tersebut, yaitu guru pendidikan agama Islam dan guru pendidikan kewarganegaraan. Sedangkan sekarang pendidikan moral di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, sehingga tanggung jawab pendidikan moral dibebankan kepada semua guru yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan tanpa terkecuali. Baik kepala sekolah, guru maupun staf karyawan serta orang tua bekerjasama membentuk dan menanamkan pendidikan moral siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang sekaligus menjadi visi dan misi di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Jika dilihat dari penjabaran di atas, maka penerapan pendidikan moral yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam menanamkan nilai-nilai moral tidak hanya dibebankan kepada guru

59 pendidikan agama Islam dan guru pendidikan kewarganegaraan saja, melainkan kepada seluruh guru yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut telah dilakukan oleh guru yang ada di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan khususnya guru pendidikan agama Islam yang disamping mengajarkan ilmu yang dimilikinya juga dituntut untuk bisa mengembangkan kepribadian siswanya ke arah yang lebih baik. Para guru di MTs Hasbullah telah memberikan yang terbaik bagi para siswanya dalam menanamkan nilai-nilai moral dalam diri siswa agar menjadi siswa yang berakhlakul kharimah. Dilihat dari bentuk pendidikan moral yang diberikan oleh para guru melalui kegiatan yang berlangsung di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar, semua kegiatan yang ada di MTs mempunyai makna dan tujuan ke arah pendidikan moral, sehingga secara tidak langsung pendidikan moral telah ditanamkan dalam diri siswa. Dalam pendidikan moral, metode yang diterapkan hendaknya dapat menyalurkan segenap pengetahuan, pengalaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga mudah untuk ditransformasikan kepada siswa. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemberian pendidikan moral diantaranya metode keteladanan, metode nasihat, metode syariat, metode tanya jawab, metode eksperimen, metode pembiasaan, metode syariat (doktrin), serta metode hukuman. Dari beberapa metode tersebut hendaknya dapat dikombinasikan sehingga tujuan pendidikan moral dapat tercapai.

60 Berdasarkan hasil penelitian, metode-metode tersebut telah digunakan dalam pemberian pendidikan moral di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar, namun tampaknya perlu untuk lebih ditingkatkan serta dikembangkannya metode-metode dalam pemberian pendidikan moral kepada siswa. Sehingga metode-metode tersebut dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan moral. Menurut Lickona, pengetahuan moral terdiri dari kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, memahami sudut pandang yang lain, pengetahuan nilai moral dan pengetahuan diri. 2 kesadaran menjadi faktor pendukung dalam pendidikan moral siswa di MTs hasbullah Kecamatan Karanganyar. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Kepala Sekolah sebagai berikut: kesadaran dari siswa masing-masing akan menghasilkan moral yang baik. Melihat teori yang dikemukakan oleh Lickona maka dapat dikatakan bahwa kesadaran sebagai pengetahuan tentang yang benar dan berperilaku berdasarkan pengetahuan tentang yang benar serta berperilaku beradasarkan pengetahuan akan yang benar itu. Siswa yang memiliki kepribadian yang terbuka dan fleksibel, umumnya akan lebih muda bersosialisasi sehingga semakin banyak pengalaman sosial yang dialami akan semakin mengasah moralnya. 2 Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: PT. Rosdakarya, 2011), hlm. 76.

61 Pendidikan adalah suatu usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. 3 Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: Pendidikan akan membawa dan membina mental seseorang menjadi baik, cerdas dan bermoral. Namun apabila pendidikan yang lahir tanpa memberikan aspek budi pekerti maka hasil yang diperoleh adalah menjadi manusia yang tidak bermoral. Selain pengaruh pendidikan, keteladanan juga sangat mendukung dalam pendidikan moral siswa di MTs Hasbullah kecamatan Karanganyar. Keteladanan merupakan suatu cara dalam memberikan contoh yang baik kepada siswa, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Musripah sebagai berikut: dengan menggunakan metode kebiasaan dan keteladanan guru untuk selalu memberikan pendidikan moral dan selalu mengontrol siswa. Salah satu metode pendidikan yang dianggap besar pengaruhnya dalam pendidikan moral adalah dengan adanya metode kebiasaan dan keteladanan. Keteladanan merupakan salah satu metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah dan dianggap paling banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan menyampaikan misi dakwahnya. Oleh karena itu, apabila seorang pendidik mendasarkan metode pendidikannya dengan keteladanan, maka konsekuensinya 3 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 1.

62 ia harus dapat memberikan teladan (contoh yang baik) kepada para siswa dengan berusaha mencontoh dan meneladani Rasulullah SAW. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Musripah, selaku kepala Sekolah sebagai berikut: pendidikan keluarga itu sangat penting dan utama dalam pendidikan moral anak tapi wali murid siswa disini enggan memberikan perhatian kepada anaknya, mereka cenderung menyerahkan anaknya ke sekolah agar mendapatkan pendidikan yang layak sehingga melahirkan moral yang baik. Anak dilahirkan di lingkungan keluarga, maka dalam memberikan pengisian kepada anak pun semua anggota keluarga harus menyadari bahwa pendidikan yang tercermin pada anak-anak itu akan menajadi dasar bagi pendidikan selanjutnya. Maka bagaimanapun juga anak harus dididik sedini mungkin jangan sampai terlena oleh rayuan setan agar terbentuk anak sholeh. Menurut Rasulullah keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidikan adalah kedua orang tua. Bahkan fungsi dan peran orang tua mampu membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama,namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari lingkungan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang orang tua mereka. Dengan demikian orang tua harus menjadi tauladan yang baik bagi anakanaknya karena apa yang diterima dari keluarga akan dipegang teguh olehnya,

63 bahwa anak dilahirkan dengan jiwa yang bersih dan lingkungan keluarga yang pertama kali akan membentuk pribadinya. Lingkungan disini yang kerap sepi dan dekat dengan kebun terdiri dari masyarakat kurang agamis. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Kepala Sekolah adalah sebagai berikut: terbukti dengan kasus siswa seperti banyak siswa yang sering membolos saat jam pelajaran dimulai. Lingkungan memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan moral. Lingkungan sekitar juga mampu mempengaruhi sikap dan moral seseorang. Lingkungan kurang kondusif akan mengakibatkan tingkah lakunya kurang baik. Oleh karena itu, peran guru disini sangat urgen sekali untuk membentuk moral siswa dengan diberi ilmu keagamaan, diberikan contohcontoh yang baik sehingga akan tercipta lingkungan yang baik. Jadi sikap dan perilaku siswa tergantung pada lingkungan yang berada disekitar siswa. Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Sebagaimana yang diungkapkan Ibu Musripah selaku kepala sekolah berikut ini: pergaulan juga sangat mempengaruhi perkembangan moral siswa. Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika

64 ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusi. Manusia membutuhkan kehadiram orang lain dalam kehidupannya. Pergaulan saat ini sangat didukung oleh fasilitas dunia maya atau internet. Permainan yang terdapat di internet atau playstation dan sejenisnya bukanlah hal yang asing bagi mereka. Remaja saat ini sangat lihai dalam mengoperasikan hal-hal yang demikian. Dengan bermain, mereka saling berkomunikasi dan bersaing untuk memenangkan permainan. Namun sangat di sayangkan tidak semua permainan jenis ini dapat digunakan secara bersamasama. Hal ini mengakibatkan kurang meluasnya sosialisasi mereka.