BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

USAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 100/M-IND/PER/8/2010 TENTANG

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI STRUKTUR DAN KOMBINASI MATERIAL PRODUK FURNITUR ROTAN

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

KETIDAKSEIMBANGAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH DALAM RANTAI NILAI PERDAGANGAN ROTAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

EKSPLORASI MATERIAL ROTAN PITRIT MENGGUNAKAN METODE EKSPLORASI FISIK EXPLORATION OF RATTAN PITRIT MATERIAL USING PHYSICAL EXPLORATION METHODS

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET)

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Proposal Usaha Kerajinan Rotan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pemilihan serat bambu (petung) sebagai bahan penelitian dengan. dengan pertumbuhan yang relatif lebih cepat.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Gambar 1.2.Furniture dari U&KL. Sumber : Gambar 1.1. Furniture dari U&KL Sumber :

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Istilah industri pada Industri Kreatif menimbulkan banyak penafsiran,

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman famili Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dalam berbagai pameran berskala internasional diharapkan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul


Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rotan yang terdapat di Dunia, yang terdiri dari 9 genus. Negara berkembang lainnya, Indonesia hanya mampu mengekspor bahan mentah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Industri Kreatif berbasis Rotan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

PENDAHULUAN Latar Belakang

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

I. PENDAHULUAN. 3 Industri Pengolahan 26,36 24,80 24,35 23,97 23,69 4 Listrik, Gas, dan Air 0,83 0,76 0,75 0,76 0,77

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

SILABUS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

TINJAUAN PUSTAKA. Rotan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan banyak sumber kekayaan alam. Sebagai salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia termasuk dalam wilayah yang beriklim tropis dengan dua pergantian musim yaitu musim panas dan musim hujan yang berganti dalam skala waktu masing-masing enam bulan. Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki keunggulan dalam banyak hal terutama kekayaan alam yang melimpah mulai dari kekayaan laut, kekayaan bahan tambang hingga hasil perkebunan atau hutan seperti teh, kelapa sawit, cengkih, kayu, bambu, rotan, dll. Berbicara mengenai kekayaan Indonesia, rotan merupakan salah satu sumber terbesar dari hasil kekayaan hutan Indonesia. Secara ilmiah rotan merupakan tumbuhan dari famili Arecaeae (palem). Rotan juga termasuk ke dalam tumbuhan yang cepat tumbuh dan mudah dipanen, oleh karena itu masyarakat lebih suka memanen rotan dari pada kayu. Rotan memiliki lebih dari 300 spesies dengan 13 genus yang tersebar di seluruh dunia, namun dari 13 genus tersebut 8 diantaranya berasal dari indonesia seperti rotan manau, rotan tohiti, rotan mandola, rotan seuti, dll. Tumbuhan rotan memiliki ciri- ciri batang yang tumbuh tinggi dengan diameter 0,3-10 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan berduri yang berfungsi sebagai pertahanan diri dan alat merambat. Dalam artikel Siaran Pers edisi 28 Januari 2013, diketahui bahwa setiap tahun Indonesia menyuplai sekitar 85% bahan baku rotan dunia. Dari jumlah 90% rotan dihasilkan dari hutan tropis di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Meski memiliki keunggulan komparatif, industri furniture berbahan baku rotan di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing produk di pasar global, terutama dengan furniture rotan buatan China, Taiwan, dan Eropa. Untuk itu, pelaku industri dituntut untuk meningkatkan nilai tambah produk 1

maupun pemanfaatan jenis rotan dengan penguasaan desain, teknologi produksi, finishing, dan branding. Dalam artikel Siaran Pers lainnya pada edisi 1 Desember 2011 diungkapkan, dalam rangka mendukung program hilirisasi industri argo khususnya dalam pengembangan industri furniture berbahan baku rotan diperlukan kebijakan yang komprehensif dan terpadu. Untuk mewujudkan hal itu telah dilakukan kajian atas masukan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Kahutanan sepakat mengambil langkah-langkah kebijakan sesuai kewenangannya untuk mendukung hilirisasi industri pengolahan rotan nasional melalui pelarangan ekspor bahan baku rotan. Seiring dengan peraturan pelarangan ekspor bahan baku mentah dan setengah jadi tersebut, Pemerintah Indonesia menetapkan sebuah Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Furniture dengan masa berlaku tahun 2012-2016. Pengembangan klaster industri furniture tersebut diarahkan untuk menumbuhkan industri furniture di daerah penghasil bahan baku dan daerah sentra industri barang jadi. Pemerintah juga telah menyusun gerakan dan mengeluarkan surat kepada pihak terkait untuk meningkatkan penggunaan meubel rotan Indonesia di kantor-kantor Instansi Pemerintah, kantor swasta, dan sekolahsekolah. Hingga saat ini penggunaan rotan umumnya digunakan dalam pembuatan berbagai furniture/mebel rumah tangga dan kerajinan seperti meja, kursi, rak buku, keranjang, dll. Keunggulan rotan dibandingkan dengan kayu yaitu ringan, kuat, mudah dibentuk, dan harganya relatif murah. Namun ada satu kelemahan dari rotan yaitu mudah terkena hama sehingga rotan mudah rusak. Saat ini penggunaan material rotan sudah digunakan sebagai bahan pembuatan mebel. Untuk itu perlu adanya pengembangan material rotan berupa produk inovatif rotan lainnya. Umumnya produk rotan dalam jangkauan pasar lokal dan Internasional menggunakan rotan jenis manau sebagai bahan utama karena karakternya paling kuat dan keras namun mudah dilengkungkan. 2

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pengembangan potensi rotan melalui penelitian atau eksplorasi mengenai jenis rotan lain yang masih jarang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan mebel berdasarkan karakter khas dari rotan sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan eksplorasi fisik untuk mendapatkan alternatif teknik produksi yang terdapat pada material rotan berdasarkan karakter yang dimilikinya. Selain itu diperlukan penelitian mengenai potensi dan karakter material rotan agar dapat diaplikasikan pada produk lain selain produk mebel agar dapat mengenalkan serta meningkatkan minat masyarakat pada produk berbahan rotan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Penggunaan material rotan saat ini sudah digunakan untuk pembuatan mebel dan lainnya sehingga perlu adanya pengaplikasian terhadap produk lain. 2. Terdapat program pemerintah mengenai pelarangan ekspor rotan mentah dan setengah jadi sehingga jumlah rotan yang tersedia meningkat terutama dalam industri produk lokal di daerah penghasil bahan baku dan penghasil produk olahan. 3. Rotan dengan jenis lain yang jarang digunakan sebagai bahan utama pembuatan produk memiliki karakter tersendiri dan belum diketahui potensi lain dari material tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana mengolah rotan dengan pendekatan eksplorasi fisik berdasarkan pada karakter rotan untuk membuat alternatif produk olahan rotan selain produk mebel? 3

1.4 Batasan Masalah 1. Lokasi cakupan data penelitian dilakukan di wilayah Jawa Barat karena Jawa Barat termasuk salah satu Provinsi dengan beberapa kota besar yang menjadi sentra industri pembuatan produk rotan di Indonesia, khususnya Kota Bandung dan Cirebon. 2. Jenis rotan yang digunakan sebagai penelitian adalah jenis rotan dengan karakter mudah dilengkungkan yaitu rotan pitrit karena rotan tersebut dapat mewakili karakter khas yang dimiliki rotan yaitu mudah dilengkungakan dan lentur, selain itu penggunaannya dapat lebih dimaksimalkan pada produk lainnya. 3. Penelitian eksplorasi material dilakukan dengan cara perlakuan secara fisik karena perlakuan ini ditujukan untuk menggali potensi karakter dari rotan dalam pemanfaatannya. 4. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mencari teknik produksi alternatif pada pengolahan rotan pitrit. 5. Produk yang akan dirancang dari hasil eksperimen bukan produk mebel, karena diharapkan hasil eksperimen dapat menggali potensi karakter rotan yang dapat disesuaikan dengan produk yang banyak diminati dan atau dibutuhkan masyarakat pada masa sekarang. 6. Penelitian dilakukan bulan Januari s.d. Juni 2016 4

1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum 1. Mengetahui informasi segala hal mengenai rotan seperti jenis, karakter dan penggunaan rotan. 2. Mengetahui informasi mengenai adanya penambahan jumlah bahan baku dalam industri dan adanya potensi lain dari jenis rotan lainnya. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Memberikan alternatif jenis pengolahan rotan dalam pembuatan produk dengan teknik yang sesuai dengan karakterisitik yang dimiliki rotan. 2. Memaksimalkan penggunaan material rotan yang tersedia di industri. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Bagi Keilmuan 1. Menambah kekayaan desain dibidang eksplorasi material khususnya material rotan. 2. Melatih kepekaan terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitar terkait bidang keahlian desain produk. 3. Menghasilkan produk alternatif yang dapat memberikan nilai tambah pada penggunaan material rotan. 1.6.2 Manfaat Bagi Pihak Terkait 1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai portofolio bagi penulis. 2. Mampu menghasilkan produk inovatif dari hasil eksplorasi rotan sebagai alternatif olahan rotan pada produk. 5

1.6.2 Manfaat Bagi Masyarakat Umum 1. Menambah nilai fungsi dari hasil eksplorasi rotan terhadap produk yang diminati masyarakat. 2. Diharapkan dapat memberi peluang usaha bagi masyarakat sekitar lokasi penelitian dengan hasil ekplorasi rotan tersebut. 1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berarti proses esplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada seting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang parsial ke dalam tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data. Kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang fleksibel (Creswell, 2012 dalam Sugiono, 2015). 1.7.1 Pendekatan Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan eksplorasi material. Metode/teknik eksplorasi merupakan suatu proses penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak mengenai suatu objek atau keadaan yang ada dalam suatu wilayah (KBBI, 2016). 1.7.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yag dilakukan dalam penelitian menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan wawancara sebagai data primer dan penelusuran literatur sebagai data sekunder. 1. Observasi Metode observasi dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mengamati perilaku, aktivitas, 6

maupun proses yang dilakukan di lokasi penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan merekam/mencatat data yang diperoleh secara terstruktur maupun tidak misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap partisipan yang berada di lokasi penelitian. 2. Wawancara Metode wawancara dilakukan pada industri-industri rotan kecil dan menengah yang ada di wilayah Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena Jawa Barat memiliki beberapa kota sebagai pusat produksi rotan seperti Kota Bandung dan Cirebon. Jumlah IKM rotan yang menjadi objek penelitian terdapat sekitar 5 IKM yang berada di wilayah Kota Bandung dan atau Cirebon. 3. Metode Penelusuran Literatur Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari referensi dalam penelitian. Referensi tersebut berfungsi untuk mengetahui cara menangani permasalahan mengenai rotan. Penelusuran literatur juga dapat didukung dengan studi pustaka dari banyak sumber penelitian yang telah dilakuakan sebelumnya dan teruji kebenarannya. Literatur yang digunakan berupa penjelasan mengenai jenis-jenis rotan, karakter rotan, kualitas rotan, potensi rotan, proses pengolahan rotan, dll yang dapat menjadi dasar dalam penelitian. 1.7.3 Teknik Analisis Teknik analisis yang diterapkan adalah teknik eksplorasi fisik. Eksplorasi fisik merupakan proses percobaan yang dilakukan dengan cara menguji beragam teknik produksi untuk mendapatkan perlakuan yang paling tepat digunakan pada material berdasarkan karakter rotan tersebut. Kemudian setelah menemukan perlakuan yang tepat, akan dianalisis mengenai bentuk, rupa, atau produk yang dapat diterapkan menggunakan 7

material. Hal ini dilakukan untuk dapat memunculkan potensi dari karakter fisik dari rotan tersebut dan dapat dimanfaatkan untuk pengolahan produk alternatif lainnya. 1.8 Sistematika Penulisan 1. BAB I Pendahuluan Bab pertama merupakan gambaran umum yang membahas mengenai latar belakang penelitian dari fenomena material rotan yang berkaitan dengan ekspor impor rotan, identifikasi dan rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka mengenai potensi rotan, karakter rotan, dll serta metode yang digunakan selama penelitian yaitu metode eksplorasi fisik. 2. BAB II Tinjauan Umum Bab ke dua berisikan penjelasan landasan teori hasil studi literatur yang dipisahkan menjadi data teoritik dan data empirik mengenai pengertian, jenis-jenis, potensi, dan karakteristik rotan, eksplorasi fisik, serta data-data lapangan selama penelitian seperti hasil wawancara dengan pihak industri rotan. 3. BAB III Analisis Aspek Eksplorasi Bab ke tiga membahas mengenai seluruh analisis hasil studi yang berisikan seluruh hasil analisis dari target atau tujuan penelitian berupa penjelasan analisis maupun hasil eksplorasi yang telah dilakukan. Selain itu juga berisikan kesimpulan yang dibuat ke dalam TOR (Term of Reference) dan hipotesis desain. 4. BAB IV Konsep Perancangan dan Visualisasi Karya Bab ke empat berisikan seluruh pembahasan mengenai penelitian lanjutan dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan. Didalamnya juga 8

berisikan mengenai alternatif dari produk yang dapat dibuat berdasarkan hasil ekplorasi tersebut. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ke lima memberikan penjelasan apa saja hasil yang diperoleh dari penelitian, kesimpulan serta saran dari seluruh proses penelitian. Kesimpulan berisikan pernyataan-pernyataan mengenai kekurangan dan kelebihan selama penelitian, dan bagian saran berisikan mengenai masukan atau usulan yang dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau kekurangan selama penelitian. 9