ASPEK YURIDIS PENYERAHAN WEWENANG DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM HAL PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG DEMOKRATIS

Jurnal Panorama Hukum

h. 17. h.1. 4 Ibid, h C.S.T Kansil dan Christine S.T., 2008, Hukum Tata Negara Republik Indonesia (Pengertian

PENDEKATAN DINAMIS PRINSIP OTONOMI DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Keywords : Local Authorities, The Principle of Decentralization, Natural Resource

Kata Kunci: Kedudukan, Kewenangan, Pemerintah Kecamatan ABSTRACT

(The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25 of 2007 regarding the Investment)

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KECAMATAN DI KOTA DENPASAR MENURUT UNDANG UNDANG NO.32 TAHUN 2004 DAN PERDA NO.9 TAHUN 2008

PENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM MENETAPKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah. Karena otonomi daerah itu sendiri adalah hak, wewenang, dan

PERUBAHAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BENTUK TRANSPARANSI PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Wilayah Indonesia dibagi ke dalam daerah-daerah, baik yang bersifat otonom maupun

BAB I. Kebijakan otonomi daerah, telah diletakkan dasar-dasarnya sejak jauh. lamban. Setelah terjadinya reformasi yang disertai pula oleh gelombang

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

HUBUNGAN DESENTRALISASI PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DENGAN OTONOMI DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN

APA ITU DAERAH OTONOM?

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI TERHADAP PERLINDUNGAN DISABILITAS

!"#!$%!&'&()!(*!!(!(''&!!*!)+,!-!'./

PERKEMBANGAN ASAS PARTISIPASI DALAM PERATURAN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

INDIKATOR KINERJA OTONOMI DAERAH D.I. JOGJAKARTA. Pengantar Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

I. PENDAHULUAN. daerah (dioscretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EKSISTENSI OTONOMI DESA PAKRAMAN PADA MASYARAKAT ADAT DI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PROSES PEMBENTUKAN PERDA PROVINSI BALI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhui salah satu syarat untuk memperoleh gelar sajarna hukum OLEH : HADRIAN HABAS

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

KEDUDUKAN GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang dibatasi oleh lautan, sehingga di dalam menjalankan sistem pemerintahannya

PEMUNGUTAN PAJAK PADA RESTORAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KAWASAN KINTAMANI BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN TENTANG PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

FUNGSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI BALI MENERIMA ASPIRASI RAKYAT DI DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Undang dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya. Undang-Undang Dasar

KEWENANGAN GUBERNUR DALAM URUSAN AGAMA DI DAERAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Fred Isjwara, yang dikutip oleh Ni matul Huda dalam buku yang

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB III KERANGKA TEORITIS. urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian

KONSTITUSIONALITAS PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DARI KABUPATEN/KOTA KE PROVINSI 1. Oleh: Muchamad Ali Safa at 2

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

PENDAPATAN ASLI DAERAH BERDAMPAK PADA KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH. Rosmiaty Tarmizi. Abstract

AKIBAT HUKUM PENOLAKAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA OLEH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Panduan diskusi kelompok

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

Modul ke: OTONOMI DAERAH. 12Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI SURAKARTA. (Studi Empiris di Surakarta Tahun Anggaran )

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

PENERAPAN ASAS UMUM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

OTONOMI DAERAH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN HUKUM Dl BIDANG PENYELENGGARAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

ISSN: E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan daerah sejak tahun 2000 telah mengalami era baru,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI. Pemekaran Nagari Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pemerintahan Nagari

Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 OLEH : Ida Bagus Rehadi Yoya Brahmana I Wayan Parsa Nengah Suharta

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah dambaan semua daerah maupun Negara.

KEPEMILIKAN SAHAM MAYORITAS OLEH DIREKTUR UTAMA

PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD

Asas pemerintahan umum adalah asas yang diterima dimana saja dan dapat terjadi kapan saja, terdiri dari : 1. Asas Vrij Bestuur : pengisian kekosongan

PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI BENTUK PARTISIPASI DAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BAIK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. GEOPOLITIK INDONESIA (Otonomi Daerah) Modul 13. Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/

OTONOMI DAERAH DALAM PERSEPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH-PEMERINTAH DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

BAB I PENDAHULUAN. optimalisasi peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (selanjutnya disebut

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

Lex Privatum Vol. V/No. 10/Des/2017

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maupun kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dimana disetiap daerah berdasarkan kewenangan otonomi dibentuk Dewan

Transkripsi:

ASPEK YURIDIS PENYERAHAN WEWENANG DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM HAL PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH I Gede Sidi Purnama I Gusti Ayu Agung Ariani Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Negara kesatuan Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelengaraaan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Didalam penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (desentralisasi) diperlukan suatu pertimbangan atau kriteria terhadap penyerahan wewenang untuk mengurus dan mengatur suatu urusan pemerintahan,sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akan tetapi pada prakteknya sering terjadi proses penyerahan wewenang yang tidak berdasarkan pada peraturan yang ada. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimanakah kewenangan menentukan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah dan apakah yang menjadi kriteria penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian yuridis normatif. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemerintah daerah tidak dapat menolak urusan pemerintahan yang bersifat wajib. Serta yang menjadi kriteria dalam penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah adalah apabila urusan tersebut lebih efisien dan efektif jika dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kata kunci : Pemerintahan, Otonomi, Peraturan, Wewenang. ABSTRACK Indonesia is unitary states that have principle of decentralization in governance by providing the opportunity and freedom to the region to conduct the regional autonomy. In the transfer of authority from central government to local governments (decentralization) required of consideration or criteria to hand over the authority to administer and manage the affairs of government, in accordance with the regulations. But in practice usually the process of authority transfers was not based on existing regulations. The Issues to be discussed is about how the authority can be determined the affairs of the central government to the local government and what are the criteria for transfer of authority from central government to local governments. The method used in this research is the normative study. From the results of this study indicate that local governments cannot deny the required government s affairs. And the criteria in the transfer of authority from central government to local governments is just if the matters are more efficient and effective if implemented by local governments. Keywords : Government, Autonomy, Rules, Authority. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beriburibu pulau. Tujuan Negara Indonesia dibentuk untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mencapai semuanya tersebut maka diperlukan suatu peraturan-peraturan untuk menjalankannya. Dalam Pasal 18 UUD NRI terdapat tiga pilar pemerintahan daerah, dimana pada Pasal 18 mengatur tentang pemerintahan daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada Pasal 18A mengatur tentang hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan Pasal 18B mengatur tentang pengakuan hak terhadap pemerintahan daerah dan masyarakt daerah oleh negara. Asas-asas pemerintahan daerah ada tiga yaitu : desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan telah berjalan kurang sesuai karena semakin besarnya dominasi pelaksanaan asas dekonsentrasi yang mencerminkan sentralistiknya pemerintahan. 1 Secara teoritik asas desentralisasi adalah asas yang menghendaki di dalam wilayah itu dibentuk daerah-daerah otonomi, suatu daerah yang berhak dan berwenang mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri atas biaya sendiri, atas tanggung jawab sendiri, dan atas kebijaksanaannya sendiri. 2 Secara normatif desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah otomom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pemberian otonomi daerah adalah mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan yang terlalu besar mengenai masalah-masalah yang sebetulnya bisa diselesaikan oleh masyarakat setempat. 3 Dikatakan oleh Marium bahwa dengan melaksanakan desentralisasi maka pemerintahan akan menjadi lebih demokratis. Hal ini disebabkan karena dalam Negara yang menganut paham demokrasi, seharusnya diberikan 1 Kaloh, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah,cetakan pertama, Rineka Cipta, Jakarta, h.25. 2 Soehino, 1985, Hukum Tata Negara (Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Negara Hukum), Liberty, Yogyakarta, h. 115. 3 Hanif Nurcholis, 2005, Teori dan Praktek Pemerintahan Daerah, PT Gramedia Widiasrana Indonesia, Jakarta, h. 33. 2

kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyatnya untuk ikut serta dalam pemerintahan. 4 Didalam penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (desentralisasi) diperlukan suatu pertimbangan atau kriteria terhadap penyerahan wewenang untuk mengurus dan mengatur suatu urusan pemerintahan. Dan dari latar belakang di atas, maka perlu diadakan pengkajian secara ilmiah dalam bentuk tulisan dengan judul Aspek Yuridis Penyerahan Wewenang Dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Hal Pelaksanaan Otonomi Daerah. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan ini, disamping untuk mengetahui kewenangan menentukan urusan pemerintahan oleh pemrintah pusat terhadap pemerintah daerah juga untuk mengetahui kriteria penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis normatif. Yuridis adalah mengkaji norma-norma yang berlaku sesuai dengan pokok bahasan. Normatif adalah penelitian hukum yang menitik beratkan pada aspek perumusan norma hukum yang menyangkut mengenai penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan Otonomi daerah. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Kewenangan Menentukan Urusan Pemerintahan Oleh Pemerintah Pusat Terhadap Pemerintah Daerah Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan yang dibagi bersama antar tingkatan atau susunan pemerintahan. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 10 ayat 3, menyatakan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat meliputi : politik luar negeri, pertahanan, keeamanan, yustisi, moneter dan fiscal, nasional serta agama. 4 Josef Riwu Kaho, 2002, Prospek Otonomi Daerah Di negara Republik Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.11. 3

Kewenangan yang dipegang pusat adalah kewenangan yang bersifat nasional. Dan kewenangan yang diserahkan adalah kewenangan yang bersifat lokalitas atau sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat setempat. Daerah diberi kebebasan untuk menemukan kewenangan yang bersifat lokalitas tetapi semuanya itu Pemerintah Pusat selalu melakukan pengawasan terhadap Pemerintahan Daerah agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang. Apabila pemerintahan daerah belum mampu juga menyelenggarakan urusan pemerintahan setelah dilakukan pembinaan, maka untuk sementara penyelengaraannya dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Pemerintah menyerahkan kembali penyelenggaraan urusan pemerintahan apabila pemerintah daerah telah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana tertuang dalam Pasal 18 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabpuapten/Kota. 2.2.2 Kriteria Penyerahan Wewenang Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Perundangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan aspirasi Pemerintah Daerah sehingga tercipta sinerji antara kepentingan Pusat dengan Daerah. Agar terwujud distribusi kewenangan mengelola mengelola urusan pemerintahan yang efiesien dan efektif antar tingkatan pemerintahan, maka distribusi kewenangan mengacu pada beberapa kriteria yang terdapat dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yakni : (a) Eksternalitas yaitu unit yang terkena dampak langsung dari pelaksanaan suatu urusan pemerintahan,mempunyai kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan tersebut. (b) Akuntabilitas yaitu unit pemerintahan yang paling dekat dengan dampak yang ditimbulakan dari pengelolaan urusan tersebut. Ini terkait dengan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dari pengelolaan urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat yang menerima dampak langsung dari urusan tersebut. (c) Efisiensi yaitu pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk kesejahteraan rakyat. 4

III. KESIMPULAN 1. Secara normatif pemerintah daerah tidak dapat menolak urusan yang bersifat wajib, hanya saja di dalam penyelanggaraaannya didasarkan pada kemampuan daerah itu sendiri,sehingga urusan yang belum mampu dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk sementara penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat sampai pemerintah daerah yang bersangkutan dinyatakan telah mampu menyelenggarakan urusan tersebut. 2. Adapun kriteria dalam penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Daerah adalah apabila urusan tersebut lebih efisien dan efektif jika dilaksanakan oleh pemerintah daerah,urusan itu apabila ditangani oleh pemerintah daerah dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan apabila urusan tersebut dapat mempercepat terlaksananya proses demokrasi. DAFTAR PUSTAKA Buku Hanif, Nurcholis, 2005, Teori dan Praktek Pemerintahan Daerah, PT Gramedia Widiasrana Indonesia, Jakarta. Josef, Riwu Kaho, 2002, Prospek Otonomi Daerah Di negara Republik Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kaloh, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, cetakan pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Soehino, 1985, Hukum Tata Negara (Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Negara Hukum), Liberty, Yogyakarta. Undang-Undang Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 5