I. PENDAHULUAN. suatu jenis tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dimakan mentah ataupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang besar adalah mengenai persediaan bahan baku yang baik. Karena. yang cukup besar bagi perusahaan (Naibaho, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran, dan keuangan. Maka dari itu, manajemen persediaan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. asing. Tanpa perlu melihat jauh, pusat-pusat keramaian seperti mall misalnya, saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi, menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efesien

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI PADA KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN (Studi Kasus Swalayan Di Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan umbi-umbian. Hasil kerajinan ditukar dengan hewan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. seiring bertambahnya jumlah pesaing bisnis itu sendiri. Untuk dapat terus

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGELOLAAN RANTAI PASOK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) HORTIKULTURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kelompok ini terdapat produk makanan pokok, sayur, buah, makanan olahan segar,

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning ini dilakukan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MANISAN CARICA DI CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

Permintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh

Transkripsi:

RINGKASAN Nama : Shinta Puji. M, Judul : Perencanaan Persediaan dan Pengendalian Mutu Buah Lokal di Sinar Supermarket Surabaya (Studi Kasus di PT. Sinar Supermarket), Dosen Pembimbing Utama : Dr. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM, Dosen Pembimbing Pendamping : Ir. A. Rachman Waliulu, MS. Bisnis buah-buahan merupakan salah satu bisnis yang sangat prospektif dan sangat menjanjikan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Bisnis ini dianggap sangat menguntungkan karena adanya pola perubahan konsumsi konsumen yang beralih pada konsumsi buah-buahan yang alami dan bermutu tinggi demi terpenuhinya kebutuhan konsumen meskipun harus membayar dengan harga yang relatif tinggi. Peningkatan permintaan buah-buahan terutama buah lokal terjadi seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan populasi penduduk. Selain itu, terjadinya pergeseran preferensi konsumen yang semakin menghindari bahan pangan berkolesterol tinggi, disamping adanya perubahan pandangan masyarakat yang mulai beralih kepada konsumsi buah lokal dibandingkan dengan buah impor yang seringkali ditemukan mengandung bahan-bahan yang membahayakan bagi konsumen. Untuk memenuhi permintaan konsumen akan buah lokal yang baik dan bermutu tinggi, maka salah satu aspek penting yang menjadi perhatian lebih perusahaan ritel yaitu mengenai ketersediaan produk atau barang yang diperdagangkan secara tepat waktu, dalam artian bahwa barang yang diperdagangkan tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat pada saat dibutuhkan dengan harapan tidak merugikan perusahaan tersebut nantinya diakibatkan adanya perhatian pada investasi penyediaan produk yang berlebihan tanpa memandang segi keekonomisan bagi perusahaan ritel buah, apalagi mengingat dari segi ketahanan/kesegaran produkproduk pertanian yang sangat tidak mungkin untuk dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Ketersedian buah yang bermutu tinggi dengan adanya pengklasifikasian/penggolongan mutu buah sesuai dengan sasaran penjualan yang dituju yang akan sangat berguna bagi konsumen, dengan memudahkan konsumen untuk memilih jenis produk sesuai dengan grade yang diinginkan. Dilatar belakangi masalah tersebut diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskn hasil penelitian sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa perencanaan persediaan yang ekonomis dengan Economic Order Quantity (EOQ) dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap keuntungan penjualan buah di supermarket jika dibandingkan dengan persediaan tanpa EOQ, ini dibuktikan dengan adanya biaya persediaan minimal yang didapatkan, sehingga ini menunjukkan bahwa total biaya EOQ dapat digunakan untuk lebih memaksimalkan keuntungan sinar supermarket 2. Proses pengendalian mutu buah di sinar supermarket berdasarkan pada pengklasifikasian / penggolongan mutu buah berdasarkan atribut atau karakteristik unggulan yang ada pada buah jeruk valensia, pisang emas dan apel manalagi yaitu meliputi rasa / kerenyahan, ukuran, tingkat kesegaran, tingkat kematangan / daya simpan, warna dan kondisi kulit.

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman buah-buahan merupakan salah satu komoditi pertanian yaitu suatu jenis tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dimakan mentah ataupun masak dipohon. Untuk menghasilkan buah-buahan yang baik dalam segi kualitas dan kuantitasnya, hal ini sangat tergantung pada pemeliharaan bibit tanamannya. Konsumsi buah-buahan mengalami peningkatan, baik itu buah-buahan impor maupun buah lokal seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan populasi penduduk. Selain itu dengan adanya trend gaya hidup sehat yang mempromosikan konsumsi buah dan sayur secara teratur guna mengurangi resiko obesitas; produk alami; rendah kalori. Berbagai penelitian komsumsi pangan secara umum mengungkapkan bahwa konsunsi sayuran dan buah perkapita memiliki elastisitas pendapatan lebih besar dibadingkan konsumsi bahan pangan karohidrat dan nilai elastisitas tersebut semakin besar pada rumah tangga dengan tingkat pendapatan semakin tinggi. Artinya, pembangunan ekonomi yang membawa kepada peningkatan pendapatan rumah tangga akan menyebabkan peningkatan konsumsi perkapita yang lebih tinggi pada komoditas sayuran dan buah dibandingkan bahan pangan karbohidrat. Peningkatan konsumsi perkapita tersebut diperkirakan lebih cepat didaerah kota daripada daerah pedesaan karena elastisitas pendapatan konsumsi sayur dan buah cenderung lebih tinggi di daerah kota. Kecenderungan demikian dapat terjadi karena pendapatan penduduk kota lebih besar daripada penduduk desa dan 1

2 perubahan pola konsumsi yang terkait dengan dinamika sosial seperti pemahaman tentang gizi makanan secara umum lebih baik di daerah kota. Di pasar dunia perdagangan bahan pangan juga semakin bergeser pada produk hortikultura akibat terjadinya pergeseran preferensi konsumen yang semakin menghindari bahan pangan berkolesterol tinggi. Dengan adanya kecenderungan tersebut diatas, mengindikasikan bahwa pasar produk hortikulura akan semakin besar dimasa yang akan datang, baik dipasar domestik maupun dipasar dunia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak mengherankan apabila bisnis buahbuahan merupakan salah satu bisnis yang sangat menggiurkan dan sangat menjanjikan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Bisnis buah-buahan dianggap sangat menguntungkan karena adanya pola perubahan konsumsi konsumen yang beralih pada konsumsi buah-buahan yang alami dan bermutu tinggi demi tercapainya kepuasan konsumen meskipun harus membayar dengan harga yang tinggi. Untuk itu perusahaan ritel yang merupakan perantara terakhir kepada konsumen, baik itu perusahaan ritel lokal maupun perusahaan ritel asing akan saling berlomba-lomba untuk mengembangkan dan meningkatkan prospek bisnisnya terutama untuk produk-produk hortikultura yang sangat menjanjikan ini. Untuk dapat bersaing dengan berbagai jenis ritel, diperlukan berbagai alternatife strategi untuk dapat memenangkan pasar. Salah satu aspek penting yang menjadi perhatian perusahaan ritel yaitu mengenai ketersediaan produk atau barang yang diperdagangkan secara tepat waktu, dalam arti bahwa barang yang diperdagangkan tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat pada saat

3 dibutuhkan. Dalam hal ini diperlukan pengendalian persediaan barang agar didapat keseimbangan atau tercapai tingkat persediaan yang pas yaitu tingkat persediaan yang tidak mengalami kekurangan (under stock) ataupun kelebihan (over stock). Berdasarkan hal tersebut diatas maka persediaan buah merupakan salah satu permasalahan yang sering kali dihadapi oleh pengusaha buah terutama oleh supermarket, terkadang persediaan ini dapat menjadi masalah yang serius apabila tidak mendapatkan penanganan yang sebenarnya dari supermarket yang bersangkutan. Seperti halnya mengenai permintaan konsumen yang cenderung berubah-ubah setiap waktunya yang terkadang tidak dapat diprediksi, namun pada dasarnya permintaan konsumen ini dapat dipengaruhi oleh selera, musim, harga, jenis atau mutu buah dan lain-lain. Pada saat musim buah atau pada saat hari-hari besar seringkali terjadi penumpukan buah atau dengan kata lain buah tersebut menjadi sangat berlebihan pada saat itu, kondisi tersebut menjadi sangat wajar terlihat disebabkan permintaan konsumen pada saat itu meningkat diluar waktu yang normal. Namun yang menjadi masalah adalah apabila barang yang disediakan tersebut menjadi sangat berlebihan / over stock. Dimana barang yang berlebihan tersebut akan sangat beresiko untuk mempercepat terjadinya kerusakan dan pembusukan yang mengakibatkan kerugian, sehingga untuk mencegah terjadinya kerugian maka perlu perencanaan persediaan yang matang hingga tercapainya tingkat persediaan yang ekonomis disesuaikan dengan waktu-waktu tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada saat penelitian, maka didapat suatu informasi bahwa masalah yang dapat terjadi yaitu antara lain mengenai adanya kenaikan harga, keterlambatan pengiriman stock barang, buah

4 yang busuk sebelum dilakukan penjualan akibat dari penyimpanan buah yang berlebihan maupun kekurangan stock dikarenakan kesulitan pengadaan buah tersebut akibat keterlambatan pengiriman stock maupun diluar musim. Pengendalian persediaan merupakan fungsi menajerial yang sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produksi dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. Istilah pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangat erat hubungannya tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan sendiri sendiri yaitu perencanaan dan pengawasan. Dua pengertian tersebut saling melengkapi satu sama lain. Pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu tidak ada artinya, demikian pula perencanaan tidak menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan. Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang pertama tama berfokus pada jumlah dan saat barang jadi yang diminta dan kemudian menentukan permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub perakitan pada setiap tahapan produksi terdahulu (Horngren, 1992). Sedangkan menurut widjaja (1996), perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil dimasa yang akan datang. Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi yang terus menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang

5 mendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau rupiah bahan (supriyono, 1999). Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta dengan biaya yang serendah rendahnya. Pengendalian persediaan untuk produk-produk supermarket atau barangbarang pabrikan berbeda dengan pengendalian persediaan untuk produk-produk fresh seperti buah-buahan. Buah-buahan memiliki karakteristik yang membedakannya dengan produk-produk lainnya, sehingga membutuhkan penangan secara khusus dan spesifik mulai dari supplier hingga ketangan konsumen, agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang terlalu berarti yang mengakibatkan kerugian baik pihak supplier maupun pihak ritel. Dikarenakan buah-buahan yang sangat mudah mengalami kerusakan atau penyusutan mengharuskan adanya penaganan yang tepat dan cepat agar tidak sampai menimbulkan kerugian yang berarti, disamping itu pengendalian tingkat persediaan yang tepat juga sangat dibutuhkan, mengingat karakteristik buah yang apabila terjadi over stock atau kelebihan persediaan dan tidak mungkin habis dalam waktu yang singkat akan menyebabkan kondisi salah satu komoditas pertannian yang menjadi andalan tersebut menjadi semakin tidak baik yang pada akhirnya dapat terjadi pembusukan. Dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan

6 mempengaruhi penjualan buah dan keuntungan pengusaha (Sjarifudin,1993). Selain itu, apabila terjadi kekurangan persediaan, maka hal ini akan berdampak pada kemungkinan kehilangan potensi penjualan dan potensi keuntungan. Dan apabila hal tersebut terus-menerus terjadi dalam jangka waktu yang panjang, maka akan memperkecil keuntungan perusahaan ritel tersebut. Penetapan standart mutu ptoduk-produk pertanian yang ditawarkan maupun pelayanan juga menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan ritel. Dengan produk yang berkualitas, harga yang murah serta pelayanan yang memuaskan konsumen merupakan senjata yang ampuh bagi perusahaan untuk membuat pelanggannya kembali lagi untuk berbelanja. Mengingat betapa pentingnya memperhatikan aspek kualitas produkproduk pertanian, hendaknya suatu perusahaan menetapkan rencana-rencana dengan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan dan analisis secara berkelanjutan agar terjaminnya kesesuaaian dari produk-produk yang dihasilkan dengan spesifikasi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan (orientasi pasar). Setelah dilakukan pengendalian pada produk-produk, yaitu penetapan spesifikasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, maka selanjutnya harus memperhatikan proses pembuatan produk tersebut untuk mencegah proses dimasa mendatang menghasilkan produk yang tidak konsisten, oleh karena itu diperlukan tindakan-tindakn korektif pada proses sehingga suatu proses berada dibawah pengendalian berdasarkan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Sinar supermarket merupakan perusahaan ritel lokal yang telah mengalami pasang surut, namun perkembangan sinar supermarket sebagai perusahaan ritel lokal merupakan hal yang cukup luar biasa, sebab sinar supermarket sebagai

7 perusahaan ritel lokal harus bersaing dengan perusahaan ritel lokal lainnya maupun perusahaan ritel asing raksasa yang sudah menjamur diseluruh indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih bertahannya sinar supermarket sampai saat ini, seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar ritel. Sinar supermarket berdiri pada tahun 1945 yang pada waktu dulu bernama Toko Sin yang berlokasi didaerah surabaya selatan. Toko sin merupakan salah satu toko dengan menggunakan sistem swalayan pertama di surabaya. Sekitar tahun 1970-an nama toko sin kemudian berubah menjadi sinar supermarket dikarenakan peraturan dari pemerintah yang mewajibkan usaha-usaha yang berdiri di indonesia menggunakan ejaan bahasa indonesia. Saat ini sinar supermarket hanya fokus pada tiga unit besar yaitu : jemur, bintoro, Darmo satelit dan tiga unit kecil yaitu : Darmo park, Tanjung perak, dan Jagir. Sebenarnya sinar supermarket juga membuka cabang diluar kota diantaranya adalah diwilayah gresik, sepanjang, Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Jember. Namun karena adanya krisis moneter pada tahun 1997, akhirnya cabang sinar diluar kota ditutup karena kesulitan ekonomi dan tidak mempunyai tempat sendiri karena harus menyewa dari pihak lain. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan ritel lainnya, sinar supermarket harus memiliki strategi untuk memperthankan pangsa pasarnya. Dilihat dari lokasi, sinar supermarket memiliki letak yang tergolong strategis. Karena letaknya yang berada dikawasan pabrik dan dikelilingi oleh perumahan dan pemukiman penduduk serta terdapat beberapa universitas terkenal. Selain itu, aspek penting lainnya yaitu mengenai pengendalian tingkat persediaan dan standart mutu buahbuahan yang senantiasa harus diperhatikan oleh sinar supermarket agar dapat menjadi supermarket yang yang dapat memuaskan para konsumennya serta dapat

8 menghasilkan keuntungan yang maksimal, sesuai dengan misi dan visi sinar supermarket yaitu menjadi supermarket terbaik di indonesia, serta go internasioanal. Melihat kondisi dari fakta yang ada khususnya mengenai kinerja dan eksistensi dari sinar supermarket, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perencanaan Persediaan dan Pengendalian Mutu Buah Lokal Di Sinar Supermarket. Dengan harapan, ingin mengkaji lebih dalam apa yang telah dilakukan oleh sinar supermarket didalam melakukan pengendalian tingkat persediaan buahnya, yang apakah selama ini telah tercapai tingkat persediaan yang ekonomis dalam rangka untuk memperoleh tingkat keuntungan maksimal yang dapat dihasilkan dari persediaan yang optimal tersebut. Disamping itu, peneliti juga ingin mengetahui pengendalian mutu yang telah dilakukan oleh sinar supermarket melihat kondisi adanya persaingan ritel yang semakin kompetitif. 1.2. Permasalahan Seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan antar ritel, apalagi bila harus bersaing dengan perusahaan ritel raksasa yang notabene merupakan perusahaan ritel asing, terutama dalam hal penyediaan buah-buahan yang bermutu tinggi yang menjadi tuntutan dari konsumen pada saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian tingkat persediaan yang memadai, baik itu proses perencanaan dan pengawasan persediaan buah-buahan, agar tercapai suatu keadaan yang ekonomis mengenai tingkat persediaan buah. Hal ini mengingat karakteristik buah-buahan yang mudah mengalami kerusakan dan pembusukan apabila terjadi over stock. selain itu perlu adanya penetapan standart mutu serta

9 pengendalian mutu yang memadai, mengingat adanya persaingan antar ritel dan tuntutan dari konsumen umtuk mendapatkan produk yang terbaik. Apabila kondisi-kondisi diatas tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan, yang apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama serta tidak ada penanganan yang memadai dan secepatnya untuk menyelesaikan permasalahan diatas. Berdasarkan pernyataan diatas, maka beberapa permasalahan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar buah yang harus disediakan oleh sinar supermarket agar tercapai persediaan yang ekonomis? 2. Seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari persediaan dilihat dari selisih total biaya persediaan? 3. Bagaimana proses pengendalian mutu buah yang telah dilakukan sinar supermarket demi terpenuhinya kepuasan dan tuntutan konsumen akan produk yang terbaik? 1.3. Tujuan dan Kegunaan 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mekanisme persediaan dan menganalisis tingkat persediaan buah yang ekonomis 2. Untuk mengkaji penghematan yang dihasilkan dari persediaan yang ekonomis berdasarkan total biaya persediaan yang dihasilkan 3. Untuk mengetahui tentang pengendalian mutu buah yang telah diterapkan, terutama mengenai pengendalian kinerja prosesnya serta menganalisis

10 pengendalian mutu buah berdasarkan pengendalian proses secara statistik (PPS). 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1 Memberikan sumbangan pikiran bagi instansi yang terkait khususnya manajemen sinar supermarket didalam merencanakan tingkat persediaan buah yang ekonomis serta memberikan kepastian bahwa peoses pengendalian mutu yang telah dilakukan telah sesuai dengan standart atau belum. 2. Sebagai informasi untuk bahan penelitian lanjutan menyangkut masalah persediaan dan pengendalian mutu buah di supermarket. 2.1. Batasan Masalah 1 Penelitian ini dibatasi hanya pada sinar supermarket yang berada di jalan Jemur Handayani No. 71 Surabaya selatan 2. Buah yang dipilih secara sengaja dengan kriteria, banyak diminati dan tersedia terus-menerus, sebanyak 3 buah yaitu buah jeruk valensia, apel manalagi dan pisang emas. 3. Pengambilan data yang diperlukan adalah data permintaan dan penjualan selama 1 tahun terakhir. 4. Perencanaan penyediaan buah dihitung per hari. 5.Perhitungan tingkat keuntungan menggunakan pendekatan tingkat persediaan secara optimal.