PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI Ria Wulandari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Surel: riawulandari.rw46@gmail.com Abstrak hidup merupakan sejumlah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu agar mampu bersaing di era globalisasi. hidup meliputi kecakapan personal (mengenal diri dan berpikir rasional), kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Kurangnya penguasaan terhadap keempat kecakapan hidup ini mengakibatkan banyaknya lulusan yang tidak terserap dalam dunia kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan hidup adalah pembelajaran terpadu. Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah adanya keterkaitan materi pada beberapa mata pelajaran dan berpusat kepada peserta didik. Kelebihan pembelajaran terpadu adalah penguasaan konsep yang lebih baik dan bermakna. Penguasaan konsep dan pembelajaran yang bermakna dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidup. Kata Kunci: Pembelajaran Terpadu, Hidup PENDAHULUAN Era modern seperti sekarang ini menuntut segala sesuatu bergerak dengan cepat dan dinamis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan mengalami hal ini mulai dari pertanian, industri, perdagangan, pendidikan, teknologi maupun sosial budaya. Dampak positifnya adalah adanya penerimaan secara terbuka (open minded) sehingga mampu menyesuaikan diri dengan hasil perkembangan modernisasi dan globalisasi. Adanya sikap terbuka terhadap modernisasi dan globalisasi harus disertai dengan penanaman nilai dan norma-norma sehingga dapat memilah dan memilih hal-hal yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Penanaman nilai dan norma-norma dapat dilakukan melalui pendidikan. Selain itu, peran penting pendidikan dalam era globalisasi dapat digunakan sebagai bekal dalam menghadapi setiap tantangan di masa depan. Globalisasi telah membuat persaingan menjadi lebih sengit. Persaingan tidak hanya terjadi dengan - orang di negara sendiri tetapi juga dengan orang di seluruh dunia. Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan merupakan masalah utama bagi seseorang setelah menyelesaikan studinya. Kurangnya keterampilan yang dimiliki akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat. Data BPS yang dilansir pada 5 Mei 2015 menyebutkan jumlah pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta orang. Data BPS menjabarkan, bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,05%, disusul jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,17 %, dan Diploma I/II/III sebesar 7,49%. Berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa pendidikan pada masing-masing jenjang kurang membekali peserta didik dengan sejumlah keterampilan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dan dunia kerja. Salah satu peningkatan keterampilan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan yang ada. 102
Pembelajaran yang terpusat pada peserta didik lebih ditekankan agar potensi yang terdapat dalam diri setiap peserta didik dapat berkembang. Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik secara aktif mencari, mengidentifikasi, dan menemukan konsep dari pengetahuan yang dipelajarinya. Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah adanya keterkaitan materi pada beberapa mata pelajaran. Sugiyanto (2008) menyatakan pembelajaran terpadu merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan pembelajaran terpadu dapat mengembangkan kecakapan hidup di era globalisasi. PEMBAHASAN Konsep hidup hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja tetapi memiliki makna yang lebih luas. Menurut Depdiknas (2003) kecakapan hidup adalah seperangkat kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar, tanpa merasa tertekan kemudian secara mandiri, proaktif dan kreatif mencari dan menemukan jalan keluar atau solusi sehingga akhirnya mampu mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan. Menurut Brolin dalam Anwar (2004) kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk memahami dirinya dan potensinya dalam kehidupannya, antara lain mencakup penentuan tujuan, memecahkan masalah, dan hidup bersama orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk memahami dirinya dan potensinya dalam kehidupan sehingga mampu menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan serta secara mandiri, proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusinya. Pengelompokkan Hidup hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kecakapan hidup generik (generic life skill) dan kecakapan hidup specific (specific life skill). Masing-masing jenis kecakapan dapat dibagi menjadi sub kecakapan. hidup generik terdiri atas kecakapan personal dan kecakapan sosial. hidup spesifik terdiri atas kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. Penjabaran kecakapan hidup dapat diilustrasikan pada gambar 1.: mengenal diri meliputi: 1. penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat, dan warga Negara. 2. menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. berpikir rasional meliputi: 1. kecakapan menggali dan menemukan informasi. 2. kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan. 3. kecakapan memecahkan masalah secara kreatif. 103
KECAKAPAN HIDUP (Life Skill) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi personal sosial mengenal diri berpikir rasional hidup generik akademik vokasional Gambar 1. Skema kecakapan hidup sosial meliputi: 1. kecakapan komunikasi dengan empati. berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik. 2. kecakapan bekerja sama. hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. ini terdiri dari kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antar variabel tersebut, kecakapan merumuskan hipotesis, dan kecakapan merancang serta melaksanakan penelitian vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik (Syukur, 2008). Implementasi kecakapan hidup generik dan spesifik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. hidup generik dan spesifik memiliki peranannya masing-masing dalam peng- hidup spesifik bangan kepribadian seseorang. Keduanya tidak dapat dipisahkan melainkan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi sehingga menghasilkan tindakan yang melibatkan aspek mental, fisik, emosional dan intelektual. Pendidikan Berorientasi Hidup Pendidikan berorientasi kecakapan hidup sangat penting bagi peserta didik. Hal ini dapat digunakan oleh peserta didik sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang akan dihadapi di masa mendatang. Esensi dari pendidikan berorientasi kecakapan hidup adalah adanya relevansi antara pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata. Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah: 1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi. 2. memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik. 3. memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. 104
4. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual. 5. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (Anwar, 2004). Pendidikan kecakapan hidup dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan bahan pelajaran dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan sehingga peserta didik dapat menggunakannya sebagai bekal di masa mendatang. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas). Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup ditentukan oleh program yang disusun oleh sekolah dan kreativitas dalam menentukan model dan metode pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran yang mengarah pada pembentukan kecakapan hidup (Olim dan Ali dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007). Konsep Pembelajaran Terpadu Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Sugiyanto, 2008). Melalui pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena konsep-konsep yang dipelajari diperoleh melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipelajari. Kelebihan pembelajaran terpadu: 1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya. 2. Peserta didik dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. 3. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam ranah afektif dan psikomotorik dengan bekerja sama dalam kelompok. 4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan peserta didik. Tipe Pembelajaran Terpadu Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Kesepuluh model tersebut disajikan pada tabel 1. Model pembelajaran terpadu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA terpadu adalah connected, webbed, shared, dan integrated. Keempat model tersebut sesuai untuk pembelajaran IPA terpadu karena dapat mengakomodir karakteristik dari konsep-konsep dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. 105
Tabel 1. Tipe Pembelajaran Terpadu Tipe Deskripsi Ilustrasi Fragmented (penggalan) Pemaduan hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda. Connected (keterhubungan) Nested (sarang) Dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain. Pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Sequenced (urutan/ rangkaian) Shared (bagian) Webbed (jaring labalaba) Threaded (galur) Integrated (keterpaduan) Immersed (celupan) Networked (jaringan) Model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel. Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Model jarring laba-laba bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar direntangkan melalui berbagai disiplin ilmu. Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran Pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terusmenerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Integrasi Hidup dalam Pembelajaran Terpadu Konsep kecakapan hidup telah lama menjadi perhatian para ahli dalam mengembangkan kurikulum. Menurut - Tyler (1947) dan Taba (1962) dalam Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup dan 106
bekerja. Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1) kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, (2) materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik untuk mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan (5) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik. Keempat kecakapan hidup harus dimiliki seseorang secara berkelanjutan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Setiap jenjang pendidikan memiliki komposisi kecakapan hidup yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. hidup untuk setiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar 2. SMA akademik generik vokasional SMK TK/SD/SMP Gambar 2. hidup untuk setiap jenjang Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa untuk jenjang TK/SD/SMP kecakapan hidup lebih dominan kepada kecakapan generik yang meliputi kecakapan personal (mengenal diri dan berpikir rasional) dan kecakapan sosial. Dua kecakapan ini menekankan pada pembelajaran akhlak sebagai pondasi pembentukan nilai-nilai kebajikan. akademik dapat diajarkan pada jenjang SMP. yang dapat diajarkan berupa pengenalan dalam menentukan rumusan masalah, mengidentifikasi variabel, menentukan keterkaitan antar variabel, dan merancang serta melakukan percobaan. hidup vokasional yang dapat diajarkan pada jenjang SMP adalah kecakapan vokasional dasar. ini terkait dengan kemampuan siswa dalam menggunakan alat sederhana seperti alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan. Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus serta dapat diperoleh dari pendidikan formal ataupun non formal. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA tidak hanya merupakan kumpulan konsep, fakta, dan prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada saat melakukan proses penemuan, sikap ilmiah sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Cabang IPA yang dipelajari di jenjang SMP adalah fisika, biologi, dan kimia. Ketiga cabang ilmu tersebut dalam pembelajarannya dilakukan secara terpadu agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara menyeluruh. Integrasi kecakapan hidup dalam pembelajaran terpadu dapat dilihat dari pemilihan KD yang sesuai. Misalkan KD 3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnyaperumusan satuan terstandar (baku) dalam pengukuran Berdasarkan KD tersebut terlihat pemaduan antara mata pelajaran fisika dan biologi dengan inti topik yang sama yaitu pengukuran. hidup yang dapat diajarkan meliputi kecakapan personal (beriman kepada Tuhan YME, berpikir rasional, percaya diri, bertanggung jawab, menggali informasi, 107
mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah) dan kecakapan sosial (mengendalikan emosi, berpartisipasi, mendengarkan, berbicara, membaca, menuliskan pendapat, dan bekerja dengan teman satu kelompok). akademik dan vokasional dasar dapat diajarkan melalui KD 4.1 Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku. akademik meliputi kemampuan merumuskan masalah, mengidentifikasi dan menghubungkan antar variabel, melaksanakan penelitian, dan bersikap ilmiah. Sedangkan kecakapan vokasional dasar meliputi merangkai alat dan menggunakannya dengan benar. Pembelajaran Terpadu untuk Mengembangkan Hidup di Era Globalisasi Pembelajaran terpadu menekankan pada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pemahaman materi diperoleh dari interaksi langsung peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Peserta didik secara aktif dan kreatif melakukan kegiatan penyelidikan untuk menemukan suatu konsep. Konsep yang telah diperoleh akan menjadi semakin bermakna apabila peserta didik mampu mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan pemahaman dan kebermaknaan sejalan dengan prinsip pembelajaran kecakapan hidup yaitu adanya keterkaitan antara kehidupan nyata dengan lingkungan dan pengalaman peserta didik. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran ini lebih menekankan peranan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang disusun membuat peserta didik lebih aktif, inisiatif, bertanggung jawab dalam pembelajaran mereka sendiri dan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Hal ini dapat mengembangkan kecakapan hidup, terutama kecakapan personal dan kecakapan sosial. Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu melakukan pengkajian pada suatu fenomena dari beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat memahami suatu fenomena dari berbagai sudut pandang. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik ketika menghadapi masalah di masa depan. Pemahaman dan penguasaan konsep yang baik menuntun pola berpikir yang lebih sistematis dan ilmiah. Hal ini merupakan bagian dari kecakapan akademik. vokasional dapat dikembangkan saat melakukan pengkajian terhadap suatu fenomena. Pengkajian dapat dilakukan melalui penyelidikan ilmiah yang juga membutuhkan keterampilan merangkai alat percobaan. SIMPULAN Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan materi dari berbagai pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena konsep-konsep yang dipelajari diperoleh melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipelajari. Konsep yang sudah dipelajari akan lebih bermakna apabila dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Kegiatan pembelajaran yang disusun pada pembelajaran terpadu dapat mengembangkan kecakapan hidup yang sangat diperlukan untuk bersaing di era globalisasi. 108
DAFTAR PUSTAKA Anwar. 2004. Pendidikan Hidup, Konsep dan Aplikasi. Bandung: CV Alfa Beta BPS. Februari 2015, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,81 Persen. (Online). (www.bps.go.id), diakses 10 Oktober 2015. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Life Skill-Pendidikan Hidup. Jakarta: Depdiknas. Ekawati, Estina. 2011. Mengembangkan Abad ke-21, (Online), (http://p4tkmatematika.org/2011/1 0/mengembangkan-kecakapanabad-ke-21/), diakses 11 Oktober 2015. Fogarty, Robin. 1991. How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Pengembangan Model Pendidikan Hidup. (Online), (www.puskur.net), diakses 07 September 2015. Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail Media Group, 2008. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian IV : Pendidikan Lintas Bidang. Bandung : PT Imperial Bhakti Utama. Tim BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. 109