BAB I PENDAHULUAN. dicitrakan negatif dan selalu identik dengan kenakalan, hura-hura dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dan lebih maju dalam bidang IPTEK dan sains, dengan perbagai cara berhasil

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. Kenakalan yang paling banyak terjadi yaitu sifatnya pelanggaran terhadap norma

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

Siti Aini Latifah A Proses Pembelajaran PAI beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

STRATEGI REKRUTMEN CALON JAMAAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AL MULTAZAM SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, sebagai cermin tentang merosotnya etika dari pelaku pendidikan, baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB V PEMBAHASAN. A. Bagaimana metode-metode GP Ansor dalam meningkatkan akhlakul. karimah melalui kegiatan rutinan shalawat HIMMATA pada remaja di

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I. mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal,

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur an, Seperti dalam firman Allah Swt, yang berbunyi;

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah banyaknya organisasi kepemudaan yang senantiasa dicitrakan negatif dan selalu identik dengan kenakalan, hura-hura dan kekerasan disatu sisi, serta eksploitasi politik yang menjadikan pemuda sebagai obyek telah membuat kita pesimis. Pengaruh itu dirasakan pula sebagai masalah yang dihadapinya dimasa yang akan datang. Dengan demikian masalah generasi muda atau pemuda sebenarnya tidak terpisah dari masyarakat pada umumnya. Berkaitan dengan hal diatas, maka masalah akhlak yang melanda remaja kita sekarang ini lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan dengan masalah akhlak yang terjadi pada masa sebelumnya. Kenakalan remaja ini biasanya dimulai pada masa pra puber (12-14) tahun dan masa pubertas (14-18) tahun, karena pada masa ini muncul perasaan-perasaan negatif pada diri anak, sehingga pada masa ini ada yang menyebutnya sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, ia tidak mau tunduk lagi dengan segala perintah dan kebijaksanaaan dari orang tua. 1 Selain itu pada saat ini anak menjadi negatif dan mendapat 1 Abu Ahmadi & Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal 123

2 kecenderungan menjadi egosentris, sehingga pada masa ini remaja menjadi tidak tetap dan ini menyebabkan remaja itu menjadi suka marah. Problematika tentang akhlak remaja ini terjadi juga karena lingkungan masyarakat dan pergaulan remaja yang salah bahkan pengaruh dari mediamedia elektronik yang kadang juga dapat memberikan pengaruh negatif, banyak remaja-remaja sekarang ini cenderung mengikuti gaya berpakaian orang barat yang menonjolkan auratnya dan juga banyak remaja meminum minuman keras atau alkohol, perbuatan itu yang sepatutnya tidak dilakukan oleh remaja sekarang. Bobroknya akhlak remaja ini mulai merambah kedalam desa-desa banyak anak remaja desa sekarang ini yang mulai meninggalkan adat istiadat islam, para remaja cenderung meniru tingkah laku yang negatif agar terlihat lebih modern padahal tingkah laku tersebut cenderung kearah yang negatif. Mendorong remaja ke perbuatan yang kriminal, perlu adanya bimbingan sosial yang mencegah bobroknya akhlak remaja saat ini. Faktor lain yang menjadi penyebab kemrosotan akhlak remaja adalah kurangnya perhatian dari keluarga dan masyarakat. Perkembangan akhlak seorang anak banyak dipengaruhi lingkungan di mana ia hidup. Tanpa masyarakat (lingkungan) kepribadian seorang individu tidak bisa berkembang, demikian pula aspek akhlak pada anak. Nilai-nilai akhlak yang dimiliki seorang anak lebih merupakan sesuatu yang diperoleh anak dari luar. Anak belajar dan diajar oleh lingkunganya mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku yang

3 baik dan tingkah laku yang tidak baik, lingkungan ini dapat berarti orang tua, saudara, teman guru dan sebagainya. 2 Di desa kebonagung kecamatan wonodadi banyak remaja-remaja yang mulai meniru perbuatan-perbuatan yang negatif agar mereka merasa menjadi orang yang modern, padahal perbuatan yang dilakukan tersebut salah, mereka lebih suka berkerumun di perempatan dan bercanda gurau daripada mengikuti jamaah di masjid, ada juga yang lebih suka bermain kartu remi daripada mengikuti pengajian di masjid atau mushola, hal tersebut yang menjadi ketakutan para orang tua jika anak-anaknya sampai terkena pengaruh tersebut. Para orang tua di desa Kebonagung mulai resah melihat para remaja di desa kebonagung mulai terkena dampak negatif dari tingkah laku para remaja yang cenderung kearah perbuatan tercela. Remaja saat ini mudah sekali dimasuki pengaruh yang negatif jika mereka tidak segera diberikan bimbingan-bimbingan yang positif, untuk mempertebalkan keimanan mereka, perlu juga kerjasama dari semua pihak masyarakat dan perangkat desa Kebonagung untuk mencegah terjadinya kebrobokan akhlak remaja saat ini. Zaman yang semakin maju dan serba modern ini memicu timbulnya krisis akhlakul karimah. Salah satu penyebab timbulnya krisis akhlakul karimah yang terjadi saat ini dikarenakan orang sudah mulai lengah dan kurang mengindahkan agama, khususnya dikalangan remaja yang identik dengan kehidupan gaya bebas. Hal ini ditandai dengan semakin mejamurnya 2 Singgih D. Gunansa dan Ny. Singgih Gunansa, Psikologi Perkembangan Anak dan remaja (jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1986), hal 61

4 pola kehidupan barat di Indonesia. Sikap mementingkan diri sendiri, egois, serta pudarnya nilai-nilai sopan santun yang semakin menghinggapi dalam diri manusia, dan remaja pada khususnya. Penurunan moral dikalangan remaja saat ini merupakan indikasi bahwa pendidikan yang selama ini dilaksanakan belum berhasil membina moral dan akhlak generasi muda. Pendidikan cenderung semakin materealistik dan tidak seimbang dengan aspek spiritual. Hal ini membuat peran pendidikan semakin dituntut agar lebih maju, khususnya pendidikan agama Islam. Salah satu tujuan pendidikan agama Islam adalah mewujudkan akhlak yang mulia (al-akhlak al- karimah). Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sangatlah penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahtera lahir batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk rusaklah lahir dan batinnya. 3 Proses pengembangan pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non-formal. Untuk mencapai esensi pendidikan, khususnya pendidikan Islam sangat dibutuhkan peran seorang pendidik ataupun pembina yang profesional 3 Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), hal 11

5 dalam rangka mengupayakan pendidikan akhlak remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar. Sebagai salah satu organisasi kepemudaan terpopuler dan terbesar di Indonesia dengan jaringannya yang luas sampai ke pelosok pedesaan, Gerakan Pemuda Ansor diminati oleh kalangan pemuda sebagai salah satu organisasi yang diharapkan mampu mencetak kader-kader handal yang siap berkompetisi dalam berbagai bidang, yang nantinya mereka akan disiapkan untuk menjadi seorang penerus bahkan seorang yang mampu menjadi pemimpin. Berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara dengan salah satu pengurus majelis GP Ansor diperoleh informasi bahwa kegiatan r u t i n a n shalawat HIMMATA yang diadakan oleh majelis GP Ansor merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan pengamalan ajaran Islam khususnya dalam hal pendidikan serta pendidikan akhlak, Melalui majelis shalawat yang akhir-akhir ini disukai oleh masyarakat khusunya oleh para remaja yang mana alunan-alunan shalawat dinyanyikan dengan diiringi oleh tabuhan rebana yang menimbulkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Shalawat sebagai wujud rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, dan berharap syafa at dari Nabi Muhammad SAW. Maka di dalam masyarakat muncul tradisi shalawat sebagai cermin pengamalan terhadap nilai-nilai yang tedapat dalam Al-Qur an dan Hadits. Sehingga

6 sering dijumpai jamaah jamaah shalawat atau majelis shalawat. Dalam majelis tersebut terdapat ritual pembacaan shalawat yang disertai dengan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Di samping memuji Nabi dalam lantunan shalawat tersebut juga diselingi lantunan syair-syair tentang cara hidup Nabi, perilaku, dan kedudukan beliau di sisi Allah SWT, sehingga menjadi cermin atau suri tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan majelis r u t i n a n shalawat HIMMATA yang dilakukan oleh GP ansor di desa kebonagung kecamatan wonodadi ini tidak hanya dapat menghidupkan dan mengamalkan sunnah Nabi SAW, tetapi juga dapat menjadi media dakwah serta media pendidikan dalam memberikan materimateri tentang ajaran Islam terutama pendidikan akhlak dan juga sebagai tempat sosialisasi masyarakat secara umum untuk saling bersilaturahmi. Kegiatan yang dilakukan oleh G P A n s o r majelis rutinan shalawat HIMMATA dengan membaca shalawat juga diselingi dengan ceramahceramah yang berkaitan dengan pendidikan akhlak. Di Desa Kebonagung tepatnya di mushola Al-Hikmah Gerakan Pemuda Ansor mempunyai banyak sekali agenda-agenda ataupun acaraacara yang bisa membuat komunikasi antar masyarakat semakin erat. Tidak heran mengapa Gerakan Pemuda Ansor di Desa Kebonagung sampai saat ini masih ada dan eksis dalam berbagai kegiatan keagamaan ataupun kegiatan desa. Betul sekali ungkapan pepatah Arab yang mengatakan

7 Lisanul Hal Afshah min Lisânil Maqâl (bahasa perbuatani itu lebih baik dari pada bahasa ucapan). 4 Dalam penelitian ini sesuatu yang menarik untuk diteliti adalah peran majelis r u t i n a n shalawat HIMMATA dalam membina akhlak para remaja yang menggunakan media majelis shalawat yang diiringi dengan tabuhan rebana, hal ini memunculkan rasa senang pada remaja sehingga mereka ingin bisa memainkan rebana. Berangkat dari rasa senang tersebut pengurus majelis rutinan shalawat H IM M A T A memasukkan materi-materi tentang pendidikan akhlak untuk disampaikan kepada para remaja yang mengikuti majelis tersebut. Dari latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dalam permasalahan permasalahan tentang Akhlak remaja yang berada di Desa Kebonagung sehingga penelitian ini berjudul Upaya Gerakan Pemuda Ansor Dalam Meningkatkan Akhlaqul Karimah Melalui Kegiatan Rutinan Shalawat HIMMATA Pada Remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar. 4 Thohir Luth, Masyarakat Madani Solusi Damal Dalam Perbedaan ( Jakarta: Media Cita, 2002), hal. 7

8 B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana metode untuk meningkatkan akhlakul karimah melalui kegiatan Rutinan Shalawat HIMMATA pada remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar? 2. Bagaimana hasil dari metode meningkatkan a k h l a k u l k a r i m a h m e l a l u i k e g i a t a n R u t i n a n Shalawat HIMMATA p a d a r e m a j a di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan metode yang di gunakan dalam meningkatkan akhlakul karimah melalui kegiatan rutinan Shalawat HIMMATA pada remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar 2. Untuk mendeskripsikan hasil dari meningkatkan akhlakul karimah melalui kegiatan rutinan shalawat HIMMATA pada remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar D. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat penelitian terdapat 2 bagian : a. Manfaat teoritis Diharapkan tulisan ini dapat menambah khazanah keilmuwan dalam dunia pendidikan, terutama wacana tentang pengembangan akhlak. Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang luas tentang pengembangan akhlak melalui peran majelis-majelis terutama majelis shalawat.

9 b. Manfaat praktis Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pengetahuan dan menambah wacana keilmuwan khususnya dalam pengembangan akhlak remaja. Dapat memberikan gambaran tentang pengembangan akhlak remaja melalui majelis shalawat. E. Definisi Istilah Untuk memahami kesalahan penafsiran dalam memahami judul penelitian diatas perlu kiranya untuk memberikan definisi istilah sebagai berikut: 1. Definisi Konseptual a. Gerakan Pemuda Ansor GP Ansor Gerakan Pemuda Ansor, disingkat GP ANSOR merupakan kelanjutan Anshoru Nahdhatul Oelama ( ANO ) yang didirikan pada 10 Muharram 1353H. atau bertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur. 5 b. Akhlakul Karimah Akhlaqul karimah ialah suatu sikap atau sifat yang baik, orang yang memiliki budi pekerti yang baik dan terpuji. 5 Choirul Anam, Gerak Langkah Pemuda Ansor, (Jakarta : PT.DUTA AKSARA MULIA, Jakarta), hal. 3

10 c. Rutinan sholawat HIMMATA Kegiatan rutinan bersholawat Himpunan Maulid Tiba iyah (HIMMATA) yang diadakan setiap 2 minggu sekali. Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pengetahuan dan menambah wacana keilmuwan khususnya dalam pengembangan akhlak remaja. Dapat memberikan gambaran tentang pengembangan akhlak remaja melalui majelis shalawat. 2. Definisi Secara Operasional Secara Operasional, yang penulis maksud dengan judul skripsi Upaya Gerakan Pemuda Ansor Dalam Meningkatkan Akhlaqul Karimah Melalui Kegiatan Rutinan Sholawat HIMMATA pada Remaja di Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi Blitar adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gerakan Pemuda Ansor yang didalamnya merancang sebuah pendidikan yang diajarkan dan ditingkatkan melalui sebuah kegiatan keagamaan, ditujukan kepada remaja-remaja yang berada di desa kebonagung. Kegiatan rutin shalawat HIMMATA ini merupakan kegiatan sebagai peningkatkan akhlakul karimah remaja desa kebonagung yang akan diteliti melalui paradigma penelitian kualitatif dengan metode ibservasi-partisipan terhadap peristiwa dan dokumen terkait yang menghasilkan data tertulis sebagai terdapat dalam ringkasan data yang kemudian dianalisis dengan metode induksi.

11 F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagian awal yang berisi halaman judul, halaman pesetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi, dan abstrak. Bagian utama terdiri dari enam bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang lkonteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian,batasan masalah, kegunaan penelitian, definisi istilah, sistematika penulisan skripsi. Bab II merupakan kajian pustaka terdiri dari : kajian fokus pertama,kajian fukus kedua dan seterusnya, hasil penelitian terdahulu, kerangka berfikir. Bab III merupakan Metode Penelitian terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. Bab IV hasil penelitian terdiri dari : deskripsi data, temuan penelitian, Bab V Pembahasan terdiri dari : pembahasan temuan penelitian. Bab VI penutup yang terdiri dari: kesimpulan hasil penelitian, implementasi penelitian (jika perlu) dan saran/rekomendasi. Bagian akhir memuat daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian skripsi, serta biodata peneliti.