BAB I PENDAHULUAN. di jalan raya, hilangnya rasa sopan santun, minum-minuman. dengan menggunakan pembelajaran di kelas, penanaman nilai-nilai positif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PERANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM MEMBANGUN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

DAFTAR ISI. Halaman judul Lembar Persetujuan Pembimbing. Lembar Pengesahan Tim Penguji Pernyataan Keaslian Motto. Persembahan Prakata Daftar Tabel

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV. akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di. bidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kemajuan dan perkembangan teknologi yang pesat akhir-akhir ini membawa berbagai fenomena baru bagi generasi muda, calon penerus perjuangan bangsa. Banyak kenakalan remaja pada saat ini baik di perkotaan maupun di pedesaan diantaranya, tawuran antar pelajar, kebutkebutan di jalan raya, hilangnya rasa sopan santun, minum-minuman keras, penggunaan narkoba dan pil koplo serta penyimpanganpenyimpangan moralitas lainnya. Padahal, hampir semuanya telah mempelajari pendidikan agama. Dihadapkan pada fakta seperti itu, selain dengan menggunakan pembelajaran di kelas, penanaman nilai-nilai positif perlu dicarikan alternatif lain melalui kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran sekolah, yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu pilar penopang dalam membentuk kehidupan dan peradaban manusia yang senantiasa selalu mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena tersebut, kegiatan pramuka akan membimbing generasi muda untuk menjadi orang yang disiplin baik di rumah, di sekolah, dan di lingkungan masyarakat. Sumber daya manusia yang berkualitas (baik kualitas jasmani maupun rohani) merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam menjalani kehidupan di zaman era globalisasi ini. 1

2 Kegiatan ekstrakurikuler menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian dan kedisiplinan siswa, seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah sebagai berikut: (1) Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. (3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. 1 Kegiatan ekstrakurikuler pramuka tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan saja, akan tetapi kepramukaan juga bertujuan membentuk pribadi, yang selalu menanamkan nilai-nilai, termasuk nilai moral, budi pekerti, etika, estetika, dan karakter, sehingga setelah dewasa menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agama. Gerakan pramuka bukan pendidikan persekolahan (formal), bukan pula pendidikan keluarga (informal), namun lebih tepat dikatakan sebagai pendidikan yang ada di masyarakat, akan tetapi gerakan pramuka mampu mengakses ke lembaga-lembaga pendidikan persekolahan manapun, karena sifatnya yang netral dari orientasi politik apapun. Kegiatan pramuka diharapkan dapat turut memikul tanggungjawab melahirkan generasi muda masa depan yang kreatif, aktif, inovatif, percaya diri, jujur, dan disiplin. Adapun tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, sehingga menjadi: (1) Manusia berwatak, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur, yang: a) tinggi moral, spiritual, kuat mental, sosial, intelektual, emosional dan fisiknya; b) Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; c) Kuat dan sehat jasmaninya. (2) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh 1 B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), 272.

3 kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional. 2 Dalam Kurikulum 13, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang ada di sekolah adalah termasuk salah satu kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas selama dua jam pelajaran, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas dengan kegiatan dua jam pelajaran perminggu. Jadi sudah jelas bahwa dalam pendidikan kepramukaan tidak hanya memberikan ketrampilan dan penekanan pada aspek pengetahuan saja, akan tetapi juga memberikan penanaman nilai-nilai positif termasuk didalamnya nilai-nilai cinta pada tanah air, kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab. Karena, gerakan ini mengutamakan aspek pembentukan sikap dan sistem nilai dari para anggotanya. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diselenggarakan oleh sekolah ditemui adanya beberapa kekurangan dan kelemahan. Hal ini disebabkan karena para pembinanya yang kurang menguasai masalah kepramukaan. Akhirnya, gerakan pramuka terkesan eksklusif menjadi kegiatan sekolah, karena sifatnya hanya membina ketrampilan dan penekanan pada aspek-aspek kognitif tanpa memperhatikan segi-segi afektif, dan nyaris mengabaikan perkembangan 2 Jana T.Anggadiredja dkk., Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Plus Tahun 2014 (Jakarta: Kwarnas Gerakan Pramuka, 2011), 16.

4 mental para peserta didiknya, sehingga kegiatan pramuka mulai berkurang peminatnya. Untuk mengatasi masalah kurang menguasai materi kepramukaan bagi para pembina tersebut, Kwarcab mengadakan KMD (Kursus Mahir Tingkat Dasar) bagi para pembina pramuka baik yang berpangkalan di gugus depan MI maupun SD, dan bagi pembina yang sudah mempunyai sertifikat KMD dihimbau untuk mengikuti KML (Kursus Mahir Tingkat Lanjut). Dengan mengikuti KMD dan KML tersebut diharapkan menjadi pembina-pembina yang handal dan berkualitas. Gerakan Pramuka perlu tanggap terhadap perubahan yang terjadi pada saat ini. Semua kegiatan hendaknya diberi muatan pendidikan yang berorientasi pada sistem nilai. Di sisi lain, berbagai ketrampilan yang dilakukan dalam pramuka hanya berfungsi sebagai alat dan media untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Pramuka bukanlah sekadar baju seragam dan umbul-umbul saja, tetapi merupakan sebuah gerakan yang dapat menyentuh generasi muda secara menyeluruh dan sudah selayaknya membina generasi muda dengan kegiatan yang kreatif, aktif, edukatif dan inovatif. Gerakan Pramuka sekarang memang perlu ditransformasi dan diregulasi menjadi satu paket dengan keseluruhan sistem dunia pendidikan Indonesia, tetapi masih dalam kerangka pembangunan manusia seutuhnya. Karena secara substansial, pramuka adalah bagian dari pendidikan yang seharusnya memberikan nilai-nilai yang menyangkut

5 masalah penghayatan dan pemahaman yang lebih bersifat afektif dari pada kognitif, yang merupakan konsekuensi logis dari tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia itu baik lahir dan batinnya. Sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum 13, MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek tanggap dengan memberlakukan Kurikulum 13 yang mengembangkan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi madrasah serta lingkungan sekitarnya. Hal ini ditandai dengan diimplementasikannya Kurikulum 13, yang mencakup pembelajaran nilainilai cinta tanah air, jujur, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek adalah lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama. Seperti sekolah-sekolah lainnya, MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek dalam kiprahnya di dunia pendidikan bertujuan turut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, baik lewat pembelajaran di dalam kelas maupun di luar jam pelajaran atau ekstrakurikuler. Adapun salah satu kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah pramuka. Kegiatan pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang paling aktif dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang lain, sehingga kegiatan ini menjadi sarana yang cukup efektif dalam memberikan pembelajaran dalam membangun karakter siswa.

6 Alasan penulis memilih MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek untuk tempat penelitian, karena kedua madrasah tersebut sama-sama pernah meraih juara dalam perlombaan pramuka pesta siaga di tingkat kecamatan Gandusari di tahun yang berbeda, dan kedua madrasah tersebut sampai saat ini masih aktif melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari berdiri paling akhir dibanding dengan MI-MI yang lain di kecamatan Gandusari, tetapi mempunyai daya saing yang tinggi dan kehadirannya diterima dan sekaligus menjadi pilihan masyarakat. Hal ini buktinya siswa/siswi MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari pernah menjadi juara umum dalam pesta siaga dan AKSIOMA ke 5 tahun 2015 di tingkat kecamatan Gandusari. 3 MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek mampu bersaing dengan sekolah yang lain, karena lokasinya berdekatan dengan SDN, tetapi muridnya relatif banyak dan menjadi pilihan masyarakat sekitarnya. Selain itu MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek pernah menjadi juara I lomba administrasi ekstrakurikuler pramuka gugus depan MI/SD tingkat kecamatan Gandusari. 4 Sedangkan alasan peneliti memilih 4 karakter dalam penelitian ini, adalah: (1) Cinta tanah air karena dengan rasa cinta tanah air, seorang individu/anak akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya 3 Wawancara dengan Bapak Maksum, S.Ag. selaku Kepala MI Nuruzh Dholam Krandegan Gandusari pada hari Jum at, 25-2-2016. 4 Wawancara dengan Bapak Jurinto selaku Kepala MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari pada hari Sabtu, 26-2-2016.

7 untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan, dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Dengan rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu/siswa untuk membangun bangsa dan negaranya. (2) Jujur karena ketika sejak masa anak-anak sudah ditanamkan kejujuran maka sampai dewasa kejujuran itu akan tertanam dalam diri si anak. Dengan memiliki kejujuran, seseorang akan dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaannya oleh orang-orang yang ada disekitarnya. (3) Disiplin karena kedisiplinan merupakan cermin kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Disiplin akan terwujud dari perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan dan ketertiban pada berbagai aturan-aturan yang ada. Bila disiplin sudah menyatu dengan diri seseorang, maka perbuatan yang dilakukannya tidak akan dirasakan lagi sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya jika ia tidak berbuat disiplin. (4) Tanggungjawab karena sifat ini sangat penting untuk dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupannya baik di rumah, di sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat, oleh sebab itu tanggungjawab hendaknya dibangun dan ditanamkan sejak dini pada diri siswa. Berangkat dari fenomena tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan tema/judul: Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membangun Karakter Siswa (Studi Multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek).

8 B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian 1. Fokus Penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada karakter siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka (studi multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek) sebagaimana yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian. 2. Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter cinta tanah air di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek? b. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter jujur di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek? c. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter disiplin di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek? d. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter tanggungjawab di MI Nuruzh Zholam

9 Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tentunya memiliki tujuan yang sangat jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter cinta tanah air di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek. 2. Untuk mengetahui peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter jujur di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek. 3. Untuk mengetahui peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter disiplin di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek. 4. Untuk mengetahui peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter tanggung jawab di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.

10 1. Kegunaan secara teoritis Dari penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah keilmuan tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dalam hal ini yang terkait dengan karakter siswa. Sebagaimana menjadi fokus penelitian ini merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji apakah sebuah teori mampu diimplementasikan secara tepat di lapangan. Dalam kerangka ini, kegunaan teoritis penelitian ini adalah penguatan pada dimensi keilmuan kepramukaan, khususnya dalam hal karakter siswa. 2. Kegunaan secara praktis. a. Bagi Lembaga Diharapkan dapat dijadikan informasi dan evaluasi bagi segenap keluarga besar MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek agar selalu membangun karakter siswa demi kemajuan madrasah. b. Bagi Peneliti yang akan datang Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya dan penambahan wawasan tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter siswa. c. Bagi Perpustakaan Pascasarjana IAIN Tulungagung Penelitian ini secara praktis bisa memberikan kontribusi yang positif bagi perpustakaan IAIN Tulungagung untuk

11 menambah teori yang dihasilkan oleh mahasiswa pascasarjana, sehingga dapat menambah koleksi dan referensi penelitian dalam bidang kepramukaan dalam kontek membangun karakter siswa. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul tesis Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membangun Karakter Siswa (Studi Multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek) yang berimplikasi pada pemahaman terhadap isi tesis ini, perlu kiranya peneliti memberikan beberapa penegasan sebagai berikut: 1. Penegasan istilah secara konseptual a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus di selenggarakan oleh pendidikan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/di madrasah. Biasanya kegiatan ekstrakurikuler diadakan setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai ataupun di hari-hari libur. 5 Dari pendapat tersebut ekstrakurikuler adalah kegiatan yang di selenggarakan oleh pendidikan atau tenaga kependidikan yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar/diluar jam pelajaran sekolah atau pada saat hari libur. b. Pramuka adalah anggota gerakan pramuka yang terdiri dari anggota muda yaitu peserta didik siaga, penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa yaitu pembina pramuka, pembantu pembina 5 Andro Mediawan, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi Bintang (Jogyakarta: Buku Biru, 2012), 11.

12 pramuka, pelatih pembina pramuka, pembina profesional, pamong saka dan instruktur saka, pimpinan saka, andalan, pembantu andalan, anggota Mabi dan staf karyawan kwartir. 6 Dalam hal ini pramuka adalah gerakan pramuka yang anggotanya terdiri dari golongan siaga, penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa. c. Karakter adalah sikap untuk melakukan hal yang terbaik, perilaku jujur dan bertanggungjawab secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakat. 7 Dari pendapat tersebut karakter adalah sikap, perilaku jujur, dan bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam berbagai keadaan, dalam rangka untuk berkontribusi dengan komunitas dan seluruh masyarakat. 2. Penegasan Istilah secara Operasional Secara operasional yang dimaksud peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter siswa (studi multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek) adalah suatu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh pihak Madrasah atau sekolah untuk mendidik siswa-siswanya agar menjadi orang yang mempunyai rasa cinta tanah air, jujur, disiplin dan tanggung jawab. 6 Jana T.Anggadiredja dkk, Kursus Pembina..., 21. 7 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), 10.

13 F. Sistematika Pembahasan Tesis ini disusun menjadi enam bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, dan sebelum memasuki bab pertama terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa bagian permulaan secara lengkap yang meliputi halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan. Dalam pendahuluan ini dipaparkan konteks penelitian yang mengungkapkan berbagai permasalahan yang diteliti sehingga diketahui hal-hal yang melandasi munculnya fokus penelitian yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membantu proses penelitian, peneliti akan memfokuskan penelitian sebagai dasar acuan dalam menentukan tujuan penelitian. Selain itu dalam bab ini juga memuat fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan sebagai kerangka dalam menyusun dan mengkaji tesis. Bab II kajian pustaka. Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti akan menuliskan kajian teoritik yang berisi kajian-kajian dari beberapa literatur yang relevansi dengan penelitian ini yang diarahkan untuk menguraikan tentang: kegiatan ekstrakuriker pramuka dalam membangun karakter siswa. Dalam bab ini juga memaparkan beberapa penelitian terdahulu

14 sebagai perbandingan untuk menentukan teori penelitian ini dibanding penelitian yang sekarang dan juga memuat paradigma penelitian. Bab III metode penelitian, dalam hal ini penulis akan membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data (Observasi Partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi), teknik analisis data yaitu teknik analis data tunggal (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan), teknik analis data lintas situs, teknik pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab IV hasil penelitian akan membahas tentang paparan data dan hasil penelitian terhadap peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membangun karakter siswa di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek. Di dalamnya dideskripsikan data dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada kedua Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Selanjutnya akan peneliti analisis pada bab selanjutnya. Bab V pembahasan, mencakup pembahasan secara mendalam berdasarkan fakta lapangan yang telah disajikan pada pemaparan data dan temuan penelitian, selanjutnya peneliti analisis secara mendalam sesuai dengan teori dan disiplin ilmu, sehingga hasil temuan akan benar-benar mencapai hasil yang maksimal. Pembahasan ini berdasarkan atas temuan penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler

15 pramuka dalam membangun karakter siswa: cinta tanah air, jujur, disiplin, dan tanggungjawab. Bab VI penutup, merupakan bagian akhir. Dalam bab ini memuat kesimpulan, implikasi, dan saran guna memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian.