BAB I PENDAHULUAN. dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga tercipta umat yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Langkah-langkah Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Dalam Dunia Pendidikan Okta Khusna Aisi. Abstract

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan keniscayaan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, jika tidak ingin bangsa ini kalah dalam persaingan di era globalisasi dewasa ini. Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam http://www.inheretdikti.net/files/sisdiknas.pdf.

namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang belum berorientasi pada mutu. Data ini penulis temukan ketika mengamati di sekolah yang ada di Kecamatan Gondang yaitu seperti di SDN Senganten, MI Islamiyah Pajeng, MTs Tauhidiyah Bubulan, SMP PGRI Pajeng, dan lain-lain. Mutu pendidikan atau mutu sekolah hanya tertuju pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Makna dari mutu itu sendiri merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan-harapan. 2 Pada bidang pendidikan, mutu pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total Quality. 3 Secara sederhana, managemen mutu dapat diartikan sebagai aktivitas managemen untuk mengelola mutu. Menurut Gasperz, managemen kualitas dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas. 4 Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan satu komponen dan kegiatan yang 2 Fandy Tjiptono&Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), Ed.IV, (Yogyakarta: ANDI, 2000), ed.iv, h. 4. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (konsep, prinsip, dan instrument), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h.7 4 Onisimus Amtu, Managemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 233.

bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya. Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri di Jepang yang kemudian juga banyak di negara lain. Namun, saat ini mutu bukan hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart. Standart-standart mutu diatur poleh produser-produser yang ada dalam system jaminan mutu. 5 Mutu (Kualitas) pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan mempunyai kontinum dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Salis menyatakan : ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar an anak didik, kurikulum yeng memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut 6 5 Sallies, Edward. Total Quality Management In Education. Jogjakarta: IRCiSoD, 2006.hal.58 6 Ibid.hal.30-31

pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu pendidikan. Dalam hubungan dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley tahun 1989 Mintarsih Danumihardja menyatakan bahwa factor guru, waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan kualitas pendidikan. Sementara itu Nanang Fatah mengemukakan upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga factor utama yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) Mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap ketrampilan, dan nilainilai. Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan semua ini tentu saja memerlukan sumberdaya pendidikan termasuk biaya. Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, dana, sarana dan parasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Semua kelemahan mutu tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan yang dapat menimbulkan masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat diterima dalam dunia kerja, bekerja namun tidak berprestasi, tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif.

Banyaknya masalah dalam dunia pendidikan diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu. Karena itu adanya program bermutu atau upayaupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Kata kunci kemajuan dunia industri adalah manajemen. Dalam hal ini Islam menggariskan bahwa suatu manajemen harus dipegang oleh ahlinya, sebagaimana hadits Rasulullah SAW: قال رسىل هللا هللا ىلص إذا وسد األهر إلى غير أهله فانتظر الساعة Apabila suatu urusan dipegang dipegang selain ahlinya maka tunggulah kehancuran (HR. Bukhari dn Muslim) 7 Dalam Al-Qur an Allah SWT. Berfirman : إ ن ا لل ال ي غ ي ر ه ا ب ق ى م ح ت ى ي غ ي ر وا ه ا ب أ ن ف س ه ن Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka 8 Dari Hadits dan ayat di atas menjelaskan bahwa pentingnya segala sesuatu harus diserahkan kepada orang yang ahli di bidangnya, begitu juga dalam manajemen mutu pendidikan agar hasilnya bisa lebih baik. Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Dari sini kita dapat mengadopsi konsep dan aplikasi manajemen mutu industri untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, tentu saja dengan sejumlah penyesuaian baik yang bersifat orientasi, paradigma, maupun dalam implementasinya. Sangat menarik bahwa konsep manajemen mutu kemudian ditelaah kemungkinan penerapannya di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 7 Bukhari dan Muslim, Hadits Shahih 8 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjehahnya, (Semarang : PT Kumudasmoro Grafindo, 1994),

Perkembangan dan tantangan masa depan yang telah penulis uraikan, seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. Sehingga, konsep mutu menjadi perhatian para pengelola pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu agar dapat bersaing dalam kelas dunia. Salah satu sekolah yang merespon tantangan serta mengambil peluang tersebut adalah MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Dalam melaksanakan pendidikan, MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan. Selain itu, MTs. Tauhidiyah pula menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam misimisi sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, tidak sedikit arus lulusan yang dihasilkan oleh MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah favorit. Semua itu tidak terlepas dari komitmen sekolah yang selalu menciptakan kedisiplinan, lingkungan belajar yang menyenangkan, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, yang menjadikan keunggulan tersendiri bagi MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro dengan sekolah-sekolah yang lain. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro tersebut menimbulkan animo masyarakat terhadap MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro yang terlihat sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri setiap tahunnya. Pertanyaannya adalah, dengan jumlah yang siswa yang sangat banyak tersebut, apakah MTs. Tauhidiyah dapat

memberikan pelayanan akademik yang baik bagi seluruh siswa? Dalam rangka mengkaji lebih dalam Terkait dengan penerapan manajemen mutu pendidikan yang ada di MTs. Tauhidiyah, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan manajemen mutu dan upaya yang akan dilakukan di MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk Tesis sebagai tugas akhir dengan judul: Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan peningkatan mutu di MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro? 2. Bagaimana upaya Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di MTs. Tauhidiyah Desa Senganten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah disebut di atas, maka dapat penulis sampaikan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dengan jelas dan pasti bagaimana pemenuhan Standar Nasional Pendidikan MTs. Tauhidiyah Desa Sengaten Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. 2. Mengetahui apa saja dan sejauh mana upaya MTs. Tauhidiyah Desa Senganten

Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi akademik, dapat menambah/memperkaya kajian dibidang ilmu peningkatan mutu Madrasah. 2. Bagi peneliti, dapat menjadi masukan atau sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti hal yang sama. Sedangkan secara praktis kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi sekolah, dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan peningkatan mutu Madrasah agar lebih baik. 2. Bagi para guru, dapat menjadi masukan untuk memperbaiki kualitas mengajar. 3. Bagi pemerintah daerah, diharapkan nantinya dapat dijadikan sebuah penilaian yang logis bagi pemerintahan daerah untuk lebih maksimal lagi dalam menangani pelaksanaan peningkatan mutu madrasah. 4. Bagi masyarakat, diharapkan nantinya dapat membuka ruang kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam peningkatan mutu madrasah.