PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

ARTIKEL ILMIAH OLEH RIZTNI AFRILLAH RRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH ASMELIAWATI PUTRI A1A110047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Asmeliawati Putri 1), Dra. Hj. May Maemunah, ME 2), Dra. Refnida, ME 3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email: asmelia_putri@yahoo.com 2) Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam proses belajar-mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Sementara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Model pembelajaran Inkuiri Sosial adalah alternatif model pembelajaran yang merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis dan analastis sehingga siswa dapat membuat kesimpulan dari penyelidikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Jambi, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri sosial terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain pretes dan posttest. Subjek penelitian ini adalah kelas IX yang dibagi dalam dua kelompok yakni kelas eksperimen IX F dan kelas kontrol IX E. Perlakuan yang diberikan adalah model inkuiri sosial untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Teknik pengolahan data dengan Chi Kuadrat ) dan koefisien kontingensi (C). Hasil uji chi kuadrat x 2 dan koefisien kontingensi (C) diketahui bahwa harga hitung > harga tabel atau 5,44 > 3,841 dan C = 0,25 secara signifikan berbeda dengan nol, hal ini menyatakan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima. Dikarenakan hasil belajar kelas eksperimen 80,09 > 72,53 kelas kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri sosial berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX semester I di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Kata Kunci: Inkuiri Sosial, Hasil Belajar

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Pada UU RI SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki sebagai pelaksana pembangunan. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah yang mampu menghadapi persaingan yang ketat dengan bangsa lain. Kualitas ini dapat dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tugas yang sangat penting dan mendesak. Diperlukan penanganan secara komprehensif dan menggunakan strategi serta model pendekatan secara terpadu, yaitu dengan melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran atau pendidikan seperti: guru-guru, kepala sekolah, orang tua, murid dan masyarakat agar tujuan dari pendidikan atau pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Ada dua pihak yang berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran di Sekolah yaitu antara guru dengan siswa. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam proses belajar-mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Sementara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk mengahapal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data yang di peroleh dari guru kelas IX di SMP Negeri 8 Kota Jambi Bahwa dalam kenyataannya hasil belajar IPS siswa kelas IX SMP Negeri 8 masih rendah yaitu 52,22% yang mencapai KKM dan 47,78% yang tidak mecapai KKM. Hal ini disebabkan karena siswa merasa kesulitan untuk memahami materi, siswa cenderung lebih banyak belajar dengan cara menghafal materi sehingga dalam proses pembelajaran yang kurang aktif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung peneliti dengan guru mata pelajaran IPS ditemukan beberapa identifikasi masalah terkait dengan proses pembelajaran IPS di kelas yaitu (1) metode pengajaran atau model pembelajaran yang tidak tepat, (2) siswa tampak bosan karena posisi siswa hanya sebagai pendengar, (3) siswa cukup sulit untuk mengerjakan tugasnya sendiri, dan (4) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPS. Dari keempat identifikasi masalah tersebut maka peneliti menetapkan fokus masalah pada metode pengajaran atau model pembelajaran yang tidak tepat. Dengan demikian perlu suatu langkah atau strategi pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan di kelas untuk memicu ketertarikan siswa pada kegiatan pembelajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model yang diterapkan guru juga merupakan faktor pendorong keberhasilan belajar siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Inkuiri Sosial. Model pembelajaran Inkuiri Sosial adalah alternatif model pembelajaran yang merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis dan analastis sehingga siswa dapat membuat kesimpulan dari penyelidikan (Joice. B dan Weil, 2000) METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimen. Metode eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan (artifical condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur sendiri ooleh peneliti (Nasir, 1998:74). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:77), bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eskperimen. Design ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Adapun bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan, yaitu Nonequivalent Control Group Design sebagai berikut: Tabel 3.1 (Nonequivalent Control Group Design) Pre-test Perlakuan Post-test A.(Kel. Eksperimen) X B. (Kel.Kontrol) Keterangan: A = Kelas yang terpilih sebagai kelompok eksperimen B = Kelas yang terpilih sebagai kelompok kontrol dan = Observasi kedua kelompok dengan pre-test = Hasil belajar kelompok eksperimen dengan pembelajaran inkuiri sosial = Hasil belajar kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional Model eksperimen ini sama dengan desain kelompok kontrol pretest-posttest beracak (pada eksperimen murni), tetapi pengambilan kelompok tidak sepenuhnya dilakukan secara random penuh, random disini maksudnya hanya untuk pemilihan mana yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah hasil tes belajar. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen (Arikunto, 2006: 168). Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebarkan soal hasil belajar pada kelas IX B. Berdasarkan hasil uji coba soal tes hasil belajar yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2010 maka dari 40 butir soal hasil belajar mengenai materi perubahan sosial diperoleh sebanyak 31 butir soal yang dinyatakan valid. Kemudian tes hasil belajar harus dicari reliabilitas. Dari hasil analisa maka tes hasil belajar dinyatakan reliabel. Untuk tes hasil belajar kemudian dihitung tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif tersebut adalah Chi Kuadrat (x2) dua sampel (Sugiono, 20014:107). Setelah itu untuk menentukan derajat keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen maka digunakan Koefisien Kontengensi (C).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Data Untuk melihat gambaran hasil penelitian secara statistik variabel hasil belajar IPS kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. deskripsi penelitian Statistik Hasil belajar kelas Hasil belajar kelas kontrol eksperimen Mean 80,09 72,53 Median 80 76 Modus 76 76 Standar deviasi 7,018 11,094 Minimum 64 51 Maximum 93 93 Range 29 42 Sum 2723 2466 Dari hasil data diatas, rerata nilai kelas eksperimen 80,09 > 72,53 dari kelas kontrol, selisih 7,56. Untuk lebih jelas distribusi data dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan data yang telah diperoleh, ternyata distribsi data hasil belajar kelas eksperimen menyebar dari 64 sampai dengan 93. Berdasarkan distribusi skor tersebut di dapat mean (skor rata-rata) = 80,09, median (skor tengah) = 80, modus (skor yang sering muncul) = 76 standar deviasi (simpangan baku) = 7,018. Untuk melihat frekuensi variabel hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dapat dilihat tabel berikut: Tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen Kelas Interfal Frekuensi % Frekuensi 1 64 69 2 5,9% 2 70 75 4 11,8% 3 76 81 14 41,2% 4 82 87 9 26,5% 5 88 93 5 14,7% Jumlah 34 100 % Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh skor hasil belajar IPS skor 64 sampai dengan 69 ada 2 orang (5,9%), yang memperoleh skor 70 sampai dengan 75 ada 4 orang (11,8%), yang memperoleh skor 76 sampai dengan 81 ada 14 orang (41,2%), yang memperoleh skor 82 sampai dengan 87 ada 9 orang (26,5%), dan yang memperoleh skor 88 sampai dengan 93 ada 5 orang (14,7%).

Dengan demikian untuk melihat klasifikasi skor hasil belajar IPS kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel klasifikasi skor hasil belajar kelas ekperimen No Rentangan Katagori Frekuensi Frekuensi% 1 2 3 4 90-100 75-89 65-74 < 64 Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Kurang 2 26 6 0 5,88 % 76,47% 17,65% 0 34 100 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat siswa yang mempunyai hasil belajar IPS pada kelas eksperimen kategori sangat baik ada 2 orang (5,88%), kategori baik ada 26 orang (76,47%) dan kategori kurang baik ada 6 orang (17,65%). Dari deskripsi data hasil belajar IPS kelas eksperimen siswa kelas IX F SMP Negeri 8 Kota Jambi berada pada kategori baik dan sangat baik. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan data yang telah diperoleh, ternyata distribsi data hasil belajar kelas eksperimen menyebar dari 51 sampai dengan 93. Berdasarkan distribusi skor tersebut di dapat mean (skor rata-rata) = 72,53, median (skor tengah) = 76, modus (skor yang sering muncul) = 76 standar deviasi (simpangan baku) = 11,094. Untuk melihat frekuensi variabel hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dapat dilihat tabel berikut: Tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol Kelas Interval Frekuensi % Frekuensi 1 51 58 4 11,8% 2 59 66 6 17,6% 3 67 74 6 17,6% 4 75 82 2 35,3% 5 83 90 4 11,8% 6 91 98 2 5,9% Jumlah 34 100 % Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh skor hasil belajar IPS 51 sampai dengan 58 ada 4 orang (11,8%), yang memperoleh skor 59 sampai dengan 66 ada 6 orang (17,6%), yang memperoleh skor 67 sampai dengan 74 ada 6 orang (17,6%), yang memperoleh skor 75 sampai dengan 82 ada 12 orang (35,3%), yang memperoleh nilai 83 sampi dengan 90 ada 4 orang (11,8%), dan yang memperoleh nilai 91 sampai dengan 98 ada 2 orang (5,9%). Dengan demikian untuk melihat klasifikasi skor hasil belajar IPS kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel klasifikasi skor hasil belajar kelas kontrol No Rentangan Katagori Frekuensi Frekuensi% 1 2 3 4 90-100 75-89 65-74 < 64 Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Kurang 2 16 6 10 5,88 % 47,06 % 17,65% 29,41% 34 100 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat siswa yang mempunyai hasil belajar IPS pada kelas kontrol kategori sangat baik ada 2 orang (5,88%), kategori baik ada 16 orang (47,06%), kategori kurang baik ada 6 orang (17,65%), dan kategori sangat kurang ada 10 orang (29,41%). Dari deskripsi data hasil belajar IPS kelas kontrol siswa kelas IX E SMP Negeri 8 Kota Jambi berada pada kategori baik dan sangat baik. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol Penelitian di lakukan di kelas IX yang diambil dua kelas yaitu kelas IX E dan IX F. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara random penuh, random disini maksudnya hanya untuk memilih mana yang menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Maka yang dapat dijadikan kelas eksperimen adalah kelas IX F dan IX E yang menjadi kelas kontrol, dan jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak 34 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 34 siswa, jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 68 siswa. Dari 40 soal uji coba, 31 butir soal yang layak digunakan sebagai soal pre test dan post test. Dari hasil pre test yang dilakukan pada awal penelitian dan post test yang dilakukan pada akhir penelitian dapat dilihat rata-rata dan simpangan baku pre test dan post test pada tabel berikut: Tabel rata rata skor dan simpangan pre test dan post test Kelas Jumlah Siswa (N) Rata-rata Pre test ( X ) Simpangan baku Pre test ( S ) Rata-rata Pos Test ( X ) Simpangan baku Post tes ( S ) Eksperimen 34 48,79 13,603 80,09 7,018 Kontrol 34 46,47 12,037 72,53 11,094 Berdasarkan tabel dengan uji coba hasil pre test dan post test kedua kelompok diketahui bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan nilai setelah perlakuan. Analisis Data Analisis data ini dilakukan untuk melihat: 1. Kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. 2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri Sosial terhadap hasil belajar IPS kelas IX semester I di SMP Negeri 8 Kota Jambi.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menguji normalitas dengan uji Liliefors, Uji Homogenitas dan Uji Chi Kuadrat Perhitungan Pre Test Uji Normalitas Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors, dari perhitungan pre test pada kelas eksperimen dari tebel diatas diperoleh L 0 = 0,0974 < L tabel = 0,886 = 0,886 = 0,1519 34 5,8310 Dengan demikian L 0 < L tabel atau ( 0,0974 < 0,1519 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% dan pada kelas kontrol diperoleh, L 0 = 0,1126 < L tabel = 0,886 = 0,886 = 0,1519 34 5,8310 Dengan demikian L 0 < L tabel atau ( 0,1126 < 0,1519 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji Homogenitas Dari hasil analisis uji homogenitas dan varian dengan menggunakan uji F, pada pre test didapat F hitung < F tabel atau ( 1,28 < 1,67 ), maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang homogen. Perhitungan Post Test Uji Normalitas Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors, dari perhitungan pos test pada kelas eksperimen didapat bahwa L 0 = 0,1308 < L tabel = 0,886 = 0,886 = 0,1519 34 5,8310 Dengan demikian L 0 < L tabel atau (0,1308 < 0,1519) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% dan pada kelas kontrol diperoleh, L 0 = 0,1061 < L tabel = 0,886 = 0,886 = 0,1519 34 5,8310 Dengan demikian L 0 < L tabel atau ( 0,1061 < 0,1519 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji Homogenitas Dari hasil analisis uji homogenitas dan varian dengan menggunakan uji F, pada pos test didapat F hitung < F tabel atau ( 2,50 > 1,67 ), maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang tidak homogen.

Uji Hipotesis Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri sosial terhadap hasil belajar IPS kelas IX semester I di SMP Negeri 8 Kota Jambi, sedangkan menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri sosial terhadap hasil belajar IPS kelas IX semester I di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Berdasarkan perhitungan pada post-test didapat harga hitung = 5,44. Dengan taraf kesalahan 5%, dan dk = 1, maka harga tabel = 3,841. Karena harga hitung > harga tabel atau 5,44 > 3,841 dan C = 0,25 secara signifikan berbeda dengan nol, maka dapat dinyatakan bahwa diterima ditolak. Kemudian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi hasil belajar sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan model inkuiri sosial banyak siswa/i memperoleh hasil belajar dengan tuntas. Karena setelah mengikuti pembelajaran dengan model inkuiri sosial lebih banyak yang memperoleh hasil belajar dengan tuntas, maka berarti perlakuan yang diberikan kepada siswa/i mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian melalui tes akhir pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban (a, b, c, dan d) dari 40 butir soal yang direncanakan, setelah di uji cobakan pada kelas IX B ternyata setelah dianalisis dari 40 soal hanya 31 soal yang bisa dipakai kemudian dilakukan untuk menguji kemampuan pada kedua kelas sampel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan bentuk desain pre test (test awal) dan post test (test akhir). Hal ini dilaksanakan karena tidak memungkinkan dilakukan pengontrolan semua variabel yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, disamping itu juga dikarenakan proses randomisasi terhadap subyek penelitian tidak bisa dilakukan karena subyek penelitian atau siswa dalam hal ini tidak dapat diubah kembali. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Jambi yaitu siswa kelas IX semester I tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 08 September 02 Oktober 2014. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama untuk melaksanaka tes awal, pertemuan ke II V (4 kali pertemuan) untuk perlakuan, dan pertemuan ke VI untuk tes akhir. Dari perhitungan statistik dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IX pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai pada kelas kontrol, hal ini disebabkan dari perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial diperoleh nilai rata-rata (X) = 80,09 simpangan baku (S) = 7,018 dan varian (S 2 ) = 49, 257. Sedangkan pada kelas kontrol diajar secara konvensional diperoleh nilai rata-rata (X) = 72,53 simpangan baku (S) = 11,094 dan varian (S 2 ) = 123,073. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat ( x 2 ) diperoleh harga x 2 hitung > harga x 2 tabel atau 5,44 > 3,841 dan C = 0,25 secara signifikan berbeda dengan nol. Dengan demikian dapat diartikan terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri sosial terhadap hasil belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Dimana dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial di kelas eksperimen lebih aktif dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan cara konvensional.

Berbeda hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diberikan pada saat proses belajar mengajar, dimana perbedaan hasil belajar merupakan pengaruh dari model pembelajaran inkuiri sosial yang diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Dalam penelitian ini ternyata kelas eksperimen hasil belajar siswa lebih meningkat dari pada kelas kontrol. Melalui pengamatan penulis selama penelitian terlihat bahwa kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial suasana belajar lebih hidup karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa berfikir kritis, siswa termotivasi mengemukakan pendapatnya, dan menghargai pendapat temannya. Sejalan dengan pendapat Isjoni (2007: 101) menyatakan, bahwa inquiry sosial merupakan salah satu model pembelajaran yang membantu siswa untuk berfikir kritis dan kreatif sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS karena menekankan kepada pengalaman siswa untuk memecahkan masalah sosial melalui langkahlangkah dan prosedur pemecahan masalah. Sehingga dengan peran aktif siswa dalam pembelajaran dapat meninkatkan tingkat penguasaan yang dicapai. Sesuai dengan pendapat Sudjana (1990: 22) yang mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Sementara pada kelas kontrol siswa kurang aktif dan cenderung hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan jarang memberikan pendapat atau komentar sehingga pengetahuannya terbatas. Pemberian strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan kegiatan dan hasil belajar siswa. Agar hasil belajar sesuai apa yang diharapkan guru dan diinginkan siswa tercapai maka dengan demikian perlu adanya perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan, Uji hipotesis dengan menggunakan rumus Chi kuadrat ( ) dan koefisien kontingensi (C) diperoleh harga hitung > harga tabel atau 5,44 > 3,841 dan C = 0,25 secara signifikan berbeda dengan nol, hal ini menyatakan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima. Dikarenakan hasil belajar kelas eksperimen 80,09 > 72,53 kelas kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri sosial berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX F semester I di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan kepada guru, terutama guru mata pelajaran IPS sebaiknya dalam melakukan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model inkuiri sosial dan jangan hanya berpatok dengan gaya menjelaskan, berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat murid menjadi bosan dengan kegiatan belajar, sehingga mata pelajaran IPS menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Emosda. 2010. Evaluasi Dan Asesmen Dalam Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.(Diterbitkan Oleh Fkip Universitas Jambi/ Modul) Gulo,W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Grasindo Isjoni.2007. Integrated Learning (Pendekatan Pembelajaran Ips Di Pendidikan Dasar). Bandung: Penerbit Falah Production Joice, Bruce Dan Weil. 1992. Models Of Teaching. Englewood Cliffs. Prentice Hall.Inc ---------------------------. 2000. Models Of Teaching A Person Education Company. United States Of America Nasution. 1986. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. ------------------.2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. -----------. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tim Abdi Guru. 2007. IPS Terpadu Untuk SMP Kelas IX 3A Semester 1. Erlangga Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara