NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2016 SEBESAR 99,65 ATAU NAIK 0,55 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2017 SEBESAR 103,50 ATAU TURUN 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU FEBRUARI 2017 SEBESAR 103,79 ATAU NAIK 0,83 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,90, NAIK 0,64 PERSEN DIBANDING JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2016 SEBESAR 99,41 ATAU NAIK 2,10 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2016 SEBESAR 98,11 ATAU TURUN 1,67 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JANUARI 2017 SEBESAR 102,94 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU SEPTEMBER 2016 SEBESAR 99,11 ATAU NAIK 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2015 SEBESAR 96,44 ATAU TURUN 1,14 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN NOVEMBER 2013 NAIK 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN MARET 2011 TURUN 1,21 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JULI 2017


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

No. 54/11/14/Th.XVI, 2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN Pada bulan Oktober 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 94,11 atau naik sebesar 1,13 persen dibanding NTP September 2015 sebesar 93,06. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,05 persen, sedangkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,08 persen. Pada bulan Oktober 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,60 persen. Sementara itu indeks pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan antara lain kelompok makanan jadi yang naik sebesar 0,70 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,11 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,42 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,10 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 100,18 atau naik sebesar 1,00 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai September 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 1

mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Oktober 2015 Riau sebesar 94,11 atau naik sebesar 1,13 persen dibanding NTP September 2015 sebesar 93,06. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan sementara harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Oktober 2015 (2012 = 100) Rincian Indeks Gabungan Riau Perubahan (%) September'15 Oktober'15 Okt'15 thd Sept'15 [1] [2] [3] [4] Indeks Harga yang Diterima Petani 111.85 113.06 1.08 Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.19 120.13-0.05 Konsumsi Rumah Tangga 122.07 121.98-0.07 Bahan Makanan 127.19 126.42-0.60 Makanan Jadi 117.87 118.69 0.70 Perumahan 113.41 113.54 0.11 Sandang 116.75 116.85 0.08 Kesehatan 114.31 114.57 0.22 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 111.76 112.23 0.42 Transportasi dan Komunikasi 127.35 127.48 0.10 BPPBM 112.77 112.86 0.08 Bibit 113.88 114.25 0.32 Obat-obatan & Pupuk 110.12 110.26 0.12 Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 104.92 105.01 0.08 Transportasi 130.93 131.09 0.12 Penambahan Barang Modal 113.18 113.35 0.15 Upah Buruh Tani 108.60 108.60 0.00 Nilai Tukar Petani 93.06 94.11 1.13 Nilai Tukar Usaha Pertanian 99.19 100.18 1.00 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 2

Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU OKTOBER 2015 (2012 = 100) Bulan Subsektor % Perub. September'15 Oktober'15 [1] [2] [3] [4] 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.42 126.93 0.40 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.53 120.52-0.01 c Nilai Tukar Petani (NTPP) 104.89 105.32 0.40 2 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.69 114.77-0.80 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.46 120.38-0.07 c Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.04 95.34-0.73 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 104.80 107.28 2.37 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.06 120.98-0.07 c Nilai Tukar Petani (NTPR) 86.57 88.68 2.44 4 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.04 118.34-1.42 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.21 116.24 0.02 c Nilai Tukar Petani (NTPT) 103.30 101.81-1.44 5 Perikanan R i a u a Indeks Harga yang Diterima (It) 127.63 128.10 0.37 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.86 119.78-0.06 c Nilai Tukar Petani (NTNP) 106.48 106.94 0.43 5.1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.73 132.92 0.90 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.83 120.79-0.04 c Nilai Tukar Petani (NTN) 109.02 110.04 0.94 5.2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.43 120.81-0.51 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.38 118.26-0.10 c Nilai Tukar Petani (NTPi) 102.58 102.16-0.41 a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.85 113.06 1.08 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.19 120.13-0.05 c Nilai Tukar Petani (NTP) 93.06 94.11 1.13 Dari 5 (lima) subsektor penyusun NTP, terdapat 3 (tiga) subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau. Kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,40 persen, tanaman perkebunan rakyat yang naik 2,44 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,43 persen. Sementara 2 (dua) subsektor penyusun NTP lainnya mengalami Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 3

penurunan indeks NTP sebagai berikut: subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,73 persen, subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,44 persen. 1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Oktober 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 113,06. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen jika dibandingkan dengan It pada September 2015 sebesar 111,85. Kenaikan It terjadi di 3 (tiga) subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,40 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 2,37 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,37 persen. Sementara itu, 2 (dua) subsektor lainnya mengalami penurunan It yaitu subsektor tanaman hortikultura yang turun sebesar 0,80 persen dan subsektor peternakan yang turun sebesar 1,42 persen. 2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Oktober 2015 di Provinsi Riau turun sebesar 0,05 persen dibanding Ib September 2015, yaitu dari 120,19 menjadi 120,13. Penurunan Ib terjadi di hampir semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,01 persen, subsektor tanaman hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,07 persen dan subsektor perikanan yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,06 persen. Sementara itu, subsektor tanaman peternakan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Oktober 2015, NTPP mengalami kenaikan 0,40 persen dibandingkan dengan NTPP bulan September 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 0,68 persen (khususnya komoditas gabah). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, beras dll) sementara indeks BPPBM naik sebesar 0,23 persen (khususnya bibit padi, karung, np/npk, np/npk, ongkos angkut, dll). Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 4

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Oktober 2015 (2012 = 100) Subsektor dan Kelompok Sept'15 Bulan Okt'15 % Perub. [1] [3] [4] [5 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.42 126.93 0.40 - Padi 121.33 122.16 0.68 - Palawija 140.80 140.39-0.29 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.53 120.52-0.01 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.97 121.92-0.05 - Indeks BPPBM 112.66 112.92 0.23 2 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.69 114.77-0.80 - Sayur-sayuran 113.97 111.42-2.23 - Buah-buahan 117.65 118.40 0.64 - Tanaman obat 107.26 107.26 0.00 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.46 120.38-0.07 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.24 122.14-0.08 - Indeks BPPBM 111.93 111.90-0.03 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 104.80 107.28 2.37 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 104.80 107.28 2.37 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.06 120.98-0.07 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.44 122.33-0.09 - Indeks BPPBM 113.36 113.45 0.08 4 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.04 118.34-1.42 - Ternak Besar 124.35 122.77-1.27 - Ternak Kecil 124.23 122.24-1.61 - Unggas 112.82 110.77-1.81 - Hasil Ternak 119.11 119.69 0.48 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.21 116.24 0.02 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.39 121.40 0.01 - Indeks BPPBM 108.25 108.28 0.04 5 Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) 127.63 128.10 0.37 - Tangkap 131.73 132.92 0.90 - Budidaya 121.43 120.81-0.51 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.86 119.78-0.06 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.51 119.36-0.12 - Indeks BPPBM 120.51 120.57 0.05 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.73 132.92 0.90 - Penangkapan Perairan Umum 126.59 127.81 0.96 - Penangkapan Laut 133.37 134.55 0.88 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.83 120.79-0.04 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.47 119.33-0.12 - Indeks BPPBM 123.63 123.77 0.12 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.43 120.81-0.51 - Budidaya Air Tawar 121.43 120.81-0.51 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.38 118.26-0.10 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.56 119.41-0.12 - Indeks BPPBM 115.79 115.73-0.06 BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 5

b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Oktober 2015, NTPH menalami penurunan sebesar 0,73 persen dibanding bulan September 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,80 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,07 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayursayuran sebesar 2,23 persen (khususnya cabai merah, cabai rawit, terung panjang, kacang panjang dll). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen (khususnya khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen (khususnya pupuk kandang/kompos, bibit semangka dan bibit bayam ). c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Oktober 2015, NTPR mengalami kenaikan sebesar 2,44 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 2,37 persen sementara indeks harga yang dibayar petani yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,37 persen (khususnya kelapa sawit, kelapa, karet dan kakao). Sementara itu, turunnya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras dll). Sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen (khususnya asam semut, bibit kelapa, tsp/sp36 dan urea). d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Oktober 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 1,44 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,42 persen dan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 1,27 persen, kelompok ternak kecil sebesar 1,61 persen dan unggas yang turun sebesar 1,81 persen (khususnya ayam ras pedaging, sapi potong, kerbau, kambing dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,01 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, kelapa tua, beras dll) dan indeks BPPBM naik sebesar 0,04 persen (khususnya dedak, tempat minum, pur dll). e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Oktober 2015, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,06 persen, sementara indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,37 persen. Kenaikan It pada Oktober 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,90 persen (khususnya udang, kepiting laut, patin, baung dll). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 6

indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, udang laut dll) sementara indeks BPPBM naik sebesar 0,05 persen (khususnya oli/pelumas, ongkos angkut, jaring insang, batu bateray dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Oktober 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan September 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, sementara It naik sebesar 0,90 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok perairan umum sebesar 0,96 persen dan kelompok penangkapan laut sebesar 0,88 persen (khususnya udang, kepiting laut, patin, baung dll). Turunnya Ib dikarenakan adanya penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, udang laut dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen (khususnya oli/pelumas, ongkos angkut, jaring insang, batu bateray dll) 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Oktober 2015, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,41 persen. Penurunan ini dikarenakan It mengalami penurunan sebesar 0,51 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan Ib sebesar 0,10 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,51 persen (khususnya mas, nila, gurame, bawal). Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, udang laut dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen (khususnya benih lele dan benih gurame). 4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Oktober 2015 (2012 = 100) No. Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 NAD 114.53 0.39 118.42-0.28 96.72 0.68 2 SUMUT 118.85 0.76 120.35 0.18 98.76 0.58 3 SUMBAR 115.36 0.07 118.45-0.25 97.39 0.32 4 RIAU 113.06 1.08 120.13-0.05 94.11 1.13 5 JAMBI 114.70 0.67 120.13-0.01 95.48 0.68 6 SUMSEL 114.76 0.19 119.24-0.34 96.24 0.54 7 BENGKULU 112.44 1.44 120.01 0.12 93.69 1.31 8 LAMPUNG 124.29-0.14 119.41-0.02 104.09-0.12 9 BABEL 123.16-1.41 117.60-0.64 104.73-0.78 10 KEPRI 115.11-1.19 116.79-0.06 98.57-1.13 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 7

Kenaikan NTP terjadi di 7 (tujuh) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,31 persen, diikuti Provinsi Riau sebesar 1,13 persen, Provinsi Jambi dan Provinsi NAD masing-masing sebesar 0,68 persen, Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,58 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,54 persen dan Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,32 persen. Provinsi yang mengalami penurunan NTP antara lain Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1,13 persen, Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,78 persen dan Provinsi Lampung sebesar 0,12 persen seperti terlihat pada Tabel 4 berikut: 5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Oktober 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,60 persen. Sementara itu indeks pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan antara lain kelompok makanan jadi yang naik sebesar 0,70 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,11 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,42 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,26 persen..,seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Oktober 2015 (2012 = 100) Kelompok Pengeluaran Perubahan September'15 Oktober'15 Okt'15 thd Sept15 [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 122.07 121.98-0.07 Bahan Makanan 127.19 126.42-0.60 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 117.87 118.69 0.70 Perumahan 113.41 113.54 0.11 Sandang 116.75 116.85 0.08 Kesehatan 114.31 114.57 0.22 Pendidikan, Rekreasi, & OR 111.76 112.23 0.42 Transportasi & Komunikasi 127.35 127.48 0.10 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Oktober 2015, terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,00 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,08 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,17 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 2,29 persen dan subsektor Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 8

perikanan yang naik sebesar 0,32 persen. Sementara, 2 (dua) subsektor penyusun NTP lain mengalami penurunan NTUP antara lain subsektor tanaman hortikultura yang turun sebesar 0,77 persen dan subsektor peternakan yang turun sebesar 1,46 persen seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Oktober 2015 (2012=100) Sub Sektor September'15 Oktober'15 Perubahan Okt '15 thd Sept'15 [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan 112.22 112.41 0.17 2. Hortikultura 103.36 102.56-0.77 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 92.45 94.56 2.29 4. Peternakan 110.90 109.28-1.46 5. Perikanan 105.91 106.24 0.32 a. Tangkap 106.55 107.39 0.79 b. Budidaya 104.87 104.39-0.45 Riau 99.19 100.18 1.00 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 54/11/14 Th.XVI, 2 November 2015 9