PERANCANGAN PASAR INDUK GADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Institut Seni Musik Semarang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

IDENTIFIKASI KONDISI PASAR TRADISIONAL DIJAKARTA UTARA DENGAN PENDEKATAN KONSEP PASAR PINTAR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V HASIL RANCANGAN

REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

Perancangan Pasar Agrobisnis Plaosan Kabupaten Magetan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN PASAR CEPOGO BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

Transkripsi:

PERANCANGAN PASAR INDUK GADANG Muhammad Ridwan Anas 1, Beta Suryokusumo S 2, Tito Haripradianto 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 23 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Email: jujuanas@gmail.com ABSTRAK Pasar Induk Gadang merupakan salah satu pasar yang memiliki peran penting bagi perkembangan perekonomian Kota Malang dan sekitarnya. Kondisi Kota Malang yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur menjadi daya tarik bagi penduduk luar kota untuk datang mencari penghasilan di Kota Malang, terutama di sektor non formal. Bertambahnya jumlah pedagang Pasar Induk Gadang dari tahun ke tahun tidak berbanding lurus dengan peningkatan kondisi pasar, baik secara kualitas maupun kuantitas. Mengacu pada Perda Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 Pasal 50 ayat 1 yang berbunyi kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan dan sejenisnya (pasar basah) tetap menggunakan Pasar Induk Gadang dan dikembangkan ke arah areal eks Terminal Gadang, maka Pasar Induk Gadang harus dirancang ulang. Perancangan Pasar Induk Gadang yang baru, didalamnya juga harus terdapat proses pengembangan sehingga dapat menampung jumlah pedagang lama maupun pedagang yang baru. Nilai-nilai arsitektur harus terdapat pada perancangan pasar, untuk meminimalisasi kesan-kesan negatif yang selama ini terdapat pada pasar. Perancangan Pasar Induk Gadang juga tidak akan lepas dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait, serta standarstandar perancangan yang berkaitan dengan arsitektur sehingga diperoleh sebuah bangunan dengan fungsi pasar yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan pelaku aktivitas pasar. Kata kunci: perancangan, pasar, Pasar Induk Gadang ABSTRACT Gadang Wholesale Market is currently one of the main economic centers in Malang City. Malang as second biggest city in East Java became attracted to residents outside the city to seek for jobs in Malang, especially in non-formal sectors. The increasing numbers of merchants in Gadang Wholesale Market incompatibly grows along with escalation market condition, whether in term of quality and quantity. According to 2010-2030 Malang City Spatial Planning, clause 50 verse 1 about any kind of big scale fish trading, vegetable trading and any kind of similar types remain to be done in Gadang Wholesale Market and to be expanded until former Gadang bus station. Therefor Gadang Wholesale Market has to be redesigned. Design planning of the new Gadang Wholesale Market has to accommodate market development so that it can handle the existing merchants and the upcoming merchants in the future. Architectural value also should be contained in the design to effectively diminished negative impressions of nowadays traditional market. Design planning for Gadang Wholesale market should also consider the legal standards which have been assigned by government and also architectural standards as to get a design of building function as market that could guarantee security and comfort ability for market user. Keywords: planning, market, Gadang Wholesale Market

1. Pendahuluan Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya dalam bidang administratif, kependudukan, dan perekonomian (sumber: Jawa Timur dalam Angka 2010). Berdasarkan data tentang perkembangan bidang ekonomi, sektor perdagangan berada pada posisi kedua dengan prosentase 32% setelah sektor industri dengan prosentase pertumbuhan 35%. Dengan kondisi tersebut, peranan pasar sangatlah penting. Terkait dengan keberadaan Pasar Induk Gadang, dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi di sektor perdagangan, menyebabkan pasar sebagai pusat pemenuhan kebutuhan memerlukan pengembangan secara fisik sebagai syarat utama dalam mendukung operasional pasar karena keberadaan pasar memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penyediaan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat Kota Malang. Pasar Induk Gadang yang sejak awal berdiri pada tahun 1989 belum pernah mendapat peningkatan, baik secara fisik, maupun non-fisik yang dapat dilihat dari kondisi fisik bangunan yang mulai usang dan masih berupa bangunan dengan satu lantai. Hal tersebut tidak sebanding dengan kondisi pedagang maupun pembeli yang dari tahun ke tahun makin bertambah sehingga menjadikan pedagang memanfaatkan badan jalan untuk berjualan karena kondisi pasar yang sudah tidak dapat menampung jumlah pedagang tersebut. Pemindahan lokasi Terminal Gadang ke wilayah Tlogowaru sesuai dengan Perda Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 Pasal 50 ayat 1 yang berbunyi kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan dan sejenisnya (pasar basah) tetap menggunakan Pasar Induk Gadang dan dikembangkan ke arah areal eks Terminal Gadang. Berdasarkan data tentang RTRW Kota Malang BWK Malang Tenggara, meliputi wilayah sebagian Kecamatan Sukun dan sebagian Kecamatan Kedungkandang, fungsi utama yaitu perdagangan dan jasa, Sport Centre (GOR Ken Arok), Gedung Convention Center. Dengan data tersebut, maka keberadaan Pasar Induk Gadang yang baru nantinya tidak akan melanggar peraturan pemerintah. 2. Bahan dan Metode 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Teori Pasar Menurut Ekomadyo & Hidayatsyah (2012) dalam Temu Ilmiah IPLBI 2012 yang berjudul Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional, pasar tradisional didefinisikan sebagai ruang publik yang menjadi identitas kota. Penulis juga memaparkan bahwa pasar tradisional yang dianggap berhasil adalah pasar yang ramai oleh aktivitas ekonomi dan sosial, yang ditandai dengan tersedianya ruang-ruang yang nyaman, aksesibel, dan menjadi wadah aktivitas sosio-kultural. Dalam aspek standar fungsional terdapat, beberapa isu perancangan, yaitu tipe dan luas unit kios, efektivitas pemanfaatan ruang, lebar jalur sirkulasi, zoning, aksesibilitas dan sistem sirkulasi penghawaan, pencahayaan, fasilitas umum, utilitas air bersih, utilitas air kotor, dan persampahan. Sedangkan dalam aspek penciptaan karakter lokal, terdapat beberapa isu perancangan, yaitu tampilan fisik, pengalaman ruang, dan ruang sosio-kultural.

2.2 Metode Metode umum perancangan yang digunakan pada Perancangan Pasar Induk Gadang ini adalah metode pragmatik. Metode Pragmatik ialah tahapan yang dilalui dalam merancang guna mencapai suatu bentukan tertentu ialah dilalui dengan berbagai percobaan (trial and error) secara berulang-ulang sampai tercapai tujuan yang diinginkan. Metode Pragmatik digunakan dalam dunia arsitektur yang berkaitan dengan persoalan pemenuhan kebutuhan dasar yang berhubungan dengan bangunan sebagai naungan. Dengan kata lain konsep yang menyelesaikan satu atau beberapa masalah tertentu yang nyata dan terukur, misal: iklim, keterbatasan lahan, dana, waktu pembangunan, bahan bangunan dan/atau konstruksi spesifik. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis Jumlah Pedagang Jumlah pedagang Pasar Induk Gadang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, jumlah pedagang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Jumlah Pedagang Pasar Induk Gadang Tahun Jumlah Pedagang 2009 1908 2010 1,758 2011 2608 2012 2608 (Sumber: Hasil analisis, 2014) Dari data jumlah pedagang pada tabel di atas, maka dilakukan analisis regresi linier untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan/perubahan yang terjadi terhadap jumlah pedagang dari tahun ke tahun. Dengan menggunakan aplikasi MS Excel 2010), dapat dilihat bahwa nilai Koefisien Determinasi atau KD (R 2 ) sebesar 0.93% (dibulatkan menjadi 1%). Dengan kata lain, pertambahan yang terjadi pada jumlah pedagang yang ada di Pasar Induk Gadang hanya sebesar 1% pada setiap tahunnya. Jika perhitungan dimulai pada tahun 2012, berikut adalah hasil proyeksi pertambahan jumlah pedagang dari tahun ke tahun: Tabel 2. Proyeksi Jumlah Pedagang Pasar Induk Gadang Tahun Ke- Tahun Jumlah Pedagang 0 2012 2608 20 2032 3128 25 2037 3258 (Sumber: Hasil analisis, 2014) 3.2 Analisis dan Konsep Tapak 3.2.1 Pencapaian Kondisi tapak yang memiliki luas lahan 3.78 Ha dengan rincian lebar 85 meter dan panjang 485 meter, maka dapat dikategorikan bahwa kondisi tapak memanjang. Dengan rincian panjang dan lebar tersebut, untuk mempermudah menganalisis tapak, maka dilakukan analisis terhadap tapak dengan cara mempetak-petakkan kondisi tapak menjadi

grid-grid. Mengacu pada peraturan yang berlaku tentang Garis Sempadan Bangunan (GSB), maka diperoleh tapak yang dapat dibangun ialah dengan lebar maksimal 72 meter. Untuk mempermudah alur keluar/ masuk ke dalam pasar, kondisi jalan yang telah ada diolah menjadi pintu masuk/ keluar. Pada perencanaan perancangan, terdapat dua pintu masuk yang masing-masing berada pada bagian ujung tapak, dan hanya terdapat satu pintu keluar. Konsep perancangan tersebut bertujuan untuk mengurai kemacetan yang selama ini menjadi permasalahan utama yang ditimbulkan oleh aktivitas pasar. 3.2.2 Zoning Gambar 1. Konsep Pencapaian Tapak Pembagian zoning akan dibedakan menjadi dua, yaitu zoning secara horizontal dan juga zoning secara vertikal. Pembagian tersebut berdasar pada pengelompokan ruang berdasarkan fungsi yang telah dilakukan pada analisis fungsi ruang. Dimana telah ditentukan bahwa ada tiga zona pada pasar ini, yaitu zona primer yang merupakan zona perdagangan, zona sekunder yang merupakan zona non-perdagangan, zona servis dan penunjang. Pembagian zona secara vertikal, terutama pada area perdagangan dilakukan berdasar komoditas barang yang diperdagangkan dengan menempatkan zona perdagangan basah pada lantai dasar, zona perdagangan semi basah pada lantai satu, dan zona perdagangan kering pada lantai dua. Peletakan zona perdagangan basah pada lantai dasar dikarenakan mobilitas barang pada zona ini sangat tinggi dan memiliki jumlah dan bobot yang lebih berat daripada komoditas lain. Untuk zoning secara horisontal dilakukan berdasarkan zona tapak secara umum, yaitu zona primer yang merupakan zona perdagangan, zona sekunder yang merupakan zona non-perdagangan, zona servis dan penunjang. Pembagian zona secara vertikal diterapkan sebagai langkah untuk menghemat koefisien dasar bangunan sehingga dapat menambahkan ruang terbuka hijau pada sekitar bangunan yang selama ini pada kondisi eksisting tidak ada zona hijau pada tapak. Gambar 2. Konsep Zoning Vertikal Dan Horisontal

3.3 Analisis dan Konsep Bangunan 3.3.1 Tata Massa Konsep tata massa bangunan Pasar Induk Gadang diambil dari berbagai pertimbangan berdasarkan zoning yang telah ditentukan, orientasi bangunan, zoning, sirkulasi, pencahayaan serta penghawaan. Konsep penggubahan massa mempertimbangkan bentuk tapak yang memanjang, sehingga bentukan massa yang paling tepat adalah mengikuti bentuk tapak. Sedangkan bentuk kubus/ persegi dipilih sebagai penguat karakter bagi bangunan komersial seperti pasar yang lebih mengutamakan pemaksimalkan sirkulasi. Bangunan dirancang berupa bangunan bertingkat karena jumlah pedagang yang terus bertambah dan tidak memungkinkan dilakukan pengembangan secara horizontal. Dan untuk mempermudah pencapaian menuju setiap lantai bangunan, maka diterapkan sistem semi-basement pada bangunan. 3.3.1 Selubung Bangunan Gambar 3. Konsep Bangunan Semi-Basement Tampilan selubung bangunan pada Pasar Induk Gadang menggabungkan dua unsur, yaitu unsur modern dan tradisional yang mana pada konsep seperti ini disebut konsep Hybrid. Pada sisi modern, penggunaan bahan material kontemporer yang dipakai sebagai dinding, yaitu batu bata merah dengan campuran arang aktif dari tempurung kelapa. Menurut Kurniawan & Wicaksono (2008) dalam Uji Coba Penjernihan dan Penghilangan Bau Limbah Tapioka Dengan Menggunakan Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa (Studi Aktivasi Dengan Pengasaman), kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah larutan asam yang paling baik sebagai pengaktif arang tempurung kelapa adalah larutan HCl. Ini dapat dilihat dari data hasil uji spektrofotometri dan organoleptik yang menunjukkan bahwa HCl mengadsorbi partikel-partikel dalam limbah tapioka secara lebih baik dan membuat limbah tapioka lebih tidak berbau daripada asam yang lain. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa material arang yang berasal dari tempurung kelapa dapat mengurangi bau yang disebabkan oleh limbah tapioka, hal ini dapat juga diterapkan pada penanganan bau yang biasa terjadi pada pasar. Sedangkan pada unsur tradisional, yaitu penerapan sistem yang ada pada dinding bambu yang biasa terdapat pada bangunan-bangunan tradisional yang sering disebut dengan dinding bernapas. Dinding bernapas pada selubung bangunan diperoleh dari

penyususan batu bata secara berselang seling sehingga membentuk lubang atau celah yang menjadi sirkulasi udara. Penambahan vegetasi yang memiliki aroma wangi pada bagian selubung bangunan berfungsi untuk meminimalisasi bau yang disebabkan oleh komoditas dagangan yang memiliki tingkat bau yang agak menyengat. 4. Kesimpulan Gambar 4. Selubung Bangunan Berdasarkan hasil Perancangan Pasar Induk Gadang, maka kesimpulan yang didapat ialah: 1. Selain perancangan pasar yang baru, Pasar Induk Gadang harus ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas bangunan mengingat jumlah pedagang yang ada melebihi daya tampung pasar. 2. Untuk mengantisipasi pertambahan pedagang dari tahun ke tahun, proses perancangan dan pengembangan Pasar Induk Gadang tidak hanya dilakukan secara horizontal, akan tetapi secara vertikal juga. 3. Nilai-nilai arsitektural harus diikutsertakan dalam perancangan Pasar Induk Gadang untuk menghilangkan kesan-kesan negatif yang terdapat pada pasar secara umum dan sebagai daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi pasar. Daftar Pustaka Badan Statistik. 2011. Jawa Timur dalam Angka 2010. Malang: Badan Statistik Jawa Timur. Ekomadyo, Agus S., Hidayatsah, Sutan. 2012. Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional. Temu Ilmiah IPLBI 2012. Pemkot Malang. 2005. Perda Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030. Malang. Kurniawan, Aziz., Eguh Wicaksono. 2008. Uji Coba Penjernihan dan Penghilangan Bau Limbah Tapioka Dengan Menggunakan Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa (Studi Aktivasi Dengan Pengasaman). Semarang: Universitas Diponegoro.