BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan mengalami hal ini ketika usianya sudah mencapai sebelas tahun dan akan terjadi terus menerus hingga usianya mencapai empat puluh lima tahun (menopause) kecuali ada gangguan atau sedang dalam masa kehamilan. Ratarata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25 lebih 1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 lebih 1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51 lebih 9 hari. Jadi sebenarnya panjang siklus menstruasi 28 itu jarang ditemui. Panjang siklus menstruasi yang biasa terjadi pada manusia adalah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita mengalami siklus menstruasi 18-42 hari. Siklus menstruasi adalah pematangan dan pelepasan ovum yang terjadi secara terus menerus. (Ahira, 2010) Menstruasi merupakan suatu siklus yang normal. Namun pada sebagian wanita ada yang mengalami masalah pada menstruasi. Adapun masalah-masalah yang ditemui pada menstruasi adalah polimenorea yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnorman. Oligomenorea, dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya 1
2 adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut turut, sedangkan masalah yang berkenaaan dengan tepat pada masa menstruasi adalah dismenorea. Dismenorea merupakan gejala yang paling sering menyebabkan wanita pergi ke dokter untuk konsultasi atau melakukan pengobatan. Karena gangguan ini bersifat objektif, berat atau intensitasnya sulit untuk dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai saat ini petogenesisnya masih sulit untuk dipecahkan. (Manuaba, 2003) Dismenorea adalah nyeri yang terjadi sebelum atau selama proses menstruasi dan terjadi pada hari pertama sampai beberapa hari selama menstruasi. Gejala-gejala lain yang mengikuti ialah gejala perilaku termasuk perasaan lelah, insomnia, cemas, depresi, nafsu makan meningkat atau pada kasus lain dapat mengalami penurunana nafsu makan. Gejala fisik dapat berupa kembung, nyeri pinggang dan nyeri payudara. Keadaan ini membuat sering mengganggu kegiatan sehari-hari seperti sekolah, pekerjaan dan pekerjaan rumah tangga. Dismenorea dialami oleh 60-70% wanita muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitas nyeri ringan sampai sedang, tetapi 25 % mengalami nyeri berat dan membuat penderita tidak berdaya. (Jones, 2003) Dismenorea dibagi menjadi dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer adalah dismenore yang terjadi karena peningkatan kontraksi uterus, ujung saraf tersensitasi sehingga terjadi penurunan aliran darah uterus. Hal ini terjadi pada wanita usia 20-25 tahun. Dismenorea
3 merupakan gejala yang sering dikeluhkan di AS, dan diperkirakan dialami oleh 50% wanita dewasa. Jika keadaan ini tidak diobati maka 10% dari wanita ini menjadi tidak produktif selama 1 hingga 3 hari dalam masa menstruasinya. Sedangkan dismenorea sekunder terjadi karena adanya penyakit yang mengikuti seperti stenosis serviks, endometriosis, kista ovarium, dll. Hal ini dialami oleh wanita usia 30-40 tahun. (Naylor, 2005) Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dismenorea paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun (dismenorea primer). Dari 47 siswi ada 27 siswi yang mengalami dismenorea. Hal ini mengganggu kegiatan belajar karena rasa nyeri yang terkadang tidak terkontrol.( Yustianingsih, 2004) Penelitian yang lain menyebutkan dismenorea dialami oleh 83,5 % mahasiswi di sebuah unversitas pada tahun 2004. Pada penelitian yang lain menemukan bahwa 38% wanita menganggap bahwa perdarahan yang banyak adalah sebuah masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sedikitnya kesadaran perempuan tentang masalah menstruasi. Dismenorea dan dampak yang ditimbulkan sangat penting disosialisasikan bagi remaja, orang tua maupun guru. Penanggualangan dismenorea ini dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan penjelasan yang jelas mengenai menstruasi dan dismenorea tentang cara mengurangi nyeri yang efektif pada remaja khususnya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dismenorea, seperti mengompres dengan air hangat, berolah raga, meminum obat anti nyeri. Obat obatan yang biasa digunakan adalah obat kimia. Penggunaan
4 obat-obatan herbal dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi dismenorea. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan meminum jamu kunyit asam, hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi rasa nyeri dan memeberikan rasa nyaman saat dismenorea. Selain itu, jamu kunyit asam sangat mudah didapat, dan lebih aman karena terbuat dari bahan alami. Keuntungan lain yang didapat adalah jamu kunyit asam dapat untuk malancarakan haid dan mengurangi aroma tidak sedap saat menstruasi. (Nugroho, 2003) Dalam formula jamu kunyit asam, yang terdiri dari kunyit terdapat kandungan aktif tinggi terutama kurkuminoid yang terdiri atas kurkumin desmetoksikumin, dan bisdesmetoksikurkumin serta zat-zat bermanfaat lainnya. curkumin memiliki khasiat untuk meredakan nyeri. Sedangkan tambahan asam jawa dengan Kandungan antocyanin dan flavonoid yang terkandung di dalamnya selain dapat menghilangkan sakit juga dapat, membantu mengeluarkan keringat. Dari penelitian yang dilakukan di Surabaya diketahui bahwa ramuan jamu gendong yang mengandung asam jawa mengalami lebih sedikit kontaminasi dengan bakteri. Minuman asam jawa juga terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Asam jawa memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C yang dapat membuat tubuh lebih bugar. (Revi, 2006) Dari hasil penelitian Giana yang dilakukan terhadap 30 siswa, sebelum dilakukan tindakan, didapatkan bahwa 2 siswi (6,7 %) mengalami
5 dismenore dengan skala nyeri 2 (dismenorea ringan), 12 siswi (40%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea sedang), 8 siswi (26, 7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 4 (dismenorea sedang), 5 siswi (16,7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 5 (dismenorea sedang) dan 3 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 6 (dismenorea sedang). Sedangkan setelah dilakukan tindakan disapatkan hasil 10 siswi (33,3%) tidak mengalami dismenorea, 10 siswi (33,3%) mengalami dismenorea dengan skala 1 (dismenorea ringan), 8 siswi (26,7%) mengalami dismenorea dengan skala 2 (dismenorea ringan) dan 2 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea ringan). Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukan tindakan dapat mengurangi dismenorea. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis ingin melakukan suatu penelitian tentang pengaruh jamu kunyit asam terhadap penurunan dismenorea. Dalam hal ini subjek penelitian yang diambil adalah siswi kelas X SMK Tamtama jurusan akuntansi. Adapun jumlah siswi kelas X jurusan akuntansi di SMK Tamtama Karanganyar ada 150 siswi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 144 siswi, didapatkan informasi bahwa 6,25% siswi tidak mengalami dismenorea dan 93,75% siswi mengalami dismenorea saat menstruasi, dengan rincian 70,83% siswi kadang-kadang, 14,58% siswi sering dan 8,33% siswi selalu dismenorea. Selain itu didapatkan informasi bahwa kurikulum di SMK Tamatama Karanganyar belum menunjang pengetahuan siswa tentang menstruasi dan dismenorea. Dengan informasi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
6 tentang Efektifitas Jamu Gendong Kunyit Asam Ny.K Terhadap Penurunan Dismenorea pada Siswi Kelas X di SMK Tamtama Karanganyar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan dalam pernyataan Bagaimanakah pengaruh jamu gendong kunyit asam Ny.K terhadap penurunan dismenorea pada Siswi Kelas X di SMK Tamtama Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh jamu gendong kunyit asam Ny.K dalam menurunkan dismenorea pada siswi kelas X di SMK Tamtama Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat nyeri dismenorea sebelum konsumsi jamu gendong kunyit asam Ny.K b. Mengetahui tingkat nyeri dismenorea setelah konsumsi jamu gendong kunyit asam Ny.K
7 D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang cara mengatasi dismenorea yang salah satunya dengan jamu kunyit. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memacu peneliti untuk meningkatkan wawasan dan kreatifitas. Selain itu dapat pula digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang labih baik lagi. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan, pada umumnya dan ilmu keperawatan pada khususnya. c. Bagi Dunia Kesehatan Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan tentang alternatif cara menurunkan dismenorea. Selain itu dapat dijadikan informasi yang menarik bagi remaja putri menganai kesehatan reproduksi khusunya mengenai dismenorea dan cara mengatasinya.
8 E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain: 1. Giana (2007) dengan judul pengaruh olah raga senam terhadap penurunan dismenorea pada siswi kelas I SMK Negeri 3 Purworejo. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh olah raga senam terhadap penurunan dismenorea pada siswi SMK Negeri 3 Purworejo. Penelitian dilakukan terhadap 30 siswa, sebelum dilakukan tindakan, didapatkan bahwa 2 siswi (6,7 %) mengalami dismenore dengan skala nyeri 2 (dismenorea ringan), 12 siswi (40%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea sedang), 8 siswi (26, 7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 4 (dismenorea sedang), 5 siswi (16,7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 5 (dismenorea sedang) dan 3 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 6 (dismenorea sedang). Sedangkan setelah dilakukan tindakan didapatkan hasil 10 siswi (33,3%) tidak mengalami dismenorea, 10 siswi (33,3%) mengalami dismenorea dengan skala 1 (dismenorea ringan), 8 siswi (26,7%) mengalami dismenorea dengan skala 2 (dismenorea ringan) dan 2 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea ringan). Menurut penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa olah raga dapat mengurangi intensitas nyeri pada dismenora. Persamaan penelitian terletak pada sama-sama meneliti tentang dismenorea dan menggunakan metode penelitian Pre Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest sedangkan perbedaan terletak pada variabel bebas yaitu jika penelitian sebelumnya
9 membuktikan pengaruh olah raga untuk menurunkan dismenorea, pada penelitian ini membuktikan pengaruh minum jamu kunyit asam untuk menurunkan dismenorea. 2. Nani (2007) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Menstruasi dengan Pemilihan Cara Mengatasi Nyeri Menstruasi (Dismenorea) di SMK Muhammadiyah Kebumen. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 44 siswi menyatakan bahwa cara yang digunakan siswa untuk mengatasi nyeri dismenorea adalah dengan istirahat sebanyak 14 siswi (31,82%), dengan cara pijat dan kompres sebanyak 20 siswi (45,45%), dan dengan minum obat pengurang rasa nyeri ada 10 siswi (22, 73%). Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang dismenorea dan cara mengatasinya sedangkan perbedaanya terletak pada variabel yang diteliti, metode penelitian, jika penelitian ini menggunakan metode non eksperimental dengan menggunakan desain deskripsi korelasi, sedangkan penelitian yang akan dilakukann menggunakan metode penelitian Pre Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design.