BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fisik terjadinya kematangan alat reproduksi, salah satunya adalah datangnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup umur untuk bisa menghasilkan keturunan atau hamil. Usia normal wanita

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada umat manusia. Pisang berasal dari Bahasa Arab yaitu Maus. Pisang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. atau kesehatan, tetapi juga budaya. Budaya minum jamu ini masih terpelihara di

SATUAN ACARA PENGAJARAN

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan mengalami hal ini ketika usianya sudah mencapai sebelas tahun dan akan terjadi terus menerus hingga usianya mencapai empat puluh lima tahun (menopause) kecuali ada gangguan atau sedang dalam masa kehamilan. Ratarata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25 lebih 1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 lebih 1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51 lebih 9 hari. Jadi sebenarnya panjang siklus menstruasi 28 itu jarang ditemui. Panjang siklus menstruasi yang biasa terjadi pada manusia adalah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita mengalami siklus menstruasi 18-42 hari. Siklus menstruasi adalah pematangan dan pelepasan ovum yang terjadi secara terus menerus. (Ahira, 2010) Menstruasi merupakan suatu siklus yang normal. Namun pada sebagian wanita ada yang mengalami masalah pada menstruasi. Adapun masalah-masalah yang ditemui pada menstruasi adalah polimenorea yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnorman. Oligomenorea, dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya 1

2 adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut turut, sedangkan masalah yang berkenaaan dengan tepat pada masa menstruasi adalah dismenorea. Dismenorea merupakan gejala yang paling sering menyebabkan wanita pergi ke dokter untuk konsultasi atau melakukan pengobatan. Karena gangguan ini bersifat objektif, berat atau intensitasnya sulit untuk dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai saat ini petogenesisnya masih sulit untuk dipecahkan. (Manuaba, 2003) Dismenorea adalah nyeri yang terjadi sebelum atau selama proses menstruasi dan terjadi pada hari pertama sampai beberapa hari selama menstruasi. Gejala-gejala lain yang mengikuti ialah gejala perilaku termasuk perasaan lelah, insomnia, cemas, depresi, nafsu makan meningkat atau pada kasus lain dapat mengalami penurunana nafsu makan. Gejala fisik dapat berupa kembung, nyeri pinggang dan nyeri payudara. Keadaan ini membuat sering mengganggu kegiatan sehari-hari seperti sekolah, pekerjaan dan pekerjaan rumah tangga. Dismenorea dialami oleh 60-70% wanita muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitas nyeri ringan sampai sedang, tetapi 25 % mengalami nyeri berat dan membuat penderita tidak berdaya. (Jones, 2003) Dismenorea dibagi menjadi dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer adalah dismenore yang terjadi karena peningkatan kontraksi uterus, ujung saraf tersensitasi sehingga terjadi penurunan aliran darah uterus. Hal ini terjadi pada wanita usia 20-25 tahun. Dismenorea

3 merupakan gejala yang sering dikeluhkan di AS, dan diperkirakan dialami oleh 50% wanita dewasa. Jika keadaan ini tidak diobati maka 10% dari wanita ini menjadi tidak produktif selama 1 hingga 3 hari dalam masa menstruasinya. Sedangkan dismenorea sekunder terjadi karena adanya penyakit yang mengikuti seperti stenosis serviks, endometriosis, kista ovarium, dll. Hal ini dialami oleh wanita usia 30-40 tahun. (Naylor, 2005) Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dismenorea paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun (dismenorea primer). Dari 47 siswi ada 27 siswi yang mengalami dismenorea. Hal ini mengganggu kegiatan belajar karena rasa nyeri yang terkadang tidak terkontrol.( Yustianingsih, 2004) Penelitian yang lain menyebutkan dismenorea dialami oleh 83,5 % mahasiswi di sebuah unversitas pada tahun 2004. Pada penelitian yang lain menemukan bahwa 38% wanita menganggap bahwa perdarahan yang banyak adalah sebuah masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sedikitnya kesadaran perempuan tentang masalah menstruasi. Dismenorea dan dampak yang ditimbulkan sangat penting disosialisasikan bagi remaja, orang tua maupun guru. Penanggualangan dismenorea ini dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan penjelasan yang jelas mengenai menstruasi dan dismenorea tentang cara mengurangi nyeri yang efektif pada remaja khususnya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dismenorea, seperti mengompres dengan air hangat, berolah raga, meminum obat anti nyeri. Obat obatan yang biasa digunakan adalah obat kimia. Penggunaan

4 obat-obatan herbal dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi dismenorea. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan meminum jamu kunyit asam, hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi rasa nyeri dan memeberikan rasa nyaman saat dismenorea. Selain itu, jamu kunyit asam sangat mudah didapat, dan lebih aman karena terbuat dari bahan alami. Keuntungan lain yang didapat adalah jamu kunyit asam dapat untuk malancarakan haid dan mengurangi aroma tidak sedap saat menstruasi. (Nugroho, 2003) Dalam formula jamu kunyit asam, yang terdiri dari kunyit terdapat kandungan aktif tinggi terutama kurkuminoid yang terdiri atas kurkumin desmetoksikumin, dan bisdesmetoksikurkumin serta zat-zat bermanfaat lainnya. curkumin memiliki khasiat untuk meredakan nyeri. Sedangkan tambahan asam jawa dengan Kandungan antocyanin dan flavonoid yang terkandung di dalamnya selain dapat menghilangkan sakit juga dapat, membantu mengeluarkan keringat. Dari penelitian yang dilakukan di Surabaya diketahui bahwa ramuan jamu gendong yang mengandung asam jawa mengalami lebih sedikit kontaminasi dengan bakteri. Minuman asam jawa juga terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Asam jawa memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C yang dapat membuat tubuh lebih bugar. (Revi, 2006) Dari hasil penelitian Giana yang dilakukan terhadap 30 siswa, sebelum dilakukan tindakan, didapatkan bahwa 2 siswi (6,7 %) mengalami

5 dismenore dengan skala nyeri 2 (dismenorea ringan), 12 siswi (40%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea sedang), 8 siswi (26, 7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 4 (dismenorea sedang), 5 siswi (16,7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 5 (dismenorea sedang) dan 3 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 6 (dismenorea sedang). Sedangkan setelah dilakukan tindakan disapatkan hasil 10 siswi (33,3%) tidak mengalami dismenorea, 10 siswi (33,3%) mengalami dismenorea dengan skala 1 (dismenorea ringan), 8 siswi (26,7%) mengalami dismenorea dengan skala 2 (dismenorea ringan) dan 2 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea ringan). Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukan tindakan dapat mengurangi dismenorea. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis ingin melakukan suatu penelitian tentang pengaruh jamu kunyit asam terhadap penurunan dismenorea. Dalam hal ini subjek penelitian yang diambil adalah siswi kelas X SMK Tamtama jurusan akuntansi. Adapun jumlah siswi kelas X jurusan akuntansi di SMK Tamtama Karanganyar ada 150 siswi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 144 siswi, didapatkan informasi bahwa 6,25% siswi tidak mengalami dismenorea dan 93,75% siswi mengalami dismenorea saat menstruasi, dengan rincian 70,83% siswi kadang-kadang, 14,58% siswi sering dan 8,33% siswi selalu dismenorea. Selain itu didapatkan informasi bahwa kurikulum di SMK Tamatama Karanganyar belum menunjang pengetahuan siswa tentang menstruasi dan dismenorea. Dengan informasi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

6 tentang Efektifitas Jamu Gendong Kunyit Asam Ny.K Terhadap Penurunan Dismenorea pada Siswi Kelas X di SMK Tamtama Karanganyar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan dalam pernyataan Bagaimanakah pengaruh jamu gendong kunyit asam Ny.K terhadap penurunan dismenorea pada Siswi Kelas X di SMK Tamtama Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh jamu gendong kunyit asam Ny.K dalam menurunkan dismenorea pada siswi kelas X di SMK Tamtama Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat nyeri dismenorea sebelum konsumsi jamu gendong kunyit asam Ny.K b. Mengetahui tingkat nyeri dismenorea setelah konsumsi jamu gendong kunyit asam Ny.K

7 D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang cara mengatasi dismenorea yang salah satunya dengan jamu kunyit. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memacu peneliti untuk meningkatkan wawasan dan kreatifitas. Selain itu dapat pula digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang labih baik lagi. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan, pada umumnya dan ilmu keperawatan pada khususnya. c. Bagi Dunia Kesehatan Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan tentang alternatif cara menurunkan dismenorea. Selain itu dapat dijadikan informasi yang menarik bagi remaja putri menganai kesehatan reproduksi khusunya mengenai dismenorea dan cara mengatasinya.

8 E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain: 1. Giana (2007) dengan judul pengaruh olah raga senam terhadap penurunan dismenorea pada siswi kelas I SMK Negeri 3 Purworejo. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh olah raga senam terhadap penurunan dismenorea pada siswi SMK Negeri 3 Purworejo. Penelitian dilakukan terhadap 30 siswa, sebelum dilakukan tindakan, didapatkan bahwa 2 siswi (6,7 %) mengalami dismenore dengan skala nyeri 2 (dismenorea ringan), 12 siswi (40%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea sedang), 8 siswi (26, 7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 4 (dismenorea sedang), 5 siswi (16,7%) mengalami dismenorea dengan skala nyeri 5 (dismenorea sedang) dan 3 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 6 (dismenorea sedang). Sedangkan setelah dilakukan tindakan didapatkan hasil 10 siswi (33,3%) tidak mengalami dismenorea, 10 siswi (33,3%) mengalami dismenorea dengan skala 1 (dismenorea ringan), 8 siswi (26,7%) mengalami dismenorea dengan skala 2 (dismenorea ringan) dan 2 siswi mengalami dismenorea dengan skala nyeri 3 (dismenorea ringan). Menurut penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa olah raga dapat mengurangi intensitas nyeri pada dismenora. Persamaan penelitian terletak pada sama-sama meneliti tentang dismenorea dan menggunakan metode penelitian Pre Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest sedangkan perbedaan terletak pada variabel bebas yaitu jika penelitian sebelumnya

9 membuktikan pengaruh olah raga untuk menurunkan dismenorea, pada penelitian ini membuktikan pengaruh minum jamu kunyit asam untuk menurunkan dismenorea. 2. Nani (2007) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Menstruasi dengan Pemilihan Cara Mengatasi Nyeri Menstruasi (Dismenorea) di SMK Muhammadiyah Kebumen. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 44 siswi menyatakan bahwa cara yang digunakan siswa untuk mengatasi nyeri dismenorea adalah dengan istirahat sebanyak 14 siswi (31,82%), dengan cara pijat dan kompres sebanyak 20 siswi (45,45%), dan dengan minum obat pengurang rasa nyeri ada 10 siswi (22, 73%). Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang dismenorea dan cara mengatasinya sedangkan perbedaanya terletak pada variabel yang diteliti, metode penelitian, jika penelitian ini menggunakan metode non eksperimental dengan menggunakan desain deskripsi korelasi, sedangkan penelitian yang akan dilakukann menggunakan metode penelitian Pre Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design.