ANALISIS SPASIAL HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,


*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

Peranan Petugas Kesehatan dan Ketersediaan Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambaran Spasial Diare untuk Upaya Sistem Kewaspadaan Dini Kota Tangerang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).

Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Diponegoro ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

Transkripsi:

ANALISIS SPASIAL HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG Mawaddah Muhajjar, Mursid Rahardjo, Nikie Astorina Yunita Dewanti Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email: mawa085@gmail.com Abstract : Diarrhea is still being one of health problem in Indonesian society. Based on Bangetayu Puskesmas and Genuk Puskesmas in 2015 show that the cases of diarrhea on childrenunder five years increases from the previous year. Environmental conditions in some areas of Genuk District that are experiencing floods can also causes diarrhea disease. The purpose of this study is to analyze the spatial relationship of environmental quality with the cases of diarrhea on children under five years in Genuk District, Semarang. Research method of this research applies observational analytic design by using a cross sectional study design.the location is in Genuk district, Semarang. The number of population of this research is 12.443 children under five years in 2015. The writer employed 43 respondents that are specified by incidental sampling technique. The analysis of the research is conducted by using Chi Square test. The resultsshow 72.1% incidence of diarrhea. Furthermore 81.4% bacteriological quality of water, 72.1% waste disposal facility conditions, 65.1% sewerage conditions, and 41.9% of clean and healthy behaviors are not eligible. The results of this research show that there are significant relationship between the conditions of disposal facilities garbage (p = 0.002), the condition of sewerage (p = 0.018), the behavior of healthy and clean living (p = 0.015) toward the incidence of diarrhea on children under five years. There is no relationship significantly between the quality of bacteriological water regarding the incidence of diarrhea on children under five years. Spatial analysis shows that the areas that very susceptible to affect a diarrhea disease caused by bacteriological quality of water, waste disposal facility conditions, the conditions of SPAL which are not complied with the requirement, and lack of clean and healthy behaviors are not eligible. In line with Spatial analysis, Genuksari(16.13%).,Karangroto(16.13%), and Bangetayu Village Wetan (12.90%) villages provide high estimation toward diarrhea disease risks. It is highly recommended that society must attention to the environment as prevention of diarrhea on children under fiver years. Keywords quality : spatial analysis, children under five years, diarrhea, environment 807

PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Diare merupakan penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir. 1 Faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare disebabkan oleh kuman, keadaan gizi, hygiene & sanitasi, sosial budaya, kepadatan penduduk dan sosial ekonomi. 1 Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2006 diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Bila lingkungan tidak sehat (karena tercemar kuman diare) dan berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat (melalui makanan dan minuman), maka akan mengakibatkan kejadian diare. 2 Penyakit diare yang menyerang balita apabila tidak ditangani dengan serius akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Angka kejadian diare menurut WHO pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun. 3 Sementara UNICEF menyebutkan bahwa pada tahun 2013 ini terdapat 1.600 anakanak meninggal setiap hari, atau sekitar 580.000 anak per tahun. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan 808 Akut). Berdasarkan laporan riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen. Pada tahun 2013 terjadi 8 KLB yang tersebar di 6 Propinsi, 8 kabupaten dengan jumlah penderita 646 orang dengan kematian 7 orang (CFR 1,08%). Sedangkan pada tahun 2014 terjadi 6 KLB Diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%). Secara nasional angka kematian (CFR) pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14%. Sedangkan target CFR pada KLB Diare diharapkan <1%. Dengan demikian secara nasional, CFR KLB diare tidak mencapai target program. 4 Cakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 42,66%, lebih rendah dibanding tahun 2011 (57,9%). Pada tingkat kabupaten/kota. Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 bahwa insiden diare pada balita di Jawa Tengah adalah 6,5%. 5 Profil kesehatan Kota Semarang 2014 menyebutkan bahwa diare termasuk dalam 10 penyakit terbesar tahun 2014. Penderita Diare dari tahun 2010 2014 terus meningkat namun pada tahun 2014 mengalami penurunan. Berdasarkan laporan penyakit diare kota Semarang tahun 2015 terdapat 7.732 kasus diare pada usia 1-4 tahun. 6 Laporan Puskemas Genuk menyebutkan bahwa pada tahun 2014 terdapat 210 kasus diare pada usia 1-4 tahun. Sedangkan pada tahun 2015 terdapat 217 kasus diare pada usia 1-4 tahun dengan rincian 104 kasus pada jenis kelamin lakilaki dan 113 jenis kelamin

perempuan. 7 Sementara itu di puskesmas Bangetayu pada tahun 2014 terdapat 208 kasus diare pada usia 1-4 tahun. Pada tahun 2015 terdapat 400 kasus kejadian diare pada usia 1-4 tahun dengan 214 kasus jenis kelamin laki-laki dan 186 jenis kelamin perempuan. 8 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa mengalami kenaikan kasus diare pada usia balita dari tahun sebelumnya. Observasi yang dilakukan di wilayah Kecamatan Genuk bahwa kondisi lingkungan yang kurang sehat dimana tidak setiap rumah memiliki fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) yang memadai, tidak tersedianya saluran pembuangan air limbah rumah tangga, sampah yang masih di buang sembarangan sehingga sering terjadi banjir. Kondisi wilayah kerja puskesmas Genuk yang sering rob, banjir dan kondisi cuaca yang yang sering mengalami perubahan serta meningkatnya aktifitas manusia, secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Air banjir berisiko tercemar bakteri E.coli yang berasal dari kotoran, baik kotoran hewan dan manusia. 9 Hal tersebut menyebabkan peran lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup akan menurun seiring berjalannya waktu dan ini ternyata berimbas terhadap perkembangan penyakit berbasis ekosistem di lingkungan masyarakat. Geographical Information System (GIS) adalah sistem pengelolaan data berbasis komputer yang digunakan untuk memanipulasi data bereferensi geografi. 10 Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) disajikan dalam bentuk spasial membantu dalam menampilkan dan membandingkan distribusi hubungan letak objek, 809 dalam hal ini mempermudah memberikan gambaran letak atau lokasi kesehatan, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan lainnya. Analisis spasial merupakan salah satu metodologi manajemen penyakit berbasis wilayah, merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan distribusi kependudukan, persebaran faktor risiko lingkungan, ekosistem, sosial ekonomi, serta analisis hubungan antar variabel tersebut. Pemanfaatan analisis spasial pada bidang kesehatan dilakukan agar diketahui cara pandang tentang hubungan kesehatan dan lingkungan serta menganalisis upaya untuk penanganannya. 11 Kecamatan Genuk dengan karakteristik spasial yang bervariasi antara daerah, kepadatan penduduk masing-masing wilayah juga berbeda dan sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi dimana terdapat 13 kelurahan di Kecamatan tersebut, sehingga melalui penggunaan SIG dalam bidang kesehatan masyarakat akan sangat bermanfaat dan mempermudah dalam pemantauan aspek keruangan dan untuk pengontrolan melalui peta yang disajikan. Selain itu, belum pernah dilakukan analisis spasial untuk melihat tingkat kerentanan diare dan sistem kewaspadaan dini di Kecamatan Genuk khususnya di wilayah kerja puskesmas Genuk dan puskesmas Bangetayu. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis secara spasial hubungan kualitas lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Genuk Kota Semarang

yang terdiri dari 13 kelurahan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observational analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional, dimana variabel independen dan variabel dependen diamati pada waktu yang bersamaan (satu waktu). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita (berumur 12-59 bulan) yang tercatat di Puskesmas Genuk dan Puskesmas Bangetayu di Kecamatan Genuk Kota Semarang selama tahun 2015 yaitu 12.443 balita dan besar sampel sebanyak 43 responden dengan menggunakan metode insidental sampling, yang telah ditentukan proporsi sub sampel (responden) per kelurahan. Pengumpulan data diperoleh dengan dua cara, yakni data primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder berupa data jumlah balita dan data sanitasi yang diperoleh dari Puskesmas Genuk dan Puskesmas Bangetayu. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi program SPSS versi 20 melalui editing, coding, cleaning, dan entry data serta analisis data dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Pemetaan data sebaran kejadian diare di wilayah penelitian dilakukan dengan GPS garmin versih 78s kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan software program ArcView 10 GIS. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kejadian Diare pada Balita n % Diare 31 72,1 Tidak diare 12 27,9 Total 43 100 Kejadian diare pada balita diperoleh bahwa dari 43 balita, 31 balita (72,1%) mengalami diare dan sebanyak 12 balita (27,9%) tidak mengalami diare. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis Air Bersih di Kecamatan Genuk Kualitas Bakteriologis Air Bersih n % Tidak Memenuhi Syarat 35 81,4 Memenuhi Syarat 8 18,6 Total 43 100 Hasil uji laboratorium tentang kandungan E.coli pada sampel air bersih di Kecamatan Genuk dapat disimpulkan bahwa sebanyak 81,4% (35 responden) sampel air bersih tidak memenuhi syarat karena mengandung E.coli, sedangkan sampel air bersih yang memenuhi syarat karena tidak mengandung E.coli sebanyak 18,6% (8 responden). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kondisi Sarana Pembuangan Sampah di Kecamatan Genuk Sarana Pembuangan Sampah n % Tidak Memenuhi Syarat 31 72,1 Memenuhi Syarat 12 27,9 Total 43 100 810

Kondisi sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 72,1% (31 responden) dan sebanyak 27,9% (12 responden) kondisi sarana pembuangan sampah memenuhi syarat. Tabel 4. Distribusi Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kondisi Saluran n % Pembuangan Air Limbah Tidak Memenuhi Syarat 28 65,1 Memenuhi Syarat 15 34,9 Total 43 100 Kondisi saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 65,1% (28 responden) dan sebanyak 34,9% (15 responden) kondisi saluran pembuangan air limbah memenuhi syarat. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kecamatan Genuk PHBS n % Kurang Baik 18 41,9 Baik 25 58,1 Total 43 100 Responden yang memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang baik sebanyak 58,1% (25 responden). Sedangkan yang memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang baik sebanyak 41,9%(18 responden). B. Analisis Bivariat Tabel 6. Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Bersih (E.coli) dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kejadian Diare Kualitas Bakteriologis Air Total Diare Tidak Diare Bersih (E.coli) n % n % n % Tidak Memenuhi Syarat 26 74,3 9 25,7 35 100,0% Memenuhi Syarat 5 62,5 3 37,5 8 100,0% Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0% p=0,815 RP= 1,189 CI= 0,671-2,104 Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas bakteriologis air bersih dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Genuk Kota Semarang (p = 0,815). Karena RP=1 dengan Interval Kepercayaan CI 95% dimana nilai lower limit kurang dari 1 dan nilai upper limit lebih dari 1 maka variabel yang diteliti belum tentu benar faktor resiko. 811 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Profita tahun 2014 menyatakan bahwa kualitas bakteriologis air bersih mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada Balita dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). 12 Hal ini menunjukkan bahwa penyakit diare yang pernah dialami oleh balita, tidak selalu disebabkan

oleh sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan seharihari, tetapi disebabkan oleh faktor lain misalnya makanan yang terkontaminasi karena hinggapan lalat. Selain itu juga kemungkinan balita yang diteliti telah mendapatkan ASI Eksklusif dan imunisasi campak sehingga memiliki 812 sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi kuman penyakit meskipun mengkonsumi air bersih yang mengandung E.coli. Hal ini senada dengan pendapat Nainggolan tahun 2009, bahwa diare akut merupakan gejala paling umum dari penyakit akibat makanan. 13 Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan Kondisi Sarana Pembuangan Sampah dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kondisi Sarana Pembuangan Sampah Tidak Memenuhi Kejadian Diare Total Diare Tidak Diare n % n % N Persentase 27 87,1 4 12,9 31 100,0% Syarat Memenuhi Syarat 4 33,3 8 66,7 12 100,0% Total 31 72,1 27,9 43 100,0% p=0,002 RP= 2,613 CI= 1,161-5,883 Hasil pengolahan data dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Hasil observasi membuktikan bahwa sebagian besar responden membuang sampah dengan cara kondisi sarana pembuangan sampah dipendam dalam lubang dan dengan kejadian diare pada balita di dibakar. Sedangkan untuk konstruksi kecamatan Genuk Kota Semarang tempat sampah, hampir semua (p=0,002). Karena RP>1 (RP = responden tidak memiliki tempat 2,613) dengan rentang interval sampah yang permanen dan dalam kepercayaan CI 95% tidak kondisi terbuka tidak memiliki tutup mencakup angka 1 dimana maka karena kebanyakan mereka menunjukkan variabel yang diteliti menggunakan tas plastik (tas merupakan faktor resiko. Penelitian kresek) untuk tempat sampah dan ini sejalan dengan penelitian langsung dibuang. Karena sampah Regassa et al tahun 2008 bahwa yang tidak segera dibuang tersebut ada hubungan yang signifikan sehingga ada lalat d sekitar tempat antara pembuangan sampah sampah. dengan kejadian diare pada anak di bawah 5 tahun. 14 Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan Kondisi Saluran Pembuang Air Limbah dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kondisi Saluran Pembuang Air Limbah Kejadian Diare Diare Tidak Diare Total n % n % n Persentase Tidak Memenuhi Syarat 24 85,7 4 14,3 28 100,0% Memenuhi Syarat 7 46,7 8 53,3 15 100,0%

Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0% p= 0,018 RP=1,837 CI= 1,047-3,221 Hasil pengolahan data dengan di saluran pembuangan air limbah uji Chi Square menunjukkan bahwa juga menyebabkan saluran air terdapat hubungan yang signifikan limbah juga menyebabkan saluran antara kondisi Saluran Pembuangan pembuangan air limbah tidak Air Limbah dengan kejadian diare pada Balita di Kecamatan Genuk mengalir ke sungai dengan lancar. Air limbah ini dapat meresap ke Kota Semarang (p = 0,018). Karena tanah sehingga menyebabkan RP>1 ( RP=1,837) dengan rentang pencemaran air tanah. Jika air tanah Interval Kepercayaan CI 95% tidak tercemar, kualitasnya juga akan mencakup angka 1 maka menurun sehingga tidak dapat menunjukkan variabel yang diteliti merupakan faktor resiko. Hasil penelitian ini terjadi juga pada penelitian yang telah dilakukan digunakan lagi. Kondisi saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat memberikan dampak oleh Dewi tahun 2011 yang antara lain sebagai tempat menunjukkan terdapat hubungan perkembangbiakan vektor penyebar yang signifikan antara saluran bibit penyakit, dari aspek estetika pembuangan air limbah dengan dapat menimbulkan bau yang tidak kejadian diare pada Balita dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). 15 sedap dan pandangan yang kurang menyenangkan baik bagi keluarga Hasil pengamatan yang maupun masyarakat sekitarnya dan dilakukan pada saat penelitian dapat menyebabkan kejadian membuktikan bahwa pembuangan air limbah tidak lancar, saluran air limbah terbuka, penampungan air penyakit seperti penyakit diare. 16 Melihat kondisi saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi limbah terbuka, dan disekitar syarat masih tinggi maka perlu penampungan air limbah terdapat lalat sehingga menimbulkan bau dan dilakukan penyuluhan oleh tenaga Kesehatan. menjadi sarang berkembang biaknya vector penyebar penyakit. Selain itu, banyaknya sampah yang tergenang Tabel 9. Hasil Analisis Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Kejadian Diare Perilaku Hidup Total Bersih dan Sehat Diare Tidak Diare n % n % N Persentase Kurang Baik 17 94,4 1 5,6 18 100,0 Baik 14 56,0 11 44,0 25 100,0 Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0 p=0,015 RP=1,687 CI=1,171-2,430 Hasil pengolahan data dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Perilaku Hidup Bersih dan 813 Sehat dengan kejadian diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang (p = 0,015). Karena RP>1 (RP = 1,687) dengan rentang

Interval Kepercayaan CI 95% tidak mencakup angka 1 maka menunjukkan variabel yang diteliti merupakan faktor resiko. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Muhajirin tahun 2007 bahwa ada hubungan antara praktek personal hygiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada anak balita di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. 16 Faktor perilaku mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan menurunkan angka A. Analisis Spasial kejadian diare. PHBS ibu dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan balita. Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber informasi yang digunakannya. 17 Pentingnya PHBS harus disadari masyarakat karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku. Gambar 1. Persebaran Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang Untuk menggambarkan secara spasial. Hasil analisis persebaran diare pada balita kualitas kejadian diare pada balita dan bakteriologis air bersih, kondisi kualitas lingkungan menggunakan sarana pembuangan sampah, perangkat lunak ArcView. kondisi saluran pembuangan air Kejadian diare terbanyak limbah serta perilaku hidup bersih terdapat di Kelurahan Karangroto dan sehat maka dilakukan analisis dan Kelurahan Genuksari yang 814

masing-masing mempunyai jumlah sama yaitu 5 kasus dengan proporsi kejadian diare 16,13%. Daerah yang beresiko mengalami kejadian diare karena kualitas bakteriologis air bersih, kondisi sarana pembuangan sampah, kondisi SPAL yang tidak memenuhi syarat serta PHBS yang kurang baik dengan proporsi kejadian diare yang tinggi adalah Kelurahan kelurahan Genuksari (16,13%), Kelurahan Karangroto (16,13%), dan Kelurahan Bangetayu Wetan (12,90%). KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kejadian diare pada balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang sebanyak 72,1% balita (31 dari 43 balita) mengalami diare dalam 3 bulan terakhir. 2. Kualitas Bakteriologis Air Bersih yang tidak memenuhi syarat (81, 4%) lebih tinggi dari pada yang memenuhi syarat (18,6%). 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas bakteriologis air bersih (E.coli) dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang (p = 0,815). 4. Ada Hubungan yang signifikan antara sarana pembuangan sampah Semarang (p = 0,002), kondisi SPAL (p = 0,018), PHBS (p = 0,015) dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang. 5. Wilayah kecamatan Genuk yang beresiko mengalami kejadian diare karena kualitas air bersih yang tidak memenuhi syarat sebanyak 91,44%, karena kondisi sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat 87,1%, karena Saluran Pembuangan Air Limbah yang tidak memenuhi syarat 82,14%, karena Perilaku Hidup Bersih dan sehat yang kurang baik 66,68%. 6. Proporsi kejadian diare tersebar terdapat di Kelurahan Genuksari dan Kelurahan Karangroto yaitu sebesar 16,13%. Proporsi kejadian diare terkecil terdapat di Kelurahan Gebangsari, Kelurahan Bangetayu Kulon, Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Terboyo wetan, dan Kelurahan Terboyo Kulon. Diharapkan bagi Puskesmas untuk dapat melakukan peningkatan perbaikan sanitasi lingkungan dan memberikan penyuluhan kesehatan terutama kesehatan lingkungan dan PHBS. DAFTAR PUSTAKA 1. Suraatmaja. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2007. 2. Dinkes Propinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 2006. 3. Pickering et al, 2009. Angka Kejadian Diare. World Health Organization. diakses pada 10 Januari 2016. http://www.who.int/en/ 4. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Depkes RI. 2014. 5. Dinkes Propinsi Jawa tengah. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2012. Semarang. 2012. 6. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2014. Semarang. 2014. 7. Puskesmas Genuk. Data Kejadian Penyakit diare Pada Balita Tahun 2015. Puskesmas. 2015. 8. Puskesmas Bangetayu. Data Kejadian Penyakit diare Pada 815

Balita Tahun 2015. Puskesmas. 2015. 9. Suryani, DR. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. 2012. Diakses tanggal 14 Mei 2016 http://eprints.undip.ac.id/38777/ 10. Nuarsa I W. Menganalisis data spasial dengan arcview GIS 3.3 untuk pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. 2005 11. Achmadi, UF. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 12. Profita, H G.Analisis Spasial Kualitas Air Bersih dan Kejadian Diare Pada Anak Balita di wilayah Kerja Puskesmas Pati I Kabupaten Pati. 2014. Diakses pada 01 Mei 2016 http://eprints.undip.ac.id/43316/1 /489. 13. Nainggolan, J.F. Masalah Kesehatan Akibat Foodborne Disease. 2009. 14. Regassa G, Birke W, Deboch B, Belachew T. Evironmenthal determinants of diarrhea among under five children in Nekemte Town, Western Ethiopia. Ethiop J Health Sci. 2008;18(2):39-45 15. Dewi, NP. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mangwi I Kecamatan Mangwi Kabupaten Badung Provinsi Bali. 2011. Diakses pada 09 Mei 2016. http://lib.fkm.ui.ac.id 16. Muhajirin. 2007. Hubungan Antara Praktek Personal Hygiene Ibu Balita Dan Sarana Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita 816 Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. Diakses pada 09 Mei 2016 http://eprints.undip.ac.id/18243/ 17. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.