1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Indonesia di pertemuan 3 lempeng dunia (http://www.bmkg.go.id, diakses pada tanggal 30 Juli 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN

Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Menggunakan Alat Shaking Table

KAJIAN KARAKTERISTIK JENIS TANAH BERPOTENSI LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPA DI INDONESIA

Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DENGAN DATA SPT DAN CPT

Analisis Pendahuluan Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. mendekati atau melampaui tegangan vertikal. ringan terjadi pada pergeseran tanah sejauh mm, kerusakan yang

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

Studi Risiko Kerentanan Tanah Akibat Soil Liquefaction Karena Gempa Bumi Di Wilayah Pesisir Kota Pacitan

ANALISIS PENGARUH POTENSI LIKUIFAKSI PADA BANGUNAN DAM MENGGUNAKAN METODE NCEER

INVESTIGASI VISUAL INISIASI LIQUIFAKSI TANAH KEPASIRAN MENGGUNAKAN SHAKING TABLE TEST

POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN UJI PENETRASI STANDAR (SPT) DI PESISIR PANTAI BELANG MINAHASA TENGGARA

POTENSI LIKUIFAKSI TANAH BERPASIR DI SEKITAR KOLOM-KAPUR (LIME-COLUMN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wahana Fisika, 2(1), e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI LAPISAN TANAH PASIR LEPAS ATAU MEDIUM SEBELUM DAN SETELAH PEMANCANGAN TIANG PADA PROYEK DI JAKARTA PUSAT

ANALISA POTENSI SOIL LIQUEFACTION DI DAERAH PESISIR KOTA PACITAN BERDASARKAN DATA CPT

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA SEKTOR RUNWAY DAN TAXIWAY BANDAR UDARA MEDAN BARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

Oleh : Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik

BIDANG STUDI GEOTEKNIK PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISA POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN DATA PENGUJIAN SONDIR (STUDI KASUS GOR HAJI AGUS SALIM DAN LAPAI, PADANG) ABSTRAK

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PROYEK WIRE HOUSE BELAWAN

BAB 3 METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pembuatan Program Analisa Potensi Likuifaksi. Verifikasi Program

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

BAB I PENDAHULUAN. tembok bangunan maupun atap bangunan merupakan salah satu faktor yang dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI LIKUIFAKSI TANAH BERPASIR DI SEKITAR KOLOM-KAPUR (LIME-COLUMN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang permasalahan

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

ANALISA LIKUIFAKSI PADA GEDUNG DINAS PRASJAL, TARKIM, PROVINSI SUMATERA BARAT

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut

POTENSI LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPABUMI BERDASARKAN DATA CPT DAN N-SPT DI DAERAH PATALAN BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA PERENCANAAN

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI KELURAHAN LEMPUING KOTA BENGKULU MENGGUNAKAN PERCEPATAN MAKSIMUM KRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Dengan Memperhitungkan Pengaruh Likuifaksi Pada Proyek Pembangunan Hotel Di Lombok

DESAIN PONDASI TAHAN GEMPA dan LIQUEFACTION untuk NEW HOTEL AMBACANG dengan SANSPRO

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penelusuran Potensi Likuifaksi Pantai Padang Berdasarkan Gradasi Butiran dan Tahanan Penetrasi Standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebar dari titik tersebut ke segala arah. Gempa bumi merupakan guncangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

EVALUASI POTENSI PENCAIRAN TANAH (LIQUEFACTION) AKIBAT GEMPA Studi Kasus: Di Bagian Timur Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

UJIAN THESIS. MAHASISWA: Sugiarto DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Ria Asih Aryani Soemitro.M.Eng Ir.Moesdarjono Soetojo.MSc

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Candi Prambanan merupakan Candi Hindu yang selesai dibangun. pada zaman Kerajaan Mataram Hindu di masa pemerintahan Raja Rakai

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

ANALISA BANGUNAN SEDERHANA PADA TANAH TERLIKUIFAKSI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengingat sebagian besar wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko tinggi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Indonesia terletak diantara pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu Pasifik, Indo-Australia dan Australia. Hingga saat ini, lempeng-lempeng tersebut masih terus bergerak mengelilingi kepulauan Indonesia. Interaksi antar lempeng menciptakan jalur subduksi (penujaman) dan jalur tubrukan yang terus aktif sehingga mengakibatkan kepulauan Indonesia memiliki aktivitas seismik yang tinggi dan kerap menimbulkan gempa bumi. Eurasia Pasifik Indo Australia Gambar 1.1 Indonesia di pertemuan 3 lempeng dunia (http://www.bmkg.go.id, diakses pada tanggal 30 Juli 2013) Peristiwa gempa bumi mengakibatkan kerusakan berbagai jenis struktur yang disebabkan oleh terjadinya celah, gerakan abnormal dan tidak merata, serta hilangnya kekuatan lapisan tanah atau yang disebut dengan likuifaksi. Fenomena likuifaksi terjadi ketika lapisan tanah jenuh air mengalami penurunan kekuatan akibat kehilangan tahanan geser oleh peningkatan tekanan air pori tanah yang terjadi selama gempa. Tanah mengalami perubahan perilaku menjadi seperti cairan hingga akhirnya terjadi keruntuhan struktur. Beberapa contoh kasus gempa 1

bumi yang memicu terjadinya likuifaksi antara lain gempa Good Friday di Alaska tahun 1964, gempa Niigata di Jepang tahun 1964, gempa Van Norman di bagian selatan California yang mengakibatkan keruntuhan bendungan Lower San Fernando Dam dan Upper Fernando Dam tahun 1971, gempa Aceh dan Nias tahun 2004, gempa Yogyakarta pada tahun 2006 dan gempa Christchurch di New Zealand pada tahun 2011. Pada umumnya, fenomena likuifaksi terjadi pada lapisan tanah granuler (kepasiran) yang jenuh air dan menerima beban siklik akibat gempa. Getaran gempa mengakibatkan partikel tanah berkontraksi, dan karena berlangsung begitu cepat dalam kondisi tak terdrainase (undrained), hal tersebut memicu naiknya tekanan air pori pada tanah. Ketika nilai tekanan air pori mencapai sama besar dengan tegangan total tanah, maka tegangan efektif tanah sama dengan nol, dan pada saat itulah tanah mengalami penurunan kuat geser dan runtuh. Peristiwa likuifaksi telah terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta akibat gempa pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa berskala 6,3 Skala Ritcher tersebut merusakkan runway Bandara Adi Sucipto, infrastruktur, perkantoran dan ratusan rumah penduduk khususnya di Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. Mayoritas kegagalan struktur ditimbulkan oleh fenomena likuifaksi, sebagian besar kerusakan yang terjadi disertai dengan adanya gejala-gejala likuifaksi, yaitu adanya semburan pasir (sand boiling) dan sebaran lateral tanah (lateral spreading). Lokasi-lokasi terjadinya likuifaksi di wilayah bantul akibat gempa tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 1.2. 2

Gambar 1.2 Lokasi likuifaksi di wilayah Bantul akibat gempa Yogyakarta 2006 (Soebowo dkk., 2007 dengan modifikasi) Berdasarkan studi geologi, sebagian besar kondisi tanah di Yogyakarta merupakan lapisan tanah pasir tebal hingga kedalaman 60 meter dari permukaan tanah dengan gradasi yang relatif seragam. Muka air tanah terletak pada kedalaman sekitar 12 meter pada musim kemarau dan naik menjadi 4 sampai 6 meter ketika musim penghujan. Jika ditinjau dari aktivitas seismik serta kondisi geologi dan geotekniknya, maka Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang tergolong rentan akan potensi likuifaksi. Oleh sebab itu sebuah penelitian dilakukan untuk menyusun suatu peta probabilitas likuifaksi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul, Sleman dan Kotamadya Yogyakarta lalu membandingkannya dengan pendekatan eksperimental pemodelan likuifaksi dalam skala tertentu menggunakan metode shaking table untuk daerah Imogiri di sekitar Kali Opak. Penelitian ini menggunakan data-data geoteknik CPT (Cone Penetration Test) dan SPT (Soil 3

Penetration Test) yang dianalisis menggunakan metode simplified method oleh Seed dan Idriss (1971). Hasil akhir merupakan peta kawasan Yogyakarta yang terbagi menjadi enam zona probabilitas likuifaksi dengan menggunakan metode Liquefaction Severity Index yang dikembangkan oleh Sonmez dan Gokceoglu pada tahun 2005. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui struktur lapisan tanah kawasan Kabupaten Bantul, Sleman dan Kotamadya Yogyakarta berdasarkan data geotekniknya. 2. Mengetahui besaran nilai percepatan puncak muka tanah di setiap titik uji, dengan metode deterministik berdasarkan episentrum gempa Yogyakarta tahun 2006 dan metode probabilistik berdasarkan peta gempa peraturan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012. 3. Melakukan analisis likuifaksi pada setiap titik tinjauan dari data uji lapangan yang tersedia. 4. Membuat peta zona probabilitas likuifaksi dari data yang sudah dianalisis sebelumnya, sehingga dapat diketahui tingkat kerentanan likuifaksi pada wilayah tersebut. 5. Membandingkan peta potensi likuifaksi hasil analisis dengan analisis pendekatan eksperimental metode shaking table untuk daerah Imogiri khususnya di sekitar Kali Opak. 6. Membandingkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode analisis hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk ruang lingkup studi Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Memahami konsep dan mekanisme likuifaksi. 2. Memahami prosedur analisis probabilitas likuifaksi. 4

3. Mengetahui wilayah-wilayah di kawasan Kabupaten Bantul, Sleman dan Kotamadya Yogyakarta yang memiliki potensi untuk terjadi likuifaksi. 4. Memahami potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh likuifaksi beserta upaya penanganannya. 5. Sebagai sumbangan ilmu di cabang ilmu geoteknik khususnya pada bidang likuifaksi. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis perhitungan menggunakan korelasi data CPT (Cone Penetration Test) dan SPT (Soil Penetration Test). 2. Kedalaman muka air tanah mengacu pada peta kedalaman air tanah sebelum gempa 2006. 3. Data uji lapangan yang digunakan mengacu pada kondisi sebelum gempa 2006. 4. Perhitungan Cyclic Stress Ratio dan Cyclic Resistance Ratio menggunakan metode simplified procedure (Seed dan Idriss, 1971) dan penelitian Olsen (1997). 5. Analisis probabilitas likuifaksi menggunakan metode Liquefaction Severity Index oleh Sonmez dan Gokceoglu tahun 2005. 5