ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

ANALISIS PEMASARAN PADI DI DESA RAJA BEJAMU KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI TOMAT KELURAHAN BOYAOGE KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

Key Word PENDAHULUAN

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PEMASARAN TANAMAN HIAS PUCUK MERAH (OLEINA SYZYGIUM) PADA USAHA KEMBANG ASRI DI KOTA PALU

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

KINERJA KELOMPOK TANI DALAM MENUNJANG PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

KINERJA KELEMBAGAAN PEMASARAN KAKAO BIJI TINGKAT PETANI PERDESAAN SULAWESI TENGAH: KASUS DESA AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

ANALISIS PEMASARAN GETAH DAMAR DI DESA MALINO JAYA KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

KAJIAN RANTAI PASOK BERAS DI DISTRIK TANAH MIRING KABUPATEN MERAUKE ABSTRACT

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 17. (2) 2014 ISSN

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS STRUKTUR PASAR BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU DI KABUPATEN SIGI

Pola Pemasaran Produksi Padi Lahan Pasang Surut di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (5) : 485-492, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI 1) Marketing Analysis Of Rice In Sidondo I Village Sigi Biromaru Subdistrict, District Of Sigi Ratih Hildayani 1), Rustam Abd. Rauf 2), Sulaeman 2) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako 2) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738 e-mail: ratih_hildayani@yahoo.coi.id ABSTRACT This study aims was to determine the rice marketing channel, the magnitude of marketing margins earned any marketing agencies in each of the rice marketing channel, the magnitude part of the price received by farmers in each of the rice marketing channel, and determine the efficiency of rice marketing in the Sidondo I Village, Subdistrict of Sigi Biromaru. This research was conducted in the village of Sidondo I, Subdistrict of Sigi Biromaru, District of Sigi. The sample was taken as many as 30 respondents from 485 farmers using simple random sampling method. In addition to determining the trader respondents used assessment methods respondents (Tracing Sampling Method). Based on the results of the research that there are two marketing channels in the village of Sidondo I and the most efficient is the first channel, because the first channel is shorter than the second marketing channel. Total rice marketing margins obtained of the first channel was Rp. 1300.00 and total rice marketing margins obtained of second channels was equal to Rp 1,500.00. Total margin on the first channel was less than in the second. The magnitude part of the price received by farmers in the first rice marketing channel is 83.33 %, while the prices received by farmers (producers) in the second rice marketing channel wais equal to 81.25 %. The efficiency values of the first channel marketing was 4.69 % and for the second channel was 7.76%. Of the both value of efficiency, the channels I was the most efficient. Key word: Marketing, rice, marketing margin, farmer s share, marketing efficiency. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran beras, besarnya margin pemasaran yang diperoleh setiap lembaga pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran beras, besarnya bagian harga yang diterima oleh petani pada masing-masing saluran pemasaran beras, dan mengetahui efisiensi pemasaran beras di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidondo I, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Mengambil sebanyak 30 responden dari 485 petani dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling Method). Selain itu untuk menentukan responden pedagang di gunakan metode penjajakan responden (Tracing Sampling Method). Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa terdapat dua saluran pemasaran yang ada di Desa Sidondo I dan yang paling efisien adalah saluran pertama, karena saluran pertama lebih pendek di bandingkan dengan saluran pemasaran yang kedua. Total margin pemasaran beras yang diperoleh untuk saluran pertama yaitu Rp 1.300,00 dan total margin pemasaran beras yang diperoleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp 1.500,00. Total margin pada saluran pertama lebih kecil dibanding pada saluran kedua. Besarnya bagian harga yang diterima oleh petani pada saluran pemasaran beras yang pertama yaitu sebesar 83,33 % sedangkan bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) pada saluran pemasaran beras yang kedua yaitu sebesar 81,25 %. Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 4,69 % dan untuk saluran II sebesar 7,76 %. Dari kedua nilai efisiensi pada saluran I dan II yang paling efisiensi adalah saluran I. Kata Kunci : pemasaran, beras, margin pemasaran, farmer s share, efisiensi pemasaran 485

PENDAHULUAN Pembangunan bidang ekonomi masih berorientasi pada sektor pertanian, dengan tujuan agar produksi pertanian dapat meningkat secara terus menerus dan salah satu upaya yang dilakukan untuk pemulihan ekonomi bangsa akan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan pertanian. Visi pembangunan pertanian tanaman pangan yaitu mewujudkan usahatani tanaman pangan yang tangguh, modern dan efisien serta mensejahterakan petani dan masyarakat tani. Salah satu ciri usahatani tanaman pangan adalah peningkatan efisien Pemasaran produk tanaman pangan selama ini dilakukan oleh pedagang besar, menengah, kecil dan operasi dalam saluran pemasaran sesuai kemampuan dan lingkungannya. Saluran distribusi (pemasaran) adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui produsen sampai ke konsumen akhir. Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah penghasil padi di Indonesia. Adapun perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman Padi di Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2007-2011 No Tahun Luas Panen (Ha) Produksi* (Ton) Produksi** (Ton) Produktivitas *(Ton/Ha) Produktivitas **(Ton/Ha) 1 2 3 2007 2008 2009 191.646 203.040 201.877 819.864 961.340 929.791 516.514 605.644 585.768 4,2 4,7 4,6 2,7 3,0 2,9 4 2010 200.938 935.536 589.388 4,6 2,9 5 2011 221.846 1.041.789 656.327 4,6 3,0 Jumlah 1.019.347 4.688.320 2.953.641 - - Rata-Rata 203.869,4 937.664 590.728,2 4,5 2,9 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2012 Produksi * = dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) Produksi ** = dikonversi dalam bentuk Beras dengan Rendemen 63% sistem agribisnis yang mampu menghasilkan produk pertanian yang mengacu pada selera pasar dan berdaya saing tinggi baik di pasar domestik maupun internasional. Salah satu komoditas utama subsektor tanaman pangan adalah padi. Tanaman padi merupakan komoditi penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa tanaman pangan dapat dijadikan sebagai bahan makanan pokok karena mengandung sumber energi dan protein yang dibutuhkan tubuh manusia dan salah satunya adalah beras, yang memiliki karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh (Astawan, 2004). Tabel 1 terlihat bahwa produksi beras di Sulawesi Tengah rata-rata mencapai 590.728,2 Ton/Tahun dengan luas panen sebesar 203.869,4 Ha. Oleh karena itu, penyediaan bahan pangan bagi masyarakat harus menjadi prioritas utama karena sangat berpengaruh nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah. Data Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Kecamatan Sigi Biromaru Menurut Desa, Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Melihat produksi beras cukup tinggi di Kecamatan Sigi Biromaru, tidak menjamin memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani. Harga yang diterima petani, sangat berperan dalam menentukan 486

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Kecamatan Sigi Biromaru Menurut Desa, Tahun 2011 Luas Panen Produksi* Produksi** Produktivitas Produktivitas No Desa (Ha) (Ton) (Ton) *(Ton/Ha) **(Ton/Ha) 1 Ngatabaru - - - - - 2 Loru 174 714 450 4,1 2,6 3 Pombewe 840 3.108 1.958 3,7 2,3 4 Mpanau 1.305 5.742 3.617 4,4 2,7 5 Kaluku Bula 200 640 403 3,2 2,0 6 Lolu 1.239 6.318 3.980 5,1 3,2 7 Jono Oge 414 1.780 1.121 4,3 2,7 8 Sidera 570 2.964 1.867 5,2 3,2 9 Soulowe 190 588 370 3,1 1,9 10 Bulu Pountu - - - - - 11 Oloboju 226 724 456 3,2 2,0 12 Watunonju 300 1.230 775 4,1 2,6 13 Bora 250 826 520 3,3 2,1 14 Maranata 920 4.140 2.608 4,5 2,8 15 Sidondo 1 1.455 10.476 6.600 7,2 4,5 16 Sidondo 2 420 2.040 1.285 5,1 3,0 17 Sidondo 3 921 4.881 3.075 5,3 3,3 18 Sidondo 4 360 1.152 726 3,2 2,0 Jumlah 9.784 47.323 29.813 - - Rata-rata 543,56 2.629,06 1.656,16 3,8 2,3 Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sigi Biromaru, 2012 Produksi * = dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) Produksi ** = dikonversi dalam bentuk Beras dengan Rendemen 63 % tingkat pendapatan petani dari usahatani tersebut, sedangkan tingkat harga dipengaruhi oleh sistem pemasaran padi yang dipasarkan. Proses pemasaran produk tanaman pangan dibutuhkan pemasaran yang efektif. Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya (Martodireso,2002). Tingginya margin pemasaran disebabkan oleh perbedaan harga yang cukup besar antara jumlah harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan jumlah harga yang diterima oleh petani. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran, maka semakin banyak pula yang mengeluarkan biaya pemasaran dengan mengambil keuntungan dalam pemasaran tersebut, maka akibatnya adalah pemasaran kurang efisien. Atas dasar itu maka perlu dilakukan penelitian guna menganalisis pemasaran beras di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidondo I, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Mengambil sebanyak 30 responden dari 485 petani dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling Method). Selain itu untuk menentukan responden pedagang di gunakan metode penjajakan responden (Tracing Sampling Method). Penelitian ini dilaksanakan pada 487

Bulan Desember Tahun 2012 sampai Bulan Januari Tahun 2013. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan petani responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (Questionaire), sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan instansi/dinas terkait dengan penelitian ini. Menurut Aroning (2008). Untuk mengetahui bentuk pemasaran beras, dilakukan dngan menanyakan berapa harga beras yang diterima oleh petani beras dalam memasarkannya. Kemudian untuk mengetahui margin pemasaran (M) digunakan model sebagai berikut : Dimana : M = Margin Pemasaran H p = Harga Pembelian (Rp) = Harga Penjualan (Rp) H b M = H p - H b Sobirin (2009) merumuskan bahwa untuk mengetahui margin total pemasaran dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran beras, dapat dihitung dengan rumus : M T = M 1 + M 2 + M 3 +...+ M n Dimana : M T = Margin Total (Rp/Kg) M 1,M 2,..M n = Margin dari setiap lembaga pemasaran (Rp/Kg) Penyebaran marjin tataniaga dilihat berdasarkan bagian (share) yang diperoleh masing-masing kelembagaan tataniaga. Farmer s share mempunyai hubungan negatif dengan marjin tataniaga sehingga semakin tinggi marjin tataniaga, maka bagian yang akan diperoleh petani semakin rendah. Menurut Swastha (2002) Secara matematis, farmer s share dapat dirumuskan sebagai berikut : Sf = Price Farm Price Retailer X 100% Keterangan : Sf : Bagian Harga yang Diterima Petani Price Farm : Harga Ditingkat Petani Price Retailer : Harga Konsumen Akhir Selanjutnya untuk menghitung efisiensi pemasaran beras dari produsen ke pedagang pengumpul atau dari produsen ke pedagang pengecer digunakan rumus perhitungan efisiensi pemasaran, Ekasari (2007). Eps = (TB/TNP) X 100% Dimana : Eps = Efisiensi Pemasaran TB = Total Biaya Pemasaran (Rp) TNP = Total Nilai Produk yang dipasarkan (Rp) HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran Pemasaran Berdasarkan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Ada 2 bentuk saluran pemasaran beras yang terdapat di Desa Sidondo I yaitu: a. Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen. b. Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer Konsumen. Margin Pemasaran Margin pemasaran ialah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh petani (Rp) dan merupakan salah satu indikator yang 488

Tabel 3. Biaya, Margin dan Bagian Harga yang diterima Petani, Pedagang Pengumpul, Pedagang Pengecer, untuk Saluran Pertama, Tahun 2013 No Kelembagaan Pemasaran Harga (Rp/Kg) 1 6.500 2 3 Harga Jual Petani (Beras) Pedagang Pengumpul * Biaya Transportasi * Biaya Tenaga Kerja - Biaya Pengepakan Pedagang Pengecer * Biaya Retribusi Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 6.500 120 100 50 270 7.100 330 7.100 35 35 7.800 665 Margin (Rp/Kg) 600 700 Bagian Harga (%) 83,33 digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu sistem pemasaran (Aroning, 2008). Margin Pemasaran terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Adapun margin pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3 menunjukan bahwa harga jual petani ke pedagang pengumpul Rp 6.500,00/Kg. Pada saluran ini pedagang pengumpul melakukan penjualan ke pedagang pengecer dengan harga Rp 7.100,00/Kg, total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 270,00/Kg, dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 330,00/Kg. Kelembagaan yang paling besar mengeluarkan biaya adalah pedagang pengumpul, besarnya biaya dikeluarkan akibat biaya pemasaran yaitu biaya transportasi, biaya tenaga kerja dan biaya pengepakan untuk mendistribusikan beras sampai ke konsumen melalui pedagang pengecer. Keuntungan terbanyak pada pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 665,00/Kg dengan biaya yang dikeluarkan Rp 35,00/Kg. Hal ini disebabkan karena pedagang pengecer hanya mengeluarkan biaya retribusi, sedangkan biaya transportasi ditanggung oleh pedagang pengumpul. Total margin pada saluran pertama yaitu sebesar Rp 1.300,00/Kg. Saluran kedua, kelembagaan pemasaran yang terlibat ada 3 yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Tabel 4 terlihat bahwa harga pembelian pedagang pengumpul dari petani sebesar Rp 6.500,00/Kg, total biaya Rp 240,00/Kg yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul dengan harga penjualan ke pedagang besar Rp 7.000,00/Kg dengan keuntungan sebesar Rp 260,00/Kg, sedangkan kelembagaan yang mengeluarkan biaya yang terbesar adalah pedagang besar. Biaya yang dikeluarkan yaitu biaya transportasi dan biaya tenaga 489

Tabel 4. Biaya, Margin dan Bagian Harga yang diterima Petani, Pedagang Pengumpul, Pedagang Besar, Pedagang Pengecer, untuk Saluran Kedua, Tahun 2013 No 1 2 3 4 kerja. Total margin pada saluran kedua sebesar Rp 1.500,00. Farmer s Share Kelembagaan Pemasaran Harga Jual Petani Pedagang Pengumpul * Biaya Transportasi * Biaya Tenaga Kerja * Biaya Pengepakan Pedagang Besar * Biaya Transportasi * Biaya Tenaga Kerja Pedagang Pengecer * Biaya Retribusi Farmer s share yaitu persentase harga yang diterima petani dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer (Swastha 2002). Farmer s share dalam suatu kegiata pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin tinggi tingkat persentase Farmer s share yang diterima petani maka dapat dikatakan semakin efisien kegiatan pemasaran yan dilakukan dan sebaliknya semakin rendah tingkat persentase Farmer s share yang diterima petani, maka semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu Harga (Rp/Kg) 6.500 6.500 90 100 50 240 7.000 260 7.000 130 100 230 7.600 370 7.600 Margin (Rp/Kg) 500 600 Bagian Harga (%) 81,25 35 35 8.000 365 400 pemasaran. Berdasarkan Hasil Penelitian Besarnya bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) pada saluran pemasaran beras yang pertama yaitu sebesar 83,33 % sedangkan bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) pada saluran pemasaran beras yang kedua yaitu sebesar 81,25 %. Hal ini menunjukan bahwa saluran pemasaran I lebih efisien karena salurannya lebih pendek dan keuntungan yang diterima petani lebih besar. Efisiensi Pemasaran Beras Kepuasan atas harga yang diterima oleh produsen, balas jasa yang diterima oleh para perantara serta terlaksananya peraturan dengan baik yang ditetapkan oleh pemerintah adalah juga merupakan output 490

Tabel 5. Efisiensi Pemasaran Tiap-tiap Saluran Pemasaran yang Terlibat dalam Pemasaran Beras di Desa Sidondo I, Tahun 2013 No Saluran Pemasaran Total Biaya (Rp) 1 Pertama 16.739.925 2 Kedua 25.300.500 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 Total Nilai Penjualan (Rp) 356.752.500 325.650.000 Efisiensi (%) 4,69 7,76 pemasaran. Semua pengorbanan yang berupa tenaga kerja, modal dan terlaksana dalam proses pemasaran adalah input pemasaran. Dengan demikian efisiensi pemasaran dapat diukur dari input-output ratio (Sudiyono.A, 2004). Pemasaran yang efisien apabila biaya pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya pemasaran dari nilai produk yang dipasarkan semakin efisien melaksanakan pemasaran Tabel 5 menunjukan bahwa total biaya pada saluran pemasaran pertama lebih rendah dari pada saluran kedua hal ini disebabkan pendeknya rantai pemasaran pada saluran pertama sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan lebih kecil sedangkan total nilai penjualan pada saluran pertama lebih besar dari saluran kedua sehingga saluran pertama lebih efisien dibandingkan dengan saluran kedua. KESIMPULAN Berdasarkan dari uraian pembahasan yang telah dikemukaan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada 2 bentuk saluran pemasaran beras yang terdapat di Desa Sidondo I yaitu: a. Petani menjual beras dengan pedagang pengumpul dari pedagang pengumpul beras diteruskan ke pedagang pengecer yang ada di Pasar Masomba Palu kemudian meneruskan ke konsumen akhir. b. Petani menjual produksinya dengan pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual berasnya ke pedagang besar dari pedagang besar diteruskan ke pedagang pengecer yang ada di Pasar Inpres Palu kemudian meneruskan ke konsumen akhir. 2. Total margin pemasaran beras yang diperoleh untuk saluran pertama yaitu Rp 1.300,00 dan total margin pemasaran beras yang diperoleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp 1.500,00. Total margin pada saluran I lebih kecil dibanding pada saluran II. 3. Besarnya bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) pada saluran pemasaran beras yang pertama yaitu sebesar 83,33 % sedangkan bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) pada saluran pemasaran beras yang kedua yaitu sebesar 81,25 %. 4. Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 4,69 % dan untuk saluran II sebesar 7,76 %. Dari kedua nilai efisiensi pada saluran I dan II yang paling efisiensi adalah saluran I. 491

DAFTAR PUSTAKA Aroning, R., 2008. Analisis Saluran dan Hasil margin Pemasaran Kakao di Desa Timbuseng, kecamatan pattalasang, Kabupaten Gowa. http://www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 26 November 2012 Astawan, 2004. Budidaya Padi. http://web.php.htm. Diakses pada tanggal 26 November 2012. Ekasari dkk, 2007. Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. http://www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 26 November 2012. Martodireso, S dan Suryanto, AW. 2002. Agribisnis Kemitraan. Yogyakarta: Usaha Bersama Sobirin, 2009. Efisiensi Pemasaran Pepaya di Kecamatan Sumbang Kabupaten Bayumas, http://www.deptan.go.id Diakses pada tanggal 26 November 2012 Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang Press, Malang. Swastha, B. dan Ibnu Sokotjo. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. CV.Pionir Group. Bandung. 492