Dokumen yang Perlu Dipahami 1 Label Peringatan 2 ALARA 2 Dosimeter 3 Risiko Radiasi 3 Prinsip Proteksi Radiasi 5 Aturan Keselamatan Umum 6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

BAB V KETENTUAN KESELAMATAN RADIASI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan.

: Panduan Penyusunan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Kegiatan Well Logging LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEDOKTERAN NUKLIR

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

MAKALAH PROTEKSI RADIASI

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN KETENAGANUKLIRAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEGIATAN IMPOR, EKSPOR, DAN PENGALIHAN BARANG KONSUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAUAN DOSIS INTERNA PEKERJA RADIASI DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2009

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

FORMAT DAN ISI PROGRAM DEKOMISIONING INNR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG DEKOMISIONING REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dasar Proteksi Radiasi

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PERALATAN RADIOGRAFI INDUSTRI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN IRADIATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP SAFETY AND SECURITY PADA PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

Sihana

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : IMPOR ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEPERLUAN SELAIN MEDIK

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : WELL LOGGING

Transkripsi:

Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN Jl. Tamansari 71, Bandung 40132 Telp. 2503997 ext. 444 Daftar Isi Dokumen yang Perlu Dipahami 1 Label Peringatan 2 ALARA 2 Dosimeter 3 Risiko Radiasi 3 Prinsip Proteksi Radiasi 5 Aturan Keselamatan Umum 6 Pengamanan Zat Radioaktif 6 Penyimpanan Zat Radioaktif 6 Kecelakaan dan Keadaan darurat 7

MODUL RINGKAS KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI PENDAHULUAN Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) adalah suatu instalasi nuklir yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk menggunakan sumber radiasi untuk keperluan penelitian maupun produksi radioisotop. Sebagai konsekuensinya keselamatan dan penggunaan berbagai sumber radiasi di PTNBR diawasi, sehingga setiap personil yang terlibat dalam pekerjaan dengan menggunakan sumber radiasi harus taat terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan di PTNBR yang mengacu pada berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh BAPETEN. Setiap personil yang akan bekerja dengan menggunakan zat radioktif harus mengetahui dan mengerti tentang keselamatan kerja terhadap radiasi pengion. Modul ini disusun oleh Bidang Keselamatan dan Kesehatan sebagai panduan keselamatan, diperuntukkan bagi setiap personil baru, baik karyawan PTNBR, tenaga magang, siswa kerja praktek, mahasiswa penelitian dan kontraktor yang akan bekerja dengan sumber radiasi atau di area radiasi, tanpa kecuali harus memahami modul ringkas ini. DOKUMEN Personil yang akan bekerja dengan sumber radiasi atau di area radiasi harus membaca dan memahami beberapa dokumen, seperti: Pernyataan Kebijakan Keselamatan PTNBR Modul Ringkas Keselamatan Kerja terhadap Radiasi (dokumen ini) Berbagai dokumen mutu, khususnya instruksi kerja yang ada di ruangan atau instruksi kerja peralatan yang akan digunakan. Selain itu setiap personil harus memahami berbagai label, poster, dan peringatan keselamatan yang ditempel di setiap laboratorium. Penggunaan bahan radioaktif dikendalikan mulai dari awal keberadaannya di PTNBR sampai ke pembuangannya sebagai limbah. Merupakan kewajiban PTNBR untuk mematuhi segala peraturan guna menjamin: 1) Keselamatan personil, 2) Keselamatan dan kesehatan masyarakat, dan 3) Menjaga keselamatan lingkungan. Untuk menjamin terlaksananya ketiga hal di atas, adalah kewajiban setiap personil untuk menjaganya. Setiap personil harus berupaya memahami berbagai instruksi dan program keselamatan yang dikelola oleh Bidang Keselamatan dan Kesehatan dan komit terhadap Kebijakan Keselamatan PTNBR 1

PEMASANGAN LABEL PERINGATAN Peraturan keselamatan mengharuskan setiap pengguna bahan radioaktif untuk menempelkan label terhadap wadah, pembungkus bahan radioaktif, atau sumber radiasi. Label yang ditempel harus mudah dilihat dan bertuliskan HATI-HATI ZAT RADIOAKTIF atau HATI-HATI BAHAYA RADIASI. Radionuklida Aktivitas Tanggal Paparan radiasi :... :... :... :... Yakinkan bahwa label peringatan radioaktif ditempel pada sisi wadah, bungkusan atau tempat yang mudah terlihat dari sudut manapun. Jika memungkinkan label harus dilengkapi informasi yang cukup dan jelas, seperti: Jenis radionuklida, Perkiraan aktivitas, dan tanggal. Sehingga diharapkan dengan adanya informasi yang cukup akan mencegah orang lain yang tidak tahu terkena paparan radiasi yang berlebih. Apabila radionuklida cukup besar aktivitasnya atau wadah akan berada cukup lama ditempatnya, mintalah PPR untuk mengukur paparan radiasinya dan menuliskannya pada label. Terakhir, label harus dilepaskan apabila wadahnya sudah kosong dari bahan radioaktif, dan apabila tidak terkontaminasi dapat dibuang sebagai limbah non-aktif, sebaliknya apabila terkontaminasi buanglah pada tempat limbah aktif. Semua pintu masuk ke area bahan radioaktif digunakan atau disimpan harus diberi label peringatan HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF atau dengan label peringatan HATI- HATI BAHAYA RADIASI. Jangan segan untuk meminta bantuan PPR untuk memasang berbagai label yang diperlukan di ruangan, dan kewajiban PPR untuk memantau pemasangan berbagai label keselamatan. AS LOW AS REASONABLY ACHIEVABLE (ALARA) PTNBR telah menetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada SK Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi. Nilai batas dosis yang ditetapkan dalam Ketentuan ini bukan batas tertinggi yang apabila dilampaui, seseorang akan mengalami akibat radiasi merugikan yang nyata atau menjadi sakit, akan tetapi merupakan batas tertinggi yang dijadikan acuan, karena setiap penyinaran yang tidak perlu harus dihindari dan penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya (ALARA). Setiap personil yang bekerja dengan sumber radiasi harus bekerja secara efisien dan mengikuti prosedur yang benar agar dosis yang diterima dapat ditekan serendah mungkin, jauh lebih kecil dari nilai batas dosis sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini. 2

Seluruh tubuh Lensa mata Tangan, lengan, kaki dan tungkai Kulit Setiap organ atau jaringan Wanita hamil Magang dan Siswa di atas 18 tahun Siswa antara 16 18 tahun Masyarakat umum NILAI BATAS DOSIS DEWASA 50 msv/tahun atau 5.000 mrem/tahun 150 msv/tahun atau 15.000 mrem/tahun 500 msv/tahun atau 50.000 mrem/tahun 500 msv/tahun atau 50.000 mrem/tahun 500 msv/tahun atau 50.000 mrem/tahun BATASAN KHUSUS 10 msv atau 1000 mrem selama masa kehamilan Sama dengan pekerja radiasi 0,3 dari batasan dewasa 0,1 dari batasan orang dewasa DOSIMETER Semua personil yang bekerja dengan zat radioaktif atau di area radiasi, harus memakai badge dosimeter. Badge dosimeter digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang diterima pemakai. Badge dosimeter akan diganti setiap tiga bulan sekali untuk dievaluasi. Dalam kegiatan yang diperkirakan menyebabkan terimaan dosis lebih besar dari NBD harian, maka personil harus menggunakan dosimeter saku yang langsung dapat dibaca dosis yang diterimanya setiap saat. Badge dosimeter Badge dosimeter harus dipakai di daerah dada atau disangkutkan di saku baju atas. Apabila menggunakan lead apron, dosimeter badge harus ditempatkan di kerah atau di luar bagian atas apron, untuk mengukur dan mengestimasi dosis yang diterima mata atau kelenjar gondok. Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja akan mengevaluasi dan menyimpan rekaman hasil pembacaan dosis dari badge dosimeter, dan apabila terpantau adanya dosis yang tinggi maka supervisornya akan diminta untuk menjelaskan dan melakukan tindakan perbaikan agar hal serupa tidak terulang. RISIKO RADIASI PENGARUH RADIASI PENGION Radiasi menyebabkan terionisasinya molekul sel di dalam jaringan tubuh.. Ionisasi adalah terlepasnya elektron dari atom, yang menyebabkan suatu atom menjadi atom bermuatan atau ion bebas. Ion yang terbentuk menjadi lebih reaktif dan dengan mudah dapat bereaksi atau mengoksidasi atom lain dalam suatu sel jaringan yang menyebabkan sel menjadi rusak. 3

Sel jaringan juga bisa rusak karena dosis yang rendah, sebagaimana kita setiap hari menerima radiasi pengion dari sumber radiasi alam, akan tetapi sel jaringan dapat memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Setiap hari jutaan sel di tubuh kita mati, dan tubuh kita dapat menggantinya dengan cepat atau terjadi regenerasi sel, tidak ada risiko karena matinya sel-sel jaringan tubuh. Yang perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi kerusaan sel yang menyebabkan pertumbuhan sel yang abnormal. Pada kondisi sel rusak yang tumbuh secara abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal inilah yang menjadi dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapari dengan radiasi pengion, baik dari radiasi alam maupun buatan. TENTANG RISIKO Apabila ada pertanyaan: Seberapa besar radiasi pengion akan meningkatkan risiko kemungkinan terkena kanker mematikan dalam hidup saya? Mari kita perhatikan dan perbandingkan kemungkinan terjadinya suatu risiko satu dalam sejuta kemungkinan akan celaka atau mati karena aktivitas yang kita lakukan sehari-hari: Merokok sebanyak 1.4 batang rokok (kanker paru) Memakan 40 sendok makan mentega (serangan jantung) Tinggal dua hari di kota Jakarta (polusi udara) Mengendarai mobil sejauh 65 km (kecelakaan) Terbang sejauh 4200 km dengan pesawat jet (kecelakaan) Menerima dosis radiasi sebesar 10 mrem (kanker) Kita harus memperhitungkan manfaat dan kerugian dari suatu aktivitas yang berisiko. Seandainya, karena suatu keperluan mendesak, kita tergesa-gesa ingin pergi ke suatu tempat, tanpa pikir panjang kita mau menerima risiko sepersejuta kemungkinan akan celaka dalam setiap 65 km berkendaraan mobil, kita berani mengambil risiko karena perhitungan manfaat yang didapat jauh lebih berharga. Kita ingin menikmati makanan berlemak yang lezat, kita mau menerima risiko terkena serangan jantung. Radiasi pengion juga memilki risiko, dan dalam penggunaannya harus diperhitungkan azas manfaatnya. Manfaatnya adalah kita dapat melakukan kegiatan diagnosis atau terapi suatu penyakit, juga melakukan penelitian untuk meningkatkan tingkat kualitas kehidupan umat manusia. Risikonya adalah meningkatnya kemungkinan kita terkena kanker. Perbandingan suatu risiko di atas memperlihatkan bahwa risiko karena radiasi sangat kecil dibandingkan dengan risiko aktivitas kita sehari-hari. Paparan radiasi pengion bukanlah sumber penyebab kanker yang aneh, phenomenanya sudah sangat diketahui, sangat dipahami karakteristiknya daripada kebanyakan sumber penyebab kanker lainnya yang memapari kita, misalnya bahan kimia di sekeliling kita. Radiasi terhadap Wanita Hamil Apabila radiasi pengion memapari wanita hamil, radiasi akan juga menembus badannya dan mengenai embrio atau fetus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio bayi sangat sensitif terhadap radiasi daripada orang dewasa, khususnya pada tiga bulan pertama kehamilan, apalagi wanita yang hamil kebanyakan belum menyadari bahwa dia sedang hamil. 4

PRINSIP PROTEKSI RADIASI Strategi Efektif Bekerja dengan Sumber Radiasi Zat radioaktif terbuka maupun terbungkus, mesin sinar-x, iradiator, dan sumber radiasi lainnya memancarkan radiasi pengion yang berbahaya. Untuk memproteksi diri dari sumber radiasi, maka diterapkan tiga strategi dasar yang dikenal sebagai prinsip proteksi radiasi, yaitu: Kurangi waktu berada di sekitar sumber radiasi Posisikan diri sejauh mungkin dari sumber radiasi Gunakan perisai yang sesuai Waktu Dengan sesingkat mungkin berada dekat dengan sumber radiasi, maka secara proporsional akan mengurangi dosis radiasi yang diterima. Minimalkan waktu anda bekerja, maka akan meminimalkan dosis yang diterima. Jarak Besarnya paparan radiasi akan menurun, sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak terhadap sumber. Dengan menjauhkan sumber radiasi dengan faktor dua, akan menurunkan intensitasnya menjadi seperempatnya. Menjauhkan jarak sumber radiasi dengan faktor tiga akan menurunkan intensitas radiasi menjadi sepersembilannya. Bilamana diperlukan selalu gunakan tongkat penjepit panjang untuk memindahkan atau mengambil sumber radiasi dengan aktivitas atau paparan radiasi yang tinggi, selalu menggunakan rak tabung, baki, atau apa saja yang bisa menjauhkan sumber radiasi dari tubuh apabila memindahkan atau mengambil sumber radiasi dengan dengan aktivitas atau paparan radiasi yang rendah. Selalu menyimpan zat radioaktif, peralatan terkontaminasi dan limbah radioaktif sejauh mungkin dari daerah kerja atau pintu. Perisai Perisai yang tepat dapat menurunkan secara eksponential paparan radiasi gamma dan menghalangi hampir semua sinar radiasi-beta. Pilih dan gunakan perisai yang sesuai selama melakukan penelitian atau pekerjaan dengan sumber radiasi. Selain dengan ketiga strategi di atas, untuk mengurangi bahaya radiasi eksterna, maka kurangi aktivitas zat radioaktif dengan cara: Untuk sumber dengan waktu paruh pendek tunggu sampai meluruh; dekontaminasi sumber radioaktif sebelum bekerja; atau pindahkan zat radioaktif yang tidak perlu dan bisa dipindahkan ke lokasi lain 5

ATURAN KESELAMATAN UMUM 1. Lakukanlah selalu pemonitoran kontaminasi setelah bekerja dengan sumber radiasi menggunakan hand and foot monitor, contamination monitor, GM survey meter atau instrumen lain yang sesuai. Pemonitoran kontaminasi adalah pertahanan utama anda untuk mencegah terjadinya pemaparan external atau internal yang berlebihan. Yang perlu anda monitor adalah: Diri sendiri termasuk lab jas dan pakaian Tangan dan sepatu (bagian atas dan sol sepatu) Mintalah PPR untuk mensurvey atau melakukan smear test apabila ditengarai daerah kerja atau lantai terkontaminasi zat radioaktif setelah anda bekerja. 2. Ingat! dilarang keras makan, minum, menggunakan kosmetik, dan merokok di area radiasi atau dimana zat radioaktif berada. 3. Apabila menggunakan zat radioaktif, bekerjalah di meja atau ruang asap yang disediakan, alasi dengan kertas isap atau kertas merang atau di atas nampan, jika memungkinkan selalu gunakan perisai yang memadai. Selalu gunakan sarung tangan disposable dan buka sarung tangan sebelum memegang ball point, buku, membuka pintu, atau barang lainnya untuk mencegah penyebaran kontaminasi. PENGAMANAN ZAT RADIOAKTIF Semua zat radioaktif harus diamankan dari tangan yang tidak berhak, atau dibuang di sembarangan tempat. Larutan stok zat radioaktif maupun zat radioaktif yang masih terbungkus harus diamankan dalam lemari, laboratorium atau tempat terkunci. Zat radioaktif tidak boleh ditinggalkan di sembarang tempat tanpa terjaga. Hubungi Petugas Proteksi Radiasi atau Unit Pengamanan sesegera mungkin apabila diperkirakan ada zat radioaktif yang hilang dari laboratorium atau tempat penyimpanannya. MANAJEMEN PENYIMPANAN ZAT RADIOAKTIF Pendokumentasian pemakaian zat radioaktif yang teliti dan akurat mempunyai berbagai maksud, salah satunya adalah dalam rangka pengamanan bahan nuklir atau radioaktif. Akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mengidentifikasi hilangnya zat radioaktif apabila pemakai tidak yakin dengan jumlah zat radioaktif yang ada di ruangannya. Pengguna zat radioaktif diwajibkan untuk memelihara rekaman penggunaannya, mulai dari penerimaan zat radioaktif, penggunaan, dan pembuangannya sebagai limbah radioaktif. 6

KECELAKAAN DAN KEADAAN DARURAT Setiap terjadi kontaminasi, kehilangan zat radioaktif, limbah radioaktif, atau kerusakan wadah atau pengungkung zat radioaktif yang dikhawatirkan akan meningkatkan penerimaan dosis radiasi, atau setiap kecelakaan sekecil apapun baik yang berhubungan dengan sumber radiasi maupun bukan, harus dilaporkan dengan segera kepada penanggung jawab ruangan dan Petugas Proteksi Radiasi. Apabila mengalami luka karena kecelakaan, segera hubungi klinik. Ingat! Bahwa setiap kecelakaan radiasi dalam waktu kurang dari 24 jam harus sudah dilaporkan ke BAPETEN. Setiap hari kerja, pada jam kerja, Petugas Proteksi Radiasi dapat dihubungi di Ruang Piket Petugas Proteksi Radiasi Gedung A melalui telp. 2503997 dengan ext. 444, atau Kepala Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja di ext. 401. Apabila akan bekerja menggunakan sumber atau di area radiasi diluar jam kerja, harus seijin penanggung jawab ruangan atau atasannya dan informasikan ke Petugas Proteksi Radiasi LAIN-LAIN Situs web PTNBR berisi informasi tentang berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ), berbagai istilah di bidang nuklir, portal ke berbagai situs terkait nuklir, download berbagai peraturan pemerintah maupun BAPETEN, dan publikasi berbagai makalah hasil penelitian staf PTNBR semuanya dapat anda akses di http://www.batan-bdg.go.id. Apabila anda punya berbagai pertanyaan atau masalah lain tentang keselamatan kerja, situs PTNBR memiliki fasilitas Ask the Expert, sebuah sarana untuk mengirimkan pertanyaan anda ke ahli keselamatan. 7

BATAN PTNBR FORMULIR SURAT PERNYATAAN Nomor Revisi Tingkat Sifat DOKUMEN SMK3 : PPR/FR/13/2005 : 0 : 4 : TERBATAS SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... Alamat :... Bidang/Bagian :... Jabatan : Pegawai PTNBR baru Pegawai PTNBR lama (sebagai penyegaran) Siswa kerja praktek Mahasiswa kerja praktek/penelitian Kontraktor Lainnya (jelaskan) Atasan langsung/pembimbing :... Dengan ini menyatakan telah menerima dan memahami Modul Ringkas Keselamatan Kerja terhadap Radiasi di Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, yang merupakan prasyarat bagi setiap personil yang akan bekerja dengan zat radioaktif atau akan bekerja di area radiasi. Dan saya berjanji untuk taat terhadap berbagai peraturan keselamatan dan komit terhadap kebijakan keselamatan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri. Bandung, (Nama Jelas) Catatan: Surat pernyataan ini dibuat rangkap dua, asli diserahkan ke Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja, sedangkan salinan diserahkan ke pembimbing atau atasan langsungnya. 0