BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

P U T U S A N. Nomor : 11/PID.Sus.A/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/ Tanggal Lahir : 17 tahun / 8 Februari 1995.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN DEMAK No. 62/Pid.Sus/2014/PN Dmk DALAM KASUS TABRAKAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

Pasal 48 yang berbunyi :

BAB IV PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai tiga arti, antara lain : 102. keadilanuntuk melakukan sesuatu. tindakansegera atau di masa depan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber: (10 Februari 2016)

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG C U K A I [LN 1995/76, TLN 3613]

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HAK KEAMANAN PENGGUNA JALAN TOL DARI KABUT ASAP KEBAKARAN LAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PP NO 15 TAHUN

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

TINJAUAN YURIDIS PROSES PERKARA PIDANA PELANGGARAN LALU LINTAS MOHAMMAD RIFKI / D

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini tak terhindarkan lagi dampaknya. menjadi kebutuhan pokok saat ini berdampak pada inovasi-inovasi

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 92/PID.SUS/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 13 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N NOMOR : 09 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III KEKUATAN PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DALAM PRAKTEK

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 14 PERATURAAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG

Pedoman Klausula Baku Bagi Perlindungan Konsumen

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PELANGGARAN LALU LINTAS

GANTI RUGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PENGEMUDI

P U T U S A N. Nomor : 478/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 104/Pid.Sus/2014/PT. BDG. Umur / tanggal lahir : 15 tahun 6 bulan 10 hari / 10 September 1997;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) adalah mengenai

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 462/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

P U T U S A N NOMOR : 313/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 06 Desember 1994

Transkripsi:

55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang, Setiap daerah juga sudah memiliki kantornya masing-masing 56. GOJEK sudah mendapat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan SITU (Surat Izin Tinggal Usaha) namun untuk izin operasionalnya belum ada dari Dishub. GO-JEK baru-baru ini menjadi pilihan sebagian masyarakat Indonesia sebagai jasa angkutan orang beberapa waktu terakhir, karena dengan kemudahan dan juga background sebagai angkutan sepeda motor yang dapat melaju dengan mudah tanpa macet dan dapat berjalan di gang-gang kecil, beberapa alasan itulah yang menjadikan GO-JEK pilihan utama masyarakat dalam bepergian jika tidak membawa kendaraan pribadi. Akan tetapi masyarakat kurang mengerti tentang keamanan menjadi penumpang ojek, mereka hanya memikirkan kenyamanan, cepat dan efisien ketika menumpangi jasa ojek online tersebut. Masyarakat perlu mengetahui bahwa ada perlindungan hukum jika saat menggunakan jasa ojek online mengalami kecelakaan di jalan raya, memang 56 http://www.go-jek.com/ diakses pada tanggal 21 November 2016 Pukul 22.35 WIB

56 dalam hal ini belum jelas adanya peraturan mengenai ojek kendaraan bermotor, maka jika terjadi kecelakaan ini adalah kecelakaan murni, karena GO-JEK belum terdaftar sebagai angkutan umum dan belum juga ada dasar hukumnya, hanya saja GO-JEK dan perusahaan jasa transportasi lainnya diperbolehkan beroperasi melalui kicauan (tweet) Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo di salah satu media sosial 57 yang intinya memberikan perintah Menteri Perhubungan untuk mengijinkan jasa transportasi online tetap beroperasi, karena sangat dibutuhkan rakyat Indonesia. Setelah adanya pernyataan Presiden Republik Indonesia diatas muncul lagi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Peraturan tersebut menjadi jawaban dari keraguan tentang peraturan mengenai ojek yang berbasis online. Berbagai kemudahan untuk penyelenggara angkutan umum dengan aplikasi berbasis teknologi informasi tersebut telah dijelaskan didalam Pasal 40 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 yang berbunyi untuk meningkatkan kemudahan pemesanan pelayanan jasa angkutan orang tidak dalam trayek, perusahaan angkutan umum dapat menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi dan di ayat (2) yang berbunyi untuk meningkatkan kemudahan pembayaran pelayanan jasa angkutan orang tidak dalam trayek, perusahaan angkutan umum dapat melakukan pembayaran secara tunai atau menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi 57 Andika Wijaya, 2016, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika, Jakarta Timur, hlm. 200.

57 Penulis telah melakukan penelitian dan analisis melalui berbagai sumber, yang diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dan menunjang penulisan skripsi ini. Penulis melakukan penelitian dan olah data melalui wawancara dengan pihak Dinas Perhubungan, Dit lantas DIY, dan kantor cabang GO-JEK di Yogyakarta. Wawancara dengan pihak Dinas Perhubungan DIY di bidang Angkutan yaitu Bapak Harimurti, menurut beliau GO-JEK belum bisa dikatakan sebagai angkutan bermotor umum, namun belum ada aturan yang jelas mengenai GO-JEK maupun ojek itu sendiri, jika terjadi kecelakaan, maka yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut adalah pengemudi GO-JEK itu sendiri sehingga Dinas Perhubungan tidak ikut bertanggung jawab. GO-JEK belum resmi jadi angkutan umum, karena GO-JEK belum memenuhi syarat-syarat pendirian perusahaan angkutan umum, karena hal tersebut akan menjadi sumber hukum administrasi bagi perusahaan GO-JEK dan Dinas Perhubungan bisa bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan di jalan raya maupun masalah-masalah yang timbul di dalam GO-JEK itu sendiri terkait pelayanan masyarakat sebagai kendaraan bermotor umum yang telah sah dan diakui pemerintah khususnya Dinas Perhubungan sebagai pengelola angkutan jalan. Pihak POLANTAS DIY sendiri juga sependapat dengan Dinas Perhubungan Yogyakarta yaitu GO-JEK merupakan angkutan umum bermotor yang dapat dikatakan ilegal karena belum mendapatkan izin resmi dari dinas Perhubungan Yogyakarta, sehingga pengemudi GO-JEK beserta kendaraan

58 bermotor yang digunakan dianggap sebagai kendaraan bermotor pribadi bukan kendaraan bermotor umum dan penegakan hukumnya disamakan dengan masyarakat pada umumnya, berbeda jika GO-JEK sudah resmi menjadi angkutan umum. Pihak PT GO-JEK menjelaskan bahwa jika terjadi kecelakaan yang harus bertanggung jawab adalah pengemudi GO-JEK itu sendiri, karena dalam perjanjian kerja antara PT GO-JEK dengan Mitra (pengemudi) dijelaskan bahwa Mitra menyetujui bahwa semua risiko maupun kewajiban yang disebabkan oleh kelalaian Mitra yang termasuk, namun tidak terbatas kepada keterlambatan Mitra dalam menyediakan jasa kepada konsumen (penumpang), kecelakaan dan kehilangan barang pada saat pengantaran, yang mungkin timbul dari maupun sehubungan dengan penyediaan jasa oleh Mitra kepada konsumen merupakan tanggung jawab Mitra. Dalam perjanjian kerja antara PT GO-JEK dengan Mitra juga menyebutkan, dengan ini Mitra membebaskan PT GO-JEK dari segala macam tuntutan, gugatan, atau tindak hukum lainnya, baik dalam sebuah gugatan perdata maupun setiap tuntutan pidana yang dialami oleh Mitra dalam bentuk apapun terkait dengan jasa yang ditawarkan maupun disediakan melalui aplikasi GO-JEK. Jika ada informasi yang dapat membantu untuk proses investigasi seperti plat nomor, maka PT GO-JEK hanya dapat membantu sebagai mediator dalam mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari penyelesaian masalah tersebut.

59 Bentuk tanggung jawab pengemudi GO-JEK atas terjadinya kecelakaan berupa ganti rugi kepada pihak penumpang, sedangkan PT GO- JEK memberikan santunan musibah kecelakaan kepada seluruh pelanggan GO-JEK yang menggunakan jasa Go-Ride (Jasa Angkutan Orang), konsumen atau penumpang akan menerima penggantian sampai dengan Rp. 10.000.000, dan untuk biaya rumah sakitnya sampai dengan Rp. 5.000.000, nominal tersebut dengan syarat dan ketentuan berlaku. 58 Berdasarkan pasal 234 ayat (1) Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi, dengan adanya peraturan perundang-undangan diatas maka sudah jelas bahwa pihak perusahaan GO- JEK wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita penumpang GO- JEK tersebut. Atas dasar UULLAJ tersebut pihak POLANTAS DIY melakukan penegakan hukum, hal ini sama seperti penegakan hukum untuk warga sipil bukan penegakan hukum untuk angkutan umum, dan pihak POLANTAS DIY juga berpendapat tidak ada peraturan lain selain UULLAJ untuk menegakkan hukum bagi pihak GO-JEK yang melakukan pelanggaran dan/atau kelalaian saat mengemudi di jalan raya. Perlindungan Hukum dibedakan menjadi 2 yaitu perlindungan hukum preventif dan represif ; 58 www.go-jek.com diakses pada Tanggal 16 November 2016 Pukul 20.15 WIB

60 1. Perlindungan hukum preventif Perlindungan hukum preventif yaitu subjek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. 59 Menurut pasal 235 ayat (1) UULLAJ yang berbunyi jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud pasal 229 ayat (1) huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana, dan menurut pasal 235 ayat (2) yang berbunyi jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 229 ayat (1) huruf b dan huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana. Pasal 7 huruf f Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang berbunyi bahwa pelaku usaha wajib memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, sedangkan pada pasal 60 ayat (1) sampai ayat (3) UUPK yang berbunyi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berwenang 59 Philipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya, hlm. 36.

61 menjatuhkan sanksi administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), pasal 20, pasal 25 dan pasal 26. Ayat (2) yang berbunyi sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan ayat (3) yang berbunyi tata cara penetapan sanksi adminstratif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangundangan. 2. Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa, penanganan perlindungan hukum oleh pengadilan umum dan peradilan administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini.prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia 60. Kasus yang pernah dialami GO-JEK yang merugikan penumpangnya adalah kasus kecelakaan yang terjadi di daerah Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 25 September 2015. Penumpang tersebut mengalami patah tulang pada jari kaki korban, selang beberapa waktu pihak GO-JEK yang bekerja sama dengan jasa asuransi Allianz untuk memberikan asuransi kecelakaan bagi penumpang hingga Rp. 5 juta. 60 Philipus M. Hadjon, op.cit. hlm. 38

62 Berdasarkan peraturan diatas maka penumpang GO-JEK bisa menuntut pengemudi GO-JEK dan juga perusahaan GO-JEK itu sendiri atas kerugian yang diderita pihak konsumen, dan pihak Kepolisian Lalu Lintas juga dapat membantu pihak konsumen atau penumpang GO-JEK tersebut jika terjadi kecelakaan di jalan raya dan menuntut ganti rugi atas kelalaian pihak pengemudi dan perusahaan GO-JEK. Penanggulangan kasus diatas pihak GO-JEK telah memenuhi syarat sebagai perusahaan jasa yang memberikan kepuasan serta memenuhi hak konsumen yang telah mengalami kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian pihak GO-JEK, jika hak konsumen tidak terpenuhi bisa juga melaporkan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), karena hak sebagai konsumen telah dilanggar dan tidak dipenuhi. B. Upaya Hukum Yang Dilakukan Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Untuk Mendapatkan Perlindungan Hukum Upaya penumpang untuk mendapatkan perlindungan hukum apabila penumpang tersebut mengalami kecelakaan, maka penumpang berhak mendapatkan ganti rugi berupa santunan dari PT GO-JEK, karena dalam syarat dan ketentuan PT GO-JEK menyebutkan bahwa GO-JEK Indonesia memberikan santunan musibah kecelakaan kepada seluruh pelanggan GO-JEK yang menggunakan layanan GO-RIDE. Konsumen akan menerima penggantian sampai dengan Rp.10.000.000 dan untuk biaya rumah sakitnya sampai dengan Rp.5.000.000. berdasarkan ketentuan diatas penumpang

63 berhak meminta pertanggungjawaban pihak GO-JEK apabila pihak GO-JEK tidak memberikan perlindungan hukum terhadap penumpang berupa santunan seperti ketentuan yang dijelaskan diatas, apabila dari pihak GO-JEK tidak dapat memenuhi syarat dan ketentuan diatas, maka pihak GO-JEK dapat dikategorikan wanprestasi. Penumpang dapat melakukan musyawarah dengan PT GO-JEK maupun jalur non litigasi seperti: 1. Negosiasi Penyelesaian sengketa dengan menggunakan komunikasi dua arah dari kedua belah pihak yang bersengketa untuk merumuskan sebuah kesepakatan bersama, kedua belah pihak tersebut adalah PT GO-JEK dengan penumpang. 2. Mediasi Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator), yang secara aktif membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. 3. Konsiliasi Upaya untuk mempertemukan kepentingan kedua belah pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan penyelesaian bersama. 4. Arbitrase Berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif penyelesaian Sengketa Pasal (1) angka 1. Arbitrase adalah cara

64 penyelesaian suatu sengketa Perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Apabila para pihak dalam suatu perjanjian atau transaksi bisnis secara tertulis sepakat membawa sengketa yang timbul diantara mereka sehubungan dengan perjanjian atau transaksi bisnis yang bersangkutan ke arbitrase dihadapan Badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ), atau menggunakan Peraturan Prosedur BANI, maka sengketa tersebut diselesaikan dibawah penyelenggaraan BANI berdasarkan Peraturan tersebut, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan khusus yang disepakati secara tertulis oleh para pihak, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang yang bersifat memaksa dan kebijaksanaan BANI. Penyelesaian sengketa secara damai melalui Arbitrase di BANI dilandasi itikad baik para pihak dengan berlandasan tata cara kooperatif dan non-konfrontatif. 61 Ditinjau dari instrumen pidana, pengemudi GO-JEK dinyatakan bersalah karena kelalaian yang menimbulkan kecelakaan sehingga menyebabkan penumpang mengalami luka-luka hingga kematian. Dari penjelasan diatas dapat ditinjau dari putusan No. 99/Pid.B/2012/PN.PWK, berdasarkan putusan tersebut menyatakan terdakwa telah terbukti secara syah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Lalu Lintas, karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia, korban luka berat dan korban luka ringan yang diaturvdan diancam pidana dalam Pasal 310 ayat 61 http://www.baniarbitration.org/ina/procedures.php. diakses pada tanggal 24 November 2016 Pukul 22.15 WIB

65 (4) dan Pasal 310 ayat (3) dan Pasal 310 ayat (2) Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dengan masa percobaan selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan. Berdasarkan tinjauan putusan diatas maka, hakim yang mengadili pengemudi GO-JEK yang diperkarakan oleh penumpang yang mengalami kecelakaan tersebut dapat menggunakan yurisprudensi, karena memiliki kesamaan dalam tuntutan dari isi putusan diatas, yaitu pengemudi melakukan kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan yang merugikan penumpang, serta penumpang mengalami luka ringan sampai luka berat.