BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

KHUTBAH JUM AT. Masjid Tempat Suci, Peliharalah Kebersihannya. Khutbah 11

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

Bacaan Tahlil Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

KHUTBAH JUM AT. Kebersihan Jalan Menuju Surga. Khutbah 5

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :


BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter. Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P IV )

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

Sikap Jujur. A. Muqoddimah

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

SABAR ITU MAHAL. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. memuji hamba-hamba-nya yang senantiasa membaca Alquran dalam firman-nya:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

KHUTBAH JUM AT. Air Sumber Kehidupan. Khutbah 1

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak diberikan kepada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, baik dari lembaga khusus pendidikan agama maupun lembaga pendidikan umum. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam UUD Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memuat tujuan pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Salah satu lembaga pendidikan yang juga wajib memberikan pendidikan agama kepada siswa-siswanya adalah Sekolah Dasar Negeri maupun swasta, terlebih khusus Madrasah Ibtidaiyah, di tingkat pendidikan ini para siswa selain menerima semua mata pelajaran yang diberikan yaitu mata pelajaran umum juga mata pelajaran agama. Mata pelajaran pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Telawang I ini, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berisi materi yang mana 75-76 1 Undang-Undang Republik Indonesia, Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 Tahun 2003, h. 1

sebagai bagian dari kewajiban umat Islam yang harus dipupuk sejak dini yaitu tentang kewajiban shalat yang dilakukan secara berjamaah. Dalam upaya memberikan pengajaran kepada siswa, guru dalam hal ini adalah tugas guru agama, dalam memberikan pengajaran ini telah diberikan materi-materi serta contoh-contoh tata pelaksanaannya, sehingga siswa mampu secara langsung mempraktekkannya sesuai dengan metode dan cara guru itu sendiri. Dalam pembelajaran mata pelajaran agama Islam di SDN Telawang I yang memiliki satu guru agama dengan 6 kelas dari kelas 1-6 ini memiliki kewajiban penuh atas pembelajarannya, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa SDN Telawang I yang mengikuti mata pelajaran pendidikan agama Islam mencapai 99,9% karena hanya 1 orang yang bukan beragama Islam. Dalam hal pelaksanaan shalat berjamaah para siswa yang dapat mengikuti hanya siswa dari kelas 3-6, karena pada saat pelaksanaan shalat berjamaah bertepatan waktu Zuhur, siswa tersebut masih berada di sekolah, berbeda dengan siswa kelas 1 dan 2 yang pulangnya lebih cepat. Bertepatan waktu Zuhur secara bersama-sama para guru dan siswa memanfaatkan ruang perpustakaan sebagai pengganti mushalla untuk shalat berjamaah, karena waktu-waktu shalat lainnya hampir tidak pernah digunakan dan saat itu jam pelajaran sudah berakhir. Dalam pembelajaran ini siswa lebih ditekankan untuk melakukan shalat Zuhur berjamaah karena dari berbagai sudut pandang dan nilai banyak sekali manfaatnya, bukan hanya karena nilai pahala yang dilipatgandakan akan tetapi nilai 2

kebersamaannya, sebab shalat berjamaah lebih utama daripada sendirian. Dengan penekanan pemahaman tentang pentingmya shalat berjamaah maka siswa menjadi terbiasa melakukannya bukan hanya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan data awal ini, shalat Zuhur berjamaah termasuk dalam salah satu materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) cukup memuaskan, namun kadang tidak dapat terlaksana karena rapat atau libur sekolah. Kendati demikian, untuk melihat sejauh mana keefektifan dalam pembelajaran shalat berjamaah melalui metode demonstrsi siswa kelas IV SDN Telawang I. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Telawang I, siswa ditekankan untuk mengikuti kegiatan shalat berjamaah yang dilaksanakan pada waktu shalat zuhur, dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada diri siswa bahwa shalat adalah kewajiban seluruh umat Islam mulai akil baligh sampai menjelang ajal (meninggal dunia). Shalat artinya berdoa kepada Allah SWT sebagai tanda syukur atas pemberian (rahmat) Allah. Shalat merupakan tiang agama, barang siapa mengerjakan shalat berarti dia telah mendirikan agama, barang siapa meninggalkan shalat berarti dia telah merobohkan agama. Amal ibadah yang pertama kali diperiksa oleh Allah SWT nanti pada hari kiamat adalah shalat, apabila shalat kita baik maka amal ibadah kita yang lain juga baik, sebaliknya apabila shalat kita jelek maka amal yang lain juga ikut jelek atau rusak. 2 Dasar kewajiban shalat diantaranya adalah firman Allah SWT: و أ ق يم وا الص لا ة و آت وا الز ك اة و ار ك ع وا م ع الر اك ع ين (البقرة: 43) 2 Tim KKG, Pendidikan Agama Islam, (Yudistira, t.th), h. 31 3

Dalam hadits Nabi SAW menyatakan bahwa shalat merupakan perintah yang wajib dikerjakan. Hadits tersebuat adalah sebagai berikut: ع ن اب ن ع م ر ر ض ي االله ع ن ه م ا ق ال : ق ال ر س و ل االله ص ل ى االله ع ل ي ه و س ل م : ب ني الا س لا م ع لى خم س ش ه اد ة أن لا إ له إلا االله و أن مح م د ا ر س و ل االله و إ ق ام الص لا ة و إ ي ت اء الز ك اة و الح ج و ص و م ر م ض ان (متفق عليه) Shalat ada yang dikerjakan sendirian disebut shalat munfarid, adapula yang dkerjakan bersama-sama disebut shalat berjamaah. Shalat berjamaah dipimpin oleh seorang imam, yang mengikuti imam disebut dengan makmum, dan shalat berjamaah dapat dilaksanakan minimal dua orang. Shalat berjamaah dapat dilakukan di masjid, di rumah, mushalla, lapangan atau dimana saja asal tempat tersebut suci dari hadas dan najis. Adapun shalat berjamaah itu pahalanya lebih besar 27 derajat dibanding shalat sendirian, hal ini sebagaimana yang dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya: ع ن اب ن ع م ر أ ن ر س ول الل ه ص ل ى االله ع ل ي ه و س ل م ق ال» ص لا ة الج م اع ة أ ف ض ل م ن ص لا ة 3 ال ف ذ ب س ب ع و ع ش ر ين د ر ج ة «(رواه البخارى ومسلم) Kemuliaan shalat berjamaah dibanding dengan shalat sendirian dijelaskan dalam al-quran surah An-Nisaa ayat 102: 3 Muslim Al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Ihya Al-Turats, t.th), h. 122 4

5

Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan shalat yang sesuai dengan ajaran Islam, siswa mampu melaksanakan shalat dengan baik dan benar, dan siswa menyadari shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik dengan cara sendirian maupun berjamaah. Adapun masalah yang dihadapi peneliti adalah kurangnya motivasi dan kesadaran siswa tentang pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya waktu yang tersedia, lingkungan yang kurang mendukung dan strategi pembelajaran yang tidak tepat. Dari beberapa faktor-faktor di atas bila dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan siswa akan merasakan: 1. Proses belajar mengajar tidak menarik dan membosankan. 2. Tidak ada upaya dan strategi pembelajaran yang tepat. 3. Malas dalam mengerjakan shalat. 4. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah yang diteliti sangat penting dan mendesak untuk dipecahkan bagaimana upaya meningkatkan hasil pembelajaran shalat berjamaah siswa kelas IV di SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. Bila penelitian ini dilaksanakan akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar. B. Identifikasi Masalah 6

Mengingat pentingnya ibadah shalat dalam kehidupan seseorang, maka materi pendidikan Agama Islam ini bertujuan untuk memberikan filter bagi siswa dalam melakukan aktivitas kehidupan baik di rumah, di sekolah maupun dilingkungan tempat tinggalnya serta menanamkan nilai-nilai yang bersumber pada al-quran dan as-sunnah. Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi dan kesadaran siswa tentang pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari 2. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat 3. Kurangnya waktu yang tersedia 4. Metode yang digunakan tidak bervariasi 5. Guru dan orang tua kurang berkordinasi 6. Kurangnya latihan dalam setiap pembelajaran 7. Kurangnya bimbingan shalat dari orang tua atau keluarga 8. Jarang/kurang shalat berjamaah di rumah 9. Kurangnya bimbingan shalat berjamaah di sekolah 10. Siswa banyak yang belum hafal bacaan shalat. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil pembelajaran shalat berjamaah melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat? 2. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil pembelajaran shalat berjamaah? 7

D. Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam PTK ini adalah menggunakan metode bervariasi antara lain: 1. Pembelajaran shalat dengan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. 2. Mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan member tugas kepada setiap siswa. 3. Mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran selesai pada setiap pembelajaran. 4. Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami hambatan. E. Hipotesis Hipotesis tindakan dalam PTK: Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran shalat berjamaah di SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi akhir yang menunjukkan bahwa selama dua siklus terjadi peningkatan. Dengan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pembelajaran shalat berjamaah siswa kelas IV SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. F. Tujuan Penelitian 8

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil pembelajaran shalat berjamaah siswa kelas IV SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. 2. Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil pembelajaran shalat berjamaah siswa kelas IV SDN Telawang I Kecamatan Banjarmasin Barat. G. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna antara lain: 1. Sebagai bahan informasi bagi penyelenggara pendidikan dan pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD. 2. Diharapkan jadi bahan masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk memotivasi siswa agar tugas belajarnya lebih aktif. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang akan datang. 4. Sebagai informasi atau masukan kepada siswa agar mereka tetap mengerjakan ibadah shalat berjamaah. 5. Sebagai masukan kepada orang tua agar terus membimbing anaknya untuk mengerjakan shalat berjamaah di rumah atau di mushalla. 6. Bagi peneliti sebagai bahan pembelajaran kedepan nantinya. 7. Bagi sekolah, agar terus mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan shalat berjamaah. 9