Perraturan Tatib Kemahasiswaam. SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 009 /STIE-YA.K/XI/2012.

dokumen-dokumen yang mirip
TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS

PERATURAN DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

TATA TERTIB PENDIDIKAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 012 / STIE-YA.K/VIII/2009. Tentang

ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

1 Kode Etik, dan Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MATARAM

VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS

b. bahwa perlunya sebuah aturan perundang-undangan yang jelas yang mengatur susunan dan kedudukan kelembagaan legislatif di masa jabatannya;

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

TATA TERTIB MAHASISWA

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Latar Belakang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

PANITIA MUSYAWARAH BESAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2011

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

STANDARD OPERATING PROCEDUR

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 11/TAP/DPM UI/III/2015 TENTANG ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA

KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YASNI MUARA BUNGO

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG DISIPLIN MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI (AD HMJ-TI) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

Kode Etik Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN 2009

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

Daftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 60/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

PEDOMAN ETIKA MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN,

PASAL 1 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

Anggaran Rumah Tangg a Keluarga Mahasiswa Politeknik Keuang an Negara STAN ART KM PKN STAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pasal 1 Pengertian. Pasal 2 Tujuan

ATRIBUT LEMBAGA KEMAHASISWAAN

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED

Transkripsi:

SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 009 /STIE-YA.K/XI/2012 Tentang PERATURAN TATA TERTIB KEMAHASISWAAN DILINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT, MENIMBANG : 1. Bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi STIE Yasa Anggana Garut secara berhasil dan berdaya guna, perlu ditetapkannya Peraturan Tata Tertib Kemahasiswaan dilingkungan STIE Yasa Anggana Garut yang sesuai dengan perkembangan pendidikan. 2. Bahwa untuk maksud tersebut, perlu dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian Peraturan Tata Tertib Kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut. MENGINGAT : a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. b. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. c. Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. d. Keputusan Mendikbud RI Nomor : 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. e. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 26/Dikti/Kep/2002, tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus f. Tata Kerja Organisasi STIE Yasa Anggana Garut; MEMPERHATIKAN : 1. Kode Etik Mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut 2. Hasil Rapat Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yasa Anggana Garut pada tanggal 3 Nopember 2012 3. Rapat Dengar Pendapat (Hearing) antara PK. III Bidang Kemahasiswan dan PR dengan Seluruh Organisasi Kemahasiswaan dan Para Ketua/Wakil Ketua Kelas di lingkungan STIE Yasa Anggana Garut pada tanggal 30 Oktober 2012 M E M U T U S K A N MENETAPKAN PERTAMA : Mencabut Peraturan dan Tata Tertib Mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut No. 017.a/STIE-YA.K/I/2005 Tanggal 28 Januari 2005. KEDUA : Memberlakukan Peraturan Tata Tertib Kemahasiswaan di Lingkungan STIE Yasa Anggana Garut, sebagaimana terlampir pada Surat Keputusan ini. KETIGA : Ketentuan-Ketentuan yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur

lebih lanjut oleh Ketua STIE Yasa Anggana dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan ini. KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pada tanggal : : Garut 8 Nopember 2012 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) YASA ANGGANA GARUT Ketua, SITI AMINAH, Dra., M.Pd

Lampiran : Surat Keputusan Ketua STIE Yasa Anggana Garut Nomor: 009 / STIE- YA.K/XI/2012, tanggal 8 Nopember 2012 Tentang Peraturan Tata Tertib Kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Kehidupan Kampus adalah aktualisasi dari keseluruhan kegiatan Civitas Akademika STIE Yasa Anggana Garut yang saling berinteraksi dalam pelaksanaan kegiatan tridharma perguruan tinggi; 2. Kegiatan kemahasiswaan adalah proses pembelajaran baik kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi penalaran, minat dan bakat, kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat, yang merupakan pelaksanaan dari tridharma perguruan tinggi; 3. Penyampaian pendapat adalah wadah atau sarana yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menyampaikan pendapat terhadap sesuatu permasalahan, baik lisan maupun tulisan, yang berkaitan dengan kebijakan yang akan, sedang, dan telah diambil oleh STIE Yasa Anggana Garut berhubungan dengan pelaksanaan tridharma di STIE Yasa Anggana Garut; 4. Narkotika dan psikotropika adalah narkotika dan psikotropika sebagaimana yang dimaksudkan oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997; 5. Sekolah Tinggi adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yasa Anggana Garut atau disingkat STIE Yasa Anggana Garut; 6. Kampus adalah Kampus STIE Yasa Anggana Garut; 7. Ketua adalah Ketua dari STIE Yasa Anggana Garut; 8. Pembantu Ketua III adalah Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Public Relation STIE Yasa Anggana Garut. 9. Pembina Organisasi adalah dosen atau pegawai non akademik atau seseorang yang mempunyai kemampuan dibidangnya. 10. Dosen adalah tenaga pendidik STIE Yasa Anggana Garut yang diangkat dengan tugas utama melaksanakan tridarma perguruan tinggi; 11. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh Ketua STIE Yasa Anggana Garut. Pasal 2 Maksud dan Tujuan 1. Tata Tertib Kemahasiswaan di Kampus ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi; 2. Tata Tertib Kemahasiswaan di Kampus ini bertujuan untuk: a. Terselenggaranya dengan baik kegiatan tridharma perguruan tinggi dalam suasana yang kondusif; b. Terwujudnya kehidupan kampus yang tertib dan dinamis dalam menunjang kemajuan mahasiswa. Pasal 3

Ruang Lingkup Tata Tertib Kehidupan Kemahasiswaan mengatur perilaku mahasiswa dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi, misalnya: penyelenggaraan proses belajar mengajar, penggunaan sarana dan prasarana STIE Yasa Anggana Garut, dan tata cara penyampaian pendapat. BAB II PENYELENGGARAAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI BAGIAN PERTAMA UMUM Pasal 4 1. Ketua, Pembantu Ketua, Ketua Program Studi, dan Dosen bertanggung jawab menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan hak dan kewajiban serta kewenangan yang ada; 2. Hak dan kewajiban serta kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan peraturan akademik setiap program pendidikan, serta peraturan perundangundangan yang berlaku; 3. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk ikut secara aktif dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAGIAN KEDUA HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN MAHASISWA Pasal 5 Hak Mahasiswa Setiap mahasiswa berhak untuk: 1. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku di STIE Yasa Anggana Garut. 2. Memperoleh pengajaran dan layanan akademik sebaik-baiknya. 3. Memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh STIE Yasa Anggana Garut dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Mendapat bimbingan dari seorang Dosen Wali yang bertanggung jawab melaksanakan bimbingan studi agar dalam menyelesaikan studinya dapat tepat waktu dan dengan prestasi setinggi-tingginya. 5. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikuti, termasuk hasil studinya. 6. Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Menyelesaikan studi lebih awal dari batas waktu tempuh yang ditetapkan dengan memenuhi persyaratan yang diberlakukan di STIE Yasa Anggana Garut. 8. Mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan sesuai dengan minat dan bakatnya. 9. Pindah keperguruan tinggi lain atau program studi lainnya dengan tetap memenuhi persyaratan yang diberlakukan baik di Perguruan Tinggi asal maupun Perguruan Tinggi yang dituju. Pasal 6

Kewajiban Mahasiswa Setiap Mahasiswa berkewajiban untuk: 1. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Mematuhi semua peraturan / ketentuan yang berlaku di STIE Yasa Anggana Garut 3. Menghormati dosen/tenaga pendidik dan atau tenaga kependidikan / administrasi di STIE Yasa Anggana Garut. 4. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan STIE Yasa Anggana Garut. 5. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dengan tidak melakukan plagiat hasil karya orang lain 6. Menjunjung tinggi Seni dan Budaya Nasional. 7. Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater STIE Yasa Anggana Garut. 8. Menaati kewajiban-kewajiban yang dibebankan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 7 Larangan Setiap mahasiswa dilarang : 1. Menghalangi dan atau mengganggu kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya di STIE Yasa Anggana Garut; 2. Melakukan pemalsuan atas dokumen serta surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan akademik untuk kepentingan pribadi atau kelompok; 3. Melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana kampus; 4. Melakukan kegiatan perjudian dan meminum minuman keras; 5. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika; 6. Membawa senjata tajam dan senjata api ke dalam lingkungan kampus; 7. Memakai sandal, sandal bertali, dan kaos oblong; 8. Melakukan kegiatan baik secara individu maupun kelompok dalam kampus tanpa izin atau tanpa sepengetahuan Ketua melalui Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Public Relation; 9. Melakukan perbuatan dan sikap lainnya yang bertentangan dengan norma hukum, nilai-nilai agama, adat istiadat, norma dan etika yang berlaku di lingkungan kampus dan masyarakat pada umumnya; 10. Menginap di kampus, kecuali ada izin khusus dari Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Public Relation; 11. Melaksanakan kegiatan kemahasiswaan antara pukul 22.00 sampai 06.00, kecuali ada izin khusus dari Pembantu Ketua III Kemahasiswaan dan Public Ralation; 12. Melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang mengatasnamakan STIE Yasa Anggana Garut diluar kampus, kecuali ada izin khusus dari Ketua STIE Yasa Anggana Garut; BAB III PENYELENGGARAAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN Pasal 8 1. Setiap mahasiswa berhak untuk mengadakan dan atau mengikuti kegiatan kemahasiswaan; 2. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas tidak boleh mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan administrasi lainnya; 3. Kegiatan kemahasiswaan dapat dilaksanakan sepanjang menggunakan nama dan atau atribut STIE Yasa Anggana Garut dengan seizin Ketua atau Pembantu Ketua III dengan ruang lingkup kegiatannya.

4. Kegiatan kemahasiswaan harus mengacu pada standar mutu kegiatan kemahasiswaan. BAB IV PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA Pasal 9 1. Setiap mahasiswa berhak menggunakan segala sarana dan prasarana yang ada sesuai dengan peruntukannya untuk kelancaran tridharma perguruan tinggi dan kegiatan lainnya; 2. Penggunaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan yang berlaku; 3. Setiap pengguna sarana dan prasarana harus mempertanggungjawabkan kebersihan, keamanan, kerusakan dan hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 10 Mahasiswa berhak menggunakan kendaraan ke dalam kampus sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang lalu lintas dan tidak membuat kegaduhan. BAB V PENYAMPAIAN PENDAPAT Pasal 11 1. Setiap mahasiswa berhak menyampaikan pendapat di dalam kampus, baik secara lisan maupun tertulis; 2. Penyampaian pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas tidak boleh mengganggu kegiatan tridharma perguruan tinggi dan kegiatan lainnya yang ada di Sekolah Tinggi; 3. Penyampaian pendapat di luar kampus, disamping berpedoman pada peraturan tata tertib yang berlaku di STIE Yasa Anggana Garut, juga tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 1. Setiap penyampaian pendapat sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) harus diberitahukan kepada Pembantu Ketua III, selambat lambatnya dalam tempo 2 x 24 jam sebelum penyampaian pendapat dilaksanakan; 2. Mahasiswa yang akan menyampaikan pendapat harus menyebutkan : a. Organisasi/forum pelaksana; b. Penanggung jawab pelaksana dan koordinator lapangan; c. Kepada siapa ditujukan; d. Tempat dan waktu penyampaian pendapat; e. Substansi persoalan; f. Sarana yang digunakan; g. Perkiraan jumlah peserta. 3. Mahasiswa yang menyampaikan pendapat harus bersikap sopan, tertib, tidak merusak sarana dan prasarana kampus, serta sarana dan prasarana umum lainnya dengan tetap menjaga nama baik STIE Yasa Anggana Garut. Pasal 13 1. Pembantu Ketua III perlu segera menanggapi penyampaian pendapat sesuai dengan pemberitahuan yang telah disampaikan;

2. Pengambilan keputusan terhadap tuntutan yang disampaikan dalam penyampaian pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) di atas dilakukan sedemikian rupa, sejauh tidak bertentangan dengan kaidah yang berlaku di STIE Yasa Anggana Garut. BAB VI PENGHARGAAN Pasal 14 Setiap mahasiswa berhak untuk mendapatkan penghargaan dari STIE Yasa Anggana Garut dan program studi sesuai dengan prestasi yang diraih. Pasal 15 Bentuk penghargaan bagi mahasiswa dapat berupa piagam, hadiah, pembebasan uang kuliah, dan atau prioritas untuk mendapatkan beasiswa, dan atau fasilitas lainnya. BAB VII KETENTUAN SANKSI BAGIAN PERTAMA Umum Pasal 16 1. Dalam hal mahasiswa dengan sengaja dan karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan Pasal 12 keputusan ini dapat dijatuhi sanksi; 2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat, serta bentuk sanksi lainnya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; 3. Sanksi sebagaimana pada ayat 1 diatas diberlakukan dalam kurun waktu tertentu; Pasal 17 1. Sanksi ringan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2), dapat berupa: teguran lisan; teguran tertulis. 2. Sanksi sedang sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) untuk kemahasiswaan, dapat berupa: a. Dicabut haknya untuk memperoleh fasilitas tertentu, seperti beasiswa; b. Dicabut haknya dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. 3. Sanksi Berat, sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) untuk kemahasiswaan, dapat berupa : a. Tidak diizinkan mengikuti kegiatan akademik dan kemahasiswaan selama jangka waktu 1 (satu) sampai 4 (empat) semester; b. Diberhentikan sebagai mahasiswa dari STIE Yasa Anggana Garut. 4. Dalam hal-hal tertentu penjatuhan sanksi sedang dan berat dapat dilakukan, setelah memperoleh pertimbangan dari Senat STIE Yasa Anggana Garut. Pasal 18 Jika mahasiswa terbukti melanggar perundang-undangan yang berlaku, maka STIE Yasa Anggana Garut berhak memberikan sanksi tambahan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAGIAN KEDUA Kewenangan Penjatuhan Sanksi Pasal 19 Dalam hal penjatuhan sanksi kepada mahasiswa dapat dilakukan oleh: 1. Dosen Pembina Organisasi dan atau Pembantu Ketua III, bagi sanksi ringan; 2. Pembantu Ketua III, bagi sanksi sedang; 3. Ketua, berdasarkan rekomendasi dari Pembantu Ketua III, bagi sanksi berat maupun sanksi tambahan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18. BAGIAN KETIGA Pengajuan Keberatan Pasal 20 Mahasiswa yang dijatuhi sanksi sedang atau berat dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Ketua dan atau Pembantu Ketua III dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya keputusan sanksi dengan mengemukakan alasan-alasan. BAB VIII ORGANISASI KEMAHASISWAAN BAGIAN PERTAMA Definisi Organisasi Kemahasiswaan Pasal 21 1. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut adalah wadah pengembangan diri kearah perluasan wawasan, peningkatan keilmuan dan bakat. 2. Organisasi Kemahasiswaan di STIE Yasa Anggana Garut adalah wadah kokurikuler dan ekstrakurikuler, merupakan bagian terpadu dari sarana pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dalam memperkaya kebudayaan nasional; 3. Sifat organisasi kemahasiswaan dapat berupa organisasi keilmuan, keprofesian, olah raga, seni dan budaya, pengembangan penalaran/ intelektual dan kemasyarakatan; 4. Kegiatan kokurikuler yang dimaksud pada ayat (2) pasal ini adalah kegiatan kemahasiswaan berdasarkan pada penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan program studi; 5. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud pada ayat (2) pasal ini adalah kegiatan kemahasiswaan berdasarkan bakat, minat dan penalaran. BAGIAN KEDUA Bentuk dan Struktur Organisasi Kemahasiswaan Pasal 22 1. Bentuk dan Struktur : STIE Yasa Anggana Garut mempunyai organisasi kemahasiswaan meliputi : Dewan Perwakilan Mahasiswa (Lembaga Legislatif), Keluarga Mahasiswa (Lembaga Eksekutif), Badan Pemeriksa Keuangan Mahasiswa (BPKM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 2. Wahana pertemuan mahasiswa

3. Kedudukan Organisasi Kemahasiswaan merupakan kelengkapan non struktural pada STIE Yasa Anggana Garut. 4. Tugas Pokok : a. Dewan Perwakilan Mahasiswa sebagai Lembaga Legislatif mempunyai tugas pokok menetapkan garis-garis besar program organisasi kemahasiswaan, menilai program dan pelaksanaan program Keluarga Mahasiswa, serta memberikan pendapat, usul dan saran kepada Pembantu Ketua III. b. Keluarga Mahasiswa (KEMA) sebagai lembaga eksekutif mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan, sesuai garis-garis besar program yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) serta memberikan pendapat, usul dan saran kepada Pembantu Ketua III, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan pencapaian tujuan pendidikan tinggi. c. Badan Pemeriksa Keuangan Mahasiswa (BPKM) mempunyai tugas pokok Mengawasi, memeriksa segala bentuk pengunaan dana lkemahasiswaan yang digunakan oleh seluruh organisasi kmahasiswaan dan mempunyai hak bertanya kepada keluarga mahasiswa. d. UKM mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang tertentu, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 5. Fungsi a. Dewan Perwakilan Mahasiswa sebagai Lembaga Legislatif berfungsi sebagai perwakilan mahasiswa di tingkat STIE Yasa Anggana Garut, untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa melalui penetapan garis-garis besar program Keluarga Mahasiswa (KEMA). b. Keluarga Mahasiswa (KEMA) sebagai lembaga eksekutif berfungsi sebagai forum komunikasi antar unit kegiatan mahasiswa, koordinasi kegiatan ekstra kurikuler dan pengembangan keterampilan manajemen dan kepemimpinan. Selain itu juga sebagai wahana untuk merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler di tingkat Sekolah Tinggi, terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan. c. Badan Pemeriksa Keuangan Mahasiswa (BPKM) menjalankan fungsi pemeriksaan keuangan organsasi kemahasiswaan dan merekomendasikan hasil temuannya kepada Ketua STIE Yasa Anggana Garut. d. UKM berfungsi sebagai wahana untuk merencanakan, melaksanakan dan mengebangkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat penalaran, keilmuan, minat, kegemaran, kesejahteraan mahasiswa serta pengabdian pada masyarakat. 6. Keanggotaan dan Kepengurusan : a. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) 1) Anggota DPM adalah wakil-wakil mahasiswa setiap tiap semester sesuai program studi dan dipilih oleh mahasiswa dalam rapat pemilihan kelas dan disahkan melalui Kongres Mahasiswa. 2) Kepengurusan DPM terdiri atas Ketua merangkap anggota yang diplih dan ditetapkan dalam kogres mahasiswa, Sekretaris merangkap anggota, dan anggota-anggota lainnya yang terbagi dalam komisi-komisi. 3) Masa Bakti Kepengurusan DPM 1 (satu) tahun akademik dan Ketua dapat dipilih kembali hanya untuk 1 periode kepengurusan masa bhakti berikutnya. 4) Kepengurusan DPM disahkan oleh Ketua STIE Yasa Anggana Garut dengan surat keputusan. 5) Tata Kerja kepengurusan DPM ditetapkan oleh rapat pengurus DPM yang bersangkutan yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi tersebut.

6) Pengurus DPM bertanggung jawab kepada Ketua STIE Yasa Anggana Garut. b. Keluarga Mahasiswa (KEMA) 1) Anggota KEMA adalah seluruh mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut. 2) Kepengurusan KEMA terhimpun dalam suatu kabinet yang terdiri atas, Presiden Mahasiswa, Sekretaris Jenderal, Bendahara dan para Menteri yang ditentukan oleh Presiden Mahasiswa 3) Presiden KEMA adalah mahasiswa yang telah memenuhi ketentuan dan dipilih oleh para mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut tersebut dalam suatu pemilihan umum mahasiswa diselenggarakan oleh DPM. 4) Masa Bakti Kepengurusan KEMA 1 (satu) tahun akademik dan Presiden KEMA hanya dapat dipilih dua kali berturut-turut. 5) Kepengurursan KEMA disahkan oleh Ketua STIE Yasa Anggana Garut dengan surat keputusan. 6) Pengurus / Kabinet KEMA bertanggung jawab kepada STIE Yasa Anggana Garut dan melaporkan pertanggungjawabannya melalui sebuah Kongres Mahasiswa. 7) Tata kerja kepengurusan KEMA ditetapkan oleh rapat pengurus / Kabinet yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi. c. Badan Pemeriksa Keuangan Mahasiswa (BPKM) 1) Anggota BPKM adalah wakil-wakil mahasiswa setiap tiap semester sesuai program studi dan dipilih oleh mahasiswa dalam rapat pemilihan kelas dan disahkan melalui Kongres Mahasiswa. 2) Kepengurusan DPM terdiri atas Ketua merangkap anggota yang diplih dan ditetapkan dalam kogres mahasiswa, Sekretaris merangkap anggota, dan anggota-anggota lainnya yang terbagi dalam komisi-komisi. 3) Masa Bakti Kepengurusan DPM 1 (satu) tahun akademik dan Ketua dapat dipilih kembali hanya untuk 1 periode kepengurusan masa bhakti berikutnya. 4) Kepengurusan DPM disahkan oleh Ketua STIE Yasa Anggana Garut dengan surat keputusan. 5) Tata Kerja kepengurusan DPM ditetapkan oleh rapat pengurus DPM yang bersangkutan yang dinyatakan dalam AD/ART organisasi tersebut. 6) Pengurus DPM bertanggung jawab kepada Ketua STIE Yasa Anggana Garut. 7. Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) a. Pendirian UKM harus berdasarkan bakat mahasiswa dan minimal didirikan oleh 10 orang mahasiswa b. Anggota UKM pada dasarnya adalah seluruh mahasiswa aktif. Keanggotaan resmi UKM bagi mahasiswa dilakukan dengan cara mendaftarkan diri kepada pengurus UKM yang bersangkutan. c. Pengurus UKM adalah anggota resmi UKM yang dipilih oleh para anggota resmi UKM bersangkutan dalam rapat pemilihan. d. Kepengurusan UKM terdiri atas, Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Bendahara merangkap anggota dan anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam seksi-seksi. e. Masa bhakti kepengurusan UKM 1 (satu) tahun, dan Ketua tidak dapat dipilih kembali untuk kepengurusan masa bhakti berikutnya. f. Kepengurusan UKM diketahui oleh Pembantu Ketua III. g. Tata kerja kepengurusan UKM ditetapkan oleh rapat pengurus UKM. h. Pengurus UKM bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua III.

i. Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus UKM dibantu oleh Pembina UKM. j. Pembina UKM adalah dosen atau pegawai non akademik atau seseorang yang mempunyai kemampuan dibidangnya yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pembantu Ketua III, dan/atau Dosen yang diusulkan oleh Pengurus UKM dan disetujui oleh Pembantu Ketua III. k. Jenis kegiatan UKM dipilih dan ditetapkan oleh Pembantu Ketua III, atas usul Pengurus KEMA. BAGIAN KETIGA Kedudukan dan Keabsahan Organisasi Kemahasiswaan Pasal 24 1. Organisasi kemahasiswaan di tingkat Sekolah Tinggi merupakan : a. Perwakilan mahasiswa untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dan mengorganisasikan kegiatan kemahasiswaan; b. Wadah pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis, ilmuwan dan intelektual di masa depan; c. Wadah pembinaan dan pengembangan generasi pemimpin bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional; d. Wadah pembinaan keterampilan, manajemen dan kepemimpinan kemahasiswaan; e. Wadah pemeliharaan dan pengembangan ilmu dan teknologi, dan seni yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademik, etika, moral dan wawasan kebangsaan. 2. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan berpedoman pada peraturan yang ada di STIE Yasa Anggana Garut diatur dalam peraturan dan tata tertib organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi; 3. Organisasi Kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib terdaftar dan diakui oleh STIE Yasa Anggana Garut melalui SK Ketua STIE Yasa Anggana Garut; 4. Anggota organisasi kemahasiswaan adalah seluruh mahasiswa yang berminat dan terdaftar di Sekolah Tinggi. Pasal 25 1. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut harus terdaftar secara resmi melalui Pembantu Ketua IIII Kemahasiswaan dan Publik Relation dan disahkan melalui Surat Keputusan Ketua STIE Yasa Anggana Garut; 2. Pendaftaran organisasi kemahasiswaan dilakukan setahun sekali sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh pembantu ketua bidang kemahasiswaan dan public relation. Pasal 26 Kedaulatan ada ditangan seluruh mahasiswa STIE Yasa Anggana terdaftar di BAAK. Garut yang masih aktif dan Pasal 27 1. Kongres Mahasiswa berfungsi sebagai forum tertinggi mahasiswa dalam menentukan arah dan kebijakan dan orientasi organisasi kemahasiswaan 2. Ketetapan kongres mahasiswa waijb dilaksaanakan oleh seluruh elemen organisasi kemahasiswaan yang pelaksanaannya akan di laksanakan dan dievaluasi oleh DPM 3. Kongres mahasiswa akan dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang waktunya di sessuaikan dengan tahun ajaran baru akademik oleh DPM dan apabila mendesak,dapat mengajukan secepatnya dengan mengadakan sidang paripurna DPM untuk merekomendasikan pelaksanaan kongres mahasiswa dan namanya diganti menjadi kongres mahasisw luar biasa.

4. Agenda utama kongres mahasiwa adalah laporan pertanggugjawaban keluarga mahasiswa, badan pemeriksa keuangan mahasiswa, pengkajian AD-ART Keluarga Mahasiswa, pembuatan garis-garis besar program organisasi kemahasiswaan, pemilihan ketua dan anggota DPM, pemilihan ketua dan anggota BPKM dan pemilihan dan pembentukan KOmisi pemilihan Umum Mahasiswa, serta agenda-agenda lain yang dianggap perlu. 5. Quorum, status dan tata tertub kongres mahasiswa akan di atur kemudian secara terpisah yang akan di buat oleh lembaga legislatip mahasiswa dan disahkan oleh kongreas mahasiswa. 6. Segala keputusan dan ketetapan kongres mahasiswa akan ditetapkan berdasarkan keputusan permusyawaratan dan pemupakatan. 7. Hasil-hasil ketetapan dan keputusan kongres mahasiswa akan di laporkan secara tertulis kepada Ketua STIE Yasa Anggana Garut maksimal satu bulan selelah selesainya pemilihan umum mahasiswa. BAGIAN KEEMPAT Hak dan Kewajiban Organisasi Kemahasiswaan Pasal 28 Hak Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut yang sah akan memperoleh pelayanan dan izin menggunakan fasilitas STIE Yasa Anggana Garut, sesuai dengan ketentuan penggunaan fasilitas Sekolah Tinggi yang berlaku. Pasal 29 Kewajiban 1. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku di STIE Yasa Anggana Garut; 2. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib melaksanakan kegiatan secara bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab serta bermanfaat bagi mahasiswa, baik perorangan maupun kelompok/organisasi serta bermanfaat bagi kegiatan pendidikan STIE Yasa Anggana Garut; 3. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib menjaga dan menegakkan nama baik serta wibawa STIE Yasa Anggana Garut; 4. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib memberitahukan untuk semua kegiatan yang akan dilakukan, seusai peraturan yang ada. 5. Organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut wajib memberikan laporan secara tertulis kepada Pembantu Ketua III Kemahasiswaan dan Publik Relation selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah penyelenggaraan setiap kegiatan. BAGIAN KELIMA Tatacara pendirian Organisasi Kemahasiswaan Pasal 30 1. Pendirian organisasi kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut hanya dimungkinkan selama organisasi tersebut bertujuan mendukung pendidikan tinggi dan pencapaian Visi, Misi STIE Yasa Anggana Garut, dan merupakan wahana pengembangan diri; 2. Pendirian organisasi kemahasiswaan diusulkan oleh kelompok mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut yang memiliki minat dan ketertarikan dibidang yang sama, dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:

a. Organisasi Kemahasiswaan STIE Yasa Anggana Garut memiliki anggota sekurangkurangnya 10 orang, yang dinyatakan dengan identitas dan tanda tangan seluruh anggota; b. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran organisasi kemahasiswaan yang disediakan oleh Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Publik Relation; c. Memiliki peraturan dan tata tertib organisasi (AD/ART); d. Memiliki usulan pembina organisasi; e. Memiliki program kerja selama 1 (satu) tahun. 3. Organisasi yang telah memenuhi dan melengkapi persyaratan, serta telah dinyatakan sah oleh Pembantu Ketua III Kemahasiswaan dan Publik Relation, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagaimana disebutkan pada pasal 26 dan pasal 27 dan ditetapkan melalui SK Ketua STIE Yasa Anggana Garut. BAGIAN KEENAM Pembiayaan Organisasi Kemahasiswaan Pasal 31 Pembiayaan untuk keperluan organisasi dapat diperoleh dari sumber-sumber keuangan sebagai berikut: 1. Dana Kemahasiswaan; 2. Bantuan yang tidak mengikat; 3. Usaha organisasi kemahasiswaan yang dilakukan secara sah dan legal sesuai ketentuan yang berlaku. BAGIAN KETUJUH Pencabutan Hak Organisasi Pasal 32 STIE Yasa Anggana Garut dalam hal ini adalah Pembantu Ketua III, dapat mencabut hak organisasi kemahasiswaan apabila terbukti : 1. Melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban, dan kelancaran pelaksanaan proses pendidikan serta hal-hal lain yang merugikan STIE Yasa Anggana Garut; 2. Tidak ada aktifitas organisasi selama 4 (empat) semester berturut-turut; 3. Melanggar ketentuan dan peraturan STIE Yasa Anggana Garut dan peraturan perundangundangan lainnya. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 1. Keputusan ini hanya dapat diubah melalui Surat Keputusan Ketua STIE Yasa Anggana Garut berdasarkan pertimbangan Senat Sekolah Tinggi dan Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Yasa Anggana; 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib Kemahasiswaan ini akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini;

Pasal 34 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Garut Pada Tanggal : 8 Nopember 2012 Ketua, Siti Aminah, Dra., M.Pd

Perjalanan Seribu Batu Bermula Dari Satu Langkah (Lao Tze) Kita Harus Berubah Menjadi Seperti Yang Ingin Kita Lihat (Mahatma Gandhi)