Universitas Syiah Kuala Vol. 1 No. 4, Oktober 2015, hal ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN POTENSI PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM DIKLAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

ETIKA PROFESI GURU TIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Dala m Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Transkripsi:

52

PELAYANAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DI ERA GLOBALDALAM MENGEMBANGKANPOTENSI PESERTA DIDIK SECARA MAKSIMAL Nurhaidah, M.Insya Musa (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah) ABSTRAK Salah satu problem mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia selama iniadalah lemahnya moralitas kolektif sebagai refleksi kegagalanpendidikan nasional. Hal ini - antara lain- sebagai dampak sistemikpendidikan yang abai terhadap dimensi karakter (watak) sebagai modalvital daya saing SDM di kancah global. Karena itu agenda reformasipendidikan yang komprehensif-integratif merupakan keniscayaan ataskegagalan pendidikan dalammenghasilkan SDM yang berkualitas danbermartabat.permasalahannya adalah apakah Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas Dapat Mengembangkan Potensi Peserta Didik Secara Maksimal?Tujuannya adalah untuk mengetahui Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik Secara Maksimal. Karya ilmiah ini menggunaakan metode library recearch dengan pendekatan deskriptifpendidikan karakter dalam konteks ini adalah suatu systempenanaman nilai-nilai karakte (watak) kepada warga sekolah yangmeliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakanuntuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang MahaEsa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehinggamenjadi manusia insan kamil. Untuk itu, semua kompone(stakeholders) harus dilibatkan dalam proyek bersama ini secarasinergis sehingga pendidikan karakter ini akan membawa peserta didikke arah pengenalan nilai-nilai unggul, tidak saja secara kognisi, tetapjuga penghayatan sekaligus pengamalan nilai-nilai tersebut secara nyatamenuju terciptanya generasi bermartabat. Kata Kunci: Pendidikan watak (karakter), Pembangunan SDM, Era global, Indonesia bermartabatbangsa Indonesia dewasa ini sedang mengalami patologi sosial yang kronis.sebagian masyarakatnya tercerabut dari peradaban ketimuran yang terkenal dengan wataknya yang santun, toleran, bermoral, dan beragama (Dimyati dkk.., 2008).Oleh karenanya, pengembangan SDM dan peningkatan kualitas SDM khususnya dalam bidang mental, moral, dan spiritual harus dilaksanakan secara sinergis dan optimal.salah satu pengembangan mental dan moral adalah dengan memberikan pendidikan karakter atau pendidikan watak.pendidikan karakter (character building) juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas moral SDM sehingga tercapai keseimbangan. Kata kunci :pelayanan pendidikan, berkualitas, potensi peserta didik 53

PENDAHULUAN Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini berkaitan dengan mencari dan mengembangkan potensi-potensi yang harus dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagai Sumber Daya Manusia yang menjembatani perlembengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang harus di transfer kepada peserta didik guna mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari mampu mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasai sehingga pembangunan pendidikan nasional dapat terwujud dengan sempurna karena di isi oleh generasi muda yang berkualitas. Dalam hal ini bahwa pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan dan keseimbangan pembangunan nasional yang telah digariskan, pembangunan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas yang harus diperhatikan dan dirancang sedemikian rupa serta berdasarkan pemikiran yang matang untuk mengimbangi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mendunia.pendidikan memiliki peranan yang sangat vital serta merupakan suatu wadah yang sangat tepat di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta harus menjadi prioritas secara optimal dan berkesinambungan, agar kualitas peserta didik pada jenjang pendidikan dasar. Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : 1. Apakah Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas Dapat Mengembangkan Potensi Peserta Didik Secara Maksimal. 2. Apakah gurusenantiasa melakukan perubahan-perubahan yang akan membawa inovatif bagi tumbuh kembangnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hal pelayanan pendidikan yang berkualitas untukmengembangkan potensi peserta didik secara maksimal. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah,untuk mengetahui apakah pelayanan pendidikan yang berkualitas dapat mengembangkan 54

potensi peserta didik secara maksimal dan juga untuk mengetahui apakah gurusenantiasa melakukan perubahan-perubahan yang akan membawa inovatif bagi tumbuh kembangnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologidalam hal pelayanan pendidikan yang berkualitas untukmengembangkan potensi peserta didik secara maksimal. METODE KAJIAN Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yang datanya diambil secara deskriptif yaitu mencari tahu pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia melalui bacaan-bacaan atau daftar kepustakaan.dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penulisan kepustakaan yang dilakukan melalui pengumpulan data yang diperoleh dari teori-teori dengan cara menelaah buku-buku, artikel, dan internet yang berhubungan. Sedangkan alat pengumpulan data pada penulisan karya ilmiah ini adalah studi pengamatan, ditambah dengan alat pengumpul data pada penelitian kepustakaan pada umumnya dilakukan. Alat pengumpulan data ini berupa pengumpulan data melalui studi kepustakaan yang terdiri dari sumber data sekunder sebagai berikut: 1. Sumber primer (primary sources) Dokumen yang berisi pengetahuan ilmiah atau fakta yang diketahui ataupun tentang ide.yakni: buku, makalah, artikel dan lain-lain. 2. Sumber sekunder (secondary sources) Dokumen yang berisi informasi tentang bahan pustaka (sumber) primer yakni: bahan-bahan referensi (acuan/rujukan). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom. 55

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. 6. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Rencana Stratejik Pembangunan provinsi. 7. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi. 8. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeriharaan Bahasa Sastra dan Aksara Daerah. 9. Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 10. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 11. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. 12. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas Nomor 22 dan 23. 13. Undang-undang nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 14. Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional( PROPENAS ) Tahun 2000-2004. 15. Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 053/U/2001 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Melalui kompetensi yang dimiliki guru maka kualitas pendidikan akan terlihat dari hasil prestasi peserta didik, sehingga memudahkan untuk mengajak bekerja sama dengan orang tua, dan juga pemerintah minimal pemerintahan setempat mengingat ketika satu sekolah mampu mencetak peserta didik yang memiliki kualitas maka sekolah itu akan favorit di masyarakat, di sini menujukan bahwa prestasi kerja guru dan kepiawaian guru dalam pendidik sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kepercayaan 56

baik dari pemerintah, masyarakat serta di dalam intern sekolah.keberhasilan pembangunan pendidikan nasional ditentukan oleh kualitas gurunya serta perangkat sekolah yang bertindak sebagai sumber daya manusia, sebagai roda penggerak tingkat keberhasilan pembangunan, sekolah dalam hal ini termsuk perangkat sistemdi dalamnya adalah merupakan pengambil keputusan, penentu kebijakan, perancang, pemikir, perencana juga pelaksana terdepan sebagai pelaku control segaligus pengamat serta pengawas pembangunan dalam bidang pendidikan. Mengingat keberadaan sumber daya manusia merupakan syarat utama bagi keberhasilan pembangunan pendidikan dewasa ini, sehingga kualitas pendidikan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga dapat mengimbangi kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang tengah di rintis pada saat ini, dimana pendidikan itu akan berarti apabila pendidikan yang bersangkutan memiliki system yang berkualitas serta relevan dengan pembangunan dewasa ini, mengingat hal tersebut maka dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh dan berlangsung secara terus menerus, yang tentu saja tidak lepas dari arah kebijakan pemerintah dengan strategi pengembangan yang sudah sedemikian rupa di rancang sehingga peningkatan kualitas pendidikan merupakan kebijakan dan program yang harus dilaksanakan secara optimal. Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dengan peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dasar, mengingat pendidikan sekilah dasar merupakan pondasi untuk pengembangan ke jenjang pendidikan menengah pertama juga pada jenjang pendidikan selanjutnya, akan lebih sempurnalagi apabila orang tuaberinisiatif menyekolahkan anak-anaknya yang dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak, maka akan lebih efektiflagi dalam pengembangan ketika peserta siswa berada pada pendidikan dasar. Jenjang pendidikan dasar pada sekolah dasar merupakan bentuksatuan pendidikan yang sangat urgen keberadaannya, dalam hal ini seorang anak tanpa menempuh sekolah pendidikan dasar maka yang bersangkutan tidak akan bias melanjutkan ke jenjang 57

pendidikan menengah pertama apalagi pada jenjang pendidikan setingkat diatasnya. Keberhasilan peserta didik dalam menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya sangatlah ditentukan oleh standar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar, dengan demikian jelas, pemerintah dalam hal ini harus benar-benar jeli dan tanggap, agar senantiasa melakukan terobosan-terobosan untuk mengembangkan kompetensi yang harus dikuasai oleh guru sekolah dasar, hal ini dimaksudkan agar citacita yang ingin di capai untuk peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud sesuai yang tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional. Berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar yang merupakan standar priritas untuk tingkat keberhasilan peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama juga menengah atas, ada dua hal yang harus dilaksanakan yang merupakan langkah yang harus dilaksanakan yaitu, sebagai langkah pertama adalah subtansi peningkatan mutu pendidikan dan langkah berikutnya adalah strategi peningkatan mutu pendidikan, yang lebih dipokuskan kepada pol dan strategi pengembangan sekolah dasar secara menyeluruh, selanjutnya dalam peningkatan mutu pendidikan harus dipusatkan kepada pembinaan kegiatan belajar mengajar dalam berbagai komponen pendukungnya yaitu profesionalisme guru, sarana dan prasarana belajar, manajemen pendidikan, penampilan dan fisik sekolah, serta partisipasi masyarakat. a. Sekolah. Sekolah adalah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang didalamnya terdiri dari perangkat system yang terdiri dari ; pimpinan sekolah, guru yang bertindak sebagai obyek pelaku dan pengelola administrasi serta orang tua dari pesrta didik yang menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan tersebut.keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professional dari pimpinan dalam mengendalikan perangkat di dalamnya dengan komitmen pada tugas pokok dan fungsi, mengingat pimpinan yang baik adalah seseorang yang tahu kecakapan yang dimiliki oleh mitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu memposisikan harus dimana anak buahnya di tempatkan sesuai 58

dengan keakhlian yang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga dapat dikatakan sebagai pimpinan yang professional.pendidikan sekolah dasar, mengemban misi sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembelajaran yang merupakan pondasi bagi peserta didik usia dasar, guru di sini mengemban tugas memberikan bekal sebagai kemampuan dasar sehingga peserta didik siap dan layak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah pertama. B. Peran Masyarakat Untuk Sekolah Berbicara peserta didik, tidak lepas dari orang tua siswa yang bertindak sebagai subyek pelaku, pada posisinya ketika sekolah banyak melibatkan orang tua siswa, manakala sekolah menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan, dan dibuat orang tua untuk mengerti tentang program sekolah yang harus dijalankan maka pihak sekolah akan mendapat banyak kemudahan dimana ketika orang tua secara prosedur sudah paham benar program-program sekolah yang harus dijalankan, maka peran serta orang tua yang tersangkut pinansial bias turut andil menjadi bagian yang berperan serta aktif turut membangun pendidikan ini agar berjalan dengan maksimal, dan tanpa kendala yang berarti. Peran serta aktif orang tua siswa, sangat menunjang kelangsungan pelaksanaan program-program sekolah yang akan dilaksanakan minimal diperlukan sekurangkurangnya enam kali pertemuan dengan orang tua dalam satu tahunnya, dengan demikian akan mempermudah bagi sekolah didalam mengambil keputusan-keputusan yang akan dijalankan karena adanya partisipasi masyarakat dalam kafasitas orang tua dari peserta didik yang di sekolahkan pada sekolah kita.dengan kemudahan sekolah di dalam mengambil keputusan di dalam pengelolaan sekolah dalam rangka disentralisasi pendidikan, ditandai dengan adanya kewenangan pihak sekolah di dalam pengambilan keputusan yang notabene akan lebih leluasa dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia dengan pengalokasian sesuai dengan prioritas program agar sekolah lebih eksis terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah mengingat pasilitas penunjang tersedia 59

secara maksimal, hal ini dapat mempermudah dalam pentranferan ilmu pengetahuan, ketrampilan untuk mendapatkan kualitas pendidikan sesuai yang diharapkan. C. Peran Peserta Didik Peran peserta didik sebagai subyek belajar adalah individu yang terdiri dari berbagai karakter, adat istiadat, lingkungan social, cara mendidik orang tua juga pariatif, dengan tingkat daya nalar serta kecerdasan yang tentu saja berbeda, dan hal ini merupakan acuan serta sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk lebih mengenal lagi keberadaan peserta didik sebagaiindividu dengan cirri-ciri seperti ; dalam diri peserta didik ada syaraf yang memiliki fungsi rasional dan secara reflex menggerakan tingkah laku intelektual sebagai makhluk social, secara individu peserta didik memiliki potensi dan kompetensi walaupun dalam keterbatasan, dalam hal ini peserta didik sebagai makhluk social tidak lepas dariperilaku yang baik dan buruk, satu sisi lingkungan adalah penentu tingkah laku bagi peserta didik secara individu yang merupakan pengalaman dari kemampuan untuk bergaul yang dipelajari, dengan demikian peserta didik adalah merupakan titik sentral dari target atau rancang bangun system yang akan kita jalankan. Peserta didik akan menjadi adalah merupakan factor penentu dalam mengembangkan proses beajar mengajar, peserta didik merupakan pihak yang ingin mencapai segala yang telah dicita-citakan, memiliki harapan serta tujuan yang hendak dicapai, melalui kompetensi yang di kuasainya, keberadaan peserta didik dalam proses belajar mengajar titik sentral sebagai kelompok individu yang belum dewasa baik secara jasmani maupun rokhani, melalui bimbingan, arahan serta pembinaan dari guru yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan maka akan mencapai tingkat kedewasaan yang dilaluinya dengan proses sehingga memiliki suatu kecakapan disamping melalui proses belajar maka bentuk bentuk kemampuan yang ada secarakodrati dengan sendirinya akan muncul, sehingga peserta didikmenguasai kecakapan khusus setelah proses belajar mengajar di lalui. Ada yang harus kita perhatikan sebagai pemenuhan darikebutuhan peserta didik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan tujuan untuk menginformasikan 60

materi pelajaran dengan dilengkapi oleh kelengkapan sarana prasarana, sehingga materi pelajaran yang diinformasikan dapat dipahami dengan jelas karena diserasikan dengan pasilitas yang memadai. Dalam hai ini perlu diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan peserta didik seperti:kebutuhan jasmani dan rokhani, kebutuhan social, dan kebutuhan intelektual. Dengan demikian kita selaku guru akan lebih mudah apabila hal-hal diatas menjadi bahan pertimbangan untuk mensikapi kelangsungan pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sehingga peserta didik dalam pertumbuhan serta perkembangannya dapat berjalan dengan normal dan mencapai tujuan yang diharapkan baik oleh pihak orang tua murid, sekolah juga pemerintah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai. Untuk mempermudah penstranfera ilmu pengetahuan dan ketrampilan juga pesan moral yang akan disampaikan kepada peserta didik maka seyogyanya guru memperhatikan keberadaan individu tiap peserta didik, dengan cara mengenal lebih dekat hal-halyang\ berkaitan dengan latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan. Cara belajar peserta didik, usia peserta didik,tingkat kematanganspektrum dan ruang lingkup minat, lingkungan social ekonomi,hambatanhambatan lingkungan dan kebudayaaninteligenesia,keselarasan dan sikap, serta prestasi belajar dan motivasisehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. D.Peran Guru Sebagai Tenaga Profesional. Guru adalah merupakan bagian terpenting yang berperan dalam pemberdayaan peserta didik, mengingat guru memiliki andil besar dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian guru memiliki andil besar yang berkewajiban untuk berperan aktif dalam menempatkan tuntutan masyarakat akan kompetensi yang harus di kuasai oleh peserta didik, dengan memposisikan diri sebagai tenaga professional dalam arti bahwa guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk bakat, minat serta prestasi peserta didik sehingga menguasai suatu kecakapan yang dapat bermanfaat kelak kemudian hari, sebagai generasi bangsa yang punya nilai jual dan siap untuk menjadi 61

manusia yang produktif serta tepat guna.guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa guru sebagai tenaga pendidik yang secara umum diartikan bahwa profesi guru adalah pekerjaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cirri dari pekerjaan professional guru adalah memiliki profesi filosofis dan ketanggapan yang bijak dengan kompetensi yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, dengan ketelitian serta kecermatan dalam menentukan langkah serta sikap pada saat berhadapan dengan peserta didik.guru dengan profesinya memiliki hal-hal dalam ukuran serta criteria seperti ; Spesial dengan latar belakang teori yang luas, dalam arti bahwa seorang guru berwawasan luas, dan berkeakhlian khusus yang handal.profesi guru merupakan karir yang dibina secara organistor dalam arti bahwa guru memiliki hak otonomijabatan, dengan kode etik jabatan, serta merupakan karya bakti seumur hidup.diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang terhormat serta memiliki dedikasi tinggi dalam pengertian bahwa, guru memperoleh dukungan dari masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan hukum, memiliki status pekerjaan yang jelas dansehat, serta memiliki jaminan hidup yang layak.profesiguru dengan kriterianya, akan membawa konsekensi yang fundamental terhadap lajunya program pendidikan yang berlangsung, terutama yang berkaitan dengan tenaga kependidikan, hal ini mengandung arti bahwa keberhasilan program pendidikan tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat secara keseluruhan, baik sebagai sumber asal maupun sumber daya atau sebagai yang berkepentingan dengan kelangsungan keberhasilan peserta didik, hal ini harus di jadikan sebagai kajian olehsemua unsure terkait dalam tingkat keberhasilan kualitas pendidikan seperti yang tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional yang telah di gariskan. E. Peran Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing Guru dengan jabatan fungsionalnya, sebagai tenaga kependidikan profesional dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat sebagaifigurdari seseorang yang memiliki segudang prestasi dengan sejumlah ilmu pengetahuandan teknologi dalam artian guru adalah gudangnya ilmudan kepercayaan itu berlaku sampai akhir hayat.seseorang 62

dengan sebutan guru tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran saja, dalam hal ini guru hendaknya mampu secara maksimal meunjukan kepiawaiannya dengan lebih kepada menunjukan figur dengan kepribadian guru disertai tingkat kedewasaan yang matang, guru juga harus mampu memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi peserta didik, teman, sahabat, berbicara yang menyenangkan sehingga peserta didik akan merasa nyaman bila berhadapan guru.dalam keseharian di lapangan guru tidak hanya menguasai dan menyampaikan materi pelajaran saja tapi selebihnya adalah membimbing, mengarahkan, membina peserta didik sehingga memiliki karakter yang terpuji, melalui mendidik, seorang guru dapat dengan mudah secara bertahap menanamkan nilai-nilai moral yang tidak lepas dari contoh-contoh yang guru lakukan sehingga akan menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Pada saat ini peran guru sebagai pengajar sangat terlihat dengan jelas, hal ini akan memberikn kesan secara umum bahwa guru cenderung hanya mengejar tingkat keberhasilan peserta didiknya hanya terpokus pada nilai-nilai dari mata pelajarannya saja, kurang memperhatikan tingkah laku atau tindakan moral peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya. Guru adalah suatu profesi yang memiliki warna dan nuansa, dimata peserta didik, masyarakat atau lingkungan social tempat dimana guru itu bertempat tinggal, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai pendidik maka sosok guru adalah merupakan sosok dari pribadi yang terintegritas, seorang guru dalam posisinya sebagai pendidik berarti sekaligus didalamnya sebagai pembimbing, mengingat arahan, pembinaan yang di lakukan oleh guru merupakan bagian dari serangkaian upaya pendidikan yang mutlak harus dilakukan. Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan baik yang berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah, guru memiliki dua fungsi yaitu fungsi morl dan fungsi kedinasan, intinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan kedinasan ataupun diluar keinasan yang lebih peka terbca adalah fungsi moralnya dengan status guru yang tidak bias dilepaskan dalm kehidupan sehari-harinya, sehingga guru pada posisinya sebagai pembimbing dan juga pendidik nuansa fungsi moral mewarnai dlam wujud pekerjaan yang mutlak sebagai abdi negara karena nilai pinansial bagi guru harus 63

dikesampingkan, guru sebagai abdi Negara senantiasa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :Panggilan dari hati nuranisenantiasa menyayangi dan mencintai peserta didik. Menerima peserta didik dengan segala kekurangan dan kelemahannya Tidak memilah keberadaan peserta didikmenjalankan tugas dan fungsi sebagai guru dengan penuh rasa tanggung jawab secara maksimal dan menyadari sepenuhnya akan tugas dan fungsi sebagai guru. Pendidikan adalah upaya yang harus di jalankan oleh guru dalam memimpin peserta didik secara umum mencapai pertumbuhan serta perkembangan peserta didik kearah pendewasaan dengan sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang di tempuh peserta didik sehinggga peserta didik mampu memilah antara benar dan salah, baik dan buruk serta memiliki nilai moral yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga punya bekal kecakapan untuk masa depan peserta didik. Lembaga pendidikan yang dalam hal ini sekolah punya nilai jual dengan sendirinya masyarakatlah yang mendatangi sekolah kita ketika sekolah kita punya system yang memiliki kualitas. KESIMPULAN Sehubungan dengan hal diatas guru seyogyanya memiliki beberapa hal yang merupakan kompetensi yang memang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, ketrampilan serta sikap kepada peserta didik, seperti ; a. Memahami dan memposisikan diri sebagai guru dengan kedewasaan yang matang dan kepiwaian daya nalar serta wawasan, sehingga dengan sendirinya dapat menumbuhkan kharismatik diri. b. Mengenal jati diri peserta didik dengan segala kekurangan serta kelebihannya dengan tidak memilah standar social kehidupan peserta didik sehingga peserta didik merasakan kenyamanan yang alami manakala berhadapan dengan guru. c. Memiliki kecakapan yang handal dalam memberi bimbingan sehingga dapat menempatkan tingkat perkembangan peserta didik, baik perkembangan tingkat emosi, minat, bakat serta kecakapan khusus, juga prestasi-prestasi akademik, fisik 64

serta social. Dengan mengetahui hal di atas maka guru akan mendapat kemudahankemudahan dalam mensikapi berbagai aspek yang dapat memudahkan bagi peserta didik menerima materi pelajaran yang diterapkan d. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan yang merupan standar untuk tujuan pendidikan yang ingin dicapai sehingga guru memiliki rancang bangun program dalam menginformasikan sejumlah ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap yang tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhan pembangunan dalam bidang pendidikan yang berkualitas. e. Guru hendaknya mengikuti tumbuh kembangnya dunia ilmu pengetahuan yang pesat berkembang dan senantiasa inivatif, sehingga guru dapat secara tidak sadar membawa peserta didik untuk aktif mengikuti perkembangan iptek. Berkaitan dengan peran dan fungsinya guru sebagai pengajar sekaligus, pendidik, pembimbing, maka guru memiliki peran ganda dalam memposisikan diri dilapangan manakala berhadapan dengan peserta didik. Kepiawaian guru dalam mentranfer ilmu pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai moral yang harus di kembangkan dan berbekas pada diri peserta didik menjadi suatu kecakapan yang harus dikuasai, guru hendaknya berusaha secara maksimal menciptakan suasana yang dapat membuat nyaman bagi peserta didik ketika berhadapan dengan kita, peserta didik harus memiliki rasa sadar bahwa guru adalah orang tua ke dua, bahwa guru adalah sahabat, dan guru adalah seseorang yang nyaman di ajak bicara sehingga pergaulan antara guru dan peserta didik tampak harmunis. DAFTARPUSTAKA Engkoswara, Drs., M.Ed., dkk, Usaha Perbaikan dalam Bidang Pendidikan Dan Administrasi Pendidikan. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. 1 Januari Tahun 1972. Eddy Suardi. Drs., Suwardi. Administrasi Kekolah. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen 65

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. Mei Tahun 1979. Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar : Pendekatan Menyeluruh dan Desentralistis tentang Pola dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional.Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar Jakarta 2001. Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional.Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar Jakarta 2001. Rocman Natawijaya, Drs., LJ Moleong, Drs., MA., Psikologi Pendidkan. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. Mei Tahun 1979. 66