BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut. Bangsa yang menjunjung tinggi dan membiasakan akhlak mulia diikuti dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi akan berpotensi menjadi bangsa yang maju, diperhitungkan dalam kanca dunia. Sejarah telah mencatat bahwa kehancuran peradaban suatu bangsa atau musnahnya suatu bangsa, banyak disebabkan oleh akhlak warga negaranya yang tidak terpuji. Pembangunan pendidikan nasional merupakan upaya untuk membentuk manusia unggul yang berkarakter atau berakhlak mulia. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (KBBI, 2003 : 389). Dengan dimiliki karakter atau akhlak yang positif, diharapkan siswa memiliki kompas sebagai pedoman untuk berperilaku. Pendidikan karakter merupakan istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakar Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks 1

2 bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas. Istilah pendidikan karakter masih jarang didefinisikan oleh banyak kalangan. Kajian secara teoretis terhadap pendidikan karakter bahkan salah-salah dapat menyebabkan salah tafsir tentang makna pendidikan karakter. Menurut Kesuma (2011:5) beberapa masalah ketidaktepatan yang beredar di masyarakat mengenai makna pendidikan karakter dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut. 1. Pendidikan karakter = mata pelajaran Agama dan Pkn, karena itu menjadi tanggung jawab guru Agama dan Pkn. 2. Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti. 3. Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukan tanggung jawab sekolah. 4. Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP. Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu bermunculan dan menempati pemikiran banyak orang tua, guru dan masyarakat umum. Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia terlihat dari perilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun seseorang. Perilaku akhlak mulia merupakan tujuan dari semua agama di dunia ini, karena semua ibadah yang dilakukan bermuara kepada pembinaan akhlak mulia. Sebagai contoh ibadah puasa yang mendidik diri kita untuk mencapai tahap akhlak yang paling tinggi karena puasa yang sebenarnya bukan

3 hanya puasa dari makan dan minum saja, tetapi juga menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti berdusta, mencerca, mengumpat, mengadu domba, dan memfitnah (Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional : 1) Perilaku akhlak mulia pada siswa hendaknya menjadi perilaku sehari-hari tidak hanya muncul pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada bulan puasa saja. Untuk menjadikan perilaku akhlak mulia menjadi perilaku sahari-hari, sekolah sebagai lingkungan kedua terpenting bagi anak, merupakan lembaga yang bertugas dan berperan dalam pembinaan akhlak mulia. Berbagai upaya dan metode dalam pembinaan akhlak mulia dapat digunakan sepanjang mengacu kepada peraturan yang berlaku dan pedoman yang ada. Bangsa Indonesia yang besar dibangun berdasarkan falsafah luhur Pancasila yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Dalam hal ini, Pancasila merupakan landasan falsafah dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia seluruh anak bangsa. Dasar yuridis amanat untuk mewujudkan akhlak mulia sangat jelas, khususnya di bidang pendidikan. Dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 3 disebutkan pemerintah mengusahakan dan menyelesaikan satu sistem pendidikan nasional yang

4 meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tesebut dioperasionalkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam tujuan Pendidikan Nasional. Selengkapnya tujuan tersebut terdapat dalam BAB II Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab. Sering terdengar, bahkan sudah lama berlangsung akhlak yang tidak terpuji terjadi pada siswa. Sebagai contoh, pada anak-anak usia sekolah, perilaku kurang sopan terhadap orangtua dan guru, mengambil barang teman tanpa ijin, lupa mengatakan terimakasih atau maaf, mengucapkan kata-kata tidak sopan merupakan perilaku yang sering terjadi. Pada jenjang sekolah menengah, perilaku tawuran, menyontek, kabur dari sekolah, membolos, perilaku seks sebelum menikah, merupakan contoh yang kerap terjadi. Semua contoh yang disebut di atas itu merupakan cermin akhlak yang tidak terpuji yang dapat terjadi pada siswa. (Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional : 3)

5 Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, paling tidak terdapat tiga faktor yang mendukung mengapa pendidikan karakter dibutuhkan. Pertama, melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan(sekolah) yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat. Kedua, tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitiberatkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa core value pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama (religius), artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilainilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuai agama yang diyakini masing-masing. Ketiga, strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada 4(empat) pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar mengetahui (learning to know), menjadi diri sendiri (learning to be), belajar bekerja (learning to do) dan belajar hidup bersama (learning to live together). (Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional : 6) Materi ajar dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia dapat mewujudkan harapan membentuk karakter generasi penerus bangsa karena kegiatan-kegiatannya megindikasikan ke arah terbentuknya karakter.

6 Materi ajar untuk SMA kelas XI banyak terdapat nilai-nilai pendidikan karakter. Pada jenjang tersebut, penguatan akan nilai-nilai pendidikan karakter sangat diperlukan sekali. Karena nilai-nilai pendidikan karakter yang tertanam dalam diri para siswa akan menentukan arah hidupnya. Apakah arah hidupnya itu akan menjadi semakin baik atau semakin buruk. Guru seharusnya memberikan perhatian lebih agar para siswa mendapatkan nilai-nilai pendidikan karakter secara maksimal. Materi ajar memuat aspek seperti kerjasama, kejujuran, tanggung jawab dll. Aspek-aspek tersebut secara tidak sengaja termasuk di dalam nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat dari data yang ditemukan oleh peneliti: 1.1 menemukan pokok-pokok isi sambutan/khotbah yang didengar ( Buku Cerdas Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XI:1). Berdasarkan data 1.1 dapat dianalisis bahwa terdapat nilai pendidikan karakter yaitu tanggung jawab. Apabila ingin mengetahui isi dari sambutan maka seseorang harus mendengarkan atau menyimak. Secara tidak sengaja kalimat tersebut mengandung nilai pendidikan karakter yaitu tanggung jawab. Setelah itu dapat menjelaskan isi sambutan tersebut menggunakan bahasa sendiri. Nilai pendidikan karakter yang terdapat adalah kreatif, karena siswa disuruh untuk menuangkan buah pikirnya setelah mendengarkan sambutan. Dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk menganalisis buku materi ajar Cerdas Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XI. Maka, penulis akan melakukan penelitian dengan judul: Nilai-

7 nilai Pendidikan Karakter pada Buku Materi Ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008 B. Perumusan Masalah 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008? 2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan Erlangga Tahun 2008? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam buku bahan materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008. 2. Mendeskripsikan pengimplementasian siswa SMA Kelas XI terhadap nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan Erlangga Tahun 2008.

8 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan dicapai di dalam mengadakan penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah tentang analisis nilainilai pendidikan karakter pada materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008. b. Menambah pengetahuan mengenai karakteristik nilai-nilai pendidikan karakter pada materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan panduan pembaca terhadap kandungan nilai-nilai pendidikan karakter pada materi ajar Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Karangan Engkos Kosasih Terbitan : Erlangga Tahun 2008.