BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhiasan adalah salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam ritual masyarakat pramoderen Indonesia, sehingga meskipun hingga kini lembaga pendidikan baik formal maupun informal perihal desain perhiasan di Indonesia terbilang masih minim, teknik pembuatan perhiasan secara konvensional beserta perupaannya masih dapat ditemui di sentra-sentra pengrajin perhiasan seperti Kotagede, Yogyakarta serta Celuk dan Kamasan, Bali. Kendati demikian, minimnya lembaga pendidikan formal ini lebih lanjut mengakibatkan minimnya referensi literatur perihal perhiasan Indonesia, baik dari segi sejarah, perupaan hingga pemaknaan. Selain karena minimnya referensi literatur, penelitian ini dilataerbelakangi perkembangan desain perhiasan dunia yang signifikan dengan Italia sebagai negara yang berada di posisi terdepan. Kendati perhiasan dalam konteks fine jewelry tidak terpaku pada siklus tren seperti yang terjadi dalam dunia busana, perkembangan perhiasan Italia banyak mempengaruhi para pengrajin dan desainer perhiasan di hampir seluruh dunia secara umum dan Indonesia secara khusus. Pengulangan gaya desain perhiasan Italia tersebut salah satunya dilakukan untuk mengikuti selera konsumen secara umum. Strategi desain ini meskipun terbilang aman namun di sisi lain menutup kemungkinan untuk berada di depan serta tidak memungkinkan untuk memperluas usaha mereka dalam tataran yang lebih besar yaitu ekspor perhiasan. Penelitian ini juga berangkat dari kenyataan besarnya potensi yang dimiliki Indonesia dalam dunia perhiasan, baik dari segi sumber daya alam (SDA) yang melimpah, sumber daya manusia (SDM) berupa para pengrajin perhiasan yang sangat terampil serta seni budaya Indonesia yang beragam. Jika ketiga potensi tersebut dikelola dengan baik, selain Indonesia mampu menawarkan desain perhiasan dengan penggayaan yang baru serta tidak lagi meniru penggayaan desain negara lain, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia akan berkurang. 1
Melalui penelitian ini akan dibahas unsur perupaan yang merupakan salah satu potensi besar yang dimiliki Indonesia. Objek yang dibahas adalah unsur rupa dan nilai estetis dari perhiasan perak Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar dalam kurun waktu 2005-2007. Pemilihan kedua desainer perhiasan tersebut selain karena mereka telah begelut dalam dunia perhiasan perak sedikitnya 15 tahun secara berkelanjutan serta mendapatkan pengakuan baik nasional maupun internasional, juga dengan asumsi dasar bahwa mereka secara berkelanjutan berusaha mengenalkan dan mengembangkan seni budaya Indonesia dalam perhiasan perak mereka. 1.2 Rumusan Masalah Bertolak pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya di atas, penelitian ini lebih terfokus pada produk perhiasan logam perak itu sendiri, baik dari segi teknik pembuatan, pemilihan material dan kajian visual secara keseluruhan. Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : Bagaimanakah perupaan dan nilai estetik dari perhiasan perak yang dihasilkan Runi Palar dan Desak Nyoman Suarti? 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini Penulis membatasi permasalahan yang diteliti dengan tujuan dapat menghasilkan penelitian yang lebih fokus dan tajam. Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembatasan penelitian kepada kedua desainer perhiasan perak, yaitu : i. Setjowaruni Palar (Runi Palar) ii. Desak Nyoman Suarti Dilatarbelakangi karena mereka telah berkiprah dalam dunia desain perhiasan perak sedikitnya 15 tahun dan telah mendapat pengakuan baik secara nasional maupun internasional. 2
2. Pembatasan material perhiasan adalah perhiasan yang material utamanya adalah logam perak 1, baik secara keseluruhan material maupun yang digabungkan dengan material logam lain atau non logam, seperti batu mulia, semi mulia, mutiara dan sejenisnya. 3. Sampel yang dibahas dalam penelitian kali ini berasal berasal dari tahun 2005-2007. 4. Pembatasan definisi perhiasan dalam penelitian ini adalah perhiasan perempuan, yaitu kalung, anting dan bros dengan alasan perhiasan tersebutlah yang umum digunakan oleh perempuan masa kini. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan mengidentifikasi, memahami dan menjelaskan nilai estetis dari perhiasan perak Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta perkembangannya dalam kurun waktu 2005-2007. Penelitian ini diharapkan dapat menjembatani dan memperkenalkan perhiasan perak Indonesia secara umum dan perhiasan perak Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta perkembangannya kepada masyarakat yang tidak bergelut didalamnya. Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan sebuah pemahaman akan kekuatan, kelemahan dan karakteristik visual tiap desainer sehingga dikemudian harinya dapat menjadi acuan dan referensi untuk mengembangkan desain perhiasan perak Indonesia. 1.5 Tujuan Penelitian Indonesia sebagai Negara maritim yang memiliki ribuan pulau ini praktis memiliki keragaman budaya yang menarik untuk dicermati. Keragaman budaya tersebut menjadi 1 Perak (Ag) merupakan salah satu jenis logam mulia yang peka terhadap panas sehingga relatif mudah dibentuk, baik melalui proses penempaan maupun proses meleburan tanpa mengubah kandungan mineral dalam perak itu sendiri. Logam ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan material perak terletak pada ketahanannya yang relatif besar terhadap karat dan sebagian besar zat asam organik sedangkan kelemahan logam perak terletak pada sifatnya yang dapat larut dalam asam nitrit dan bila diberi garam atau asam akan berpretisipasi (memisah dari larutannya) menjadi klorida perak putih. Kelemahan tersebut menempatkan posisi logam mulia ini berada dibawah emas dan platina yang memang memiliki resistensi terhadap kimia dan tidak berkarat sehingga harga perak lebih murah dibanding logam mulia lainnya. 3
sumber inspirasi yang tidak pernah habis digali untuk para pekerja seni, termasuk para desainer perhiasan perak. Hingga kini perhiasan perak Indonesia berbasis tradisi masih hidup dan berkembang, terutama di beberapa sentra-sentra pengrajin perhiasan yang selain bertujuan ke arah turistik juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan seremonial masyarakat Indonesia. Kedua alasan yang dipaparkan diatas merupakan beberapa alasan bertahannya pembuatan perhiasan dengan teknik dan penggayaan tradisi meskipun hingga saat ini masih minimnya pendidikan formal yang memfokuskan dirinya pada desain perhiasan. Kendati demikian cepatnya perubahan zaman dan semakin dibutuhkannya perluasan usaha ke arah internasional dalam menjawab tantangan pasar global dewasa ini melahirkan kebutuhan baru akan perhiasan Indonesia yang tidak hanya dapat diterima oleh pasar dalam negeri, namun juga memiliki posisi tawar yang baik dalam pasar internasional. Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar adalah dua dari beberapa desainer perhiasan Indonesia yang telah mampu mengelaborasikan unsur tradisional Indonesia dengan perkembangan yang terjadi di luarnya, baik dari segi teknis pembuatan maupun dari penggayaan desain. Upaya mengkaji visualisasi perhiasan perak mereka dalam penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu referensi dalam upaya pengembangan perhiasan perak Indonesia dengan bahasan utama kajian visual perhiasan rancangan Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar. 1.6 Hipotesis Runi Palar dan Desak Nyoman Suarti merupakan beberapa contoh desainer perhiasan Indonesia yang merefleksikan bahwa dalam hal proses kreatif desainer, perupaan dan eksekusi akhir yang tampil lahir dari pengalaman-pengalaman personal. Kekayaan budaya Indonesia yang kerap menjadi sumber inspirasi, elaborasi teknik dan pengalaman personal mereka menghasilkan karya yang unik dan pada akhirnya merepresentasikan pola pikir, sudut pandang dan karakter desainernya. Runi Palar yang tumbuh dari lingkungan keraton Yogyakarta kerap menampilkan hasil-hasil kebudayaan Jawa, baik dalam hal motif dan ornamen yang dia pilih atau ide yang melatarbelakangi karyanya. Sedangkan budaya tradisi Bali yang kental dengan kepercayaan Hindu Bali (Hindu Dharma) menafasi desain perhiasan perak Suarti. 4
Kecenderungan desain Desak Nyoman Suarti yang mewah, klasik dan tegas mengantarkan Suarti pada fokus pasar masyarakat Amerika dan Inggris karena adanya kesamaan selera desain. Di sisi lain penggayaan perhiasan Runi Palar yang cenderung lebih sederhana, detail, elegan dan kontemporer mengarahkannya pada fokus pasar di negara Jepang. 1.7 Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, metode analisis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian literatur Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan kajian literatur dalam rangka pengumpulan data yang berhubungan dengan objek penelitian 2. Kajian Lapangan Dalam upaya menelaah lapangan (field research), Penulis melihat langsung ke gerai perhiasannya dan beberapa bengkel kedua desainer tersebut mengingat terdapat desainer yang memiliki gerai dan bengkel yang menyebar, baik di beberapa daerah di Indonesia maupun di luar negeri.. kajian lapangan juga dilakukan dengan mengamati karya-karya perhiasan, baik karya kedua desainer yang dibahas secara khusus maupun karya-karya desainer perhiasan lainnya yang memiliki kesamaan baik dari segi visual, teknik, konsep maupun teknik pengerjaan. 3. Dokumentasi Upaya menelaah lapangan juga disertai dengan proses pendokumentasian mengingat diperlukannya data dan bukti otentik dalam penelitian ini. Pendokumentasian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan objek kajian ini dapat 5
berupa sketsa desain, foto, maupun transkrip dari wawancara baik formal maupun informal kepada narasumber. 4. Wawancara Pengumpulan data dilakukan pula melalui wawancara, baik formal maupun informal kepada desainer, asisten desainer, manajer keuangan serta para ahli yang diperlukan dalam menyusun penelitian ini. 1.8 Sistematika Penulisan Skripsi yang terdiri dari lima bab ini merupakan bahasan sistematis yang secara garis besar memuat uraian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini Penulis berusaha meletakkan pondasi awal dan membangun kerangka masalah bagi pembahasan bab-bab berikutnya. Bab ini memuat uraian perihal latar belakang pemilihan objek penelitian, menjelaskan rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, sistematika penulisan dan alur kerja. Bab II Tinjauan Sejarah Perhiasan dan Teknik Pemindaian Perhiasan Merupakan bab yang memuat uraian mengenai penelitian sebelumnya, mulai dari kronologis sejarah perhiasan pramodern Indonesia hingga kini. Bab ini juga memaparkan proses pembuatan perhiasan perak konvensional secara sekilas. Pemaparan teknis pembuatan ini menjadi penting mengingat seorang desainer perhiasan seyogyanya menguasai prosesproses dasar dalam pembuatan perhiasan perak sehingga dapat melahirkan desain yang memungkinkan untuk diproduksi. 6
BAB III Biografi Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta Perusahaan Perhiasannya Bab ini memuat penjelasan ringkas latar belakang desainer dan sejarah perusahaan perhiasan perak mereka. Pembahasan sejarah perusahaan dan sistem manajerial juga dipaparkan dalam bab ini mengingat eratnya kaitan strategi pasar, sasaran konsumen dan desain-desain perhiasan yang dihasilkan. Lebih lanjut bab ini juga memuat karakteristik umum visualisasi perhiasan mereka berdasarkan pelbagai sumber. BAB IV Analisa Karya Perhiasan Perak Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar Bab ini membahas struktur bentuk dan visual kedua desainer perhiasan perak tersebut, motif-motif hiasan dan faktor estetik yang mempengaruhi lahirnya visualisasi tersebut. Pada bab ini karya perhiasan perak dibahas berdasarkan klasifikasi fungsi perhiasan yaitu kalung, gelang, anting dan bros yang didesain pada periode 2005-2007. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari penelitian dari bab-bab yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya. Berangkat dari kesimpulan tersebut menghasilkan saran yang membangun untuk mengembangkan perhiasan perak Indonesia dikemudian hari. 7
1.9 Alur Kerja KAJIAN RUPA PERHIASAN PERAK KARYA DESAK NYOMAN SUARTI DAN RUNI PALAR Batasan Masalah 1. Sampel yang dianalisa perhiasan perak Runi Palar dan Desak Nyoman Suarti 2. Batasan kurun waktu karya perhiasan tahun 2005-2007 3. Perhiasan dengan material utama perak 4. Pembatasan jenis perhiasan meliputi kalung, bros dan anting Rumusan Masalah Bagaimanakah visualisasi dan nilai estetik dari kedua desainer tersebut? Tujuan Penelitian Memahami karakteristik rancangan perhiasan kedua desainer tersebut sebagai referensi dalam pengembangan perhiasan perak Indonesia Teori 1. Teori Kritik Seni Kajian rupa dibahas melalui tahapan kronologs Feldmandalam mengkritisi karya seni. Metodologi Penelitian: Metode deskriptif kualitatif -Teknik Pengumpulan Data: 1.Kepustakaan: mencari informasi secara keseluruhan lewat internet dan studi kepustakaan dari berbagai literatur dan artikel majalah 2. Dokumentasi: Agar terdapat bukti otentik dalam penelitian ini, Penulis mendokumentasikan hasil telaah lapangan melalui sketsa, foto maupun transkrip wawancara 3. Wawancara: Wawancara narasumber dilakukan baik kepada desainer dan para ahli yang diperlukan dalam menyusun penelitian ini. Manfaat Penelitian 1. Menjembatani pemahaman masyarakat awam perihal perhiasan perak Indonesia 2. Mengidentifikasi, memahami dan menjelaskan nilai estetis dari perhiasan perak beserta perkembangannya dalam kurun waktu 2005-2007 3. Sebagai salah satu referensi literatur Analisis Data Kesimpulan Bagan I.1 Sistem alur kerja penelitian Sumber: Penulis 8