BAB lv METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

4. METODE PENELITIAN

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 29/PRT/M/2007 TENTANG

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG TIMUR,

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2012, No

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI NO PROVINSI UANG HARIAN 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 300.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

4. METODE PENELITIAN

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

Transkripsi:

BAB lv METODE PENELITIAN 4. 1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang bersifat gabungan antara kualitatif dengan kuantitatif. Sedangkan desain penelitian menggunakan metode survei sebagai metode pelaksanaannya, dengan pendekatan melalui skala pengukuran model Likert, dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survei merupakan pengumpulan data terhadap sampel. Karena tujuan survei adalah untuk menggambarkan karakteristik dari sejumlah besar populasi oleh karena itu maka sampel menjadi isu yang penting dalam survei. Hal ini karena sampel harus dapat mewakili atau mencerminkan populasi (Erwan Agus Purwanto & Dyah Ratih, 2007:60). Selain pertimbangan jumlah sampel, ada beberapa pertimbangan untuk melakukan penelitian survei. Pertimbangan-pertimbangan itu, antara lain: a. Penelitian survei dapat digunakan untuk sampel yang besar. b. Penelitian survei dapat digunakan untuk mendapatkan informasi/ data yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain. c. Dengan kuesioner dapat menghasilkan data/ informasi yang beragam dari setiap responden/ individu dengan variabel penelitian yang banyak. Hal ini sangat berarti untuk analisa. d. Data yang diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Penulis memilih metode ini karena pertimbangan : a) waktu, baik untuk waktu penelitian yang cukup singkat, maupun waktu yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan tugas-tugas rutin yang menjadi kewajiban penulis. b) Biaya, karena variabel penelitian penulis erat kaitannya dengan anggaran yang tersedia. c) Tenaga, diperlukan tenaga untuk dapat mengolah data-data penelitian yang cukup banyak dan bervariasi menjadi informasi yang berguna. 73

4. 2 Data penelitian 1. Data Primer Penulis mendapat data primer dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap staf pengelola BMN pada Departemen Hukum dan HAM, dan melakukan wawancara mendalam terhadap pejabat pengelola Barang Milik Negara pada Departemen Hukum dan HAM. a. Kuesioner : data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi atau dijawab oleh responden. Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal (Koentjaraningrat, 1993:173). b. Wawancara mendalam : wawancara dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, informan dipilih secara sengaja (purposive). Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2002:90). Informan dalam penelitian ini adalah Kelapa Sub Bagian Perlengkapan Ditjen Perundang-Undangan, Kepala Bagian Inventarisasi Sekretariat Jenderal pada Departemen Hukum dan HAM. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara berlangsung secara informal dan bersifat terbuka dengan maksud untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. 2. Data Sekunder. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen seperti laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah, atau seseorang mendapat informasi dari orang lain. Data yang bersifat sekunder diperlukan dalam rangka mendukung kajian dan pengujian mengenai hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data yang sudah diolah dan tersedia pada obyek penelitian yaitu pada Biro Perlengkapan Departemen Hukum dan HAM. Data tersaji dalam bentuk laporan, baik berupa laporan semesteran, tahunan dan laporan hasil Ofname Fisik barang, dokumentasi,dan data lain yang mendukung penelitian.

4. 3 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada kantor satuan kerja pengelola Barang Milik Negara pada Departemen Hukum dan HAM. 4. 4 Populasi dan Sampel Populasi atau Universe merupakan keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Definisi populasi sebenarnya sangat sederhana. Tetapi, populasi akan memiliki makna yang lebih kompleks bila dihubungkan dengan sampel. Sampel adalah wakil populasi. Karena itu, bila peneliti berencana menggunakan sampel penelitiannya, maka ia mutlak memahami sifat-sifat populasi yang hendak diambil sampel itu. Departemen Hukum dan HAM terdiri dari sebelas Unit Eselon satu, 33 kantor wilayah dengan jumlah satker pengelola Barang Milik Negara 705 Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB). Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok pegawai pengelola Barang Milik Negara pada Departemen Hukum dan HAM. Sampel adalah kelompok pegawai pengelola Barang Milik Negara pada unit Eselon I sebanyak 11 Unit Es. l dan kelompok pegawai pengelola Barang Milik Negara pada kantor satuan kerja di setiap Kantor Wilayah. Tehnik pengambilan sampel pada kantor wilayah sebanyak 33 kantor wilayah diambil secara random dengan mengambil 10 % dari jumlah satker di setiap kantor wilayah tersebut: yaitu 69 satker, sehingga total sampel 80 satker. Pengambilan sampel sebesar 80 dianggap sudah mewakili suatu populasi yang akan diteliti karena beberapa peneliti menyatakan bahwa sampel tidak boleh kurang dari 10 % dan ada pula yang menyatakan bahwa besarnya sampel minimum 5% dari jumlah satuan-satuan elementer. (Singarimbun, 1985;106). Pendapat ini juga didukung oleh Hadi (2001;309), bahwa sampel lebih dari 30 orang (N>30) itu disebut sampel besar dan didistribusikan sampling adalah normal atau mendekati normal. Mengingat dari 80 satker pengelola BMN yang menjadi sampel dalam penelitian ini, semua telah mendapatkan sosialisasi tentang pengoperasian Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Maka untuk menggali data dan informasi mengenai implementasi Sistem Akuntansi Barang Milik Negara setiap Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Barang diberikan peluang yang sama bagi setiap satker dalam populasi sebagai sampel, maka penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling. Tabel 4.1 Populasi dan Perhitungan Proporsi Sampel Tingkat Kanwil Pada Departemen Hukum dan HAM No Kanwil Populasi Penghitungan Sampel 1 Jambi 14 10%*14 1 2 Bengkulu 9 10%*9 1 3 Kepulauan Riau 16 10%*16 2 4 Nanggre Aceh Darussalam 29 10%*29 3 5 Sumatera Barat 26 10%*26 3 6 Bangka Belitung 9 10%*9 1 7 Sulawesi Utara 19 10%*19 2 8 Maluku Utara 10 10%*10 1 9 Nusa Tenggara Barat 14 10%*14 1 10 Sulawesi Tenggara 10 10%*10 1 11 Sulawesi Tengah 15 10%*15 1 12 Bali 18 10%*18 2 13 Bandar Lampung 18 10%*18 2 14 Jawa Barat 34 10%*34 3 15 Yogyakarta 13 10%*13 1 16 Banten 15 10%*15 1 17 DKI Jakarta 28 10%*28 3 18 Sumatera Selatan 23 10%*23 2 19 Riau 26 10%*26 3 20 Sumatera Utara 47 10%*47 5 21 Jawa Tengah 64 10%*64 6 22 Sulawesi Barat 5 10%*5 1 23 Irian Jaya Barat 7 10%*7 1 24 Maluku 18 10%*18 2 25 Kalimantan Tengah 14 10%*14 1 26 Papua 19 10%*19 2 27 Nusa Tenggara Timur 23 10%*23 2 28 Kalimantan Barat 22 10%*22 2 29 Kalimantan Timur 17 10%*17 2 30 Kalimantan Selatan 17 10%*17 2 31 Sulawesi Selatan 32 10%*32 3 32 Gorontalo 4 10%*4-33 Jawa Timur 60 10%*60 6 Jumlah 705 69 Sumber data: Hasil Penelitian (diolah peneliti) Populasi dalam penelitian ini dianggap homogen, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil menggunakan Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara sederhana dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

4. 5 Operasional Variabel Penelitian Berkaitan dengan deskriptif yang ingin mengkaji tentang sudahkah suatu kebijakan yang telah diimplementasikan dalam bentuk program pembinaan telah mencapai tujuan yang dikehendaki oleh pembuat kebijakan. Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, disini penulis akan menggunakan variabel penelitian yang dikemukakan oleh Edward III, George C (1978:295-305) yang berpendapat bahwa ada 4 (empat) variabel dengan indikator-indikator yang dipergunakan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan diteliti, maka analisis dilakukan dengan variabel sebagai berikut: 1. Komunikasi dirinci dalam indikator penyaluran komunikasi, kejelasan komunikasi, dan konsistensi komunikasi. 2. Sumber daya, terdari dari indikator sumber daya manusia, kewenangan, informasi, serta sarana dan prasarana. 3. Sikap, terdiri dari indikator sikap aparat. 4. Struktur Birokrasi meliputi indikator prosedur operasi kerja dan penyebaran tanggung jawab. 4. 6 Tehnik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini, dikumpulkan dengan menggunakan: 1) Wawancara mendalam yaitu dengan melakukan wawancara terhadap para pejabat pengelola BMN untuk menggali data yang lebih mendalam dan mengetahui permasalahan seputar implementasi Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. 2) Kuesioner; kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini, adalah berupa daftar pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup, yaitu jenis pertanyaan dalam kuesioner dimana jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain (Masri S, 1989: 177). Pada pernyataan tertutup untuk mengukur masing-masing variabel apakah baik atau tidak, dijabarkan kedalam beberapa item pernyataan yang dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok pernyataan, yaitu kelompok pernyataan yang bersifat positif dan kelompok pernyataan yang bersifat negatif. Dengan demikian, penilaian untuk jawaban atas item pernyataan positif adalah:

a. Sangat tidak Setuju / Sangat tidak mengetahui / Sangat tidak sesuai / Sangat tidak memadai / Sangat tidak memenuhi / Sangat tidak perlu / Sangat tidak baik / Sangat tidak memahami, diberi skor = 1 b. Tidak setuju / Tidak mengetahui / Tidak sesuai / Tidak memadai / Tidak memenuhi / Tidak perlu / Tidak baik / Tidak memahami, diberi skor = 2 c. Ragu-ragu, diberi skor = 3 d. Setuju / Mengetahui / Sesuai / Memadai / Memenuhi / Perlu / Baik / Memahami, diberi skor = 4 e. Sangat setuju / Sangat mengetahui/ Sangat sesuai / Sangat memadai / Sangat memenuhi / Sangat perlu / Sangat baik / Sangat memahami, diberi skor = 5 Sedangkan penilaian untuk jawaban atas item pernyataan negative adalah: a. Sangat setuju / Sangat mengetahui / Sangat sesuai / Sangat mamadai / Sangat memenuhi / Sangat perlu / Sangat baik / Sangat memahami, diberi skor = 1 b. Setuju / Mengetahui / Sesuai / Memadai / Memenuhi / Perlu / Baik / Memahami, diberi skor = 2 c. Ragu-ragu, diberi skor = 3 d. Tidak setuju / Tidak mengetahui / Tidak sesuai / Tidak memadai / Tidak memenuhi / Tidak perlu / Tidak baik / Tidak memahami, diberi skor = 4 e. Sangat tidak setuju / Sangat tidak memenuhi / Sangat tidak perlu / Sangat tidak baik / Sangat tidak memahami, diberi skor = 5 Skor tersebut menyiratkan intensitas reaksi individu terhadap sejumlah pertanyaan yang diberikan. Dalam hal ini peneliti memilih penilaian jawaban atas pernyataan yang bersifat positif. Jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut kemudian dijumlahkan dan dibandingkan satu sama lain sebagai jumlah skor yang menyebar sepanjang kontinum penelitian, dari skor tinggi ke skor rendah (James A Balck, 1992:165).

Terhadap jawaban dari responden kemudian di buat persentase (%), dimana persentase yang paling dianggap sebagai jawaban yang memungkinkan untuk digunakan sebagai unsur penilaian dan kemudian dipersepsikan. Untuk memberikan penilaian terhadap nilai skor dari semua variabel maka diberikan penilaian sebagai berikut: 1. Jawaban sangat baik diberi penilaian 5. 2. Jawaban baik diberi penilaian 4 s/ 4,9. 3. Jawaban cukup baik diberi penilaian 3 s/d 3,9. 4. Jawaban kurang baik diberi penilaian 2 s/d 2,9. 5. Jawaban tidak baik diberi penilaian 1 s/d 1,9.