PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWATIMUR NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS Dl JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROMES DI BONDOWOSO

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA JAYAPURA PERATURAN DAERAH KOTA JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 24 HLM, LD Nomor 4 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BELU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BUPATI BELITUNG. Selatan. C:\Users\user\Dropbox\BAGIAN HUKUM\RAPERDA 2017\HIV & AIDS\_Raperda HIV-AIDS (30-3).doc 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS- ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 16 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS- ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME

PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV-AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2014

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG LARANGAN PENYALAHGUNAAN FUNGSI LEM

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

Salinan NO : 8/LD/2010

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA MEMUTUSKAN :

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meminimalisir bahaya penyebarluasan HIV/AIDS pada masyarakat di Sumatera Utara pada umumnya dan Kabupaten Serdang Bedagai pada khususnya, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi dan budaya adalah merupakan tanggung jawab semua pihak baik instansi formal maupun non formal. b. bahwa kebijaksanaan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS perlu dilaksanakan secara terpadu melalui upaya peningkatan perilaku hidup sehat yang dapat mencegah penularan, memberikan pengobatan/perawatan dan dukungan serta penghargaan terhadap hak-hak pribadi orang dengan HIV/AIDS serta keluarganya yang secara keseluruhan dapat meminimalisir dampak epidemik dan mencegah diskriminasi. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan huruf b, maka dipandang perlu ditetapkan ketentuan program penanggulangan bahaya HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai dengan suatu Peraturan Daerah (Perda). Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); 3. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); 4. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); 5. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235); - 1 -

6. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235); 7. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintahan Pusat dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Nomor 125, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4437); 9. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Dan BUPATI SERDANG BEDAGAI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV / AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Serdang Bedagai 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai 3. Bupati adalah Bupati Serdang Bedagai 4. Orang dengan HIV/AIDS yang selanjutnya di singkat ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV baik pada tahap belum bergejala maupun yang sudah bergejala. 5. Tenaga Kesehatan adalah seseorang yang memiliki kompentesi dan pengakuan di bidang medis untuk melakukan perawatan dan pengobatan penyakit. 6. Konselor adalah seseorang yang memiliki kompentensi dan pengakuan untuk melaksanakan percakapan yang efektif sehingga bisa tercapai pencegahan, perubahan perilaku dan dukungan emosi pada konseling. 7. Pekerja penjangkauan/pendampingan adalah tenaga yang langsung bekerja di masyarakat dan khususnya melakukan pendampingan terhadap kelompok tertentu (ODHA) terutama untuk melakukan pencegahan. - 2 -

8. Manajer Kasus adalah tenaga yang mendampingi dan melakukan pemberdayaan terhadap orang-orang yang mempunyai masalah dengan IMS dan HIV/AIDS (ODHA). 9. Human Immuno Deficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang meyerang sel darah putih yang mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh menusia mudah terserang oleh berbagai macam penyakit. 10. Acquired Immuno Deficiency Syndromes yang selanjutnya disingkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat Virus HIV. 11. Infeksi Menular Seksual yang selanjutnya disingkat IMS adalah penyakit penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. 12. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan pemerintah dan swasta. 13. Penanggulangan adalah upaya upaya agar penyebarluasan HIV/AIDS tidak terjadi di masyarakat melalui kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif. 14. Perawatan dan pengobatan adalah upaya tenaga medis untuk meningkatkan derajat kesehatan ODHA. 15. Dukungan adalah upaya upaya baik dari sesama orang dengan HIV/AIDS maupun dari keluarga dan orang orang yang bersedia untuk memberi dukungan pada orang dengan HIV/AIDS dengan lebih baik. 16. Surveilans HIV/AIDS adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data HIV/AIDS serta penyebarluasan penanggulangan penyakit. 17. Kewaspadaan umum adalah prosedur prosedur yang harus dijalankan oleh petugas kesehatan untuk mengurangi risiko penularan penyakit yang berhubungan dengan bahan bahan terpapar oleh darah dan cairan tubuh lain yang terinfeksi. 18. Skrining adalah test yang dilakukan pada darah donor sebelum ditranfusikan. 19. Persetujuan Tindakan Medik (Informad Consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh seseorang untuk dilakukan sesuatu tindakan pemeriksaan, perawatan dan pengobatan terhadapnya, setelah memperoleh penjelasan tentang tujuan dan cara tindakan yang akan dilakukan. 20. Voluntary Counselling and Testing yang selanjutnya di singkat VCT adalah gabungan 2 (dua) kegiatan, yaitu konseling dan tes HIV ke dalam (satu) jaringan pelayanan agar lebih menguntungkan, baik bagi Klien maupun bagi pemberi layanan. 21. Diskriminasi adalah semua tindakan atau kegiatan seperti yang dimaksud dalam undang undang nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 22. Perilaku seksual tidak aman adalah perilaku berganti ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. 23. Kondom adalah sarung karet (lateks) yang pada penggunaannya dipasang pada alat kelamin laki laki (Penis) atau pada perempuan pada waktu melakukan hubungan seksual dengan maksud untuk mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual maupun mencegah kehamilan. 24. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainya disingkat Napza adalah obat obatan sebagaimana dimaksud dalam Undang - 3 -

undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika dan Undang undang Nomor 22 1997 tentang Narkotika. 25. Obat anti retroviral adalah obat obatan yang dapat menghambat perkembangan HIV dalam tubuh pengidap, sehingga bisa memperlambat proses menjadi AIDS. 26. Obat anti infeksi oppurtunistik adalah obat obatan yang diberikan untuk infeksi oppurtunistik yang muncul pada diri ODHA. 27. Komisi Penanggulangan AIDS Dan Penyalahgunaan Narkoba Daerah yang selanjutnya disingkat KPAND adalah komisi yang disusun dengan ketenagaan yang melibatkan lembaga lembaga Pemerintah, Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Sosial dalam rangka Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai. 28. Tikes adalah singkatan dari tim kesehatan yang dibentuk dimasingmasing wilayah/daerah Kecamatan se-kabupaten Serdang Bedagai. BAB II S A S A R A N Pasal 2 Sasaran pencegahan serta penanggulangan HIV/AIDS dalam Peraturan Daerah ini adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. BAB III PENANGGULANGAN DI MASYARAKAT Pasal 3 (1) Pencegahan serta Penanggulangan HIV/AIDS adalah tanggung jawab setiap Instansi Pemerintah, Swasta, LSM, Organisasi Sosial serta setiap orang dan setiap keluarga di Kabupaten Serdang Bedagai melalui koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Serdang Bedagai;. (2) Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai akan selalu berupaya mengembangkan kebijakan yang menjamin efektifitas usaha pencegahan serta penanggulangan infeksi IMS dan HIV/AIDS guna melindungi setiap orang dari infeksi HIV termasuk kelompok rawan. Dalam rangka penanggulangan penyebarluasan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat Serdang Bedagai berkewajiban untuk : a. Melakukan program komunikasi, Informasi dan Edukasi pencegahan infeksi HIV yang benar, jelas dan lengkap, melalui media massa, organisasi masyarakat, dunia usaha, lembaga pendidikan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan secara periodik. b. Melakukan pendidikan keterampilan hidup dengan tenaga yang kompeten untuk menghindari infeksi HIV, dan penanggulangan NAPZA melalui sekolah maupun luar sekolah mulai tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi milik pemerintah maupun swasta. c. Melaksanakan penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) secara terpadu dan berkala di tempat tempat perilaku berisiko tinggi, termasuk di dalamnya keharusan penggunaan kondom 100% melalui Tikes (Tim Kesehatan) yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. - 4 -

d. Mendorong dan melaksanakan test dan konseling HIV secara sukarela terutama bagi kelompok resiko tinggi. e. Mengadakan obat anti retro viral (ARV) dan obat anti infeksi opportunistik yang efektif dan umum digunakan secara mudah dan terjangkau. f. Memberikan layanan kesehatan yang spesifik di pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang milik pemerintah maupun Swasta. g. Melaksanakan kewaspadaan umum di sarana Pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang milik Pemerintahan maupun Swasta sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi HIV serta dapat melindungi staf dan pekerjanya. h. Melaksanakan skrining yang standar terhadap HIV atas seluruh darah, dan jaringan tubuh yang didonorkan kepada orang lain. i. Melaksanakan surveilans epideminologi HIV, AIDS, IMS dan Surveilans perilaku. (3) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dengan mengembangkan jejaringan untuk : a. Surveilans epidemilogi HIV/AIDS, IMS dan Surveilans Perilaku. b. Melakukan pembinaan kewaspadaan umum pada sarana kesehatan. c. Mengembangkan sistem dukungan, perawatan dan pengobatan untuk ODHA. Pasal 4 (1) Test HIV dilakukan di Laboratorium milik Pemerintah atau swasta yang ditunjuk (2) Prosedur untuk mendiagnosis infeksi HIV harus dilakukan secara sukarela dan didahului dengan memberikan informasi yang benar kepada yang bersangkutan (Informed Consent) disertai konseling yang dilakukan atau dilaksanakan dengan tujuan surveilans. (3) Seluruh sarana pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang milik pemerintah dan swasta tidak boleh menolak memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang terinfeksi HIV. (4) Setiap orang karena tugas atau pekerjaannya mengetahui atau memiliki informasi tentang status HIV seseorang wajib merahasiakan, kecuali : a. Jika ada persetujuan/izin yang tertulis dari orang yang bersangkutan. b. Jika ada persetujuan/izin dari orang tua atau wali dari anak yang belum cukup umur, cacat atau tidak sadar. c. Jika ada keputusan hakim yang memerintahkan status HIV seseorang dapat dibuka. d. Jika ada kepentingan rujukan medis atau layanan medis dengan komunikasi antar dokter atau fasilitas kesehatan dimana orang dengan HIV/AIDS tersebut dirawat. (5) Tenaga kesehatan dapat membuka informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan persetujuan ODHA, bila : a. ODHA telah mendapat konseling yang cukup namun tidak mau atau tidak kuasa untuk memberitahu pasangan seksual dan atau pengguna alat suntik bersama. b. Tenaga kesehatan atau konselor telah memberitahukan pada ODHA bahwa untuk kepentingan kesehatan akan dilakukan pemeberitahuan kepada orang tertentu atau pengguna alat suntik bersama. c. Ada indikasi bahwa telah terjadi transmisi pada orang tertentu. d. Untuk kepentingan pemberian dukungan pengobatan dan perawatan pada orang tertentu atau pengguna alat suntik bersama. - 5 -

Pasal 5 (1) Pemerintah melindungi hak hak pribadi, hak hak sipil dan hak azasi ODHA termasuk perlindungan dari kerahasiaan status HIV. (2) Setiap ODHA berhak memperoleh pelayanaan pengobatan dan perawatan serta dukungan tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. (3) Pencegahan serta Penanggulangan HIV/AIDS didasari oleh nilai luhur kemanusiaan dan penghormatan terhadap harkat hidup manusia Pasal 6 Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIV, tidak boleh : (1) Melakukan tindakan apa saja yang patut diketahui dapat menularkan atau menyebarkan infeksi HIV kepada orang lain. (2) Menggunakan secara bersama-sama alat suntik, alat medis atau alat lain yang patut diketahui dapat menularkan virus HIV kepada orang lain. (3) Mendonasikan darah, semen, atau organ/ jaringan kepada orang lain. Pasal 7 (1) Penanggulangan HIV/AIDS dikelola secara terpadu dan sesuai dengan bidang kerja masing-masing unit terkait. (2) Puskesmas dan Pustu merupakan rujukan tertinggi di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai yang berkewajiban membangun sistem rujukan, melaksanakan perawatan dan pengobatan terpadu dan menjadi rumah sakit pendidikan serta memberi pelatihan bagi tenaga kesehatan bekerjasama dengan unit kesehatan lainnya. (3) Masyarakat yang peduli pada penanggulangan HIV/AIDS dapat berperan serta sebagai Pekerja Penjangkau/Pendampingan kelompok tertentu, Konselor dan Manajer Kasus berkoordinasi dengan instasi terkait. BAB V KETENTUAN PELANGGARAN Pasal 8 (1) Barang siapa melanggar kententuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3), (4), (5), Pasal 5 ayat (2), Pasal 6, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda setinggi tingginya Rp. 10.000.000 (Sepuluh juta Rupiah) (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Pelanggaran terhadap hal hal yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS selain dimaksud pada ayat (1) diancam pidana sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku. - 6 -

(4) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (3) adalah kejahatan. BAB VI KENTENTUAN PENYIDIKAN Pasal 9 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai diberi wewenang khusus sebagai penyidik terhadap pelanggaran Peraturan Daerah. Pasal 10 1. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakan pidana tersebut. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pindana. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana. i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidik dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. - 7 -

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Bupati Serdang Bedagai. Pasal 12 Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Ditetapkan di Sei Rampah pada tanggal 17 Oktober 2006 BUPATI SERDANG BEDAGAI, Diundangkan di Sei Rampah. pada tanggal Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN, H. T. ERRY NURADI OK. ARYA ZULKARNAIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2006 NOMOR SERI - 8 -