HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya ibu ketempat pelayanan kesehatan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan. Menurut Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin mencapai 69,3% dan persalinan yang dilakukan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan 55,4%. Salah satu kendala mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya,sehingga diperlukan kebijakan untuk meningkatkan persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan. Dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan biaya dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan Studi Pendahuluan pada tanggal 11-13 maret 2011 terhadap 10 ibu hamil TM III yang datang ke BPM Sri Handayani Welahan, didapatkan 4 (40%) ibu hamil TM III belum mengetahui tentang Persiapan Persalinan dengan Program jampersal. Dan 6 (60%) ibu hamil sudah tahu tentang persiapan persalinan dan program jampersal Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III yang periksa di BPM Sri Handayani pada tanggal 14-26 April 2011, jumlah sampelnya 35 orang ibu hamil TM III yang periksa di BPM Sri Handayani pada tanggal 14-26 April 2011, menggunakan tehnik total sampling, pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, data diolah secara editing, coding, scoring, tabulating, dan analisis data secara univariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang persiapan persalinan dengan program jampersal yaitu 26 responden (74,3%). Sehingga diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemberian informasi tentang persiapan persalinan dengan program jampersal kepada masyarakat. Kata kunci : Ibu hamil TM III, Pengetahuan, Persiapan Persalinan, Program Jampersal PENDAHULUAN Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan bayi (Sulistyawati, 2009; h. 1). HIKMAH 15
Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Pada tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat persalinan. Selama periode 1990-2005 juga belum ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka kematian ibu per tahun hingga 5,5 persen. Hanya Asia Timur yang penurunannya telah mendekati target yakni 4,2 persen per tahun (Pudiastuti, 2011; h. 10) Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, Pemerintah masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target Millenium Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102/10 0.000 pada tahun 2015. AKB 34 per 1.000. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada tujuan jaminan persalinan ini adalah meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan (Juknis Jampersal, 2011; h. 1-2). Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2009 didapatkan pada tahun 2008 jumlah AKI sebesar 114,42 per 100.000 KH dan dan AKB sebesar 9,17 per 1000 KH, sedangkan pada tahun 2009 AKI naik menjadi 117,17 kematian per 100.000 KH dan AKB sebesar 10,25 per 1000 KH. Hal ini membuat perhatian untuk lebih meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan (Dinkes Jawa Tengah, 2010). Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Jepara tahun 2010 adalah sebesar 23 jiwa per 21.131 kelahiran hidup. Dibandingkan data tahun 2009, jumlah kematian ibu sebesar 26 jiwa dari 21.841 jumlah kelahiran hidup. Beberapa permasalahan yang muncul diantaranya karena belum optimalnya kasus rujukan ibu melahirkan, belum optimalnya PONED di puskesmas dan deteksi dini oleh petugas kesehatan kurang berkualitas. Sedangkan Angka kematian bayi (AKB) tahun 2010 sebesar 178 jiwa dari jumlah kelahiran hidup sebesar 21.131 jiwa didapatkan angka 8,42 permasalahan yang ada di kabupaten jepara adalah tingginya kasus AKB dikarenakan banyaknya kasus BBLR (Dinkes Jepara, 2010; h. 16). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Jepara telah melampaui target SPM tahun 2010 sebesar 90%. Namun pencapaian ini mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 2,37%. Penurunan yang terjadi disebabkan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi masih banyak sekitar 8 %. Tindakan yang diambil adalah dengan penerbitan peraturan yang melarang dukun bayi untuk menolong persalinan (Din kes Kabupaten Jepara, 2010; h. 71). Sedangkan data yang didapat dari PWS KIA di Desa Welahan Jepara pada tahun 2011 penolong persalinan oleh tenaga kesehatan ditetapkan sasaran sebanyak 170 ibu bersalin dan target yang telah dicapai sebanyak 211 ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (Data PWS KIA Puskesmas Welahan 1, 2011). Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin ( Quintile 1 ) baru mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan. Jaminan persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu HIKMAH 16
hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir (Juknis Jampersal, 2012; h. 6) Seringkali kematian karena kehamilan dan persalinan karena adanya istilah 3 terlambat yaitu : terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan (Prasetyawati, 2012; h. 14). Salah satu di antara beberapa penyebab dari terlambatnya ibu ketempat pelayanan kesehatan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan memegang peranan penting dalam usaha menurunkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan melahirkan (Pudiastuti, 2011; h. 11). Berdasarkan Studi Pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 11-13 maret 2011 terhadap 10 ibu hamil TM III yang datang ke BPM Sri Handayani Welahan, didapatkan 4 (40%) ibu hamil TM III yang belum mengetahui tentang Persiapan Persalinan dengan Program Jampersal dan persyaratan yang harus dipenuhi. Dan 6 (60%) ibu hamil yang sudah tahu tentang apa saja persiapan saat persalinan dan apa itu program jampersal dan syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk Program Jampersal. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan Deskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Populasi yang digunakan dalam peneltian ini adalah seluruh ibu hamil TM III yang periksa di BPMSri Handayani Welahan Jepara pada tanggal 14-26 April 2011. Teknik pengambilannya dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling ( Accidental Sampling. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Analisa data dengan menggunakan prosentase dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Ibu Hamil TM III berdasarkan Umur Tabel 1 Distribusi ibu hamil TM III berdasarkan umur di BPM Sri Handayani Welahan pada tanggal 14-26 April 2011. Umur Frekuensi Prosentase (%) < 20 tahun 5 14.3 20-35 tahun 26 74.3 > 35 tahun 4 11.4 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar berumur 20 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dan sebagian kecil berumur > 35 tahun sebanyak 4 responden (11,4%). 2. Karakteristik ibu hamil TM III berdasarkan Pendidikan Tabel 2 Distribusi frekuensi ibu hamil TM III berdasarkan Pendidikan di BPM Sri Handayani Welahan pada tanggal 14-26 April 2011. Pendidikan Frekuansi Prosentase (%) SD 5 14.3 HIKMAH 17
SMP 6 17.1 SMA 21 60.0 PT 3 8.6 Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 21 responden (60%) dan yang sebagian kecil responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 responden (8,6%). 2. Karakteristik ibu hamil TM III berdasarkan Pekerjaan Tabel 3 Distribusi frekuensi ibu hamil TM III berdasarkan Pekerjaan di BPM Sri Handayani Welahan pada tanggal 14-26 April 2011 Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) Ibu rumah tangga 28 80.0 Swasta 4 11.4 PNS 3 8.6 Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar ibu rumah tangga sebanyak 28 responden (80,0%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu sebanyak 3 responden (8,6%). 3. Hasil Analisa Data a. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil TM III Tentang Persiapan Persalinan Tabel 4 Distribusi frekuensi Tingkat pengetahun ibu hamil TM III tentang persiapan persalinan di BPM Sri Handayani Welahan Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) Kurang 4 11.4 Cukup 8 22.9 Baik 23 65.7 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang persiapan persalinan sebanyak 23 responden (65,7%) dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,4%). b. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil TM III Tentang Program Jampersal Tabel 5 Distribusi frekuensi Tingkat pengetahun ibu hamil TM III tentang Program Jampersal di BPM Sri Handayani Welahan Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) HIKMAH 18
Kurang 4 11.4 Cukup 12 34.3 Baik 19 54.3 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang program jampersal sebanyak 19 responden (54,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,4%). c. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil TM III Tentang Persiapan persalinan dengan Program Jampersal Tabel 6 Distribusi frekuensi Tingkat pengetahuan ibu hamil TM III tentang persiapan persalinan dengan program jampersal di BPM Sri Handayani Welahan Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) Kurang 1 2.9 Cukup 8 22.9 Baik 26 74.3 Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang persiapan persalinan dengan program jampersal sebanyak 26 responden (74,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2,9%). d. Tingkat pengetahuan berdasarkan umur responden Tabel 7 Umur Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Umur Jumlah Persentase < 20 th 20-35 th > 35 th % Baik 2 21 3 26 74,3 Cukup 2 5 1 8 22,9 Kurang 1 0 0 1 2,9 Jumlah 5 26 14 35 100 Berdasarkan umur, diketahui bahwa dari 35 responden diperoleh hasil 26 responden dengan tingkat pengetahuan baik yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 21 responden, umur >35 tahun sebanyak 3 responden dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden.dari 8 responden dengan tingkat pengetahuan cukup, diperoleh hasil umur 20-35 tahun sebanyak 5 responden, umur <20 tahun sebanyak 2 responden dan 1 responden dengan umur >35 tahun. Sedangkan dari 1 responden dengan tingkat pengetahuan kurang berumur <20 tahun. e. Tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan responden Tabel. 8 Pendidikan Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan HIKMAH 19
Pengetahuan Pendidikan Persentase Jumlah SD SMP SMA PT % Baik 3 4 18 1 26 74,3 Cukup 1 2 3 2 8 22,9 Kurang 1 0 0 0 1 2,9 Jumlah 5 6 21 3 35 100 Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa dari 35 responden diperoleh hasil 26 responden denganpengetahuan baik berpendidikan terakhir SMA sebanyak 18 responden, berpendidikan terakhir SMP sebanyak 4 responden, berpendidikan terakhir SD sebanyak 3 responden dan berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 1 responden. Dari 8 responden dengan pengetahuan cukup, berpendidikan terakhir SMA sebanyak 3 responden, berpendidikan terakhir SMP sebanyak 2 responden, berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 2 responden dan 1 responden berpendidikan terakhir SD. Sedangkan dari 1 responden dengan pengetahuan kurang berpendidikan terakhir SD. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan memberi pengaruh tersendiri bagi pengetahuan seseorang, dari proses belajar seseorang sehingga dapat memperoleh tambahan pengetahuan. Faktor pendidikan formal tidak bisa menjadi tolak ukur tingkat pengetahuan seseorang juga diperoleh dari pengalaman, banyak informasi yang diperoleh serta lingkungan masyarakat yang ikut mempengaruhi. Jika diketahui demikian pengetahuan responden mengenai persiapan persalinan dengan program jampersal didapatkan dari pendidikan yang diperoleh dari tenaga kesehatan. f. Tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan responden Tabel 9 Pekerjaan Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan pengetahuan Pekerjaan Persentase Jumlah IRT Swasta PNS % Baik 24 0 2 26 74,3 Cukup 4 3 1 8 22,9 Kurang 0 1 0 1 2,9 Jumlah 28 4 3 35 100 Berdasarkan pekerjaan, diketahui bahwa dari 35 responden diperoleh hasil 26 responden denganpengetahuan baik sebagai ibu rumah tangga sebanyak 24 responden, dan sebagai PNS sebanyak 2 responden. Dari 8 responden dengan pengetahuan cukup sebagai ibu rumah tangga sebanyak 4 responden, 3 responden sebagai pekerja swasta dan 1 responden sebagai PNS. Dan 1 responden dengan pengetahuan kurang sebagai pekerja swasta. PEMBAHASAN Menurut Elisabeth, usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai saat berulang tahun. Bagi responden yang telah mencapai kematangan berfikir pada usia produktif tentunya akan lebih mudah dalam menerima dan merespon informasi yang HIKMAH 20
diterimanya, yang kemudian membentuk pengetahuan baru dalam diri orang tersebut. Pada seseorang yang belum mencapai usia produktif tentu belum mencapai kematangan dalam berfikir, sehingga penerimaan dan respon atas informasi yang diterima tidak dapat membentuk pengetahuan bagi orang tersebut. Berdasarkan umur, diketahui bahwa dari 35 responden diperoleh hasil 26 responden dengan tingkat pengetahuan baik yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 21 responden, umur >35 tahun sebanyak 3 responden dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden.dari 8 responden dengan tingkat pengetahuan cukup, diperoleh hasil umur 20-35 tahun sebanyak 5 responden, umur <20 tahun sebanyak 2 responden dan 1 responden dengan umur >35 tahun. Sedangkan dari 1 responden dengan tingkat pengetahuan kurang berumur <20 tahun. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan memberi pengaruh tersendiri bagi pengetahuan seseorang, dari proses belajar seseorang sehingga dapat memperoleh tambahan pengetahuan. Faktor pendidikan formal tidak bisa menjadi tolak ukur tingkat pengetahuan seseorang juga diperoleh dari pengalaman, banyak informasi yang diperoleh serta lingkungan masyarakat yang ikut mempengaruhi. Jika diketahui demikian pengetahuan responden mengenai persiapan persalinan dengan program jampersal didapatkan dari pendidikan yang diperoleh dari tenaga kesehatan. Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa dari 35 responden diperoleh hasil 26 responden denganpengetahuan baik berpendidikan terakhir SMA sebanyak 18 responden, berpendidikan terakhir SMP sebanyak 4 responden, berpendidikan terakhir SD sebanyak 3 responden dan berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 1 responden. Dari 8 responden dengan pengetahuan cukup, berpendidikan terakhir SMA sebanyak 3 responden, berpendidikan terakhir SMP sebanyak 2 responden, berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 2 responden dan 1 responden berpendidikan terakhir SD. Sedangkan dari 1 responden dengan pengetahuan kurang berpendidikan terakhir SD. SIMPULAN 1. Sebagian besar tingkat pengetahuan responden secara umum tentang persiapan persalinan dengan program jampersal adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (74,3%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2,9%). 2. Berdasarkan umur dapat diketahui Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dan sebagian kecil responden berumur > 35 tahun sebanyak 4 responden (11,4%). 3. Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 21 responden (60,0%) dan sebagian kecil responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 responden (8,6%). 4. Berdasarkan pekerjaan Sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 28 responden (80,0%) d an sebagian kecil responden sebagai PNS sebanyak 3 responden (8,6%). 5. Pengetahuan responden tentang persiapan persalinan adalah baik yaitu sebanyak 23 responden (65,7%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,4%). HIKMAH 21
6. Pengetahuan responden tentang Program Jampersal adalah baik yaitu sebanyak 19 responden (54,3%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,4%). SARAN Bagi Masyarakat, diharapkan pada ibu hamil perlu mempersiapkan apa saja persiapan dalam menghadapi persalinan diantaranya dengan menggunakan program Jampersal. Bagi Tenaga Kesehatan, diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemberian informasi tentang program jampersal, terutama jampersal bisa dimanfaatkan pada ibu saat nifas dan jampersal tidak hanya untuk orang yang tidak mampu saja namun semua kalangan masyarakat bisa memanfaatkan program jampersal. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan dengan baik adanya program jampersal. Bagi Institusi, diharapkan pada institusi menyediakan buku-buku tentang Program jampersal untuk dapat menjadi khasanah pustaka dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka cipta; 2006. h. 160. Anonymous, 2010.Menggapai Jawa Tengah Sehat 2010.[Diakses tanggal 19 Maret 2012].Didapatkan dari http://profil jateng.com. Depkes RI. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Depkes dan JICA; 2011.h. 3. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI; 2007.. Standar pelayanan kebidanan. 2003. h. 3.. Pedoman teknis audit meternitas-perinatal ditingkat kabupaten/kota. Jakarta: Direktorat jenderal pembinaan kesehatan masyarakat; 2002. Dinkes Jepara. Profil kesehatan kabupaten jepara tahun 2010. 2010. h. 13-16. Hidayat A. Metode penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika; 2010. h. 93-95, 121-122. Machfoedz I. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Fitramaya; 2009. h. 25, 127. Menkes RI. Petunjuk teknis jampersal 2012. [Diakses tanggal 4 maret 2012]. Didapatkan dari; http://www.juknisjampersal.com Nolan M. Kehamilan dan melahirkan. Jakarta: Arcan; 2003. h. 30. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h. 10-18, 25, 40, 103, 112, 115, 152, 164, 168, 176, 177, 182 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 93; 120. Prasetyawati EA. Kesehatan ibu dan anak ( KIA ). Yogyakarta: Nuha medika; 2012. h.14. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka; 2008. h. 89, 100, 677-678.. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan bina pustaka; 2007. h. 89, 100. Pudiastuti RD. Buku ajar kebidanan komunitas. Yogyakarta: Nuha medika; 2011. h. 10, 11, 92, 142-143. Pusdiknakes. Konsep asuhan kebidanan. 2003. h. 28,30, 90, 91, 92, 97, 98. HIKMAH 22
Riwidikdo H. Statistik kesehatan. Yogyakarta: Mitra cendekia; 2009. h. 12, 156, 161. Rohani dkk. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta: Salemba medika; 2011. h. 2. Sulistyawati A. Nugraheny E. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta: Salemba medika; 2010. h. 4. Sulistyawati A. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba medika; 2009. h. 1, 122. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2007. h. 1, 68, 165, 359.. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2010. h. 182, 357, 359. Suyanto. Riset kebidanan metodologi & aplikasi. Jogjakarta : Mitra cendekia; 2009. h. 43. Wawan A. Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha medika; 2010. h. 12-18. HIKMAH 23