BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

suplemen Informasi Jampersal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan Dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Situbondo Tahun 2013

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

TENTANG BUPATI SERANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan kecenderungan kemajuan yang baik, namun masih memerlukan kerja keras untuk mencapai sasaran yang ditetapkan pada 2015. Berdasarkan kesepakatan global MDGs, pada tahun 2015 diharapkan AKI turun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi turun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010). Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT, 2001 dalam Permenkes RI Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011). Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan, yaitu: 1) terlambat dalam pemeriksaan kehamilan; 2) terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan 3) terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. 1

2 Dari survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 terhadap perempuan usia 10-59 tahun berstatus kawin, diperoleh gambaran pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan 83,8%, 6% yang tidak pernah memeriksakan kehamilan, dan 3,2% pergi ke dukun. Tenaga yang memeriksa kehamilan adalah bidan (71,4%), dokter kandungan (19,7%), dan dokter umum (1,7%). Data empiris memperlihatkan, 90% kematian ibu di Indonesia terjadi pada saat persalinan. Hal ini karena masih banyak ibu yang persalinannya tidak dilayani oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang baik dikarenakan terhambat masalah biaya. Dalam menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan pelayanan selama masa nifas, maka digulirkankan kebijakan jaminan persalinan (Jampersal) (Permen Kes RI Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011). Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin baru mencapai 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya. Sebagian besar biaya kesehatan masih ditanggung sendiri oleh masyarakat yakni sekitar 70%, dimana 85% dibayar secara langsung dari kantong sendiri (out of pocket) dan hanya 15% dibayar melalui asuransi. Hal ini mengakibatkan masyarakat harus menyediakan dana tunai apabila mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan. Masyarakat yang tidak mampu menyediakan dana tunai, maka tidak akan mendapatkan pelayanan kesehatan, dampaknya adalah meningkatnya angka

3 morbiditas dan angka mortalitas yang berarti semakin buruknya derajat kesehatan masyarakat (Thabrany, 2005). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2012, diketahui jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96%), turun 0,89 juta orang (0,53%) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49%) (Badan Pusat Statistik, 2012). Dengan masih tingginya jumlah penduduk miskin di Indonesia, sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan (Jampersal). Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang di dalamnya termasuk: 1) pemeriksaan kehamilan; 2) pelayanan nifas termasuk Keluarga Berencana pascapersalinan; dan 3) pelayanan bayi baru lahir. Dengan demikian, kehadiran Jampersal diharapkan dapat mengurangi terjadinya tiga terlambat tersebut, sehingga dapat mengakselerasi pencapaian MDGs. Beberapa poin penting dalam petunjuk teknis pelaksanan Jaminan Persalian yang perlu dipahami dan perlu di sosialisasikan dengan baik antara lain (Permen Kes RI Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011): 1) Penerima manfaat Jaminan Persalinan mencakup seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan; 2) Penerima manfaat Jaminan persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (rumah sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola

4 Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan Kabupaten/Kota; 3) Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas kesehatan. Untuk persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (puskesmas dan jaringannya) dan fasilitas kesehatan swasta yang bekerjasama dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota; 4) Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani ibu hamil/persalinan dari luar wilayahnya, tetap melakukan klaim kepada Tim Pengelola /Dinas Kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil tersebut; 5) Fasilitas kesehatan seperti Bidan praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang berkeinginan ikut serta dalam program ini melakukan kerja sama (PKS) dengan Tim Pengelola setempat, dimana yang bersangkutan dikeluarkan ijin prakteknya; dan 6) Pelayanan Jampersal diselenggarakan dengan prinsip portabilitas. Beberapa kendala teknis dalam pelaksanaan Jampersal di lapangan, antara lain: 1) Belum adanya sosialisasi yang baik di tingkat masyarakat, tentang adanya Jaminan Persalinan; 2) Adanya perbedaan persepsi pemahaman tentang Jaminan Persalinan, baik ditingkat petugas kesehatan maupun pada masyarakat pengguna, misalnya tentang akses pelayanan persalinan di rumah sakit; 3) Adanya keengganan Penyedia Layanan Kesehatan untuk melakukan kerjasama Jampersal, antara lain alasan biaya klaim yang dianggap relatif kecil, dibandingkan tarif yang diberlakukan; dan 4) Kesulitan teknis klaim, apabila ibu hamil datang berkunjung untuk pertama kali, tidak pada awal kehamilannya atau ibu hamil yang berpindah-pindah tempat periksa karena ketidaktahuannya (Mediakom Kemenkes RI, 2011). Angka kematian ibu di Sumatera Utara pada tahun 1995 sebanyak 373 per 100.000 kelahiran hidup, dan mulai turun pada tahun 2006 menjadi 315 per 100.000

5 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Sumatera Utara, juga mengalami penurunan menjadi 268 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (SKRT, 2010) Sementara berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kematian bayi di Sumatera Utara pada tahun 2008 sebesar 25,6 per 1.000 kelahiran hidup, dan mengalami penurunan pada tahun 2011, yaitu menjadi 22 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Adapun salah satu Misi yang dikedepankan Kabupaten Deli Serdang untuk menjadi skala prioritas pembangunan yang ditangani secara khusus adalah sektor Pendidikan dan Kesehatan tanpa mengabaikan sektor lainnya seperti dibidang ekonomi dan infrastruktur sebagai bagian terpenting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Pembangunan sektor kesehatan telah diarahkan bagi peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat di Kabupaten Deli Serdang, yang terlihat dari Angka Kematian Bayi pada tahun 2010 sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup, menurun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Selanjutnya untuk Angka Kematian Ibu juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2010 dari sebesar 125 per 100.000 melahirkan, menurun menjadi 120 per 100.000 melahirkan pada tahun 2011. Program Jampersal dimulai sejak bulan Juni 2011 di Kabupaten Deliserdang, namun program tersebut belum sepenuhnya berjalan disemua kecamatan termasuk di Kecamatan Namorambe. Berdasarkan hasil survei awal diketahui bahwa puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang belum menjadi pilihan dalam melakukan persalinan. Hal tersebut dapat dilihat dari data tahun 2012 yang menunjukkan bahwa dari 850 ibu

6 hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Namorambe, hanya sebanyak 18 (2,12%) yang melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe dengan menggunakan program jampersal. Belum terlaksananya program Jampersal di wilayah kerja Puskesmas Namorambe dapat dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya program jampersal dari pemerintah. Ketidaktahuan masyarakat tersebut dapat dikarenakan bahwa belum semua Bidan Praktek Mandiri atau Klinik Bersalin yang mengikuti program jampersal menyampaikan kepada ibu hamil bahwa pemerintah menyediakan program jampersal untuk mereka, sehingga informasi tentang jampersal belum sepenuhnya menyentuh secara langsung kepada semua ibu hamil. Padahal penyampaian informasi itu bisa dilakukan selama konsultasi kehamilan. Masyarakat yang sudah mengetahui adanya program jampersal dari pemerintah, tetapi masih banyak masyarakat tersebut belum dapat memahami secara benar maksud dari program tersebut. Ada masyarakat yang ingin langsung bersalin ke rumah sakit, padahal dapat dilayani di Puskesmas terdekat. Kondisi seperti ini masih sering terjadi di Kabupaten Deliserdang. Selain itu juga, tidak semua Bidan Praktek Mandiri mengerti bahwa surat rujukan untuk jampersal tidak harus melalui puskesmas, melainkan bisa dibuatkan oleh bidan dimana ibu hamil biasa memeriksakan kehamilannya, tentunya selama ada indikasi. Program jampersal tidak berbatas tempat, tetapi pelayanan memang harus berjenjang, yaitu melalui pelayanan kesehatan tingkat dasar dulu sebelum ke tingkat lanjutan, kecuali dalam kasus gawat darurat.

7 Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 (dua) ibu yang menggunakan Jampersal pada saat persalinan mengatakan bahwa ternyata Jampersal banyak membantu mereka, karena semuanya gratis. Sejak hamil mereka tidak pernah diperiksa sama sekali. Dengan adanya Jampersal, ibu hamil tersebut mau datang ke Puskesmas untuk diperiksa. Ibu hamil tersebut mendapat bantuan dari program Jampersal (Jaminan Persalinan). Menurut mereka dalam ikut jampersal harus sabar menunggu, karena pelayanan kesehatan dengan Jampersal banyak memerlukan suratsurat yang harus dilengkapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan satu ibu yang tidak menggunakan Jampersal, diketahui bahwa ibu tersebut tidak menginginkan untuk menggunakan jampersal pada saat melakukan persalinan. Dia merasa lebih baik memakai biaya normal saja untuk melakukan persalinan di rumah sakit. Bagi ibu tersebut ikuti layanan gratis pemerintah soal medis pastinya ada konsekuensinya terutama dalam hal mutu pelayanan. Siregar (2012), dalam penelitiannya mengatakan bahwa kebijakan Program Jampersal sebenarnya kurang didukung oleh para bidan. Sehingga pada akhirnya masyarakat enggan memanfaatkan Jampersal karena selalu ada persepsi bahwa segala sesuatu yang berbau gratis itu terkesan kualitas pelayananannya relatif kurang baik. Akhirnya sudah terlihat gejala masyarakat, enggan menggunakan Jampersal dan lebih baik bayar sendiri langsung ke rumah sakit, namun pelayanan yang diberikan bisa lebih baik. Berdasarkan hasil survei dan fenomena tersebut di atas, maka penting dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap

8 pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana gambaran perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik masyarakat yang meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 3. Untuk mengetahui gambaran sikap masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang.

9 4. Untuk mengetahui gambaran tindakan masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deliserdang. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Deliserdang serta pihak lainnya yang terkait, seperti tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan di dalam hal perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas. 2. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas. 3. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan, khususnya tentang perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) dalam melakukan persalinan di Puskesmas. 4. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam mengkaji masalah penelitian lembaga pendidikan dimasa mendatang.