QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA DINAS SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA SYARIAT ISLAM SEKSI PEMBINAAN SUMBER DAYA TENAGA KEAGAMAAN SEKSI

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 03 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 16 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA SOLOK

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 2 Tahun 2008 Seri D

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 8 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 8

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 5 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 29 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PIDIE JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR: 06 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 10 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 17 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 17

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PIDIE JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 9 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 9

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 4 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SINJAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 6

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PASURUAN

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH BARAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAKA KUASA BUPATI ACEH BARAT Menimbang : a. bahwa untuk menindak lanjuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Perlu menata ulang organisasi dinas kabupaten, b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut, maka perlu dilakukan restrukturisasi dan penyesuaian Organisasi Perangkat Kabupaten Aceh Barat sebagaimana telah ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Aceh Barat, c. bahwa untuk maksud tersebut, perlu menetapkan dalam suatu qanun. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 (Drt) tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara Jo. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1974 Nomor 55, tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 172, tambahan Lembaran Negara Nomor 3893); 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 7. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH BARAT TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KABUPATEN ACEH BARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Kabupaten otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Kabupaten; 3. Bupati adalah Bupati Aceh Barat; 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Aceh Barat; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten selanjutnya disebut DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Barat; 6. Perangkat Kabupaten adalah Organisasi/ Lembaga pada Pemerintah Kabupaten yang bertanggung jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Kabupaten, Dinas Kabupaten dan Lembaga Teknis Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan Kabupaten; 7. Sekretaris Kabupaten adalah Sekretaris Kabupaten Aceh Barat; 8. Dinas Kabupaten adalah Dinas Kabupaten Aceh Barat sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Barat; 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kabupaten Aceh Barat; 10. Kewenangan adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau mengambil kebijaksanaan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan; 11. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah sebagai unsur pelaksana operasional di lapangan; 12. Eselonnering adalah tingkatan jabatan struktural;

13. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. BAB II PEMBENTUKAN DINAS-DINAS KABUPATEN Pasal 2 Dengan qanun ini, dibentuk Dinas Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut : 1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil 2. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 3. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan 4. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana 5. Dinas Pendidikan 6. Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi 7. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 8. Dinas Bina Marga 9. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan 10. Dinas Kelautan dan Perikanan 11. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan 12. Dinas Pertanian dan Peternakan 13. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 14. Dinas Syariat Islam dan Pengembangan Dayah 15. Dinas Pertambangan dan Energi BAB III ORGANISASI DINAS KABUPATEN Bagian Pertama DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK Pasal 3 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 4 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang sosial, tenaga kerja dan Mobilitas Penduduk. Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 4, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;

b. Melaksanakan pembinaan di bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; d. Melaksanakan pelayanan umum dan membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 6 (1) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk terdiri dari : c. Bidang Sosial; d. Bidang Tenaga Kerja; e. Bidang Transmigrasi; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Sosial, membawahkan : a. Seksi Pembinaan Masalah Sosial; b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Sosial. (4) Bidang Tenaga Kerja, membawahkan : a. Seksi Pembinaan; b. Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. (5) Bidang Transmigrasi, membawahkan : a. Seksi Permukiman dan Penempatan; b. Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi. Bagian Kedua DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Pasal 7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Kehutanan dan Perkebunan.

Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 8, Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Kehutanan dan Perkebunan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Kehutanan dan Perkebunan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Kehutanan dan Perkebunan; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 10 (1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: c. Bidang Kehutanan; d. Bidang Perkebunan; e. Bidang Bina Usaha dan Pengolahan Hasil Perkebunan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fugsional. (2) Sekretariat membawahkan: b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Kehutanan, membawahkan: a. Seksi Konservasi, Planologi dan Rehabilitasi Lahan; b. Seksi Pembinaan, Produksi dan Peredaran Hasil Hutan. (4) Bidang Perkebunan, membawahkan: a. Seksi Teknik Produksi dan Pembenihan; b. Seksi Perluasan dan Perlindungan Tanaman. (5) Bidang Bina Usaha dan Pengolahan Hasil Perkebunan, membawahkan: a. Seksi Bimbingan Usaha; b. Seksi Pengolahan Hasil dan Informasi Pasar. Bagian Ketiga DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Paragraf I Pasal 11 Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten.

Pasal 12 Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan. Pasal 13 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 12, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 14 (1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari : c. Bidang Koperasi; d. Bidang Usaha Kecil Menengah; e. Bidang Perindustrian dan Perdagangan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, membawahkan: b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Koperasi, membawahkan : a. Seksi Kelembagaan Koperasi; b. Seksi Pemberdayaan Koperasi. (4) Bidang Usaha Kecil Menengah, membawahkan : a. Seksi Pengembangan UKM. b. Seksi Pengawasan dan Perlindungan UKM; (5) Bidang Perindustrian dan Perdagangan, membawahkan : a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri; b. Seksi Pembinaan, Pengawasan Usaha Perdagangan dan Metrologi;

Bagian Keempat DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA Pasal 15 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 16 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana. Pasal 17 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 16, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 18 (1) Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana terdiri dari : c. Bidang Program; d. Bidang Pelayanan Kesehatan Mayarakat; e. Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; f. Bidang Farmasi, Makanan dan Minuman; g. Bidang Keluarga Berencana; h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); i. Kelompok Jabatan Fungsional. a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Kepegawaian; (3) Bidang Program, membawahkan : a. Seksi Perencanaan; b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, membawahkan : a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; b. Seksi Kesehatan Khusus. (5) Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahkan : a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit; b. Seksi Penyehatan Lingkungan. (6) Bidang Farmasi, Makanan dan Minuman, membawahkan : a. Seksi Pengawasan Obat dan Kefarmasian; b. Seksi Pengawasan Makanan dan Minuman. (7) Bidang Keluarga Berencana, membawahkan : a. Seksi Pelayanan KB; b. Seksi Kesehatan Reproduksi. Bagian Kelima DINAS PENDIDIKAN Pasal 19 Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 20 Dinas Pendidikan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Pendidikan. Pasal 21 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 20, Dinas Pendidikan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Pendidikan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Pendidikan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pendidikan.; d. Melaksanakan pelayanan umum dan membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD; g. Melaksanakan koordinasi dengan Lembaga Pendidikan Tinggi; Pasal 22 (1) Dinas Pendidikan terdiri dari :

c. Bidang Program; d. Bidang Pendidikan Dasar; e. Bidang Pendidikan Menengah; f. Bidang Pendidikan Luar Sekolah; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional. a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Kepegawaian; (3) Bidang Program, membawahkan : c. Seksi Perencanaan; d. Seksi Evaluasi dan Pelaporan. (4) Bidang Pendidikan Dasar, membawahkan : a. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan; b. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pendidik. (5) Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan : a. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan; b. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pendidik. (6) Bidang Pendidikan Luar Sekolah, membawahkan : a. Seksi Pendidikan Non Formal; b. Seksi Akreditasi, Pengembangan dan Pengendalian Mutu. Bagian Keenam DINAS PERHUBUNGAN DAN TELEKOMUNIKASI Paragraf I Pasal 23 Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 24 Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam bidang Perhubungan dan Telekomunikasi. Pasal 25 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 24, Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Perhubungan dan Telekomunikasi; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Perhubungan dan Telekomunikasi.; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Perhubungan dan Telekomunikasi; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD.

Pasal 26 (1) Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi terdiri dari : c. Bidang Perhubungan Darat; d. Bidang Perhubungan Laut; e. Bidang Pos dan Telekomunikasi; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Perhubungan Darat, membawahkan : a. Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. Seksi Perizinan, Sarana dan Prasarana. (4) Bidang Perhubungan Laut, membawahkan : a. Seksi Kepelabuhanan; b. Seksi Perizinan, Sarana dan Prasarana. (5) Bidang Pos dan Telekomunikasi, membawahkan : a. Seksi Pembinaan dan Pengendalian; b. Seksi Perizinan dan Hubungan antar Lembaga. Bagian Ketujuh DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH Pasal 27 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 28 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam bidang Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah. Pasal 29 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 28, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai fungsi : a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan kabupaten; b. Menyusun Rancangan APBK dan Rancangan perubahan APBK; c. Melaksanakan pungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan qanun;

d. Melaksanakan fungsi BUD; e. Menyusun Laporan Keuangan Kabupaten dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBK; f. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati; g. Melaksanakan pengelolaan pasar milik Pemerintah Kabupaten; h. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; i. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 30 (1) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah terdiri dari : c. Bidang Pendapatan; d. Bidang Anggaran; e. Bidang Kekayaan; f. Bidang Akutansi; h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); i. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Pendapatan, membawahkan : a. Seksi Pendapatan Asli Daerah; b. Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain. (4) Bidang Anggaran, membawahkan : a. Seksi Belanja; b. Seksi Permodalan dan Pembiayaan. (5) Bidang Kekayaan, membawahkan : a. Seksi Pengadaan dan Penataan; b. Seksi Pengendalian dan Pemeliharaan. (6) Bidang Akutansi, membawahkan : a. Seksi Pembukuan; b. Seksi Pelaporan. Bagian Kedelapan DINAS BINA MARGA Pasal 31 Dinas Bina Marga merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten.

Pasal 32 Dinas Bina Marga mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Bina Marga. Pasal 33 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 32, Dinas Bina Marga mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Bina Marga; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Bina Marga; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Bina Marga; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; g. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 34 (1) Dinas Bina Marga terdiri dari : c. Bidang Program; d. Bidang Jalan; e. Bidang Jembatan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Tata Usaha Keuangan. (3) Bidang Program, membawahkan : a. Seksi Perencanaan dan Pengawasan; b. Seksi Monitoring dan Pelaporan. (4) Bidang Jalan, membawahkan : a. Seksi Pembangunan Jalan; b. Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Jalan. (5) Bidang Jembatan, membawahkan : a. Seksi Pembangunan Jembatan; b. Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Jembatan.

Bagian Kesembilan DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN Pasal 35 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 36 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Pasal 37 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 36, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Lingkungan Hidup dan Kebersihan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Lingkungan Hidup dan Kebersihan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Lingkungan Hidup dan Kebersihan; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 38 (1) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan terdiri dari : c. Bidang Pengelolaan Lingkungan; d. Bidang Kebersihan; e. Bidang Pertamanan dan Penghijauan Kota; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Pengelolaan Lingkungan, membawahkan : a. Seksi Analisis Dampak Lingkungan; b. Seksi Penanggulangan dan Pemulihan Lingkungan. (4) Bidang Kebersihan, membawahkan : a. Seksi Pembersihan dan Pengangkutan; b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kebersihan.

(5) Bidang Pertamanan dan Penghijauan Kota, membawahkan : a. Seksi Pertamanan; b. Seksi Penghijauan Kota. Bagian Kesepuluh DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Pasal 39 Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 40 Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam bidang Kelautan dan Perikanan. Pasal 41 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 40, Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Kelautan dan Perikanan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Kelautan dan Perikanan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Kelautan dan Perikanan; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 42 (1) Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari : c. Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap; d. Bidang Perikanan Budidaya; e. Bidang Pengolahan, Pemasaran dan Pengawasan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

(3) Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap, membawahkan : a. Seksi Kelautan dan Tata Ruang Kelautan; b. Seksi Perikanan Tangkap dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perairan. (4) Bidang Perikanan Budidaya, membawahkan : a. Seksi Teknik Produksi, Sarana dan Prasarana; b. Seksi Bimbingan Usaha. (5) Bidang Pengolahan, Pemasaran dan Pengawasan, membawahkan : a. Seksi Pengolahan dan Pemasaran; b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian. Bagian Kesebelas DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PENGAIRAN Pasal 43 Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 44 Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan. Pasal 45 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 44, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan; d. Melaksanakan pengujan material dan daya tahan konstruksi; e. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; f. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; g. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 46 (1) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan terdiri dari: c. Bidang Cipta Karya;

d. Bidang Tata Ruang; e. Bidang Pengairan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Cipta Karya, membawahkan : a. Seksi Bangunan dan Gedung; b. Seksi Pengendalian Mutu Bangunan dan Sertifikasi. (4) Bidang Tata Ruang, membawahkan : a. Seksi Tata Ruang Kota dan Daerah; b. Seksi Lingkungan Permukiman. (5) Bidang Pengairan, membawahkan : a. Seksi Irigasi dan Rawa; b. Seksi Pengendalian Banjir, Sungai dan Pantai. Bagian Kedua Belas DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Pasal 47 Dinas Pertanian dan Peternakan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 48 Dinas Pertanian dan Peternakan mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Pertanian dan Peternakan. Pasal 49 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 48, Dinas Pertanian dan Peternakan mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Pertanian dan Peternakan; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Pertanian dan Peternakan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pertanian dan Peternakan; d. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kesehatan hewan; e. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; f. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; g. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD.

Pasal 50 (1) Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari : c. Bidang Tanaman Pangan; d. Bidang Holtikultura; e. Bidang Peternakan; f. Bidang Kesehatan Hewan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Tanaman Pangan, membawahkan : a. Seksi Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan; b. Seksi Peningkatan Produksi Pangan. (4) Bidang Holtikultura, membawahkan : a. Seksi Lahan dan Perlindungan Tanaman Holtikultura; b. Seksi Peningkatan Produksi Holtikultura. (5) Bidang Peternakan, membawahkan : a. Seksi Pembibitan dan Penyebaran Ternak; b. Seksi Bina Usaha dan Pakan Ternak. (6) Bidang Kesehatan Hewan, membawahkan : a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan; b. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Ternak Hewan. Bagian Ketiga Belas DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA Pasal 51 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekrearis Kabupaten. Pasal 52 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga.

Pasal 53 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 52, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga; b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga; c. Melaksanakan monitoring, evaluasi, bimbingan, pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 54 (1) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga terdiri dari : c. Bidang Kebudayaan; d. Bidang Pariwisata; e. Bidang Pemuda dan Olah Raga; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Kebudayaan, membawahkan : a. Seksi Nilai Sejarah dan Purbakala; b. Seksi Seni, Budaya dan Adat Istiadat. (4) Bidang Pariwisata, membawahkan ; a. Seksi Pengembangan dan Promosi Wisata. b. Seksi Pembinaan Kerjasama Industri dan Jasa Usaha Wisata; (5) Bidang Pemuda dan Olah Raga, membawahkan : a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kepemudaan; b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan. Bagian Keempat Belas DINAS SYARIAT ISLAM DAN PENGEMBANGAN DAYAH Pasal 55 Dinas Syariat Islam dan Pengembangan Dayah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten.

Pasal 56 Dinas Syariat Islam dan Pengembangan Dayah mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Syariat Islam dan Pengembangan Dayah. Pasal 57 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 56, Dinas Syariat Islam dan Pengembangan Dayah mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Syariat Islam dan Pengembangan Pendidikan Dayah; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Syariat Islam dan Pengembangan Pendidikan Dayah; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Syariat Islam dan Pengembangan Pendidikan Dayah; d. Melaksanakan pelayanan umum dan membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 58 (1) Dinas Syariat Islam dan Pengembangan Dayah terdiri dari : a Kepala Dinas; c. Bidang Bina Syariat Islam; d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam; e. Bidang Pengembangan dan Pendidikan Dayah; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Bina Syariat Islam, membawahkan : a. Seksi Peribadatan, Dakwah dan Syiar; b. Seksi Penegakan, Pelanggaran dan Wilayatul Hisbah; (4) Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam, membawahkan : a. Seksi Pembinaan Sumber Daya Tenaga Keagamaan; b. Seksi Pembinaan Sumber Daya Kelembagaan dan Sarana Prasarana; (5) Bidang Pengembangan dan Pendidikan Dayah, membawahkan : a. Seksi Pengembangan Sarana Prasarana dan Pengendalian Mutu Dayah; b. Seksi Tenaga Kependidikan dan Santri.

Bagian Kelima Belas DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI Pasal 59 Dinas Pertambangan dan Energi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Kabupaten. Pasal 60 Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai tugas pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Pertambangan dan Energi. Pasal 61 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 60, Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai fungsi : a. Merumuskan dan merencanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang Pertambangan dan Energi; b. Melaksanakan pembinaan di bidang Pertambangan dan Energi; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pertambangan dan Energi; d. Melaksanakan pungutan retribusi dan pelayanan umum serta membantu tugas umum Bupati sesuai dengan kewenangan yang diberikan; e. Melaksanakan urusan kesekretariatan dinas; f. Melaksanakan pembinaan dan perlimpahan wewenang kepada UPTD. Pasal 62 (1) Dinas Pertambangan dan Energi terdiri dari : c. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral; d. Bidang Pertambangan Umum; e. Bidang Migas, Ketenagalistrikan dan Pengembangan Energi; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ); g. Kelompok Jabatan Fungsional. b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; (3) Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, membawahkan : a. Seksi Penelitian, Pengembangan dan Laboratorium; b. Seksi Sumber Daya Mineral. (4) Bidang Pertambangan Umum, membawahkan : a. Seksi Pengawasan Pertambangan Umum; b. Seksi Penataan Wilayah Pertambangan.

(5) Bidang Migas, Ketenagalistrikan dan Pengembangan Energi, membawahkan : a. Seksi Migas; b. Seksi Ketenagalistrikan dan Pengembangan Energi. Bagian Keenam Belas UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) Pasal 63 (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah Unsur Pelaksana Teknis Dinas Operasional di lapangan. (2) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional di koordinasikan oleh Camat. Pasal 64 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Pasal 65 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 64, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) mempunyai fungsi : a. Melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan bidangnya; b. Melaksanakan urusan administrasi. Pasal 66 (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) terdiri dari : a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Penetapan jenis dan jumlah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketujuh Belas KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 67 Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 68 (1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang di atur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan perundangundangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 69 Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Subbagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala UPTD, Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal dan Horizontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar Satuan Organisasi sesuai dengan tugas masingmasing. Pasal 70 Setiap pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan dinas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan, membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahannya dalam pelaksanaan tugas. Pasal 71 Setiap pimpinan Satuan Organisasi bertanggung jawab kepada atasan masingmasing dan menyampaikan laporan tepat waktu. BAB V ESELONNERING, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Bagian Pertama Eselonnering Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 72 (1) Kepala Dinas adalah jabatan Eselon II.b (2) Sekretaris adalah jabatan Eselon III.a (3) Kepala Bidang adalah jabatan eselon III.b (4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah jabatan Eselon IV.a (5) Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada UPTD adalah jabatan eselon IV.b

Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 73 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Kabupaten. (2) Calon Kepala Dinas sebelum diangkat dilakukan dengar pendapat dan tatap muka dengan DPRK Aceh Barat. (3) Kepala Bagian, Sekretaris dan Kepala Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Kabupaten. (4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan kewenangan dari Bupati. (5) Tatacara dan syarat-syarat usulan pengangkatan dan pemberhentian pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan ayat (4) dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 74 (1) Rincian kewenangan, tugas, fungsi dan tata kerja dinas ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Bagan sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan qanun ini. (3) Hal-hal yang belum di atur dalam qanun ini, sepanjang mengenai ketentuan pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 75 Kepala Bidang pada Dinas Perangkat Kabupaten yang telah menduduki jabatan struktural eselon III.a sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Kabupaten disahkan, tetap diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon III.a. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 76 Dengan dibentuknya Dinas Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam qanun ini, maka segala pembiayaan yang diperlukan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Barat serta sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 77 Dengan berlakunya qanun ini, maka Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dinas-dinas Daerah Kabupaten Aceh Barat dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 78 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Barat. Ditetapkan di : M E U L A B O H Pada Tanggal : 2008 M 1429 H BUPATI ACEH BARAT R A M L I. M S Diundangkan di : Meulaboh Pada Tanggal : 2008 M 1429 H SEKRETARIS KABUPATEN ACEH BARAT BANTA PUTEH, S.Sos, MM Pembina Tk.I/ NIP. 010110256 LEMBARAN KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2008 NOMOR :