III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

3. METODE. Kerangka Pemikiran

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat. Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dari periode 2000-2013. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan variabel yang digunakan adalah Konsumsi swasta, investasi (investasi dalam negeri dan investasi luar negeri), pengeluaran pemerintah, dan net ekspor. Sedangkan dari sisi penawaran variabel yang digunakan antara lain sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, keuangan, listrik dan air, bangunan, transportasi, dan jasa-jasa. Adapun variabelvariabel yang digunakan dalam analisis ini dirangkum dalam Tabel 9 sebagai berikut. Tabel 11. Ringkasan Variabel Penelitian Nama Variabel Simbol Variabel Periode Satuan Pengukuran Sumber Data PDRB Y 2000-2013 Juta Rp SEKI-BI Konsumsi C 2000-2013 Juta Rp SEKI-BI Investasi I 2000-2013 Juta Rp SEKI-BI Pengeluaran Pemerintah G 2000-2013 Juta Rp SEKI-BI Net Ekspor NX 2000-2013 Juta Rp SEKI-BI

40 Pertanian Pt 2000-2013 Juta Rp BPS Pertambangan Pb 2000-2013 Juta Rp BPS Perdagangan Pd 2000-2013 Juta Rp BPS Keuangan Keu 2000-2013 Juta Rp BPS Industri Ind 2000-2013 Juta Rp BPS Listrik dan air La 2000-2013 Juta Rp BPS Bangunan Bg 2000-2013 Juta Rp BPS Transportasi Tp 2000-2013 Juta Rp BPS Jasa-jasa Srv 2000-2013 Juta Rp BPS B. Batasan Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Variabel PDRB yang digunakan adalah PDRB Provinsi Lampung menurut harga konstan tahun 2000. Penggunaan PDRB menurut harga konstan adalah untuk menhilangkan adaya pengaruh inflasi dalam perhitungan PDRB tersebut pada rentang waktu penelitian. 2. Konsumsi Variabel konsumsi yang digunakan adalah konsumsi swasta atau masyarakat Provinsi Lampung yang diperoleh dari SEKI-BI pada periode 2000-2013. 3. Investasi Variabel investasi yangg digunakan adalah investasi langsung di Provinsi Lampung baik investasi dari dalam negeri maupun invstasi dari luar negeri atau foreign direct invesment (FDI). 4. Pengeluaran Pemerintah Variabel pengeluaran pemerintah yang digunakan adalah jumlah pengeluaran pemerintah yang diperoleh dari SEKI-BI periode 2000-2013.

41 5. Net Ekspor Variabel net ekspor yang digunakan adalah selisih antara ekspor dikurangi impor Provinsi Lampung yang diperoleh dari SEKI-BI periode 2000-2013. 6. Pertanian Variabel pertanian yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil pertanian Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 7. Pertambangan Variabel pertambangan yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil pertambangan Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 8. Perdagangan Variabel perdagangan yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil perdagangan Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 9. Keuangan Variabel keuangan yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil sector keuangan Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 10. Industri Variabel industri yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil sector industri Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 11. Listrik dan Air Variabel listik dan air yang digunakan adalah listik dan air Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013.

42 12. Bangunan Variabel bangunan yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil sektor kontruksi Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013. 13. Jasa-Jasa Variabel jasa-jasa yang digunakan adalah jumlah pemasukan dari hasil sector jasa Provinsi Lampung yang diperoleh dari BPS periode 2000-2013 C. Gambaran Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan di Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi Lampung terletak di 103 40-105 50 Bujur Timur dan 6 45-3 45 Lintang Selatan. Batas wilayah Provinsi Lampung adalah sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda dan sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjung Karang dan Teluk Betung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Teluk Betung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung. Dengan luas daratan sebesar 35.288,35 Km 2. Kondisi alam di Provinsi Lampung sepanjang pantai sebelah barat dan selatan berbukit-bukit dan di bagian tengah merupakan dataran rendah. Sementara itu di sebelah timur sepanjang tepi Laut Jawa merupakan wilayah perairan yang luas dan memiliki potensi kelautan yang

43 cukup besar. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat. Dengan posisi demikian, Provinsi Lampung menjadi penghubung utama lalulintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa maupun sebaliknya. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai 833.847 Ha atau 25,26%. Selain itu merupakan daerah perkebunan dengan luas 20,92% lading dan 20,50% pertanian. Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi, yaitu: 1) daerah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian ratarata 300 m diatas permukaan laut, 2) daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringannya antara 8% sampai 15% dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut, 3) daerah dataran aluvial dengan kemiringan 0% sampai 3%, 4) daerah dataran rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m, dan 5) serta daerah river basin. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Lampung tercatat sebesar 7.767.312 jiwa. Secara adminisratif Provinsi Lampung dibagi menjadi 15 kabupaten / Kota. Pada tahun 2011 tercatat terdapat 214 kecamatan, 1174 kelurahan dan 2.153 desa, termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera.

44 D. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode shift share dan regresi berganda. 1. Analisis Shift Share Analisis Shift Share merupakan teknik yang digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional dan nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu : a) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan menganalisis perubahan kesempatan kerja agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan dalam penelitian. b) Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan dalam penelitian. c) Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan dalam penelitian. Bentuk umum dari persamaan shift-share adalah sebagai berikut:

45 Dij Nij Mij Cij = Nij + Mij + Cij = Eij x Ra = Eij (Ri -Ra) = Eij (ri-ra) Keterangan : Dij =Perubahan suatu variabel regional sektor (i) di Provinsi Lampung dalam kurun waktu tertentu. Nij = Pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap perekonomian Provinsi Lampung. Mij =Pertumbuhan proporsional atau pengaruh bauran industri sektor i di Provinsi Lampung. Cij Eij Ra =Pengaruh keunggulan kompetitif sektor i di Provinsi Lampung. =PDRB sektor (i) Provinsi Lampung pada awal tahun periode. =Selisih antara PDRB Indonesia tahun akhir dengan PDRB Indonesia tahun awal pada periode dibagi dengan PDRB Indonesia pada tahun awal periode. Ri =Selisih antara PDRB Indonesia sektor i tahun akhir dengan PDRB Indonesia sektor i pada tahun awal periode dibagi dengan PDRB Provinsi sektor i pada tahun awal periode. ri =Selisih antara PDRB sektor i di Provinsi Lampung tahun akhir periode dengan PDRB sektor i di Provinsi Lampung tahun awal periode dibagi dengan PDRB sektor i di Provinsi Lampung tahun awal periode.

46 Dalam penelitian ini juga akan menghitung nilai pergeseran bersih (PB), dengan nilai perhitungan yang didapat dari jumlah antara variabel Cij dan variabel Mij dimana jika perhitungan > 0 maka sektor tersebut masuk dalam golongan sektor maju (progresif) dan jika perhitungan < 0 maka sektor tersebut masuk dalam kategori sektor lambat berkembang. 2. Analisis Regresi Berganda Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, dimana analisis ini merupakan salah satu metode yang sangat populer dalam mencari hubungan antara 2 variabel atau lebih. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel yang menerangkan. Variabel pertama disebut dengan variabel terikat sedangkan variabel berikutnya disebut sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Dalam analisis ini dilakukan bantuan program Eviews 4.1 dengan bertujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil sederhana Ordinary Least Squares (OLS). Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat diunggulkan yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan interpretasinya. Fungsi persamaan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah: Y = b0+b C C+ b I I+ b G G+ b NE NE + e t

47 Keterangan : Y : PDRB Provinsi Lampung C : Konsumsi I : Investasi G : Pengeluaran Pemerintah NE : Net Ekspor e t : Error term E. Prosedur Analisis Data (Data Generating Procces) Agar model regresi yang diajukan menunjukkan persamaan hubungan yang valid BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsiasumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Asumsi-asumsi tersebut antara lain: 1. Tidak terdapat autokorelasi (adanya hubungan antara masing-masing residual observasi). 2. Tidak terjadi multikolinearitas (adanya hubungan antar variabel bebas). 3. Tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan dari variabel pengganggu) Sebelum melakukan uji regresi, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik, yakni: a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah menggunakan uji Jarque-Bera (uji J-B). Hasil penghitungan nilai J-B

48 hitung ini dibandingkan dengan χ 2 tabel dengan derajat kebebasan (degree of freedom = df) 2 dan α = 5%. Pedoman yang digunakan apabila J-B hitung > dibanding dengan χ 2 tabel df 2 dan α 5%, maka hipotesis yang menyatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal ditolak, dan sebaliknya. b. Uji Heterokedastisitas Dalam regresi linear ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut BLUE adalah Var (ui) = σ 2 (konstan), semua varian mempunyai variasi yang sama. Pada umumnya, heteroskedastisitas diperolah pada data cross section. Jika pada model dijumpai heteroskedastisitas, maka model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Untuk memeriksa keberadaan heteroskedastisitas salah satunya dapat ditunjukkan uji Hal White yang tidak perlu asumsi normalitas dan relatif mudah. Kriteria uji digunakan: a. Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya > taraf nyata (α) yang digunakan, maka persamaan tidak mengalami heteroskedastisitas. b. Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya < taraf nyata (α) yang digunakan, maka persamaan mengalami heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat mempengaruhi efisiensi dari estimatornya. Untuk mendeteksi adanya korelasi serial adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka

49 dilakukan dengan membandingkan DW- statistik dengan DW-tabel. Adapun kerangka identifikasi autokorelasi terangkum dalam tabel berikut: Tabel 12. Uji Statistik Durbin-Watson Nilai Statistik Durbin Watson Hasil 0 < d < d L Menolak hipotesis nol; ada autokerelasipositif d L < d <d U Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan d U d 4 d U Menerima hipotesis nol; tidak ada autokerlasi positif/negative 4 d U d 4 d L Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 d L d 4 Menolak hipotesis nol; ada autokerlasi positif Sumber: Widarjono (2007) Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007): 1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya. 2. Menghitung nilai d. 3. Dengan jumlah obeservasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk konstanta (p-1), kita cari nilai kritis dl dan du di statistik Durbin Watson. 4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel 6. Selain itu gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Breusch Godfrey Serrial Correlation Langrange Multiplier Test yang dikenal dengan uji LM atau LM-Test. Apabila nilai Probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari tarif nyata tertentu (yang digunakan), maka persamaan ini dinyatakan tidak mengalami autokorelasi. Apabila nilai Obs*R-squared yang diperoleh lebih

50 kecil dari pada taraf nyata tertentu maka persamaan tersebut mengandung autokorelasi. Kriteria uji yang digunakan adalah: (1) apabila probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tidak mengalami autokorelasi, dan (2) apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka terdapat autokorelasi. Solusi dari masalah autokorelasi karena salah satu penyebab berikut ini: 1. Dihilangkannya variabel yang sebenarnya berpengaruh terhadap variabel tak bebas. 2. Kesalahan spesifikasi model. Hal ini diatasi dengan mentransformasi model, misalnya dari model linear menjadi non-linear atau sebaliknya. d. Uji Multikolinearitas Uji ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang sempurna atau hampir sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas. Analisis regresi yang baik bilamana tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Gujarati (2006: 68), mengatakan bahwa multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa indikator sebagai berikut: a. R 2 relatif tinggi (0,80 1,00) tetapi hanya sebagian kecil atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan menurut t-test, maka diduga terdapat multikolinearitas. b. Koefisien korelasi parsial (r 2 ) relatif tinggi (lebih tinggi dari R 2 ), maka cenderung terdapat multikolinearitas.

51 Selain itu pengujian terhadap ada atau tidaknya multikolinearitas juga dapat digunakan dengan menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor). Jika suatu variabel bebas memiliki VIF < 5, maka variabel tersebut tidak mengalami multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam model regresi ini adalah melalui Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF melebihi angka 5 maka dikatakan ada multikolinearitas. Tindakan perbaikan dari masalah ini adalah: a. Menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya, b. Mengkombinasikan data cross-sectional dan data deretan waktu, c. Meninggalkan variabel yang sangat berkorelasi, d. Mentransformasikan data, dan e. Mendapatkan tambahan data baru Cara mendeteksi multikolinearitas adalah melakukan regresi antar variabel penjelas (Gujarati, 2003), sehingga: R² yang dihasilkan sangat tinggi katakanlah diatas 0.80. F statistik dan t statistik menunjukan tidak adanya multikolinearitas dan menggunakan korelasi parsial. F. Uji Hipotesis 1. Uji t Pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi parsial dengan menggunakan uji t dengan tingkat keyakinan 95% apabila besarnya varians populasi tidak diketahui, sehingga pengujian hipotesisnya sangat ditentukan

52 oleh nilai-nilai statistiknya. Hipotesis yang diuji pada uji statistik t adalah sebagai berikut: a) Variabel bebas Konsumsi H 0 : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variable konsumsi dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H a : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara variable konsumsi dengan b) Variabel bebas Investasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H 0 : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variable Investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H a : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara variable Investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. c) Variabel bebas Pengeluaran Pemerintah H 0 : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variable Pengeluaran Pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H a : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara variable Pengeluaran Pemerintah d) Variabel bebas Net Ekspor dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H 0 : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variable Net Ekspor dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. H a : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara variable Net Ekspor dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

53 1. H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel atau jika probabilitas t hitung > tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel atau jika probabilitas t hitung < tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah secara statistik bahwa koefisien regresi dari variabel independen secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna dengan membandingkan nilai probabilitas (F-statistik) dengan F tabel, dengan kententuan jika FStatistik > F tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan formulasi hipotesis sebagai berikut: H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0 H 0 diterima (Prob F-statistik signifikan pada α 5%), artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H a : β 1 = β 2 = β 3 0 H a diterima (Prob F-statistik tidak signifikan pada α = 5%), artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.