BAB I PENDAHULUAN. tingkat perkembangan pasar modal menjadi tolok ukur kemajuan perekonomian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang. masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Husnan, 2004:1)

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Fungsi pajak sebagai sumber pendapatan utama bagi negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Hal ini sesuai dengan sifat perusahaan yaitu Profit Oriented,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. alam Indonesia adalah hasil tambang (batubara, minyak bumi, gas alam, timah).

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana investasi yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke subsektorsubsektor yang produktif. Pasar modal memiliki peran penting dalam perkonomian negara karena tingkat perkembangan pasar modal menjadi tolok ukur kemajuan perekonomian. Salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal adalah Saham. Nilai suatu saham tercermin dari harga saham yang berada pada Bursa Efek. Berikut tabel yang menunjukkan perkembangan harga saham Sektoral berdasarkan data dari Indonesia Stock Exchange (IDX).Periode 2008-2013: No Sektor Tabel 1.1 Perkembangan Harga Saham Sektoral Periode 2008 2013 Harga Saham Sektoral (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 918.77 1,753.09 2,284.32 2,146.04 2,062.94 2,139.96 2 Pertambangan 877.68 2,203.48 3,274.16 2,532.38 1,863.67 1,429.31 3 Industri Dasar 134.99 273.93 387.25 408.27 526.55 480.74 4 Aneka Industri 214.94 601.47 967.02 1,311.15 1,336.52 1,205.01 5 Industri Konsumsi 326.84 671.31 1,094.65 1,315.96 1,565.88 1,782.09 6 Properti 103.49 146.80 203.10 229.25 326.55 337.00 7 Infrastruktur 490.35 728.53 819.21 699.45 907.52 930.40 8 Keuangan 176.33 301.42 466.67 491.78 550.10 540.33 9 Perdagangan 148.33 275.76 474.08 582.19 740.95 776.79 10 Manufaktur 236,54 529.02 823.14 992.47 1,147.91 1,150.62 Sumber: idx.co.id

Harga 2 Adapun perkembangan harga saham Sektoral dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 1.1 Perkembangan Harga Saham Sektoral Periode 2008-2013 3.500,00 3.000,00 2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00 Harga Saham Sektoral 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: idx.co.id Pertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri Industri Konsumsi Properti Infrastruktur Keuangan Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 dapat terlihat bahwa seluruh sektor mulai mengalami peningkatan setelah terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008. Namun pada tahun 2010 hingga 2013 ada dua sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor pertanian sebesar -6,3% dan sektor pertambangan sebesar - 56,3%. Dari kedua sektor yang mengalami penurunan, sektor pertambangan mengalami tingkat penurunan tertinggi. Sektor pertambangan terdiri dari empat subsektor yaitu, Pertambangan Batubara, Minyak & Gas Alam, Pertambangan Logam & Mineral, dan Penggalian Tanah Atau Batuan. Berikut adalah tabel perkembangan harga saham pada setiap subsektor disektor pertambangan untuk periode 2008-2013:

Harga Saham 3 Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2008 2013 No Subsektor Harga Saham (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Batubara 3.583,57 10.200,71 14.796,43 12.530,71 10.153,57 7.398,57 2 3 4 Minyak & Gas Alam Logam & Mineral Tanah atau Batuan 988 1.034 734 586 805 989 1.188 2.150 2.188 1.511 1.613 1.134 50 61 93 61 71 70 Sumber: idx.co.id Adapun perkembangan harga saham Sektor Pertambangan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 1.2 Perkembangan Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2008-2013 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 Harga Saham Sektor Pertambangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: idx.co.id Batubara Minyak & Gas Alam Logam & Mineral Penggalian Tanah & Batuan Berdasarkan tabel 1.2 dan gambar 1.2 diatas, terdapat dua subsektor yang mengalami penurunan harga saham dari tahun 2010 hingga 2013 yaitu

4 pertambangan batubara dengan penurunan sebesar 49,9% dan subsektor minyak & gas alam dengan penurunan sebesar 48,2%, dari kedua subsektor yang mengalami penurunan harga saham tersebut, subsektor pertambangan batubara mengalami penurunan harga saham tertinggi. Sebagai sektor utama penggerak ekonomi negara, harga saham sektor pertambangan yang melemah mengindikasikan semakin rendahnya ekspektasi dan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan pada sektor pertambangan, perubahan harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Arifin (2001: 116 125), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah kondisi fundamental perusahaan, hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, kurs valuta asing, dana asing di bursa, news and rumors, deviden, laba perusahaan, dan faktor lain. Faktor-faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja perusahaan itu sendiri. Lalumenurut Arifin (2001:116) faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya. Berikut adalah penjelasan mengenai kinerja menurut Jumingan (2006:239) Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya. Sedangkan dari aspek keuangan, mengutip dari Rika Anggara

5 menurut Jumingan (2006:239) Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Pada penelitian ini akan meneliti likuiditas sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham. likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2000:31), Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tandelilin (2010:372) perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pada harga saham yang cederung akan naik karena tingginya permintaan. Berikut adalah tabel perkembangan rata-rata likuiditas berdasarkan pada indikator Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR) dari perusahaan pada subsektor pertambangan batubara: Tabel 1.3 Perkembangan Likuiditas Perusahaan Subsektor Coal Mining Periode 2008-2013 LIKUIDITAS 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Current Ratio (CR) 1.62 2.01 2.23 2.03 1.99 1.69 Quick Ratio (QR) 1.43 1.81 2.05 1.84 1.72 1.43 Sumber: idx.co.id Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa indikator Current Ratio mengalami penurunan sebesar 24,22% dan Quick Ratio mengalami penurunan sebesar 30,24% dimulai dari tahun 2010 hingga 2013, dan penurunan terbesar terdapat

6 pada Quick Ratio (QR), Sehingga pada penelitian ini akan diteliti kinerja likuiditas yang diukur dengan menggunakan indikator Quick Ratio. Berdasarkan uraian diatas dapat diduga bahwa secara teori, likuiditas memiliki pengaruh terhadap harga saham, karena perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya akan meningkatkan minat investor, dan tingginya minat investor terhadap suatu perusahaan akan berpengaruh pada permintaan terhadap saham perusahaan itu sendiri. Kinerja keuangan lain yang akan diteliti pada penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009: 25). Hal ini sejalan dengan pendapat Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007:317) yang mengatakan bahwa Jika kemampuan perusahaan menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat sehingga dapat dikatakan profitabilitas mempengaruhi harga saham. Adapun data perkembangan kinerja profitabilitas dilihat dari rasio Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) pada ketujuh perusahaan yang berada pada subsektor pertambangan batubara adalah sebagai berikut:

7 Tabel 1.4 Perkembangan Kinerja Profitabilitas Perusahaan Subsektor Coal Mining Periode 2008-2013 PROFITABILITAS 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Gross Profit Margin 32.82 35.60 35.61 37.41 29.76 23.44 Net Profit Margin 10.14 12.68 15.37 13.09 8.86 4.68 Operating Profit Margin 19.71 23.43 23.09 28.93 18.19 11.43 Retun on Asset 11.56 12.96 16.16 21.02 11.84 6.77 Return on Equity 22.32 23.54 31.56 37.13-3.38 13.33 Earning Per Share 516 646 952 1,083 764 497 Sumber:idx.co.id Berdasarkan Tabel 1.4 diketahui bahwa kinerja profitabilitas dari perusahaan subsektor pertambangan batubara periode 2008-2013 menunjukan keenam indikator tersebut mengalami penurunan pada periode 2011 sampai 2013, dan penuruanan terbesar terdapat pada Return on Asset (ROA), dengan persentase penurunan sebesar 67.79%. Sehingga pada penelitian ini akan meneliti kinerja profitabilitas yang diukur dengan menggunakan indikator Return On Asset. Penurunan harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara yang diduga terkait dengan penurunan kinerja profitabilitas dan likuiditas yang diukur dengan menggunakan indikator ROA dan QR menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh antara likuiditas dan profitabilitas dengan harga saham. Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Pertambangan Batubara di Bursa Efek Indonesia)

8 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Salah satu dari instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/ jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut, nilai suatu saham tercermin dari harga saham yang diterbitkan. Sektor pertambangan merupakan sektor yang mengalami penurunan harga saham paling besar dari tahun 2010 sampai penutupan tahun 2013, dari keempat subsektor yang ada, subsektor pertambangan batubara adalah yang terbesar karena lebih dari separuh perusahaan yang ada pada sektor pertambangan berada pada subsektor pertambangan batubara. Pada penelitian ini akan diteliti perubahan harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara, dikarenakan penurunan harga saham yang terus merosot dari tahun 2010 hingga 2013. Maka, pada penelitian ini akan meneliti kinerja likuiditas dan profitabilitas sebagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham.

9 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana gambaran likuiditas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara? 2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara? 3. Bagaimana gambaran harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara? 4. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara? 5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan data mengenai likuiditas, profitabilitas dan harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubarasebagai bahan analisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran likuiditas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara.

10 2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara. 3. Untuk mengetahui gambaran harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan batubara. 4. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara. 5. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis atau praktis, adalah sebagai berikut : 1.4.1 Keguanaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif dalam aspek teoritis (keilmuan) terhadap ilmu manajeman keuangan terutama yang berkaitan dengan pengaruh likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan subsektor pertambangan batubara. Sehingga penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para akademisi dalam mengembangkan teori keuangan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan diantaranya sebagai berikut:

11 a. Bagi penulisdapat mengetahui gambaran perbandingan antara teori dan praktek tentang manajemen keuangan di pasar modal terutama manajemn investasi. b. Bagi investor bisa dijadikan referensi dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. c. Bagi emiten dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengatasi masalah penurunan harga saham sehingga dapat meningkatkan kinerja yang nantinya dapat mendorong minat investor untuk berinvestasi. d. Bagi pembaca atau peneliti berikutnya dapat digunakan untuk memberikan tambahan referensi maupun pengetahuan pembaca, dan menjadi sumbangan rujukan bagi peneliti berikutnya yang mungkin ingin membahas tema yang masih berkaitan atau bahkan sama dengan penelitian ini.