BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A.. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dalam upaya mewujudkan citacita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan ini telah diatur oleh pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan menurut Hamalik (2005:7) Dimanapun di dunia ini terdapat masyarakat dan di sana pula terdapat pendidikan, artinya pendidikan tidak boleh dipisahkan dari manusia. Selain itu juga pendidikan mempunyai tujuan yang penting di dalam kehidupan masyarakat yaitu mengembangkan potensi manusia menjadi manusia yang kreatif, mandiri, berilmu, bertaqwa dan beriman, sehingga pendidikan menjadi kebutuhan dalam memajukan masyarakat dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sebagaimana yang dicantumkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah merupakan tugas pemerintah dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun demikian tugas ini bukan semata-mata hanya

2 menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua di dalam memberikan pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan tujuannya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu

2 upaya untuk menyiapkan generasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Daryanto (2010:2) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Seseorang yang belajar diharapkan akan membawa perubahan yang positif dari tingkah laku sebelumnya, sehingga proses belajar itu sendiri memberikan dampak yang baik bagi kepribadian seseorang. Akan tetapi, pada kenyataannya proses belajar tidak selalu lancar dan berhasil dengan baik. Ada beberapa kendala yang terjadi ketika proses belajar berlangsung. Terutama dalam mata pelajaran Akuntansi, dalam proses pelajarannya dibutuhkan pemahaman serta ketelitian yang tinggi dari peserta didik. Mata pelajaran Akuntansi menuntut siswa untuk memahami konsep dari awal hingga akhir pelajaran, karena materi Akuntansi saling berkesinambungan satu sama lainnya. Proses belajar yang tidak selalu lancar dan berhasil dengan baik ini menyebabkan prestasi belajar yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 26 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada pada cluster 3 dalam hal kualitas pendidikan. Sama dengan SMA pada umumnya, SMA N 26 Bandung terdiri dari dua program jurusan yaitu IPA dan IPS. Meskipun SMA N 26 Bandung tidak berada pada cluster 1 dan bukan termasuk sekolah unggulan. Namun sekolah ini sudah terakreditasi A dan sudah banyak memperoleh prestasi baik dalam akademik maupun non akademik. Prestasi yang pernah diraih, antara lain juara 2 lomba futsal tingkat provinsi, juara 2 lomba juara 2 lomba futsal yang diselenggarakan di SMAT Krida Nusantara, juara umum lomba baris berbaris.

3 Dalam mata pelajaran Ekonomi Akuntansi, meraih peringkat ke 13 dari kurang lebih 180 peserta yang mengikuti dari beberapa sekolah dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Prestasi keseluruhan siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 26 Bandung cukup memuaskan, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Akuntansi lebih banyak yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pelajaran, yang dinyatakan dalam bentuk nilai, baik nilai ulangan harian, nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Tercapainya proses pendidikan dapat ditentukan dari tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dikatakan tinggi, apabila nilainya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah yang disebut dengan KKM. Untuk memahami fenomena ini, maka dilakukan pengumpulan data mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 73. Data ini diambil dari SMA N 26 Bandung adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Nilai rata-rata Jumlah siswa Jumlah siswa siswa dibawah KKM diatas KKM XI IPS 1 70,93 23 (53%) 20(47%) XI IPS 2 80,57 9 (22%) 32 (78%) Jumlah rata-rata 75,64 32 (38%) 52 (62%) Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa kelas XI IPS SMAN 26 Bandung Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat, ternyata masih ada siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Persentase siswa kelas XI IPS SMA N 26 Bandung yang telah mencapai KKM sebanyak 52 siswa atau

4 sekitar 62% sedangkan sisanya sebanyak 32 siswa atau sekitar 38% masih belum mencapai KKM. Seharusnya mencapai 100% untuk perolehan KKM. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran Akuntansi lebih banyak yang berada di atas KKM. Fenomena prestasi belajar yang cukup baik ini tidak merata, karena untuk kelas XI IPS 1 masih terda pat 53% yang berada di bawah KKM. Perolehan prestasi belajar siswa yang baik maupun yang kurang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tidak seluruh siswa dalam keadaan yang sama, sehingga dalam memperoleh prestasi belajar setiap siswa berbeda-beda. Ada prestasi belajarnya yang baik dan ada prestasi belajar yang kurang baik pula. Dampak dari prestasi belajar yang kurang baik bagi siswa adalah siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi selanjutnya, karena materi Akuntansi merupakan materi yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga siswa dituntut untuk memahami materi dasar terlebih dahulu, agar dapat memahami materi selanjutnya. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu. (Tirtonagoro, 2001: 43). Oleh karena itu agar optimal dalam mencapai prestasi belajar, diharapkan untuk mengetahui serta memahami faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar. B. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah perolehan prsetasi belajar siswa yang masih ada dibawah KKM. Perolehan prestasi belajar Akuntansi tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pihak sekolah, siswa dan orang tua

5 yang pada akhirnya akan menunjang dalam pencapaian peningkatan prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar dapat dikatakan optimal apabila tingkat pencapaiannya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu nilai yang diperoleh siswa memenuhi nilai minimum atau nilai KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Miranda dkk. (dalam Hawadi, 2004:168-169) bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1) Faktor-faktor yang ada pada siswa Faktor-faktor ini meliputi: taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri, kondisi fisik dan psikis. 2) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga Faktor-faktor ini meliputi: hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dengan anak, jenis pola asuh, keadaan sosial ekonomi. 3) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah Faktor-faktor ini meliputi: guru, kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua, lokasi sekolah. Selanjutnya menurut Slameto (2003:54-72): Pretasi belajar dipengaruhi oleh: 1. Faktor internal a. Faktor jasmani terdiri dari: faktor kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologis terdiri dari: intelegensia, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. c. Faktor kelelahan 2. Faktor eksternal a. Faktor keluarga terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

6 pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat seperti: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Dari beberapa faktor di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Ahmadi (2007:221) menyatakan bahwa: Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terbentuk dari lakilaki dan wanita, dimana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Dengan demikian unsur keluarga merupakan hal yang penting sebelum mengarah lebih lanjut pada sekolah dan masyarakat. Unsur keluarga tersebut didalamnya terdapat pola asuh orang tua yang diterapkan dalam kehidupan seharihari. Pola asuh yang diterapkan kepada anak-anaknya yaitu mendidik untuk menciptakan ilmu yang berguna baik melalui sekolah yang berlangsung secara terus menerus maupun di lingkungan masyarakat dimana anak berada. Menurut Sunaryo (dalam Wibowo, 2012: 75-76) bahwa keluarga yang harmonis, rukun dan damai akan tercermin dari kondisi psikologis dan karakter anak-anaknya. Begitu sebaliknya, anak yang kurang berbakti, tidak hormat, bertabiat buruk, sering melakukan tindakan di luar moral kemanusiaan atau berkarakter buruk, lebih banyak disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam keluarganya yang bersangkutan. Pada dasarnya pola asuh orang tua terhadap anak tergantung pada sikap serta perilaku orangtua dalam keluarga. Jika pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya di rumah baik, maka di sekolah atau di lingkungan masyarakat perilaku anak akan baik pula. Sebaliknya, jika pola asuh orang tua dalam mendidik

7 anaknya di rumah dengan kurang baik, maka di sekolah atau di lingkungan masyarakat perilaku anak cendurung akan kurang baik pula. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Haq (2009) menyebutkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap prestasi belajar siswa. Penelitan menurut Azizah (2012) diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar. Selain itu berdasarkan penilitian Palupi (2013) bahwa ada hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan prestasi belajar. Selain ketiga penelitian di atas, Turner et al (2009) dalam jurnalnya dengan judul The Influence of Parenting Styles, Achievement Motivation, and Self-Efficacy on Academic Performance in College Student, menyebutkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua demokratis mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, serta motivasi intrinsik dan self-efficacy diprediksi mempengaruhi prestasi akademik. Sedangkan menurut Hong dalam jurnalnya dengan judul Impacts of Parenting on Children s Schooling bahwa Keterlibatan orang tua dan keberhasilan akademik menunjukkan bahwa praktek dan gaya pengasuhan kedua orang tua mempengaruhi prestasi anak-anak di sekolah. Pola asuh itu sendiri merupakan aspek yang penting untuk disoroti dalam menumbuhkan prestasi belajar. Seseorang yang memiliki suatu tingkat prestasi tertentu, pasti tidak terlepas dari kondisi keluarga mereka. Kondisi keluarga ini terkait dengan pola asuh orang tua yang diterapkan. Hamidi dan Dasiemi S (1991: 4) menyatakan bahwa Pola asuh orang tua adalah cara yang digunakan orang tua dalam mendidik anak-anaknya yang dianggap paling sesuai dengan cita-citanya dalam mengantarkan anaknya-anaknya menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Oleh karena itu, Palupi (2010:3) menyebutkan bahwa Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar dan prestasi anaknya, karena pola asuh orang tua juga telah menjadi prediktor yang

8 mempengaruhi perkembangan dalam kemampuan sosial, kemampuan akademik, perkembangan psikososial, bahkan pembentukan perilaku yang bermasalah. Sangatlah penting untuk mengetahui konsep-konsep dasar tentang pengaruh anatara pola asuh dengan prestasi belajar. Pola asuh yang tepat tidak hanya dilihat dari sudut pandang orang tua saja, tetapi juga dilihat dari sudut pandang anak. Orang tua bisa melakukan komunikasi dan negosiasi dengan anak mereka tentang penerapan pola pengasuhan yang diterapkan. Hal ini berarti bahwa anak menganggap pola asuh orang tua mereka tepat dan sesuai bagi dirinya, serta akan mendukung perkembangan dirinya untuk mencapai sebuah prestasi belajar. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena yang telah diuraikan, maka penulis melalukan penelitian dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi.

9 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pola asuh yang diterapkan oleh orangtua siswa kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. 3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. D. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai prestasi belajar siswa dengan memperhatikan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi. Sehingga penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran pola asuh yang diterapkan orangtua siswa kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. 3. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

10 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. 2. Manfaat Praktis - Hasil penelitian ini bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan acuan dalam mengembangkan prestasi belajar siswa. - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru dalam dunia penelitian mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.