LAPORAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

CURICULUM VITAE. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra

SOSIALISASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM)

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM PENUNTASAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS, WBK, DAN WBBM

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI INTERNAL PELAKSANAAN WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/193/2015 TENTANG TIM PENILAI INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2012, No1294.

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA,

2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Penandatanganan Berita Acara Konsensus Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

KORUPSI WILAYAH BIROKRASI BERSIH

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PEDOMAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 11/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP. c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PENTINGNYA PELAPORAN LHKASN MENUJU PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM MENANGKAL TUMBUHNYA PRAKTEK KORUPSI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

KEPUTUSAN NOMOR : 70 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 339/HK/2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENILAI INTERNAL DAN KELOMPOK KERJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

Transkripsi:

LAPORAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JANUARI 2016

A. Dasar Hukum 1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; 3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 411 Tahun 2015 tentang Penerimaan Penghargaan Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik di Lingkungan Kementerian Perhubungan. B. Rangkuman Kegiatan Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka instansi pemerintah perlu untuk membangun pilot project pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi percontohan penerapan pada unit-unit kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan Zona Integritas. Kementerian Perhubungan telah melakukan pencanangan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Perhubungan pada tanggal 12 Desember 2012 bersamaan dengan Hari Anti Korupsi Dunia. Pencanangan tersebut menjadi titik awal pembangunan Zona Integritas di Kementerian Perhubungan dengan harapan seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dapat menjadi Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Menindaklanjuti pencanangan tersebut, Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan sebagai leading sector pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Perhubungan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung kesuksesan pencapaian pembangunan Zona Integritas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi Preventif Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) di lingkungan Kementerian Perhubungan yang diselenggerakan pada 5 (lima) provinsi setiap Tahun Anggaran dengan peserta seluruh pegawai pada Unit Kerja pada provinsi tempat penyelenggaraan kegiatan. Pada tahun anggaran 2015, sosialisasi telah dilaksanakan pada

seluruh provinsi dengan lebih dari 2000 pegawai ikut berpartisipasi. Pada acara sosialisasi tersebut didatangkan narasumber baik dari internal Inspektorat Jenderal maupun dari aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi maupun beberapa narasumber merupakan justice collaborator pada kasus korupsi. Dengan diselenggarakannya sosialisasi ini, diharapkan dapat memberikan wawasan tentang tindak pidana korupsi dan diharapkan memiliki awaraness untuk mencegah dan menghindarinya; 2. Penilaian Unit Kerja dengan Kinerja terbaik di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan kriteria penilaian sesuai dengan Lembar Kerja Evaluasi pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih dan Melayani. Selanjutnya Unit kerja yang terpilih akan dibina untuk dipersiapkan mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Penilaian tersebut telah dilaksanakan dimulai pada tahun anggaran 2012. Penilaian Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik terbagi kedalam tingkat eselon Unit Kerja (Eselon II, III dan IV) agar dapat diperoleh penilaian yang sebanding sesuai beban kerja, tugas dan fungsi. Proses penilaian Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik dilakukan dengan melalui dua tahap, yaitu: - Seleksi Tahap I Seleksi Tahap I dilakukan berdasarkan Laporan Hasil Audit (LHA) yang dilakukan oleh APIP maupun auditor eksternal dan Tindak Lanjut Hasil Audit (TLLHA) yang telah dilaksanakan Unit Kerja atas rekomendasi LHA tersebut. Berdasarkan evaluasi terhadap kedua data tersebut, kemudian diberikan peringkat Unit Kerja dan selanjutnya diplenokan untuk ditetapkan short list Unit Kerja yang lolos Seleksi Tahap I yang terbagi kedalam kategori Eselon II, III dan IV. Gambar Seleksi Tahap I - Seleksi Tahap II Seleksi Tahap II dilakukan terhadap Unit Kerja yang telah lolos Seleksi Tahap I. Seleksi dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pelaksanaan seleksi Tahap II dengan mendatangi Unit Kerja dan melihat secara langsung untuk melihat

bagaimana kelengkapan dan pemenuhan dokumen, pelaksanaan tugas dan fungsi dan khususnya pelayanan publik yang diberikan. Gambar Proses Penilaian Unit Kerja Dengan Kinerja Terbaik Penetapan pemenang didasarkan pada hasil seleksi Tahap I dan Tahap II pada masingmasing Kategori Eselon (Eselon II, III dan IV) dan Penyerahan Penghargaan dilaksanakan bertepatan pada peringatan Hari Perhubungan Nasional tanggal 17 September setiap tahunnya. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Penilaian Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik tersebut adalah untuk mempersiapkan Unit Kerja yang terpilih tersebut yang selanjutnya akan diajukan kepada Menteri PAN-RB untuk memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada tahun berikutnya. Pada tahun 2016 ini, direncanakan untuk pertama kali Kementerian Perhubungan akan mengajukan Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas Korupsi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Unit Kerja yang diajukan adalah tiga Unit Kerja yang ditetapkan sebagai Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik Tahun 2015. Unit Kerja yang lolos Seleksi Tahap I Penilaian Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik Tahun 2015 sebanyak 21 Unit Kerja dengan rincian sebagai berikut: NO UNIT KERJA HASIL SELEKSI TAHAP I ESELON II 1. Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan Ditjen Perhubungan Udara 78.75

2. PP SDM Aparatur Perhubungan BPSDM Perhubungan 72.50 3. Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara 70.00 4. STTD Bekasi BPSDM Perhubungan 66.43 5. KSOP Kelas I Benten Ditjen Perhubungan Laut 61.67 6. Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Ditjen Perhubungan Udara 61.43 ESELON III 1. UPP Kelas I Tanjung Laut Ditjen Perhubungan Laut 86.25 2. Disnav Kelas II Semarang Ditjen Perhubungan Laut 83.50 3. Balai LLAJSDP Jambi Ditjen Perhubungan Darat 80.83 4. Disnav Kelas II Benoa Ditjen Perhubungan Laut 77.83 5. Balai Kesehatan Kerja Pelayaran Ditjen Perhubungan Laut 77.25 6. Otorita Bandar Udara Wilayah VI Padang Ditjen Perhubungan Udara 73.92 7. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Ditjen Perhubungan Udara 69.55 8. Bandar Udara Kelas III Binaka Ditjen Perhubungan Udara 78.39 ESELON IV 1. UPP Kelas III Karimunjawa Ditjen Perhubungan Laut 97.50 2. UPP Kelas III Jepara Ditjen Perhubungan Laut 86.25 3. UPP Kelas III Juwana Ditjen Perhubungan Laut 81.79 4. KSOP Kelas IV Padang Bai Ditjen Perhubungan Laut 80.83 5. Bandara Kelas III Naha Tahuna Ditjen Perhubungan Darat 73.93 6. Bandara Kelas III Sultan Bantilan Ditjen Perhubungan Udara 78.17 7. Bandara Kelas III Batom Papua Ditjen Perhubungan Udara 77.50 Terhadap 21 Unit Kerja tersebut, kemudian dilakukan Seleksi Tahap II dengan melakukan peninjauan lapangan (on the spot) menggunakan kriteria penilaian mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 52 tahun 2014 dan menghasilkan nilai sebagai berikut:

NO UNIT KERJA TINGKAT ESELON HASIL SELEKSI TAHAP I HASIL SELEKSI TAHAP II NILAI TOTAL (I + II) 1. Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan Ditjen Perhubungan Udara II 78.75 90 85.5 2. PP SDM Aparatur Perhubungan BPSDM Perhubungan II 72.5 82 78.2 3. Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara II 70 85 79 4. STTD Bekasi BPSDM Perhubungan II 66.43 80 74.572 5. KSOP Kelas I Benten Ditjen Perhubungan Laut II 61.67 79.5 72.368 6. Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Ditjen Perhubungan Udara II 61.43 85 75.572 7. UPP Kelas I Tanjung Laut Ditjen Perhubungan Laut III 86.25 82 83.7 8. Disnav Kelas II Semarang Ditjen Perhubungan Laut III 83.5 91.25 88.15 9. Balai LLAJSDP Jambi Ditjen Perhubungan Darat III 80.83 79 79.732 10. Disnav Kelas II Benoa Ditjen Perhubungan Laut III 77.83 97 89.332 11. Balai Kesehatan Kerja Pelayaran Ditjen Perhubungan Laut III 77.25 80 78.9 12. Otorita Bandar Udara Wilayah VI Padang Ditjen Perhubungan Udara III 73.92 82 78.768 13. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Ditjen Perhubungan Udara III 69.55 88 80.62 14. Bandar Udara Kelas III Binaka Ditjen Perhubungan Udara III 78.39 80 79.356 15. UPP Kelas III Karimunjawa Ditjen Perhubungan Laut IV 97.5 70 81 16. UPP Kelas III Jepara Ditjen Perhubungan Laut IV 86.25 80 82.5 17. UPP Kelas III Juwana Ditjen Perhubungan Laut IV 81.79 85 83.716 18. KSOP Kelas IV Padang Bai Ditjen Perhubungan Laut IV 80.83 78 79.132

19. Bandara Kelas III Naha Tahuna Ditjen Perhubungan Darat IV 73.93 80 77.572 20. Bandara Kelas III Sultan Bantilan Ditjen Perhubungan Udara IV 78.17 84 81.668 21. Bandara Kelas III Batom Papua Ditjen Perhubungan Udara IV 77.5 70 73

Hasil rapat pleno dilakukan untuk menentukan tiga unit kerja terbaik untuk setiap kategori eselon dan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 411 Tahun 2015 tentang Penerimaan Penghargaan Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik di Lingkungan Kementerian Perhubungan, Penghargaan Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik diberikan kepada: NO KATEGORI ESELON II ESELON III ESELON IV 1 Terbaik I (Pertama) 2 Terbaik II (Kedua) 3 Terbaik III (Ketiga) Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan Direktor Angkutan Udara Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan Distrik Navigasi Kelas II Benoa Distrik Navigasi Kelas II Semarang UPP Kelas I Tanjung Laut UPP Kelas III Juwana UPP Kelas III Jepara Bandar Udara Kelas III Sultan Bantilan Berdasarkan surat Inspektur Jenderal nomor UM.008/1/2/ITJEN-2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Penunjukan Unit Kerja Menjadi Kandidat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Tahun 2016 mengajukan Unit Kerja yang memperoleh penghargaan Unit Kerja dengan Kinerja Terbaik untuk menjadi kandidat WBK Kementerian Perhubungan Tahun 2016, yaitu: - Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan Ditjen Perhubungan Udara (Eselon II); - Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara (Eselon II); dan - Distrik Navigasi Kelas I Benoa Ditjen Perhubungan Laut (Eselon III). Selain itu, diajukan pula Otoritas Bandar Udara Wilayah I Soekarno-Hatta Ditjen Perhubungan Udara dan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Bekasi Ditjen Perhubungan Darat sebagai kandidat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Kemudian, berdasarkan arahan dan pertimbangan Menteri Perhubungan pada Rapat Pimpinan tanggal 31 Maret 2016, penunjukan kandidat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Kementerian Perhubungan Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Unit Kerja Eselon I); 2. Direktorat Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Unit Kerja Eselon II); dan 3. Subdirektorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Unit Kerja Eselon III). Dalam rangka mendukung kesiapan ketiga unit kerja tersebut dalam menghadapi penilaian Wilayah Bebas Korupsi (WBK) oleh Tim Penilai Nasional (TPN) yang terdiri dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB),

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Inspektorat Jenderal telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pendampingan persiapan penilaian tersebut yang terdiri dari: 1. Rapat Persiapan Penilaian Wilayah Bebas Korupsi yang diselenggarakan pada tanggal 6 April 2016 di Ruang Rapat Brawijaya (Gd. Karsa Lantai 6) sesuai dengan Surat Undangan Sekretaris Inspektorat Jenderal nomor UM.202/4/19/ITJEN-2016 perihal Undangan Rapat Persiapan Penilaian WBK yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal dan dihadiri perwakilan dari ketiga Unit Kerja yang menjadi Kandidat WBK Kementerian Perhubungan. Dalam rapat disepakati timeline penilaian WBK serta peran dan tanggung jawab ketiga Unit Kerja dimaksud dengan Inspektorat Jenderal sebagai pendamping; 2. Rapat Pendampingan pengisian Self Assessment Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang diselenggarakan pada tanggal 11 April 2016 di Ruang Rapat Sekretaris Inspektorat Jenderal; 3. Melengkapi data dukung LKE ZI-WBK pada tanggal 18 April 2016 oleh ketiga kandidat dan diperiksa oleh Tim Penilai Internal. 4. Studi Banding Penilaian WBK pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Kementerian Pertanian sebagai salah satu Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Studi Banding dilaksanakan oleh perwakilan ketiga Unit Kerja kandidat WBK dan Inspektorat Jenderal pada tanggal 20-21 April 2016. Gambar Studi Banding ZI-WBK ke BKP Yogyakarta

5. Pengajuan ketiga Unit Kerja kandidat WBK Kementerian Perhubungan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) oleh Menteri Perhubungan sesuai dengan surat Menteri Perhubungan nomor UM.007/2/9A Phb-2016 tanggal 21 April 2016 perihal Penyampaian Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Tahun 2016. 6. Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Direktorar Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut dan Subdirektorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Ditjen Perhubungan Darat yang disampaikan oleh Inspektur Jenderal pada tanggal 11 Mei 2016 di Ruang Mataram. Gambar Sosialisasi Zi-WBK Tanggal 11 Mei 2016 Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan Unit Kerja kandidat WBK dapat memiliki kesiapan administrasi dan teknis dalam menghadapi penilaian Tim Penilai Nasional yang akan diselenggarakan pada bulan Juli September 2016.