BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. berkualitasnya sumber daya manusia (human capital) negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

ANALISIS KORELASI MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Oleh Dionisius Sihombing dan Mayor Sihombing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah lama dilakukan dengan melaksanakan inovasi pada program

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha apapun yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU PAI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PAI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam indeks pembangunan manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations Development Programs (UNDP). Unsur pendidikan dianggap sebagai indikator kemajuan pembangunan sebuah masyarakat, di samping kesehatan dan daya beli masyarakat. Dengan posisi tersebut, pendidikan dianggap cukup strategis untuk dijadikan agenda pembangunan bangsa. Untuk itu seluruh potensi pendidikan hendaknya diarahkan pada pencapaian tingkat kemajuan pembangunan pendidikan yang mantap, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sejalan dengan hal itu, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab I Pasal 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Selanjutnya untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu, pemerintah juga menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada Bab I Pasal 1 no. 24 disebutkan bahwa 1

2 Lembaga Penjaminan mutu Pendidikan mempunyai tugas membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Lebih spesifik lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 07 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan pada Pasal 3 bagian c menyebutkan bahwa fungsi LPMP adalah menyelenggarakan supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional. Dalam perjalanannya, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat terus mencoba melakukan inovasi-inovasi program dalam kerangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Penterjemahan tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dalam konteks LPMP Jawa Barat adalah dengan menyusun Program Teacher self Evaluation (TSE) sejak tahun 2008 s.d 2010. Mutu Pendidikan atau mutu sekolah seringkali tertuju pada mutu lulusan. Untuk menghasilkan mutu lulusan, sekolah harus memberikan pelayanan proses pendidikan yang bermutu pula. Lebih lanjut, terjadinya proses pendidikan yang bermutu sangat didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Diantara faktor penunjang yang paling signifikan adalah ketersedian guru yang kompeten dan profesional yang dapat memberikan pelayanan proses pendidikan secara langsung pada peserta didik. Lembaga

3 Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat sepakat bahwa jantungnya peningkatan mutu sekolah adalah evaluasi diri sekolah, dan kata kunci dari evaluasi diri sekolah terletak pada evaluasi diri guru dan tenaga kependidikan lainnya. Berdasarkan hasil visitasi di hampir seluruh kabupaten/kota, rendahnya Proses Belajar Mengajar di kelas menjadi profil utama di setiap sekolah. Oleh karena itu, LPMP Jawa Barat menilai bahwa guru menjadi sasaran utama program evaluasi diri sekolah pada tahap awal, sehingga program ini difokuskan pada evaluasi diri guru (self-assessment of teacher). Fokus Program Teacher Self Evaluation adalah membantu guru mencapai level kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru. Seiring perkembangannya program Teacher Self Evaluation LPMP Jawa Barat senantiasa melakukan evaluasi kinerjanya dan melakukan perbaikanperbaikan, baik dari sisi konten program maupun jasa layanan pendidikannya. Proses monitoring program dilakukan baik secara langsung melalui kunjungan oleh tim management Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat, atau melalui pengukuran hasil capaian program untuk empat kompetensi yang menjadi fokus pendampingan. Hasil uji melalui test kompetensi pedagogik dan profesional, pengisian instrumen evaluasi mandiri guru untuk kompetensi sosial dan kepribadian, serta observasi kelas untuk kompetensi pedagogik merupakan bahan dasar dalam melakukan kontrol mutu capaian program.

4 Disisi lain tuntutan mutu dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan dewasa ini terus meningkat. Masyarakat pendidikan sekarang tidak lagi terpaku pada dasar standar yang ditetapkan pemerintah semata, melainkan menuntut adanya mutu layanan yang ditentukan oleh kebutuhan masyarakat pendidikan itu sendiri. Fenomena ini berpengaruh pada mutu hubungan antara pemerintah dan masyarakat pendidikan. Jika sebelumnya lembaga pemerintahan diposisikan lebih tinggi daripada masyarakat atau bahkan mungkin berperilaku seolah-olah pemerintahan adalah sistem yang tertutup, maka kini lembaga pemerintahan dan masyarakat memiliki posisi yang setara. Hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) menunjukan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Tercatat pada Juli 2009 sebesar 85% kemudian turun menjadi 70% pada Januari 2010 dan Indo Barometer yang turun dari 90% pada Juli 2009 menjadi 75% pada Januari 2010 (Suryana, 2010). Mengamati fakta ini, perlu disadari bahwa memberikan pelayanan publik yang bermutu merupakan salah satu media untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat tersebut. Pelayanan publik yang bermutu kepada masyarakat menjadi semakin penting untuk dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman (Napitupulu, 2007 : 193), yaitu: bahwa banyak pelayanan publik yang tidak bermutu sehingga konsumen tidak puas. Aktualisasi ketidakpuasan terhadap pelayanan yang tidak bermutu itu dapat diamati dari sikap dan perlilaku konsumen. Penyebab pelayanan yang tidak bermutu itu adalah adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diterima masyarakat.

5 Dari pemaparan di atas lembaga pemerintahan seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sebagai penyedia layanan (service provider) publik khususnya dalam bidang peningkatan mutu pendidikan sebaiknya mempertimbangkan apa yang harus dipuaskan terhadap stake holder yaitu masyarakat pendidikan. Hal ini sangat penting karena apabila sebuah lembaga pemerintahan mengabaikannya maka akan terjadi kesenjangan antara mutu layanannya dengan harapan stake holder. Sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang memberikan pelayanan publik dalam bidang pendidikan dan telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat harus mampu memberikan layanan yang bermutu kepada salah satu stake holder terdekatnya, yaitu guru. Selama pelaksanaan program ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat telah mencoba memberikan pelayanan terbaiknya dalam melakukan pendampingan bagi guru-guru dalam meningkatkan kompetensinya baik melalui pendampingan langsung maupun melalui instrument evaluasi mandiri guru. Untuk mengetahui pengaruh tingkat mutu layanan program Teacher Self Evaluation terhadap kompetensi guru dan mutu proses pembelajaran, maka peneliti merasa perlu untuk mengkaji hal tersebut. Memperhatikan latar belakang tadi maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Mutu Layanan Program Teacher Self Evaluation terhadap Kompetensi Pedagogik dan Mutu Proses Pembelajaran.

6 B. Indentifikasi Masalah Kementerian Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Jangka Menengah tahun 2009 2013 telah menetapkan point penting mengenai Pelayanan Publik bidang Pendidikan. Akses informasi pendidikan, mutu layanan bidang pendidikan dan akselerasi peningkatan mutu pendidikan menjadi dasar bagi setiap langkah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Berbagai usaha dilakukan Kementerian Pendidikan Nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa ini melalui berbagai program. Ketidak percayaan atau kekurang puasan publik terhadap pelayanan jasa di berbagai bidang menjadi suatu permasalahan tersendiri, tidak terkecuali bagi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sebagai salah satu kepanjang tanganan pusat di daerah yang bertugas membantu pemerintah daerah dalam melakukan proses penjaminan mutu pendidikan. LPMP sudah seharusnya memikirkan strategi untuk perbaikan mutu pendidikan, untuk kemudian dituangkan ke dalam berbagai program penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Tenaga Pendidik mendapatkan prioritas dalam proses perbaikan mutu berkelanjutan khususnya bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, dengan fokus utama adalah peningkatan empat kompetensi guru, yang pada akhirnya akan berpengarh terhadap mutu proses pembelajaran dan mutu lulusan. Selama hampir delapan tahun Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO di lingkungan kerjanya, mutu proses dalam penyelenggaraan program peningkatan mutu tentunya

7 mendapatkan perhatian dalam rangka kontrol kualitas sehingga lembaga pemerintahan seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat mampu membuktikan bahwa pelayanan jasa bidang pendidikan yang diberikan mampu sesuai dan berdampak baik pada proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan, baik di tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, bahkan provinsi. Dari sekian banyak program penjaminan dan peningkatan mutu yang diselenggaran LPMP Jawa Barat, program Teacher Self Evaluation adalah program unggulan yang berfokus pada peningkatan kemampuan empat kompetensi guru. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini dari permasalahan umum yang dihadapi lembaga pemerintahan atas ketidak puasan dan ketidak percayaan publik akan mutu layanan jasa yang diberikan serta dampak yang disebabkan dari layanan jasa tersebut adalah sangat luas, untuk itu perlu dilakukan pembatasan masalah baik secara metodologis maupun secara teroritis. Secara metodologis penelitian ini termasuk penelitian dengan pendekatan deskritif didukung data kuantitatif. Mutu Layanan Program Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan yang menjadi variabel bebas dalam penelitian adalah mutu layanan program Teacher Self Evaluation sebagai program unggulan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat sejak tahun 2008. Dari keempat kompetensi yang menjadi sasaran peningkatan kompetensi guru peserta program Teacher Self Evaluation yang

8 digunakan sebagai variabel terikat adalah kompetensi Pedagogik, serta mutu proses pembelajaran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka (permasalahan umum) permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana mutu layanan program Teacher Self Evaluation yang diselenggarakan LPMP Jawa Barat? 2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru-guru peserta program Teacher Self Evaluation? 3. Bagaimana mutu proses pembelajaran guru-guru peserta program Teacher Self Evaluation? 4. Bagaimana pengaruh mutu layanan program Teacher Self Evaluation terhadap kompetensi pedagogik guru peserta program? 5. Bagaimana pengaruh mutu layanan program Teacher Self Evaluation terhadap mutu proses pembelajaran? 6. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru peserta program Teacher Self Evaluation terhadap mutu proses pembelajaran? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

9 1. Mengetahui bagaimana Mutu Layanan Program Teacher Self Evaluation 2. Mengetahui tingkat kompetensi pedagogik guru-guru program Teacher Self Evaluation 3. Mengetahui mutu proses pembelajaran guru-guru program Teacher Self Evaluation 4. Menganalisis sejauh mana pengaruh mutu layanan program Teacher Self Evaluation terhadap kompetensi pedagogik guru. 5. Menganalisis sejauh mana pengaruh mutu layanan program Teacher Self Evaluation terhadap mutu proses pembelajaran. 6. Menganalisis pengaruh kompetensi pedagogik guru peserta program Teacher Self Evaluation terhadap mutu proses pembelajaran. F. Manfaat penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian ini yakni manfaat dari segi teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan terutama yang berkaitan dengan mutu layanan program dalam kerangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti sejenis pada waktu yang akan datang terutama yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan khususnya mutu layanan program.

10 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan input bagi pengembangan kapasitas lembaga penyedia layanan program peningkatan mutu bagi tenaga pendidik seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. b. Penelitian ini dapat menjadi pijakan dalam pengembangan program serupa, khususnya perbaikan program Teacher Self Evaluation LPMP Jawa Barat. G. Asumsi Dasar Asumsi dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, dimana kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam merumuskan asumsi dasar penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai berikut : Teori Mutu Mutu Layanan Bentuk Layanan Program (IHT, Diklat, Wshop, coaching and mentoring) Peningkatan Kompetensi H. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan identifikasi masalah maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

11 1. Mutu Layanan Program Teacher Self Evaluation secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap Kompetensi Pedagogik. 2. Mutu Layanan Program Teacher Self Evaluation secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap mutu proses pembelajaran. 3. Kompetensi Pedagogik secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap Mutu Proses Pembelajaran. I. Metode Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Mutu Layanan Program Teacher Self Evaluation terhadap Kompetensi Pedagogik dan Mutu Proses Pembelajaran merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional atau hubungan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner berupa angket yang diberikan kepada responden, serta dengan memanfaatkan data sekunder hasil pelaksanaan program. J. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan pada sekolah-sekolah binaan LPMP Jawa Barat peserta program yang tersebar di tiga kabupaten, yaitu : Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sukabumi. Sampel yang diambil adalah sampel jenuh atau sampel populasi, dimana semua populasi sebanyak 55 orang guru peserta program dijadikan sampel.