PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA TOP CARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

PENGGUNAAN MEDIA TEGA (TEKA-TEKI GAMBAR DAN AUDIO) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATERI MENJELASKAN SIMBOL DAERAH/KORP

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

Atika Rahma Yulianingtyas 1, Julia 2, Dadan Djuanda 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBHI (GAMBAR DAN BUKU HARIAN INVESTIGASI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DALAM MATERI MENDESKRIPSIKAN BINATANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE PASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENULIS SURAT UNDANGAN ULANG TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE PASANGAN BERNOMOR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENERAPAN MODEL GENRE BASED WRITING DENGAN PERMAINAN SCRAMBLE

Ade Ayu Setiawati 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur Aeni 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang 1 2

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN PERMAINAN BANK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DAN MINDMAP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS IV-B SDN PADASUKA I PADA MATERI PENGUMUMAN

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Vina Silviana Wirawati 1, Prana Dwija Iswara 2, Dede Tatang Sunarya 3

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Nurul Awalina, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Sofyan Mustoip 1, Dadang Kurnia 2, Prana Dwija Iswara 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Fauziatun Nazilah 1, Prana Dwija Iswara 2, Ali Sudin 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA DENAH 3D UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN PETUNJUK DENAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENERAPAN METODE PQRST-A3 DENGAN TEKNIK MELINGKARI KESALAHAN EJAAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BUKU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Putri Puswitasari 1,Ali Sudin 2, Dadan Djuanda 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang. putri

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA SISWA KELAS V SDN SUKAJADI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

Transkripsi:

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA TOP CARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN Regina Ratu Sofiana¹, Prana Dwija Iswara², Yedi Kurniadiᴲ 1, 2, 3 Program Studi PGSD UPI Kampus Sumendang Jl. Mayor Abdurachman No 211 Sumedang ¹ Email: regina.ratu@upi.edu ² Email: iswara@upi.edu ᴲ Email: yedikurniadi@gmail.com Abstrak Berdasarkan data awal siswa kelas IV di SDN Pakemitan II dengan indikator penilaian menyampaikan kembali isi pengumuman dengan memperhatikan kesesuaian dan kelengkapan susunan yang sesuai dengan benar, diketahui belum dapat tercapai secara optimal. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan desain penelitian yang mengadopsi model spiral dari Kemmis dan Taggart. Objek penelitiannya kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa target 85%. Berdasarkan observasi kinerja guru didapati sampai siklus III mencapai persentase 96% (baik sekali). Berdasarkan format observasi aktivitas siswa terdapat peningkatan jumlah siswa yang dianggap berkriteria sangat baik. Pada siklus III terdapat 10 siswa (41,7%,), dan siswa yang lain berkriteria cukup dan baik. Adapun tes hasil belajar menunjukan siswa yang tuntas memenuhi KKM 75 pada siklus III yaitu 24 orang siswa (100%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh objek penelitian telah mencapai target 85% dan penerapan strategi think, talk, write dan media top card berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman. Kata Kunci: Strategi Think, Talk, Write (TTW), Media Top Card, Keterampilan Menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman, Aktivitas Siswa, Kinerja Guru. PENDAHULUAN Bahasa diajarkan secara formal mulai dari sekolah dasar, agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa dipelajari agar siswa dapat mengungkapkan gagasan dengan mudah. Tujuan belajar bahasa tersebut dapat dicapai dengan upaya, dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara langsung dan optimal. Diharapkan dengan pembelajaran yang menyenangkan akan menunjang terciptanya pembelajaran yang kondusif, merangsang siswa belajar dan mengubah potensinya menjadi kompetensi sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal. Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa secara baik dan benar sebagaimana 791

Regina Ratu Sofiana, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill). Empat keterampilan berbahasa tersebut merupakan kesatuan yang padu karena utuh dan tidak saling terpisah dalam penggunaannya sehingga siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dan berkomunikasi dengan baik dalam kehidupannya. Mengingat pembelajaran bahasa Indonesia bertumpu pada keterampilan berbahasa, maka setiap keterampilan berkaitan dengan proses yang mendasari bahasa, sehingga bahasa dapat siswa kuasai melalui latihan dan praktek langsung secara berkelanjutan. Salah satunya yaitu keterampilan menyimak. Adapun Tarigan (2008, hlm. 31) mengemukakan pengertian menyimak sebagai Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Berlandaskan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak berbeda dengan keterampilan mendengarkan karena memerlukan pemahaman terhadap informasi yang didengar. Tidak hanya disampaikan sebagai pengetahuan tetapi juga harus dengan prakteknya. Adapun tahapan dalam menyimak menurut Resmini dan Djuanda (2007, hlm. 24) yaitu, tahap mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi. Sejalan dengan temuan positif dalam kehidupan sehari-hari bahwa menyimak adalah hal yang kerap dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan. Adanya budaya verbalisme adalah fakta bahwa dalam masyarakat, berbicara dan menyimak adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan kemampuan menyampaikan kembali informasi yang diperoleh. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan siswa. Siswa adalah bagian dari masyarakat, mereka telah terbiasa dan terlatih menyerap berbagai informasi dan hal baru sehingga mereka memiliki kemampuan yang baik dalam menyimak dan menyampaikan kembali informasi yang diperolehnya, misal dari media elektronik seperti radio dan televisi. Maka seharusnya tidak sulit bagi siswa bersama guru mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam keterampilan menyimak. Namun demikian, kemampuan menyimak langsung di masyarakat tidak berbanding lurus dengan kemampuan menyimak di sekolah. Pembelajaran di dalam kelas mengenai materi pengumuman tidak berjalan lancar. Verbalisme dan efektifitasnya dalam masyarakat tidak guru manfaatkan untuk menciptakan pembelajaran maksimal untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran di kelas terlalu mengutamakan verbalisme yang disampaikan tanpa media dengan cara yang membosankan. Lazimnya verbalisme dalam masyarakat justru membuat guru berpikir bahwa menyimak adalah hal biasa, sehingga pembelajaran menyimak dianggap biasa pula bahkan cenderung disepelekan. Dalam setiap pembelajaran menyimak seharusnya direncanakan dengan matang dan mengandung langkah tahap-tahap menyimak. Bertolak belakang dengan kenyataan pembelajaran menyimak di lapangan. Guru hanya meminta siswa membaca teks dalam buku paket masingmasing, guru membaca nyaring teks dan meminta beberapa siswa memberi contoh, yang terlihat siswa hanya mempelajari 792

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) pengumuman dengan mendengar tanpa memahami dan melalui tahapan menyimak yang seharusnya. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran keterampilan menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman di kelas IV SDN Pakemitan, Kecamatan Sumedang, Kabupaten Sumedang, pada kamis, 7 Januari 2016, muncul masalah dalam pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan di lapangan, yaitu anak sebagai subjek dalam pembelajaran cenderung pasif karena guru terlalu mendominasi saat belajar. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang memahami materi menyampaikan kembali isi pengumuman. Selain itu kurangnya penerapan pendekatan, strategi, dan media dalam pembelajaran menjadikan aktifitas siswa saat proses belajar kurang bermakna. Adapun perolehan data awal sebagai berikut. Hasil data awal dari 23 siswa yang mengikuti tes (satu siswa absen karena sakit), hanya 4 (17%) siswa yang mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 75 berdasarkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yang diteliti. Jumlah skor yang diperoleh yaitu 169 dengan ratarata yaitu 66.5. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, hal yang demikian dikarenakan guru belum mampu memberikan pengajaran yang berupa latihan dengan baik, guru hanya memberi petunjuk dan kemudian menugaskan siswa untuk menyampaikan isi pengumuman didengar. Berikut ini adalah identifikasi masalah yang dijabarkan secara rinci berdasarkan fakta pembelajaran. Antusiasme untuk belajar hal sederhana seperti pengumuman sangat kurang. Kurangnya motivasi belajar menjadikan pembelajaran kurang bermakna, membosankan, dan monoton. Situasi dan kondisi yang kurang kondusif serta materi yang kurang menarik dan actual disekitar mereka. Pembelajaran tidak berkesan bagi anak, materi kurang aktual dan tidak berangkat dari pengalaman anak sehingga anak kurang terlibat. Sehingga siswa kurang menyimak dengan baik, mereka tidak tahu apa yang perlu mereka tahu, tidak paham apa yang harus ia pahami serta tidak tahu apa manfaat yang ia dapat dari menyimak pengumuman. Pembelajaran tidak menggunakan media apapun, siswa tidak fokus dalam pembelajaran dan sering ngobrol. Selain itu metode yang digunakan kurang inovatif dan kreatif, hanya ceramah dan diskusi, itu pun kurang optimal. Hasil belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menyampaikan kembali isi pengumuman dengan informasi yang utuh dan lengkap, nampak dari ketidakmampuan siswa menuliskan pengumuman yang didengarnya dengan benar. Hal yang sudah dipaparkan di atas diperkuat dengan wawancara yang dilakukan terhadap guru wali kelas IV SDN Pakemitan II yakni Ibu Komalawati yang menyatakan bahwa secara umum pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV berjalan lancar, hanya terdapat beberapa kesulitan ketika mengajarkan keterampilan menyimak karena siswa sulit untuk berkonsentrasi, selain itu siswa juga kesulitan dalam menuliskan hasil simakan. Menyimak harus didukung suasana kelas tenang dan kondusif, sedangkan kelas selalu ribut membuat siswa kurang dapat menyimak karena tidak berkonsentrasi dan kurang latihan untuk membiasakan dan mencapai tujuan pembelajaran menyimak. Guru biasanya bersikap otoriter, menerapkan hukuman untuk siswa yang ribut dan tidak memperhatikan. Berdasarkan analisis masalah yang dilakukan terhadap proses dan hasil belajar, ditemui bahwa Guru kurang melakukan apersepsi yang berangkat dari pengetahuan anak dan lingkungannya. Pembelajaran yang terjadi monoton, cenderung pasif, dan berpusat pada guru karena anak hanya harus 793

Regina Ratu Sofiana, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi memperhatikan guru menerangkan materi melalui ceramah. Guru kurang memfasilitasi terjadinya diskusi dan latihan berulang dalam menyimak, sehingga karena pembelajaran kurang menyenangkan maka hanya sebagian siswa yang paham, yakni siswa yang memperhatikan. Siswa hanya sebatas mendengarkan tanpa memahami pengumuman yang didengarnya. Guru kurang berinovasi dalam penerapan strategi dan tidak menggunakan media untuk menunjang proses belajar, sehingga kebanyakan siswa tidak paham pembelajaran keterampilan menyimak. Dalam pembelajaran, guru kurang memberi bimbingan dan tidak menjelaskan tahaptahap dalam menyimak. Berdasarkan analisis masalah diatas dirancanglah sebuah pembelajaran yang mengusung strategi think, talk, write. Tahapan pada strategi ini sesuai dengan namanya, yakni think untuk memikirkan terlebih dahulu mengenai bagian-bagian penting dalam pengumuman, talk untuk mengkomunikasikan isi pengumuman sesuai bagian pentingnya dengan teman satu kelompok terlebih dahulu sudah dipikirkan secara individu dan yang terakhir write untuk menuliskan hasil simakan secara berkelompok dengan mengaplikasikan Top Card dalam diskusi bersama kelompok dalam tahap talk. Disesuaikan dengan tahap TTW menurut Huda (2013, hlm. 218) dan Hamdayama (2014. Hlm. 218) Berdasarkan paparan diatas maka penelitian tindakan kelas ini diberi judul Penerapan Strategi Think Talk Write Melalui Media Top Card dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak dan Menyampaikan Kembali Isi Pengumuman (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Pakemitan II, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang). Pemaparan latar belakang di atas dapat membuktikan adanya permasalahan yang terjadi di kelas IV SDN Pakemitan II, berikut ini adalah rumusan permasalahannya 1) Bagaimana rencana pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card di kelas IV SDN Pakemitan II? 2) Bagaimana peningkatan aktifitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card di kelas IV SDN Pakemitan II? 3) Bagaimana peningkatan kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card di kelas IV SDN Pakemitan II? dan 4) Bagaimana peningkatan keterampilan menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card di kelas IV SDN Pakemitan II? Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan penelitian yaitu, 1) mengetahui rencana pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card dalam menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman yang didengar di kelas IV SDN Pakemitan II, 2) mengetahui peningkatan aktifitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card dalam menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman yang didengar di kelas IV SDN Pakemitan II, 3) mengetahui peningkatan kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card dalam menyampaikan kembali isi pengumuman yang didengar di kelas IV SDN Pakemitan II, 4) mengetahui peningkatan keterampilan menyimak menggunakan Strategi Think Talk Write melalui Media Top Card dalam menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman yang didengar di kelas IV SDN Pakemitan II. 794

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sebagai orang yang dinilai paling mampu dan tepat melaksanakan penelitian untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas. Desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart digunakan pada penelitian ini. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (Lewin, 1990 dalam Hanifah 2014, hlm 51). Empat komponen tersebut saling berhubungan dalam suatu putaran yang dinamakan siklus. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Pakemitan II di Dusun Sukaluyu, Desa Situraja, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang. Subjek Peneitian Sasaran dalam pengumpulan data yaitu siswa kelas IV SDN Pakemitan II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2014/ 2015. Jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan yang berasal dari latar belakang sosial dan keluarga yang berbeda. Teknik Pengumpul Data Observasi Observasi adalah tahapan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi pada pelaksanaan tindakan. Menurut Hermawan dkk. (2010, hlm. 168) observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Wawancara Wawancara digunakan untuk mendapatkan data melalui tanya jawab secara langsung dengan informan, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang jelas, akurat, terinci dan mendalam, Hanifah (2014, hlm. 63). Alat untuk wawancara yaitu pedoman wawancara yang dibuat untuk mempermudah wawancara dan mengetahui tanggapan guru dan siswa terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan Catatan selama tindakan dilakukan setiap pertemuan, untuk mencatat temuan-temuan penting selama kegiatan penelitian, catatan berisi aktivitas penting yang tidak tercatat dalam lembar observasi Lembar tes Tes adalah sejumlah tugas yang harus dikerjakan siswa dan berdasarkan prestasinya mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang aspek-aspek tertentu dari kepribadian siswa, Rofi uddin (dalam PLPG Rayon 110, 2012, hlm. 132). Teknik Pengolah dan Analisis Data Dalam pengolahan data proses kinerja siswa, aspek yang dinilai yaitu toleransi, kerjasama, dan kemampuan berkomunikasi. Masingmasing aspek mendapatkan skor dari rentang 0-3. Setiap skor dari masing-masing aspek dijumlahkan. Skor ideal yang diperoleh yaitu 9. Siswa melakukan tes tulis dengan menyampaikan hasil simakan pengumuman yang didengar. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam menyampaikan kembali pengumuman yaitu menyebutkan bagianbagian pengumuman serta kesesuaian dan kelengkapan susunan bagian pengumuman. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari berbagai instrumen, dalam PTK analisis data sudah dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan strategi TTW menggunakan media Top Card untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman dengan benar dan lengkap sesuai pengumuman yang didengar 795

Regina Ratu Sofiana, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi pada siswa kelas IV SDN Pakemitan II Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Dalam hal perencanaan dari Penerapan strategi TTW menggunakan media Top Card ini baik dalam perencanaan siklus I, siklus II, maupun siklus III sebenarnya perubahan yang dilakukan tidak terlalu banyak. Beberapa hal yang mengalami perubahan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan langkah pembelajarannya, dan soal LKS, dan evaluasi siklus III berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama. Pada siklus I tindakan difokuskan pada penggunaan media Top Card dalam pembelajaran untuk memudahkan siswa belajar menghapal dan menerapkan 5 bagian penting dalam pengumuman, selain itu guru menyiapkan contoh pengumuman yang ditempelkan pada karton di papan tulis. Hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menyimak siswa, sehingga siswa tidak hanya sekedar mendengar tetapi lebih meresapi bahan simakannya dengan melihat bentuk tulisan pengumuman yang didengarnya dengan dikuatkan secara visual. Sebagaimana pernyataan Tarigan (2008, hlm. 142), Menyimak adalah aspek keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan cara latihan terpimpin, meningkatkan atau memperkaya kosa kata, dan meningkatkan pengenalan kata-kata yang lebih baik dengan telinga (seperti halnya dengan mata). Pengumuman yang diberikan selama siklus bertema sederhana dan dekat dengan kehidupan siswa, hal tersebut dilakukan agar materi pengumuman menjadi bagian dari siswa dan siswa tahu konteks pengumuman yang didengarnya sehingga siswa terlibat dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa ini membuat pembelajaran aktif dan hidup. Pembelajaran efektif adalah ketika dalam pembelajaran guru dapat menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa dan memfasilitasi siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga memiliki makna bagi siswa, sebagaimana teori Behavioristik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagaimana pendapat Tarigan (2008, hlm.14) bahwa, Menyimak berhubungan dan harus dihubungkan dengan makna, karena tidak ada belajar yang terlaksana jika tidak dihubungkan dengan kata ide atau tindakan yang mengandung makna bagi pendengarnya. Tidak hanya mendengar pola intonasi, urutan bunyi atau bahkan hanya menirunya, melainkan harus dimulai dengan simakan yang bermakna. Sebagaimana pendapat Iswara (2016, hlm. 88) tentang menyimak pengumuman, bahwa Keterampilan menyimak diukur dengan kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi simakan, misal dengan menjawab pertanyaan berdasarkan isi simakan. Setelah mendengarkan pengumuman siswa harus bisa menyampaikan kembali isi pengumuman, misalnya dalam beberapa kalimat. Teori Behavioristik berkenaan dengan tingkah laku siswa, bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya stimulus dan respon. Para ahli behaviorisme dalam Suyono (2014, hlm. 59) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasl dari pengalaman. Jadi dalam proses pembelajaran siswa setidaknya harus didukung oleh kondisi lingkungan pembelajaran yang menunjang, sehingga guru menjaga konsistensi untuk menjaga siswa dan materi pembelajaran sebagai bagian utuh untuk menciptakan kelas menyimak yang kondusif dan efektif. Media Top Card ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan mneyimak pengumuman. Top Card adalah wadah bagi siswa menangkap informasi dari pengumuman yang didengarnya dalam proses pembelajaran menyimak. Tema 796

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) kegiatan dalam pengumuman yang diberikan dalam siklus tidak jauh berbeda, sembilan pengumuman selama siklus yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga pembelajaran siklus lalu dapat membantu siswa mudah menyerap pengetahuan baru. Sebagaimana menurut teori belajar kognitivisme yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Djuanda, 2006, hlm. 12), wawasan dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada dimanfaatkan untuk menemukan atau menerima pengetahuan yang baru. Teori ini lebih menekankan proses belajar dari pada hasil belajar, dimana kenyataanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru seharusnya menekankan pada proses pembelajaran yang ia lakukan, misalkan saja ketika guru ingin siswanya untuk terampil dalam menyimak maka proses pembelajaran yang ia lakukan haruslah menunjang untuk membantu siswa belajar menyimak sehingga hasilnya akan membuat siswa terampil dalam menyimak. Selain itu untuk penilaian dan penskoran dalam evaluasi pembelajaran menyimak dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Iswara (2016, hlm.88) Contoh evaluasi dalam menyimak pengumuman adalah sebagai berikut, siswa menyebutkan lima bagian dari isi pengumuman dengan skor 5, bobot 1 untuk setiap bagian. Pada siklus II tindakan difokuskan pada kegiatan apersepsi yang lebih mengeksplor pengetahuan siswa. Kegiatan eksplorasi pengetahuan siswa mengarah pada alasan yang harus siswa miliki saat menyimak. sebagaimana pendapat Hunt (1981, hlm. 13) dalam Tarigan hlm.153 bahwa, terdapat aneka alasan menyimak diantaranya karena ingin mempelajari sesuatu dari bahan simakan, karena ingin mendapatkan manfaat, membandingkan pendapat, atau memenuhi rasa ingin tahu. Termasuk pembagian kelompok secara heterogen sesuai kemampuan siswa, pengaturan tempat duduk yang lebih memudahkan pergerakan siswa, dan penjelasan yang lebih tegas dan jelas mengenai aturan kelas dan penggunaan Top Card dalam kelompok masing-masing. Pembelajaran yang terarah dan teratur akan memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. sebagaimana pendapat Milan Rianto (2007, hlm. 12) dalam Bahan Ajar PLPG Rayon 10 Jabar, tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kondisi yang terbangun selama pembelajaran. semakin kondusif maka tingkat keberhasilan siswa dalam belajarnya akan semakin tinggi. Pada siklus III tidak terlalu banyak yang berubah. Pada siklus III ini difokuskan pada kegiatan kesiapan siswa untuk belajar dan pemberian penguatan supaya siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi lebih siap, antusias, dan teratur dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi lebih tenang dan mampu mematuhi peraturan guru. Sehingga dalam siklus III yang hasil belajar siswa meningkat secara signifikan bahkan dengan soal yang sedikit berbeda setelah perbaikan. Berdasarkan hasil data awal yang diperoleh dari pembelajaran menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman dengan benar dan lengkap sesuai dengan pengumuman yang didengar hanya 4 siswa (17%) yang tuntas dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Setelah dilakukan tindakan melalui penerapan strategi TTW dan penggunaan media Top Card di siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas sesuai dengan KKM yaitu dari 4 orang menjadi 10 orang, kemudian di siklus II bertambah 8 siswa menjadi 18 siswa dan di siklus III bertambah 6 siswa menjadi 24 siswa atau tuntas semua. Pada siklus III tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi TTW dan penggunaan media Top Card mampu meningkatkan keterampilan menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman 797

Regina Ratu Sofiana, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi dengan benar dan lengkap sesuai dengan pengumuman yang didengar. Setelah perbaikan yang diupayakan dalam setiap siklus termasuk mengendalikan kecepatan guru dalam membaca pengumuman dan kejelasan tugas siswa secara individu saat menyimak dan mencatat hasil simakan, peningkatan yang diharapkan terjadi dengan pasti. Sebagaimana pendapat Webb (1975: hlm.147) dalam Tarigan hlm. 170 tentang cara meningkatkan keterampilan menyimak dengan 9 langkah, yaitu memahami maksud pembicara, menghindari ketergesa-gesaan, memahami maksud sendiri, memperhatikan perbedaan pemakaian bahasa, menyadari prasangka sendiri, memahami prasangka pembicara, memeriksa fakta pembicara, menyimak pembicara sampai selesai, dan memanfaatkan waktu menyimak sebaikbaiknya. Dari keseluruhan peningkatan dalam kinerja guru, baik perencanaan dan pelaksanaan, aktivitas siswa dan tes hasil belajar yang dipaparkan tersebut akan digambarkan dalam bentuk tabel dan Diagram sebagai berikut. Perencanaan Tabel 1. Perbandingan Nilai Perencanaan Guru Untuk Tiap Siklus Siklus Kriteria S P BS B C K KS (45) (%) I - - - - 36 80 II - - - - 41 91 III - - - - 45 100 Pelaksanaan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tabel 2. Perbandingan Nilai Pelaksanaan Kinerja Guru Tiap Siklus Kriteria Penilaian Siklus S P BS B C K KS (51) (%) I - - - - 38 74,5 II - - - - 45 88 III - - - - 49 96 Tabel 3. Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa Siklus Jumlah Siswa (24) Persentase (%) BS B C K BS B C K I (23) 3 12 6 2 13 52 26 9 II 8 10 6 0 33 42 25 0 (24) III (24) 10 12 2 0 42 52 9 0 Melalui tiga siklus penelitian yang dilakukan terdapat peningkatan yang signifikan mengenai keterampilan siswa dalam menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman dengan benar dan lengkap sesuai pengumuman yang didengar menggunakan media Top Card antara sebelum diadakan tindakan berdasarkan data 798

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) awal dengan setelah dilaksanakan tindakan oleh peneliti dan telah mencapai target 85%. Dengan demikian, penerapan Strategi TTW dan penggunaan media Top Card untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran keterampilan menyimak Bahasa Indonesia dalam menyampaikan kembali isi pengumuman secara tertulis dengan memperhatikan kelengkapan dan kesesuaian isi menggunakan media Top Card di kelas IV SDN Pakemitan II Situraja dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa secara signifikan. Hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada siklus I persentase kualitas perencanaan pembelajaran mencapai 80% dengan interpretasi baik, persentase pada siklus II mencapai 91% dengan interpretasi baik sekali, dan pada siklus III mencapai 100% dengan interpretasi baik sekali. Selama pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek toleransi, kerjasama, dan kemampuan berkomunikasi juga mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase skor ketiga aspek mencapai 56% dengan interpretasi cukup, pada siklus II persentase skor ketiga aspek mencapai 74,5% dengan interpretasi baik, dan persentase aktivitas siswa setelah tindakan siklus III dilaksanakan mencapai 86,2% dengan interpretasi baik sekali. Kinerja guru pada tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir (evaluasi) setiap tindakan mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase kinerja guru mencapai 74,5% dengan interpretasi baik, Pada siklus II persentase kinerja guru mencapai 88% dengan interpretasi baik sekali, dan persentase kinerja guru setelah tindakan kelas IV SDN Pakemitan II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang berhasil. Berikut adalah tabel rekapitulasi kenaikan nilai siswa tiap siklus. siklus III dilaksanakan mencapai 96% dengan interpretasi baik sekali. Peningkatan keterampilan menyimak dan menyampaikan kembali isi pengumuman dengan benar dan lengkap sesuai dengan pengumuman yang didengar dengan menerapkan strategi Think Talk Write melalui media Top Card terjadi secara signifikan. Dari data awal siswa yang belum tuntas terdiri 4 siswa dari 24 siswa atau 17%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, terdapat 10 siswa atau 43,5% yang berhasil tuntas. Sementara pada siklus II terdapat 18 siswa atau 75% yang berhasil tuntas, namun hal tersebut belum mencapai target sehingga diadakan siklus III. Pada siklus III keberhasilan hasil belajar siswa mencapai 100% atau 24 siswa kelas IV tuntas semua. Dengan demikian, penggunaan media Top Card dengan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan keterampilan menyimak dalam materi menyampaikan kembali isi pengumuman dengan benar dan lengkap sesuai dengan pengumuman yang didengar di kelas IV SDN Pakemitan II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, ada saran dan beberapa hal yang direkomendasikan sebagai implikasi dari penelitian ini. Bagi siswa, sebaiknya mampu belajar secara individu dan kelompok serta memerhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Bagi guru, sebaiknya benarbenar memahami dan mempersiapkan secara matang metode atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Bagi 799

Regina Ratu Sofiana, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi sekolah, sebaiknya mendukung setiap guru untuk berinovasi dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Resmini, Novi, dkk. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS. Suyono & Hariyanto. Cetakan keempat (2014). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa. PLPG Rayon 10. (2012). Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Bandung: Panitia Pelaksana PLPG Rayon 10 UPI. Iswara, P.D. (2016). Pengembangan Materi Ajar dan Evaluasi pada Keterampilan Membaca dan Menyimak. Mimbar Sekolah Dasar Volume 3 Nomor 1 April 2016 [Online]. Diakses dari: Ejournal (2016, 6 Juni) http://ejournal.upi.edu/index.php/mim bar/article/view/ Mimbar_ Sekolah_ Dasar_ Volume_ 3_ Nomor_1_ April_ 2016. 800