BAB V PEMBAHASAN. A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam. Qur an akan lebih memudahkan menghafalkan al-qur an.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN. yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk. sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid:

BAB I PENDAHULUAN. sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang. diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan membacanya merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

BAB I PENDAHULUAN. ilmu agama atau ilmu umum yang bersifat keduniawian. Tanpa ilmu tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur an yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. atau bertambah yang relatif sangat tinggi. Seperti kebutuhan akan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan sesudah surat

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang


Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran)

BAB I PEMBAHASAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %&

BAB I PENDAHULUAN. direnungkan, dan dijadikan sebagai dasar hukum. Al-Qur an juga. yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam menurunkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Ajaran Islam menuntut semakin tinggi jenjang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR TERJEMAH Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, {Q.S : Al- A laa ayat 6}

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN METODE UMMI DI MADRASAH IBTIDAIYAH SAMBAS PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI

BAB VII MELUASNYA ASAP, RUNTUHNYA KA'BAH DAN SIRNANYA AL-QUR'AN. bahasa Arab disebut Dukhan (asap), peristiwa

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

Transkripsi:

116 BAB V PEMBAHASAN A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam Pelaksanaan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda Surabaya tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai, seperti yang dipaparkan data dalam bab IV yaitu memberikan kesadaran, melatih, membiasakan serta memberikan kemampuan dasar dalam memahami al-qur an sejak dini. Dengan pemahaman terhadap teks-teks al- Qur an akan lebih memudahkan menghafalkan al-qur an. Pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda Surabaya dalam penerapannya tanpa didahului belajar ilmu alat nahwu sorof sebagai prasyarat dalam menterjemahkan teksteks berbahasa arab pada umumnya, namun ilmu alat tersebut dipelajari dan diterapkan bersamaan dengan belajar terjemah al-qur an tersebut, sehingga belajar lebih menyenangkan tidak terbebani oleh hafalan-hafalan dan koidahkoidah yang sulit di mengerti dan dipahami oleh anak-anak. Kemudahan dalam memahami al-qur an dalam taraf berfikir anak-anak terlihat dalam pemahamannya menterjemahkan al-qur an perkata dari bahasa al-qur an ke bahasa indonesia yang mereka pahami, hal ini akan memberikan pondasi pada pemahaman bahasa al-qur an berikutnya seiring dengan perkembangan berfikir dan usia anak, serta memudahkan menghafal teks-teks al-qur an. Belajar bahasa al-qur an dimulai dari usia anak-anak akan lebih 116

117 mudah menguasai bahasa al-qur an dibandingkan orang dewasa. Seperti pada penelitian Johnson dan Newport menunjukan bahwa anak-anak lebih mudah menguasai bahasa kedua dibandingkan remaja dan dewasa. Orang-orang dewasa membuat kemajuan awal lebih cepat, tetapi kesuksesan akhir dalam penguasaan bahasa kedua tidak pernah sebaik anak-anak. 95 Dalam kegiatan pembelajaran memahami al-qur an sebaiknya dilakukan dan dimulai sejak anak-anak, seperti yang dinyatakan oleh Ibn Khaldun bahwa pembelajaran al-qur an hendaklah disesuaikan dengan tahap perkembangan dan batas kemampuan anak serta sebagai bukti bahwa al-qur an telah akrab kepada mereka sejak lahir. 96 Diantara karakteristik (keistimewaan) al-qur an adalah ia merupakan kitab yang memberi penjelasan dan mudah dipahami. Tidak seperti kitab filsafat, yang cenderung untuk menggunakan simbol-simbol dan penjelasan yang sulit. 97 Sedangkan Allah SWT menjamin kemudahan untuk belajar al-qur an, 9ˇ. B ˇB @ygsø ł.ˇe%#ˇ9 tb#u )ł9$# $tr o s)s9ur dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?. 98 (Q.S. al-qomar: 17, 22, 32 dan 40) tbrª2xtft Ngfl=yŁs9 y7ř$ = / m»tr o $yjflr *sø 95 John W. Santrock, Perkembangan Anak, ter. Mila Rachmawati Anna Kuswanti ( Jakarta: Erlangga, edisi. ke-11, 2007), 366-367 96 Abd. Rachman, Aliran Pemikiran, 145-146 97 Yusuf Al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan, 61 98 Departemen Agama, Al-Qur an dan,879-881

118 Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. 99 (Q.S. al-dukhan: 58) cqł=)łs? N3fl=yŁ'9 $w /ttª $ R u Ł% m»oył9trr&!$flr ) Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. 100 (Q.S. Yusuf: 2) tbqjn=łt 5Qqs)ˇj$ /ttª 9 $ R#u Ł% mg»t#u Mn= _`Łø =»tgˇ. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. 101 (Q.S. Fushshilat: 3) =»t6ł9f{$# (#q9 rø& t'.xtfuˇ9ur ˇmǦ»t#u (#rª / uˇj8t»t6ªb 9 y7łs9 ) m»oył9trr& º=»tGˇ. Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. 102 (Q.S. Shad: 29) Namun, manusia tidak sama kemampuannya dalam memahami al-qur an dan mengambil pemahaman darinya. Setiap orang menangkap pemahaman al- Qur an sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. 103 Allah SWT berfirman,.. $yd ys) / 8ptˇ r& Ms9$ sø. maka mengalir air dilembah-lembah menurut ukurannya. 104 (Q.S. al- Ra d: 17) 99 Ibid, 499 100 Departemen Agama, Al-Qur an dan,236 101 Ibid..., 478 102 Departemen Agama, Al-Qur an dan,456 103 Yusuf Al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan, 62 104 Allah SWT. berfirman, bahwa Dia telah menurunkan air hujan dari langit yang diserap oleh lembah-lembah menurut ukurannya; yang besar menyerap air yang lebih banyak dari yang kecil. Demikian manusia ada yang dapat menerima ilmu yang luas dan banyak dan ada yang sempit dan kecil untuk menerima sesuatu sesuai dengan ukuran kapasitas masing-masing. Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 (Surabaya: Bina Ilmu, 2005), 471

119 B. Metode Pembelajaran Terjemah al-qur an pada Pendidikan Dasar Islam Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada pendidikan dasar islam di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, seperti pada data bab IV bahwa metode mengajar terjemah al-qur an adalah dengan cara menterjemahkan al-qur an secara lafdziyah dilakukan dengan berulang-ulang. Pengulangan inilah yang menjadi salah satu penekanan dalam metode terjemah pada kedua situs ini. Dengan pengulangan inilah siswa menjadi faham dan terbiasa membaca teks-teks al-qur an sekaligus memahami makna al-qur an secara lafdziyah sehingga siswa menjadi hafal terjemahnya. Menurut Al- Qabisi (324 H / 935 M 403 H / 1012 M) metode dan tehnik pengajaran dan pembelajaran al-qur an adalah melalui menghafal, latihan dan demontrasi serta memahami makna ayat, kemudian dilakukan secara berulang-ulang. 105 Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada kedua situs dalam data di bab IV, dilakukan justru terbalik dari teori diatas, siswa membaca dan memahami makna al-qur an secara lafdziyah dilakukan secara berulang-ulang dengan sendirinya siswa menjadi hafal dan memahami makana sesuai dengan taraf perkembangan berfikir siswa. Dalam tafsir Al-Azhar surat al-alaq, Hamka menyatakan bahwa Nabi bukanlah seorang yang pandai membaca. Beliau adalah ummi, yang boleh diartikan buta huruf, tidak pandai menulis dan tidak pula pandai membaca yang tertulis. Tetapi Jibril mendesaknya juga sampai tiga kali supaya dia membaca. Meskipun dia tidak pandai menulis, namun ayat-ayat itu akan dibawa langsung 105 Abd Rahman, Aliran Pemikiran, 71

120 oleh jibril kepadanya, diajarkan, sehingga dia dapat menghafalnya di luar kepala. 106 Dari uraian diatas dapat diambil pelajaran bahwa belajar al-qur an dimulai dari membaca berulang-ulang seperti yang dilakukan Jibril dalam mengajarkan al-qur an kepada Nabi, sehingga beliau menghafalnya diluar kepala. Yusuf Al-Qaradhawi menyatakan bahwa jika orang membaca al-qur an tidak dapat mentadaburi suatu ayar al-qur an kecuali dengan mengulangulangnya, maka ia dapat melakukanya. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan sahabat-sahabat serta kaum saleh dari kalangan salaf, yaitu mengulang-ulang sebagian ayat untuk mentadaburi dan merenungkannya. 107 Nabi Muhammad saw. hanya bertugas membaca dan menghafalkanya sehingga tidak lupa, ini hakekatnya juga perintah kepada umat beliau, seperti firman Allah SWT, ˇ # Ys? xsø Ł ł)ªzy Kami akan membacakan (Al Qur an) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa. 108 (Q.S. al-a laa: 6) mtr#u Ł%ur myłhsd $uzłn=tª b ) ˇ ˇm / @yfłtgˇ9 y7tr$ ˇ9 ˇm / ı8 ptøb h w janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan 106 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu XXX (Jakarta: Puataka Panjimas, 1982), 215 107 Yusuf Al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan, 247 108 Departemen Agama, Al-Qur an dan,592

121 kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 109 Dalam memulai belajar terjemah al-qur an di kedua situs terjadi perbedaan, di SD Muhammadiyah nganjuk di mulai dari Juz 30 dan Pondok pesantren Safinda Surabaya dimulai dari Juz 1. Perbedaan ini disebabkan karena penekanan tujuan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk kecuali untuk memberikan kemampuan dasar memahami al-qur an, juga untuk pembelajaran sholat dan memahami bacaanbacaan dalam sholat. Juz 30 langsung bisa diterapkan dalam bacaan sholat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan di Pondok Pesantren Safinda Surabaya berpendapat bahwa belajar al-qur an dari Juz 1 lebih mudah dari pada dari Juz 30 karena 80 % lebih mufrodat / kosa kata dalam al-qur an terdapat pada surat al-baqarah atau juz 1 dan juz 2 dan sebagian juz 3 selanjutnya di ulang pada juz berikutnya. 110 Siswa bisa menterjemahkan juz 1 dan juz 2 akan lebih mudah belajar pada juz-juz berikutnya karena sudah banyak menguasai kosa kata. C. Tehnik Pembelajaran Terjemah al-qur an pada Pendidikan Dasar Islam Tehnik pembelajaran terjemah al-qur an pada kedua situs adalah gabungan dari tehnik klasikal dan tehnik individual. Tehnik klasikal dilaksanakan pada waktu pembelajaran awal dan menutup pembelajaran, serta pada saat pemberian contoh cara menerjemahkan al-qur an secara lafdziyah yang selanjutnya ditirukan siswa secara bersama-sama. Tehnik individual 109 Departemen Agama, Al-Qur an dan,578 110 Abaza, Tamyis Pintar, 1

122 dilaksanakan pada saat siswa menghadap pengajar satu persatu untuk mendemontrasikan membaca dan menterjemahkan al-qur an secara lafdziyah, pengajar langsung memperbaiki kesalahan siswa apabila terjadi kesalahan dan memberikan pengarahan langsung secara individual sesuai dengan tingkat Juz atau surat yang dia peroleh yang masing-masing siswa bisa berbeda. Karena Pengajar harus memberikan perhatian siswa satu persatu secara individual, hal ini mengakibatkan waktu dan perhatian yang berikan cukup panjang sehingga kelas yang baik dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, antara 10 sampai paling banyak 15 orang setiap Pengajar. Pada Pondok Pesantren Safinda Surabaya terdapat tehnik tutor sebaya, hal sangat membantu dalam proses pembelajaran terjemah al-qur an karena kelebihan dari tehnik ini adalah siswa yang menjadi tutor secara tidak langsung akan mengulang pelajaran yang dia telah kuasai sehingga menguatkan pemahaman dan hafalannya, hal ini juga akan membantu dia untuk pemahaman dia pada juz-juz berikutnya sedang dipelajari. Dengan adanya tehnik tutor sebaya maka akan semakin banyak pengajar sehingga proses pembelajaran dengan tehnik individual akan lebih mudah dilakukan, sehingga pembelajaran akan semakin efektif. D. Sistem Evaluasi Pembelajaran Terjemah al-qur an pada Pendidikan Dasar Islam Sistem evaluasi pada kedua situs adalah langsung dilakukan pada saat proses pembelajaran melalui penilaian individual, tepatnya pada saat tehnik individual sehingga pengajar mengetahui perkembangan siswa satu persatu,

123 akan tetapi dikedua situs tidak ada data administrasi tertulis tentang perkembangan belajar siswa secara individul maupun kelas atau klasikal, sehingga sulit untuk menilai keefektifan pembelajaran secara umum pada tingkat kelas sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran secara umum pada tingkat kelas atau kelompok. Menurut Cronbach seperti yang dikutip Zaenal Arifin bahwa fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk memperbaiki pembelajaran sedangkan tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan, kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran. 111 Sistem evaluasi dan penilaian hasil belajar terjemah al-qur an siswa, kecuali dilaksanakan langsung pada saat pembelajaran individual, akan mencapai hasil yang maksimal apabila dilaksanakan juga ada evaluasi yang terprogram dan berjenjang untuk memperbaiki program pembelajaran individul maupun klasikal serta untuk memperbaiki kurikulum yang ada. 111 Zaenal Arifin, Eavaluasi Pembvelajaran (Jakarta: Dirjen Kemenag. RI, 2009), 24