ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor bisnis sekarang ini semakin pesat sehingga menimbulkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT GRAHA SARANA DUTA DI MAKASSAR. Oleh : Sennahati (Dosen STIE-LPI Makassar) Abstract PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ( Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas & Profitabilitas )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan perlu adanya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK ( DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS & PROFITABILITAS )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laporan keuangan perusahaan (Nasirwan, 2000, dalam Helen Sulistio, 2005).

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DARI TAHUN PADA KOPERASI KARTIKA D-10/GABUNGAN AJEN KOREM 074/WARASTRATAMA SURAKARTA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

ANALISA LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AKSARA SOLOPOS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM Tbk. ( LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ). Supardi *) Abstrak

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY DAN TRADING COMPANY, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil. mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Transkripsi:

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR M. Ihsan Malik*) Abstract : This study aims to determine the financial performance. Jasmine Makassar in terms of liquidity ratio approach. The method of analysis used in this study is the approach Liquidity Ratio In PT.Melati Makassar. The results of the analysis of liquidity companies from 2008 to 2010, in general it can be said that the company's performance is not good enough. It can be seen from the fluctuation of the Current Ratio, Quick Ratio and Cash Ratio achieved by the company. Perusahaanmenurun liquidity caused by short-term debt increased by greater than current assets. This is because most bank loans (loans) company matures in April of 2010 Keywords : Liquidity Ratio PENDAHULUAN Salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di saat ini menjadikan dunia usaha semakin kompetitif. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan catatan perusahaan sebagai sumbernya, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengelola dananya dengan baik dalam membiayai aktivitasnya, maka dilakukan suatu analisa yang dikenal dengan analisa rasio. Analisa rasio keuangan ini menyajikan posisi laporan keuangan dengan membandingkan dua periode atau lebih untuk mengetahui efisien atau efektifnya penggunaan dana, sehingga dapat berguna bagi pimpinan perusahaan dalam menilai kebijaksanaan yang telah ditempuh untuk kemudian membuat perencanaan dan keputusan pembelanjaan yang tepat. Rasio yang digunakan perusahaan antara lain adalah rasio likuiditas. PT. Melati Makassar sebagai perusahaan swasta pribumi yang bergerak di Bidang Kontraktor, Perdagangan Umum dan Konstruksi Baja melakukan analisa rasio keuangan sehingga mampu mengelola dananya dengan baik. Analisis keuangan adalah salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan pada PT. Melati, sebagai acuan untuk menentukan kebijakan dalam penglolaan dana. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka masalah pokok adalah : Apakah kinerja keuangan PT. Melati Makassar menurun ditinjau dari pendekatan rasio likuiditas Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Melati Makassar ditinjau dari pendekatan likuiditas dan profibilitas. 115

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepattepatnya sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Secara umum kegunaaan informasi keuangan hasil akuntansi adalah sebagai dasar prediksi bagi pemakainya. Laporan keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masingmasing pemakai. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan (Asyik dan Sulistyo, 2000) Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 Objective Financial Reporting by Business Enterprises (FSAB 1978) menyatakan bahwa tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor saat ini, investor potensial dan kreditur dalam pembuatan keputusan investasi rasional dan keputusan kredit. SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah kemampuan prediksi (FSAB 1980). Mengutip dari beberapa pendapat ahli, pengertian laporan keuangan yaitu menurut Weston dan Copeland (1996 : 24) dalam bukunya Manajemen Keuangan sebagai berikut : Laporan yang mempunyai hubungan antara ketiga macam laporan keuangan yaitu : neraca, laporan rugi laba, dan laporan laba di tahan. Dimana menurutnya neraca merupakan suatu laporan dari posisi keuangan pada suatu waktu tertentu, sedangkan laporan laba rugi, lebih menunjukkan hasil dari operasi selama satu periode dan laporan laba ditahan menunjukkan bagaimana perkiraan-perkiraan rugi laba yang ditahan pada neraca yang disesuaikan antara tanggal penyajian neraca. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi manfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan harus mencapai mutu antara lain : 1) relevant, 2) jelas dan dapat dimengerti, 3) dapat diuji kebenarannya, 4) mencerminkan keadaan menurut waktunya secara tepat, 5) dapat diperbandingkan, 6) lengkap, 7) netral Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perhitungan rasio tersebut dilakukan untuk memperoleh perbandingan yang dapat lebih berguna dibandingkan angka-angka yang berdiri sendiri. Tujuan menganalisis pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas dari 116

suatu perusahaan, rasio keuangan terdiri atas : Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya (Brigham & Houston, 2002). Rasio ini digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi sangat membantu manajemen untuk mengetahui efisien tidaknya modal kerja yang digunakan perusahaan dan penting juga bagi kreditur dan para pemegang saham. Rasio yang digunakan adalah : 1) Rasio Lancar (Current ratio), 2) Rasio Cepat (Quick ratio) dan 3) Rasio Kas (Cash ratio). Pengertian Rasio Likuiditas Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan, menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas Neraca, Laporan Rugi-laba, dan laporan perubahan modal (Sartono, Agus., 2000). Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pengertian likuiditas, maka dapat dilihat dari beberapa pendapat antara lain adalah Alex S. Nitisemito (1991:33) mengemukakan pengertian likuiditas sebagai berikut: Likuiditas adalah kemampuan suatu perusaahan untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang segera harus dibayar". Lebih lanjut Suad Husnan dan Enni Pudjiastuti (2004:71) mengemukakan pengertian likuiditas adalah "Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek". Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa likuiditas adalah petunjuk atau ukuran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat menilai atau mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kembali hutang-hutang jangka pendeknya. Beberapa peralatan rasio likuiditas yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui tingkat likuiditas perusahaan adalah: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang Lancar, digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick Ratio (QR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan terhadap hutang lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Untuk mengukur perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas (setara kas) dengan hutang lancar. Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat berharga yang mudah diperjualbelikan. 117

METODE PENELITIAN Daerah Penelitian Daerah penelitian berlokasi di Kota Makassar dan objek penelitian adalah perusahaan PT. Melati yang bertempat di Jalan Galangan Kapal No. 25 Makassar. Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah perbandingan rasio perusahaan dari tahun ke tahun yang meliputi : Metode Analisis Rasio Likuiditas Untuk mengukur tingkat likuiditas, rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi hutang jangka pendek (kurang dari satu tahun), yang jatuh tempo dalam suatu periode tertentu. Apabila perhitungan likuiditas tinggi, berarti perusahaan dalam keadaan lancar melunasi kewajiban jangka pendeknya, tetapi apabila kecil atau rendah, pihak perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan kegiatannya dan apabila telah mengalami penurunan terusmenerus tanpa adanya investasi terhadap aktiva tetap, maka perusahaan akan terancam bangkrut. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penulisan ini adalah : a. Current Ratio (Rasio Lancar) Current Ratio adalah rasio perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities), digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancamya. Rumusnya adalah: Aktiva Lancar Current Ratio Aktiva lancar meliputi : kas, surat berharga, piutang dan persediaan Hutang lancar meliputi : utang pajak, utang bunga, utang wesel, utang gaji dan utang jangka pendek lainnya. b. Quick Ratio (Rasio Cepat) Quick Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang tidak lancar, sebab untuk mengubah menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat (Quick Ratio) mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan lebih baik. Rumusnya adalah : Quick Ratio Aktiva Lancar - Persediaan c. Cash Ratio (Rasio Kas) Untuk mengukur perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang tunai (stara dengan kas) dengan hutang lancar. Rumusnya adalah : Cash Ratio Kas Setara Kas ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Tingkat Likuiditas Pada hakekatnya tujuan utama mengelola suatu perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba serta menjaga kontinuitas perusahaan, dan untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan 118

harus dikelola secara efektif dan efisien. Salah satu indikasi untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas perusahaan adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya. Tingkat likuiditas yang baik dimiliki perusahaan apabila perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup untuk melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar (current ratio) digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi hutang lancarnya (yang jatuh tempo kurang dari satu tahun), antara lain : utang pajak, utang bunga, utang wesel, utang gaji dan utang jangka pendek lainnya. Rumusnya adalah: Aktiva Lancar Current Ratio Berdasarkan laporan keuangan perusahaan PT. Melati pada periode tahun 2008 hingga 2010, maka aktiva lancar dan hutang lancar PT. Melati dapat dilihat pada (Tabel 5.), berikut ini: Tabel 5. Aktiva Lancar dan PT. Melati 2010 Current Ratio Perkiraan Tahun 2010 Aktiva Lancar 372.013.000 608.427.300 749.312.000 152.550.000 225.150.000 292.450.000 Berdasarkan perkiraan aktiva lancar dan hutang lancar tersebebut di atas, maka analisis current ratio PT. Melati adalah sebagai berikut : 372.013.000 Current Ratio 152.550.000 243,86% atau 2,4386 608.427.000 Current Ratio 225.150.000 270,23% atau 2,7023 Tahun 2010 749.312.000 Current Ratio 292.450.000 256,22% atau 2,5622 Pada periode tahun 2008, current ratio perusahaan PT. Melati sebesar 243,86% atau 2,4386. Pada periode tahun 2009 current ratio perusahaan mengalami peningkatan sebesar 10,81% yaitu dari 243,86% menjadi 270,23% atau 2,7023. Peningkatan current ratio pada tahun 2009 terjadi karena adanya kenaikan pada aktiva lancar sebesar 63,55%, yaitu dari Rp 372.013.000 naik menjadi Rp 608.427.300 sedangkan kenaikan pada hutang lancar sebesar 47,59%, yaitu dari Rp 152.550.000 naik menjadi Rp 225.150.000. Pada Tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami penurunan sebesar 5,19% yaitu dari 270,23% menjadi 256,22% atau 2,5622. Penurunan current ratio pada tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan pada aktiva lancar lebih kecil daripada peningkatan hutang lancar. Aktiva lancar meningkat sebesar 23,16% yaitu dari Rp 608.427.000 menjadi Rp 749.312.000, sedangkan hutang lancar mengalami peningkatan sebesar 29,89%, yaitu dari Rp 225.150.000 menjadi Rp 292.450.000. Peningkatan hutang lancar pada tahun 2010 ini disebabkan karena sebagian dari hutang jangka panjang (hutang bank) perusahaan, dialihkan menjadi hutang lancar sebesar Rp 100.000.000 karena jatuh tempo pada tahun 2010. 119

Current Ratio Berdasarkan hasil analisis ratio di atas, maka grafik current ratio perusahaan PT. Melati tahun 2008-2010 pada adalah sebagai berikut : 450% 400% 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% Grafik 1. Current Ratio PT. Melati - 2010 243,86% Dari hasil analisis current ratio perusahaan PT. Melati dapat diketahui bahwa : Pada tahun 2009 current ratio meningkat karena penambahan persediaan material yang cukup tinggi sebesar 78,83%, yaitu naik dari Rp 182.841.000 menjadi Rp 326.971.000, dengan total persediaan sebesar Rp 608.427.300. atau persediaan material sebesar 53,74% dari total aktiva lancar perusahaan. Pada tahun 2010 current ratio perusahaan menurun karena kenaikan hutang lancar yang disebabkan oleh peralihan hutang jangka panjang menjadi hutang lancar sebesar Rp 200.000.000 karena yang telah jatuh tempo tahun 2010. Menurunnya current ratio tahun 2010 juga disebabkan oleh penambahan investasi aktiva tetap berupa kendaraan & alat angkut sebesar Rp 87.500.000 dan penambahan inventaris kantor sebesar Rp 4.000.000. 270,23% Tahun 2010 256,22% Dari hasil analisis data laporan keuangan perusahaan PT. Melati tahun 2008-2010 dapat dijelaskan bahwa likuiditas perusahaan PT. Melati berdasarkan analisis curren ratio adalah berfluktuasi namun cukup baik (likuid), kaena tingkat current ratio rata-rata 256,77%, diatas 200% atau diatas 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah yang sering mengalami fluktuasi harga dan sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi menggunakan rasio cepat, adalah cara yang lebih baik dalam mengukur kemampuan likuditas suatu perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya. Rumusnya adalah: Quick Ratio Aktiva Lancar Persediaan Hutamg Lancar Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 maka (aktiva lancar persediaan) dan hutang lancar adalah sebagai berikut : Tabel 6. Aktiva Lancar - Persediaan dan PT. Melati 2010 Quick Ratio Perkiraan Tahun 2010 Aktiva Lancar 372.013.000 608.427.300 749.312.000 Persediaan 182.841.000 326.971.000 424.453.000 Aktiva Lancar - Persediaan 189.172.000 281.456.300 324.859.000 152.550.000 225.150.000 292.450.000 120

Current Ratio 372.013.000 182.841.000 Quick Ratio 152.550.000 189.172.000 152.550.000 124,01% atau 1,2401 608.427.300 326.971.000 Quick Ratio 225.150.000 281.456.300 225.150.000 125,01% atau 1,2501 Tahun 2010 Quick Ratio 749.312.000 424.453.000 292.450.000 324.859.000 292.450.000 111,08% atau 1,1108 Pada tahun 2008, quick ratio perusahaan PT. Melati sebesar 124,01% atau 1,2401. Pada tahun 2009 quick ratio perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,81% yaitu dari 124,01% meningkat menjadi 125,01% atau 1,2501. Peningkatan quick ratio tahun 2009 terjadi karena adanya peningkatan pada aktiva lancar setelah dikurangi persediaan, sebesar 48,78% yaitu dari Rp 189.172.000 menjadi Rp 281.456.300, sedangkan hutang lancar perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 47,59% yaitu dari Rp 152.550.000 menjadi Rp 225.150.000. Pada tahun 2010, quick ratio perusahaan mengalami penurunan sebesar 11,14% yaitu dari 125,01% menjadi 111,08% atau 1,1108. Penurunan quick ratio tahun 2010 terjadi, karena adanya peningkatan aktiva lancar dikurangi persediaan sebesar 15,42% yaitu dari Rp 281.456.300 menjadi Rp 324.859.000, sedangkan peningkatan yang terjadi pada hutang lancar sebesar 29,89% yaitu dari Rp 225.150.000 menjadi Rp 292.450.000, peningkatan hutang lancar lebih besar dibandingkan peningkatan aktiva lancar setelah dikurangi pesediaan. Berdasarkan data di atas, maka grafik quick ratio tahun 2008-2010 pada PT. Melati adalah sebagai berikut : 250% Grafik 2. Quick Ratio PT. Melati - 2010 200% 150% 100% 124,01% 125,01% Tahun 2010 111,08% 50% 0% Dari hasil analisis perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa quick ratio perusahaan berfluktuasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum perusahaan belum mampu memenuhi hutang lancarnya yang juga sekaligus menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan belum cukup baik, karena hasil analisis menunujukkan bahwa ratarata quick ratio perusahaan adalah 120,03%. Quick ratio dibawah 200% atau dibawah 2. Rendahnya quick ratio perusahaan disebabkan karena tingginya nilai persediaan material, yang setiap tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2009 persediaan material naik 78,83% dan tahun 2010 naik sebesar 29.81%. Nilai persediaan yang tinggi mengakibatkan current ratio cukup baik, namun hal ini kurang baik untuk quick ratio. Manajemen perusahaan sudah berusaha menekan jumlah hutang usaha (hutang lancar dari relasi) namun jumlah hutnag lancar tetap meningkat karena adanya peralihan status hutang jangka panjang menjadi hutang jangka pendek, 121

Cash Ratio karena sebagian dari hutang jangka panjang telah jatuh tempo pada tahun 2009 dan 2010. Rasio Kas (Cash Ratio) Untuk mengukur perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas setelah efek. Rumusnya adalah: Cash Ratio Kas & Setara Kas Berdasarkan laporan keuangan perusahaan PT. Melati tahun 2008 sampia dengan tahun 2010, maka Kas dan setara kas dan hutang lancar adalah sebagai berikut : Tabel 7. Kas dan Setara Kas dengan 2010 Cash Ratio Perkiraan Tahun 2010 Kas dan Setara Kas 112.325.000 162.206.000 167.916.000 152.550.000 225.150.000 292.450.000 112.325.000 Cash Ratio 152.550.000 73,63% atau 0,7363 162.206.000 Cash Ratio 225.150.000 72,04% atau 0,7204 Tahun 2010 167.916.000 Cash Ratio 292.450.000 57,42% atau 0,5742 Pada tahun 2008, cash ratio perusahaan PT. Melati sebesar 73,63% atau 0,7363. Pada tahun 2009 cash ratio perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,16% yaitu dari 73,63% menjadi 72,04% atau 0,7204. Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada kas dan setara kas sebesar 44,41 % yaitu dari Rp 112.325.000, menjadi Rp 162.206.000, sedangkan hutang lancar meningkat sebesar 47,59% yaitu dari Rp 152.550.000 menjadi Rp 225.150.000. Pada tahun 2010, cash ratio perusahaan mengalami penurunan sebesar 20,30% yaitu dari 72,04% menjadi 57,42% atau 0,5742. Penurunan cash ratio tahun 2010 ini disebabkan oleh adanya peningkatan pada kas dan setara kas sebesar 3,52% yaitu dari Rp 225.150.000 menjadi Rp 292.450.000, sedangkan utang lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 29,89%, yaitu dari Rp 225.150.000 menjadi Rp 292.450.000. Berdasarkan data di atas, maka grafik cash ratio tahun 2008-2010 pada PT. Melati adalah sebagai berikut : 200% Grafik 3. Cash Ratio PT. Melati - 2010 150% 100% 50% 73,63% 72,04% Tahun 2010 57,42% 0% Dari hasil analisis cash ratio perusahaan, maka dapat diketahui bahwa cash ratio perusahaan cenderung menurun, hal ini disebabkan karena 122

peningkatan kas dan kas tidak sebanding dengan dengan peningkatan hutang lancar perusahaan. Peningkatan hutang lancar diakibatkan adanya hutang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun 2009 dan 2010. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memenuhi hutang lancarnya yang juga sekaligus menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan pada tingkat cash ratio kurang baik, yaitu cash ratio rata-rata sebesar 67,70%, berada di bawah 100%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan, maka dapat diambil sebuah kesimpulan yaitu analisis likuiditas perusahaan periode 2008 sampai 2010, secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan belum baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis current ratio dan quick ratio yang berfluktuasi serta cash ratio yang cenderung menurun pada periode 2008 sampai 2010. Menurunnya likuiditas disebabkan adanya peralihan utang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek. Meningkatnya persediaan material mengakibatkan menurunnya quick ratio dan cash ratio. Penambaan ivestasi berupa bangunan pada tahun 2009 dan penambahan kendaraan pada tahun 2010 juga mengakibatkan menurunnya likuidias perusahaan. Saran Berikut ini penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan sebagai berikut : Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, untuk meningkatkan likuiditas perusahaan, maka sebaiknya perusahaan menjual aktiva perusahaan yang tidak produktif untuk menutupi sebagian dari hutanghutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. DAFTAR PUSTAKA Asyik, Nur Fadjrih dan Soelistyo, 2000, Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No. 3 Brigham & Houston, 2002. Fundamentals of Financials Management. Buku 1 Edisi Ke Sepuluh. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Finacial Accounting Standards Board (FASB), 1978, Statement of Financial Accounting Concepts No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, Stamfort, Connecticut Husnan, Suad & Pudjiastuti, Enni, 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sartono, Agus., 2000. Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi. Edisi Keempat. Penerbit BPFE, Yogyakarta. *) Penulis adalah Dosen Tetap Yayasan Pada STIE-YPUP 123