WAKIL WALIKOTA TERNATE

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 7 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2002

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 18 Tahun : 2002 Seri : D Nomor : 16

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 39 TAHUN 2002 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

: a' bahwa guna mewujudkan otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentaig Pemerintahan Daerah,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 77 Tahun 2014 Seri D Nomor 37 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

Transkripsi:

2 WAKL WALKOTA TERNATE KEPUTUSAN WALKOTA TERNATE NOMOR : 05 TAHUN 2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) D KELURAHAN DALAM DAERAH KOTA TERNATE WALKOTA TERNATE Menimbang a. bahwa dalam rangka menindak lanjuti Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor : 21 Tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Rukun Tetangga (RT) Dan Rukun warga (RW). Maka perlu Menyusun Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dalam Daerah KotaTernate. b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan keputusan ini. Mengingat 1. Undang-undang R.. Nomor 11 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kotarnadya Daerah Tingkat Ternate [Lembaran. 9{.egara Tahun 1999 'J{pmor 45 'Tambahan. Lembaran 'J{g.gara 'J{pmor 3824); 2. Undang-undang R.L Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. (Lem6aran 'J{g.gara 'Tahun. 1999 'J{pmor 60, Tambahan. Lem6aran 'J{g.gara 'J{pmor 3839) ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom [Lembaran '.J..(f.gara 'J{pmor 54 'ahuti 2000, 'ambahan. Lembaran. 'J{g.gara 'J{pmor 3952) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, [Lembaratt 'J{g.gara 'J{pmor 165 'Tafz.un 2000); 5. Keputusan Presiden R.. Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Bentuk Undang-undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Keputusan Presiden [Lembaran '.J..(f.gara Tahun 1999 99mor 70);

6. Keputusan Presiden R.1. Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. 7. Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 21 Tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dalam Daerah Kota Ternate. MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN WALKOTA TERNATE TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA OAN RUKUN WARGA 01 KELURAHAN OAlAM OAERAH KOTA TERNATE. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang di maksud dengan : a. Daerah adalah Kota Ternate. b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kota Ternate. c. Kepala Daerah adalah Walikota Ternate. d. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah Sebagai Perangkat Daerah Kota ternate di Bawah Kecamatan e. Lembaga adalah Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang berada di Kelurahan Dalam Daerah kota Ternate. F. Rukun Tetangga selanjutnya di singkat Lembaga Yang di bentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka Pelayanan Pemerintah dan Kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan. G. Rukun Warga selanjutnya disingkat RW adalah Lembaga yang di bentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerja yang ditetapkan oleh Kelurahan. H. Keputusan Kepala Kelurahan adalah semua keputusan yang merupakan kebijaksanaan Kepala kelurahan yang menyangkut Pemerintahan Kemasyarakatan dan pembangunan di kelurahan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun peraturan undang-undangan yang berlaku.. Penduduk setempat adalah setiap Orang baik warga Negara R.1. maupun Orang Asing yang bertempat tinggal Tetap di wilayah Rukun Tetangga dan Rukun Warga Yang bersangkutan. J. Kepala Keluarga yang selanjutnya di singkat KK adalah Penanggung Jawab anggota Keluarga yang Secara Kemasyarakatan terdaftar dalam kartu keluarga. K. Lingkungan adalah Bagian Wilayah Dalam Kelurahan yang Merupakan Lingkungan Keria Pelaksanaan Pemerintahan Kelurahan.

F. Swadaya Masyarakat adalah Kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar kearah pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu. G. Gotong royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela. BAB Kedudukan Pasal 2 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW) adalah Lembaga yang berkedudukan di lingkungan Kelurahan yang diakui dan di bina oleh Pemerintah Daerah Kota Ternate. BAB '" Maksud dan Tujuan Pembentukan Pasal 3 Rukun Tetangga dan Rukun Warga dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk : a. Memelihara dan Memberdayakan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang didasari dengan kegotong royongan dan kekeluargaan. b. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah, Pembangunan dan Kemasyarakatan. c. Memberdayakan dan menghimpun seluruh potensi dan swadaya masyarakat dalam usaha meningkatkan Kesejahteraan masyarakat. Pasal4 1. Setiap RT terdiri dari sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh ) KK yang berada di kelurahan yang bersangkutan. 2. Setiap Rukun Warga sekurang-kurangnya 2 sid 3 RT yang berada di Kelurahan yang bersangkutan. 3. Setiap Lingkungan dibentuk 2 sid 3 RW. Pasal 5 1. Pembentukan RT di musyawarahkan dimufakatkan oleh Kepala Lingkungan dengan kepala Keluarga setempat. 2. Pembentukan RW di musyawarahkan/dimufakatkan oleh Kepala Kelurahan dengan Pengurus RT. 3. Hasil musyawarah/mufakat sebagai dimaksud pada ayat 1 dan 2, dikukuhkan dengan Keputusan Kepala Kelurahan. 4. Keputusan kepala Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 baru berlaku setelah mendapatkan pengesahan Camat atas nama Walikota Ternate.

Keanggotaan, BABV Tugas Pokok, Hak dan Kewajiban Pasal6 1. Anggota Rukun Tetangga adalah Penduduk setempat yang terdaftar pada kartu keluarga yang di wakili kepala keluarga. 2. Anggota Rw adalah RT-RT yang diwakili oleh pengurus rukun tetangga. Pasal7 Tugas Pokok RT dan RW adalah : a. Membantu terwujudnya kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. b. Mengerakkan Gotong Royong Swadaya dan Partisipasi masyarakat. c. Membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam menunjang Stabilitas Nasional. d. Membantu menyebarluaskan informasi setiap program Pemerintah dalam rangka Good Govermenance e. Memfasilitasi hubungan antar sesama anggota masyarakat dan antara anggota masyarakat dan anggota masyarakat dengan Pemerintah. f. Membentuk penyelenggaraan tugas pelayanan masyarakat yang menjadi tugas Pemerintah (Akuntabilitas) g. Berperan aktif dalam membantu tugas pembinaan pengelolaan dalam rangka menciptakan kelestarian lingkungan hidup. Pasal8 1. Anggota Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mempunyai hak sebagai berikut: a. Mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RT dan RW. b. Memilih dan di pilih sebagai pengurus RT dan RW kecuali yang berstatus Warga Negara Asing 2. Anggota RT dan RW mempunyai kewajiban : a. Turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas pokok lembaga/organisasi RTdan RW, b. Turut serta Proaktif melaksanakan keputusan musyawarah RT dan RW. BABV Kepengurusan Pasal9 1. Pengurus RT Terdiri dari: a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara d. Beberapa orang pembantu sesuai kebutuhan dan bila di pandang perlu.

2. Pengurus RW terdiri dari a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara d. Seksi-seksi e. Beberapa orang pembantu, sesuai kebutuhan yang di pandang perlu Pasal 10 1. Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 huruf a,b dan c, dan ayat 2 huruf a, b dan c, dipilih dari dan oleh anggota dalam musyawarah anggota. 2. Pengurus RT dan RW sebagai dimaksud pasal 9 ayat 1 huruf b dan ayat 2 huruf d dan e di tunjuk oleh ketua melalui musyawarah mufakat dengan pengurus lain. Pasal 11 Dalam hal sebagaimana dimaksud pasal 9 belum dibentuk kepala kelurahan dapat menunjuk pengurus sementara paling lama 4 bulan dan segera melaksanakan pemilihan pengurus. Pasal 12 1. Yang dapat dipilih menjadi pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud pasal10 ayat (1) adalah penduduk setempat WN yang menjadi anggota RT dan RW yang memilih syarat-syarat : a. Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia dan Taat kepada Pancasila dan UUD 1945 c. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Dasar atau yang sederajat. d. Berumur Sekurang-kurangnya 25 Tahun dan setinggi-tingginya berumur 55 Tahun e. Sehat jasmani dan Rohani. f. Berkelakuan Baik, Jujur, Adil, Cakap Berwibawa dan penuh pengabdian kepada masyarakat. g. Tidak pernah di hukum penjara karena melakukan tindak pidana. h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. i. Bertempat Tinggal Tetap di kelurahan yang bersangkutan. j. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat setempat. k. Mempunyai kemampuan dan kemauan bekerja dan membangun masyarakatnya.. Bersedia dicalonkan menjadi pengurus LPM di kelurahan yang bersangkutan. m. Memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat yang diatur dalam masyarakat. n. Yang dapat ditunjuk menjadi pengurus RT dan RW sebagaimana di maksud pasal 10 ayat 2 adalah penduduk setempat (WN ) yang terdaftar pada kartu keluarga yang telah berusia 17 Tahun keatas atau pernah kawin serta memenuhi syarat sebagaimana di maksud pada ayat 1 huruf a sid m. Pasal 13 1. Pemilihan pengurus RT dilaksanakan oleh suatu panitia yang terdiri dari : a. Kepala Lingkungan Sebagai Ketua. -- --- ~

a. Pemuka Masyarakat sebagai Sekretaris. b. Beberapa orang anggota yang ditentukan berdasarkan musyawarah bila di pandang perlu. 2. Pemilihan pengurus RW dilaksanakan oleh suatu panitia yang terdiri dari : a. Kepala Kelurahan sebagai Ketua. b. Pemuka Masyarakat sebagai Sekretaris. c. Beberapa orang anggota yang dimusyawarahkan dengan Ketua bila di pandang perlu. 3. Hasil pemilihan pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diajukan oleh Kepala Kelurahan, Kepala Camat atas nama Walikota Ternate. Pasal14 1. Pengurus RT dan RW bertugas dan berkawajiban untuk melaksanakan : a. Tugas pokok RT dan RW sebagaimana dimaksud pada pasal 7. b. Keputusan musyawarah anggota. c. Membina Kerukunan Hidup Warga. d. Membuat laporan tertulis kegiatan organisasi secara berkala. 2. Pengurus RT berhak a. Menyampaikan saran-saran dan pertimbangan kepada pengurus RW mengenai hal-hal yang berhubungan dengan membantu kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 3. Pengurus RT dan RW melaporkan segala kegiatan kepada Anggota melalui musyawarah Anggota. Pasal 15 Masa Bhakti pengurus RT dan RW minimal 3 Tahun dan maksimal 5 Tahun terhitung tanggal pengesahan Camat atas Nama Walikota Ternate serta di pilih kembali untuk satu kali masa bhakti. Pasal 16 Anggota pengurus RT dan RW dapat diganti sebelum masa bhakti dalam hal : a. Meninggal dunia. b. Atas permintaan sendiri. c. Melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan penduduk kelurahan terhadap kepemimpinannya sebagai pengurus RT dan RW. d. Tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan pada pasal 12. e. Pindah ternpat tinggal dari lingkungan RT atau RW yang bersangkutan f. Sebab-sebab lain yang bertentangan Peraturan Perundang-undangan dan Norma-norma kehidupan Masyarakat. Pasal 17 1. Setiap berakhirnya masa bhakti pengurus RT atau pemberhentian pergantian sebelum habis masa bhaktinya, kepada lingkungan berkewajiban membiritahukan kepada anggota tentang pemberhentian pergantian pengurus dan melaporkan kepada kepala kelurahan.

2. Setiap berakhirnya masa bhakti pengurus RW atau pemberhentian Pergantian Pengurus sebelurn habis masa bhaktinya. Kepala kelurahan berkewajiban memberitahukan kepada anggota tentang pemberhentian/penggantian pengurus dan melaporkan kepada Camat. BAB Musyawarah V anggota Pasal 18 1. Musyawarah RT dan RW merupakan wadah pemusyawaratan dan pemufakatan anggota dalam lingkungan RT dan RW. 2. Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berfungsi untuk : a. Memilih pengurus b. Menentukan dan merumuskan program kerja c. Menerima dan mengesahkan pertanggung jawaban pengurus. 3. Pengurus RT dan RW untuk menentukan dan merumuskan Program diadakan sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun. 4. Musyawarah RT dan RW sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota. 5. Apabila tidak tercapai jumlah anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 4 selama dua kali berturutturut maka musyawarah berikutnya dianggap sah dan dapat menetapkan suatu keputusan setelah mendengar pertimbangan Camat. 6. Keputusan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan berdasarkan musyawarah mufakat. BAB V Keuangan Pasal 19 1. Keuangan Rt dan RW dapat diperoleh dari : a. Bantuan Pemerintah Kelurahan b. Bantuan Pemerintah Kecamatan.... Bantuan Pemerintah Kota Ternate. d. Bantuan Pemerintah Propinsi Maluku Utara. 2. Pengelolaan Keuangan yang diperoleh dari sumber-sumber sebagaimana dimaksud pad a ayat 1 diadministrasikan secara tertib dan teratur serta membuat laporan tertulis sebagaimana dimaksud pad a pasal 14 ayat 1 huruf d. BAB V Kek ayaan Pasal 20 Kekayaan RT dan Rw diadministrasikan secara tertib dan teratur serta dilaporkan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat 1 huruf d.

BAB X Pembinaan Pasal21 Kepala BPM atas nama Walikota Ternate, Camat dan Kepala Kelurahan melaksanakan Pembinaan terhadap Lembaga / Organisasi RT dan RW untuk mencapai Daya Guna dan Hasil Guna yang sebesarbesarnya. BAB X Ketentuan Penutup Pasal 22 RT dan RW atau yang disebut dengan nama lain yang sudah ada pada saat mulai berlakunya peraturan ini, dinyatakan sebagai RT dan RW menurut Peraturan ini. Pasal 23 1. Dengan berlakunya Keputusan Walikota ini, maka seluruh ketentuan dan peraturan yang mengatur tentang RT dan RW yang berlaku sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. 2. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Ditetapkan di : Ternate Pad a tanggal : 14 Maret 2002 WAKL WALKOTA TERNATE Diundangkan di : Ternate Pada tanggal : 14 Maret 2002 SEKRETARS DAERAH KOTA TERNATE TTD DRS. SKANDAR M. DJAE TTD DRS. FACHRY AM MARl [Lembaran. Daerah. 'l(pta 'ernate 'ahun. 2002 'J.{sJrrwr06) Kepala Bagian Hukum Setda Ternate - ARF ABD. GAN, SH PENATA NP. 630 008 535

LAMPRAN" NOMOR TANGGAL KEPUTUSAN WALKOTA TERNATE 05 TAHUN 2002 14 MARET 2002 STRUKTUR ORGANSAS RUKUN TETANGGA KETUA RT SEKRETARS BENDAHARA WAKL WALKOTA TERNATE TTD DRS. SKANDAR M. DJAE

LAMPRAN NOMOR TANGGAL KEPUTUSAN WALKOTA TERNATE 05 TAHUN 2002 14 MARET 2002 STRUKTUR ORGANSAS RUKUN WARGA (RW) KETUARW SEKRETARS BENDAHARA SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS SEKS WAKL WALKOTA TERNATE TTD DRS. SKANDAR M. DJAE