INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Kesadahan Dalam Air

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PENENTUAN KUALITAS AIR

KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

TUGAS AKHIR DESAIN DAN APLIKASI KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT-KARBON AKTIF UNTUK PRODUKSI AIR SANITASI

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PENGOLAHAN DENGAN CARA PERTUKARAN ION

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

LAPORAN PRAKTIKUM Laboratorium Pengolahan Air Industri Kimia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ZEOLIT UNTUK MENGURANGI KESADAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.


ION EXCHANGE DASAR TEORI

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan


Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. air merupakan media penularan penyakit (Sutrisno dkk, 2000). Pertumbuhan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Transkripsi:

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102) STUDI KASUS : PELUNAKKAN AIR MENGGUNAKAN PENUKAR KATION AMBERLITE IR 120 Abubakar Tuhuloula Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unlam Jl. A. Yani Km. 35,8 Kampus Unlam Banjarbaru Telp : (0511) 7404878 Email : Abubakarkulur@yahoo.com ABSTRAK Air adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia H 2 O. Air mempunyai bentuk yang berbeda beda yaitu gas, padat dan cair. Ketiganya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan udara. Kesadahan air diakibatkan oleh hadirnya ion calsium dan magnesium. Penetapan kesadahan hanya diharapkan pada penetapan kadar Ca dan Mg dalam air. Dalam proses penetapan kesadahan digunakan resin penukar kation sebagai pengikat Ca 2+ dan Mg 2+. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penukar Ion dengan resin yang digunakan adalah jenis Polystirene Divinyl Benzene (SDVB) yaitu Amberlite IR 120. Proses ini menggunakan cara kromatografi kolom sederhana. Dari hasil penelitian ternyata Amberlite mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk melunakkan air sampai 80%. Kata kunci : Air sadah, Penukar ion, Amberlite Latar Belakang Bagi industri kimia, air adalah bahan yang relatif murah dan tak tergantikan yang dalam jumlah besar dipakai sebagai bahan pelarut, sebagai pembawa panas pada pemanasan dan pendingin, sebagai bahan pembersih dan reaktan bagi sejumlah proses-proses kimia. Pengolahan air alam menjadi air ketel uap (boiler) atau untuk air pendingin pemakaian pada reaksi-reaksi kimia, setelah pemisahan air alam secara mekanik dari zat-zat suspensi dan kotorankotoran padat lainnya untuk beberapa tujuan cukup dibuat tidak sadah, dihilangkan garamnya dan kadang-kadang dibuang gasnya. (Vollrath. H, 1985) Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. Sumber utama air yang mendukung kehidupan di bumi ini adalah laut, dan semua air akhirnya akan kembali ke laut yang bertindak sebagai reservoir atau penampung. Air dapat mengalami daur hidrologi. Selama menjalani daur itu air selalu menyerap zat-zat yang menyebabkan air itu tidak lagi murni. Oleh karena itu, pada hakekatnya tidak ada air yang betul-betul murni. Zat-zat yang diserap oleh air alam dapat diklasifikasikan sebagai padatan terlarut, gas terlarut dan padatan tersuspensi. Pada umumnya, jenis zat pengotor yang terkandung dalam air bergantung pada jenis bahan yang berkontak dengan air itu, sedangkan banyaknya zat pengotor bergantung pada waktu kontaknya. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan terutama terdiri dari : kalsium karbonat (CaCO 3 ), magnesium karbonat (MgCO 3 ), kalsium sulfat (CaSO 4 ), magnesium sulfat (MgSO 4 ), dan sebagainya. Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak. Dengan cara-cara pengolahan yang khusus, persediaan air tawar juga dapat diambil dari air laut atau air payau (brackish water). Perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah kadar garamnya. Air laut mengandung sekitar 35.000 mg mineral per kg air, sedangkan kadar maksimum kalsium dalam air tawar adalah 1000 mg per kg air. Oleh karena itu pengolahan air laut dapat lebih kompleks dan lebih mahal. Untuk memperoleh air bersih yang layak konsumsi diperlukan suatu cara yang lebih baik. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah filtrasi (penyaringan). Metode ini dapat diterapkan di

98 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 daerah pedesaan yang berada di tepi sungai ataupun sumber air lain. (Praswasti, dkk) Perlu diketahui bahwa dalam air banyak mengandung mineral-mineral seperti garam Ca, Mg, Fe yang sifatnya agresif untuk mengadakan korosif terhadap suatu bahan (besi). Oleh karena itu air bersifat merusak, dengan demikian bagaimana supaya melunakkan air tersebut sehingga menjadi air yang siap dipakai dalam proses industri. Kesadahan air diakibatkan oleh hadirnya ion Ca dan Mg, dan dalam proses penetapan kesadahan ini digunakan Resin Penukar Kation (Amberlite IR-120) sebagai pengikat Ca 2+ dan Mg 2+. Dengan demikian diharapkan air yang keluar dari kolom memenuhi persyaratan untuk air industri yang bebas kation. Industri sebagai suatu tempat dilaksanakannya proses produksi maupun pengolahan bahan-bahan, memerlukan air untuk berbagai keperluan khusus, misalnya sebagai bahan baku proses, bahan pelarut, media pendingin, steam pemanas, steam pembangkit listrik, pencucian peralatan, pemadam kebakaran dan sebagainya. Supply atas kebutuhan air untuk industri dapat di cukupi dengan jalan mengolah air yang ada di alam, misalnya air sumur, air sungai dan air laut, dengan treatment sesuai dengan bahan bakunya dan tujuan akhir penggunaan di industri. Air yang di dapat dari sumber air tanah, air hujan dll, tidak dengan serta merta dapat digunakan untuk kebutuhan air pendingin, air boiler, dan air proses. Supaya air tersebut dapat di gunakan untuk keperluan industri, maka air tersebut perlu di hilangkan kesadahan atau hardness-nya. Air yang di gunakan dalam industri dapat di bagi dalam : Air proses 20% Air boiler 80 % Air pendingin Kesadahan air dikarenakan adanya garamgaram Ca, Mg, sebagai bikarbonat, sulfat, klorida, dan nitrat yang larut dalam air tersebut. Besi, alumunium, mangan juga dapat menyebabkan kesadahan air, namun unsur-unsur ini tidal lazim ada dalam air alam, kalaupun ada hanya dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak banyak berpengaruh pada air industri. Bahaya kesadahan air untuk boiler adalah pembentukan lapisan garam kompleks Ca 2+, Mg 2+ pada dinding-dinding badan pemanas atau pipa boiler. Terbentuknya lapisan tersebut merupakan penghambat pemindahan panas. Kandungan-kandungan pengotor dalam air yang tidak memenuhi persyaratan, memungkinkan terjadinya : Kerak (Scale) Kerak dapat disebabkan oleh Ca dan Mg yang terdapat dalam air dan kerak ini akan mengendap atau menempel kuat pada dinding alat yang mrupakan tahanan panas yang merugikan. Kerak yang terbentuk akan menyebabkan : isolasi terhadap panas sehingga energi dari bahan bakar tertolak, kerak ini kadang pecah tiba-tiba, sehingga air langsung berhubungan dengan boiler yang akan menimbulkan pecahan (kebocoran) karena boiler mendapatkan tekanan yang kuat. Korosi Korosi dapat disebabka oleh oksigen yang larut dalam air, CO 2 dan ion-ion asam yang dapat menurunkan ph. Perusakan yang cukup besar bisa menyebabkan reparasi yang berat bahkan kadang-kadang boiler tersebut diberhentikan pemakainnya. Reaksi yang terjadi pada korosi ini adalah : 4Fe(OH) 2 + O 2 + H 2O Fe(OH) 3 Fe 2+ + 2H 2 O Fe(OH) 2 + 2H + 4 H + + O 2 2 H 2 O Foaming (Buih atau Busa) Foaming yaitu timbulnya buih pada permukaan air, disebabkan oleh konsentrasi tinggi dari garam anorganik atau organik, baik berupa suspensi maupun yang terlarut. Yang menyebakan terjadinya busa yaitu: solid matter, suspended matter, suatu kebasahan yang tinggi sekali. Karena buih dapat menyebabkan percikan yang kuat sehingga mengakibatkan adanya solid yang menempel dan akan mengakibatkan terjadinya korosi dengan adanya pemanasan lebih lanjut. Priming Priming yaitu kondisi dimana buih yang terdapat di permukaan air dapat masuk ke saluran uap yang menyebabkan uap basah (wet steam). Priming sering juga disebut sebagai keluarnya iar bersamsama dengan uap secara tiba-tiba dan keras dari boiler. Priming disebabkan oleh persoalan mekanis dan sebagian persoalan kimia yang dapat di simpulkan sebagai berikut : ketinggian air dalam boiler cukup tinggi, konsentrasi tinggi dari bahan kimia dalam air, kotorankotoran yang menyebabkan naiknya tegangan permukaan dan pembukaan katup uap terlalu cepat. Kesadahan adalah karakteristik fisik atau kimia atau parameter dari air. Kesadahan akibat sabun dan deterjen sangat berperan untuk merusak ketel uap dan pipa. Kesadahan air dapat dikurangi dengan kapur atau dengan pertukaran ion. Kesadahan rendah berperan untuk kecenderungan air yang bersifat

Abubakar Tuhuloula, Studi Kasus Pelunakan Air 99 menghancurkan. Kadar alkali dan Kesadahan sering terjadi bersama-sama, sebab beberapa campuran dapat menyokong kedua-duanya kadar alkali dan kesadahan ion. Kesadahan dapat digolongkan berdasarkan tabel dibawah ini : Tabel. 1 Kesadahan Air Karakteristik mg/liter CaCO3 Lembut Sedang Keras Sangat keras 0 75 75 150 150 300 > 300 Sumber : Spellman, F.R., The Science of Water Dengan demikian kesadahan dapat dibedakan atas dua jenis utama yaitu : a. Kesadahan Sementara (Temporer Hardness atau Bicarbonate Hardness) Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan bicarbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi : + - Ca 2 + 2 HCO 3 CaCO 3 + CO 2 + H 2 O CaCO 3 + CO 2 + H 2 O Ca(HCO 3 ) 2 + Cal Untuk menghilangkan sebagian kekerasan, air tersebut di didihkan. Cal + Ca(HCO 3 ) 2 CO 2 + CaCO 3 + H 2 O Kesadahan sementara atau Kesadahan Sementara yang disebabkan oleh garam bikarbonat dari Ca dan Mg yaitu, Ca(HCO 3 ) 2 dan Mg(HCO 3 ) 2, dapat juga disebabkan oleh hidrogenkarbonat logam alkali tanah yang terlarut, yang apabila air dimasak berubah menjadi karbonat yang tak larut dalam air dan mengeras berupa kerak ketel atau batu air, misalnya: Ca(HCO 3 ) 2 CaCO 3 + H 2 O + CO 2 Kalsium Hidrogen Karbonat (larut) Kalsium Karbonat (tak larut) b. Kesadahan Tetap (Permanen Hardness atau Non-carbonate Hardness). Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium sulfat yang proses pelunakkannya melalui proses kapur-soda abu, proses zeolit dan proses resin organik. Banyaknya ahli masak yang merasa terganggu oleh endapan putih kalsium karbonat, CaCO 3 yang terbentuk dalam tempat pendidihan air yang mempunyai kesdahan sementara. Kesadahan ini juga disebabkan oleh CaSO 4, CaCl 2, MgSO 4, MgCl 2 atau MgCO 3 yang tetap larut meskipun dipanaskan dan harus dijadikan karbonat yang mengendap dengan menggunakan soda ash Natrium Carbonat). CaSO 4 + Na 2 CO 3 CaCO 3 + Na 2 SO 4 Untuk mengisi air pada alat proses, adanya garamgaram tersebut diatas akan menimbulkan kerak yang menempel kuat pada alat proses. Kesadahan tetap atau juga disebut kesadahan sisa pada dasarnya disebabkan oleh adanya Calsium Sulfat dan Magnesium Sulfat (CaSO 4, MgSO 4 ). Dalam proses pertukaran ion ini digunakan resin asam kuat dan basa kuat. Resin adalah polimer buatan padatan dan berpori-pori dengan luas permukaan yang cukup besar persatuan berat. Pada permukaan yang berpori-pori terdapat gugus aktif yang mempunyai kapasitas penukaran terhadap kation dan anion. Istilah penukaran ion mulamula digunakan pertamakali oleh Way pada tahun 1852, pada saat itu Resin yang digunkaan berupa zeolit anorganik, seperti alumunium silikat yang mempunyai kapasitas penukar ion yang sangat rendah. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui : Adanya perubahan suhu air Adanya perubahan ph atau konsentrasi ion hidrogen Adanya perubahan warna, bau dan rasa Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut Adanya mikroorganisme Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan Proses Pada Penukar Kation 2 Ru H + Ca 2+ Ru 2 Ca + 2 H + untuk proses pelunakkan air dikenal beberapa cara yaitu : External Water Softening External water softening adalah suatu proses pelunakkan air yang dilakukan di luar sistim di mana air tersebut di gunakan dalam suatu operasi industri maupun dalam boiler. Pelunakan jenis ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : cold process softening by chemicals, hot process softening by chemicals dan softening and demineralization by ion exchange. Internal Water Softening Internal water softening adalah proses pelunakkan air yang dilakukan di dalam sistim di mana air tersebut di pakai dalam suatu proses industri terutama pelunakkan air di dalam boiler. Perumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan dapat dibuat suatu perumusana masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh resin dalam menetralkan air dan sejauh mana kemampuan resin mengikat garam-garam yang terkandung dalam air.

100 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 Bagaimana kualitas air yang diperoleh setelah dilewatkan pada resin. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sejauh mana kemampuan Resin dalam mengikat kation yang terlarut dalam air, sehingga memperoleh air yang terbebas dari garam-garam mineral. Manfaat Penelitian Dengan mempelajari kemampuan Amberlite (Resin Penukar Ion) ini, maka manfaat yang dipetik adalah alternatif penggunaan resin penukar ion dalam melunakkan air untuk kebutuhan air industri (sebagai pemanas dan pendingin pada pabrik). Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan metode Penukar Ion. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah alat Kromatografi Kolom Sederhana yang mana pada kolom di isi dengan resin Amberlite IR-120. Sampel yang digunakan dalam Deskripsi Alat : penelitian ini yaitu, Air yang mengandung Ca 2+, Mg 2+ dan Cl - yang berfungsi sebagai fase gerak dan Resin penukar kation Amberlite IR-120 yang berfungsi sebagai fase diam. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti meliputi : komposisi sampel masuk, komposisi sampel keluar, regenerasi penukar kation. Air yang dilewatkan pada resin terlebih dahulu dilakukan analisa pengujian Ca 2+ dan Mg 2+. Setelah itu sampel dilewatkan pada kolom kromatografi yang akan diambil sebagai produk, selanjutnya kembali dilakukan tahap pengujian analisa air dengan menggunakan titrasi EDTA (titrasi EDTA untuk menentukan kadar ion Ca dan Mg sisa). Di samping kromatografi, alat yang di gunakan adalah beuret, gelas ukur, batang pengaduk, corong, erlenmeyer, neraca analitis, pipet volum. Sedangkan yang digunakan adalah larutan EDTA, indikator EBT, NaCl, NaOH, CaCl 2.2H 2 O, MgCl 2.6H 2 O, ZnO, MgO, HNO 3 pekat, AgNO 3 dan Aquadest. Sampel Air Sadah Kapas Amberlite IR - 120 Kapas Hasil dan Pembahasan Analisas Data Hasil Penelitian Gambar. 1 Rangkaian Alat Kromatografi Kolom Sederhana Dari hasil analisa penelitian pelunakkan air dengan menggunakan Resin Penukar Ion untuk kebutuhan air Industri tercantum pada tabel dibawah ini :

Abubakar Tuhuloula, Studi Kasus Pelunakan Air 101 Tabel. 2 Amberlite IR 120 (Diuji dengan sampel 100 ppm Ca 2+ dan Mg 2+ ) Aquadest + CaCl 2.2H 2 O + MgCl 2.6H 2 O Waktu (dt) K Kesadahan No. Volume (ml) Kation (Vol. EDTA) Ca 2+ + Mg 2+ 1 50 55 - - 2 100 100 - - 3 150 163 - - 4 200 217 - - 5 250 271 - - 6 300 325 - - 7 350 379 - - 8 400 435 0,2 0,08 9 450 485 0,3 0,12 10 500 538 0,4 0,16 11 550 591 0,4 0,16 12 600 643 0,5 0,2 13 650 695 0,6 0,24 14 700 747 0,8 0,34 15 750 800 0,9 0,36 16 800 853 1,1 0,44 17 850 906 1,2 0,48 18 900 960 1,4 0,56 19 950 1014 2 0,84 20 1000 1068 3,9 1,56 21 1050 1122 5,7 2,28 22 1100 1173 7,7 3,08 23 1150 1222 8,4 3,36 24 1200 1270 11,7 4,72 25 1250 1318 15,7 6,28 26 1300 1366 18,8 7,52 27 1350 1413 20,1 8,04 28 1400 1461 21,8 8,72 29 1450 1510 21,8 8,72 30 1500 1559 22,7 9,08 31 1550 1612 24,6 9,84 32 1600 1666 24,6 9,84 33 1650 1722 24,6 9,84 34 1700 1780 24,6 9,84 1800 1600 1400 Volume Sampel 1200 1000 800 600 K, EDTA Kesadahan 400 200 0 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 Volume Titran Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 1, serta grafik diatas dalam menentukan kapasitas Resin Penukar Kation dengan volume konstan dan volume sampel yang diambil setiap 50 ml menunjukan bahwa sampai pada volume 1600 ml ternyata volume titrasi EDTA untuk pengujian Ca 2+ dan Mg 2+ dalam analisa kesadahan telah konstan. Hal ini dikarenakan Ca 2+ dan Mg 2+ sudah banyak yang terikat oleh Amberlite IR-120 yang berada pada kolom kromatografi, sehingga membuktikan bahwa Amberlite telah jenuh. Dengan demikian menunjukan bahwasanya Amberlite mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk melunakkan air sadah sebelum mengalami regenerasi. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan : Kapasitas Resin Penukar Kation meningkat dengan berkurangnya kesadahan Ca 2+ dan Mg 2+ dalam larutan sampel. Amberlite IR-120 dengan berat 250 gr mampu bereaksi sempurna dengan air yang mempunyai kesadahan 100 ppm Ca 2+ dan Mg 2+. Saran Perlu penelitian lanjutan terhadap variasi air dengan tingkat kesadahan yang berbedabeda serta melakukan penelitian pelunakkan

102 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 air dengan kesadahan dari kation setelah diregenerasi dan anion. Daftar Pustaka Austin, G.T., 1984, Shreve s : Chemical Process Industries, McGraw Hill Book Co. Inc. New York. F.G. Suratmo, 1991, Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, UGM Press, Indonesia, p 103. G. Alaerts, dkk, 1984, Metoda Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, Indonesia, p.72 & 79. Viktor Futanto, 1994, Analisa Mutu Air Ketel Uap Dan Air Sistim Pendingin, Akademi Kimia Analisis, Departemen Perindustrian, Bogor. Vollrath Hopp, 1985, Dasar-Dasar Teknologi Kimia, PT. Sastra Hudaya, Indonesia, p. 42 44. Wisnu, A.W., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Yogyakarta, Indonesia.