II. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

BAB 3 METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

III. METODE PENELITIAN. pariwisata menggunakan data time series dari tahun 2001 sampai dengan perpustakaan IPB, media massa, dan internet.

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

3. METODE. Kerangka Pemikiran

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Peningkatan jumlah industri ini diikuti oleh penambahan jumlah limbah, baik

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

Transkripsi:

19 II. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan wilayah dilakukan dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki jumlah angkutan umum kota (angkot) mencapai 3412 pada tahun 2012 (Dishub, 2012). Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012, meliputi pembuatan kuesioner, pengumpulan data primer, pengumpulan data sekunder, dan pembahasan. 3.2 Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini untuk menjawab bagaimana respon setuju atau tidak kenaikan harga BBM dari pengemudi jasa transportasi angkutan umum (angkot) yang menggunakan bahan bakar bersubsidi jenis premium, diperoleh melalui survey dengan menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data Sekunder diperoleh dari, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan, Direktorat Jendral Minyak dan Gas, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Dinas Perhubungan dan Transportasi kota Bogor, serta Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor. 3.3 Metode Pengumpulan Contoh Metode pengambilan sampel data primer dalam penelitian ini menggunakan metode Convenience Sampling (Accidental Sampling). Pemilihan teknik ini karena tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama bagi unsur atau anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Juanda, 2009). Dalam hal ini penentuan sampel berdasarkan kebetulan di mana apabila pengemudi angkutan umum bersedia untuk di wawancarai maka orang tersebut akan menjadi responden. Sampel yang diwawancarai sebanyak 60 sampel. Pengambilan responden 60 orang berdasarkan asumsi kenormalan jumlah data lebih dari sama dengan 30 responden.

20 3.4 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif dan kuantiatif. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program software Microsoft Excel 2010 dan SPSS version 16.0 for windows. Metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis 1 2 Analisis besarnya Willingness to Pay pengemudi angkutan umum kota terhadap kenaikan harga BBM Respon kenaikan harga BBM dan faktor-faktor yang memengaruhi respon pengemudi jasa angkutan umum Kota Bogor terhadap kenaikan harga BBM Wawancara dengan media kuesioner kepada responden Wawancara dengan media kuesioner kepada responden Perhitungan dugaan rataan, regresi linear berganda Analisis regresi logit, crosstabs 3.5 Analisis Besaran Willingness To Pay Responden Terhadap Kenaikan Harga BBM Analisis WTP menggunakan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) merupakan pendekatan yang pada dasarnya menanyakan secara langsung kepada masyarakat berapa besarnya maksimum Willingness to Pay (WTP) untuk manfaat tambahan dan atau berapa besarnya maksimum Willingness to Accept (WTA) sebagai kompensasi dari kerusakan barang lingkungan (Hanley dan Spash, 1993). Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitian ini adalah (Hanley dan Spash, 1993): 1. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Untuk mendapatkan nilai penawaran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Payment Card (metode nilai kisaran) yaitu responden diberikan nilai kisaran yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden untuk nilai moneter (rupiah ingin dibayar) untuk kesanggupan membayar kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium. Metode ini dipilih karena peneliti ingin lebih menyempitkan pilihan nilai rupiah yang dibayar oleh responden dari kenaikan harga BBM bersubsidi.

21 2. Memperkirakan Besaran Rata-rata WTP Setelah wawancara dilakukan dengan media kuesioner maka untuk mengetahui berapa besaran kesediaan membayar responden, WTP dapat diduga dengan nilai tengah dari kelas atau interval WTP responden ke-i. Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui WTP yang benar berada antar jawaban yang dipilih. Dugaan rataan WTP dibagi dengan rumus : WTP = W i, Pf i Keterangan : WTP W i Pf i n i = Dugaan WTP (rupiah) = Batas bawah WTP pada kelas ke- i = Frekuensi relatif kelas ke-i = Jumlah kelas = Sampel 3.6 Analisis Crosstabs Fungsi dari analisis crosstabs adalah untuk menggambarkan jumlah data dan hubungan antarvariabel. Pada uji statistik ditentukan melalui Uji Chi-Square dengan mengamati ada tidaknya hubungan antarvariabel yang dimasukan (baris dan kolom). Penentuan Uji Chi-Square menggunakan hipotesis yaitu: H 0 : Faktor yang diuji tidak berhubungan nyata dengan respon responden H 1 : Faktor yang diuji berhubungan nyata dengan respon responden Pengambilan keputusan dengan menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-sided) yang terdapat pada Chi-Square Test. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-sided) lebih dari 0,05 maka H 0 diterima. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-sided) kurang dari 0,05 maka H 0 ditolak yang artinya ada hubungan antara baris dan kolam (Wahana, 2007). 3.7 Analisis Model Logit Penentuan tingkat penerimaan responden terhadap pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi dikumpulkan melalui data binner. Data binner merupakan bentuk data yang menggambarkan pilihan ya atau tidak.

22 Dengan kondisi seperti ini, jenis penggunaan regresi yang sesuai untuk pemodelan adalah regresi logit. Hal yang membedakan model regresi logit dengan regresi biasa adalah peubah terikat dalam model bersifat dikotomi (Hosmer dan Lameshow, 1989). Bentuk fungsi ini model logit adalah : Logit(pi) = log e pi 1 pi Logit(p i ) = β 0 + β 1 JRK i + β 2 USIA i + β 3 JTG i + β 4 JBBM i + β 5 LB i + ε i di mana: Logit(p i ) = Peluang responden setuju atau tidak dengan kenaikan harga BBM (bernilai 1 untuk setuju dan bernilai 0 untuk tidak setuju ) β 0 β 1, β 2,β 3,..,β 5 JRΚ USIA JTG JBBM LB ε = Intersep = Koefisien dari regresi = Jarak tempuh (km) = Usia responden (tahun) = Jumlah tanggungan (orang) = Jumlah BBM yang digunakan per hari (liter) = Lama Waktu Berkendaraan per hari (jam) = Galat Pengujian terhadap parameter model dilakukan untuk memeriksa kebaikan model. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan statistik rasio odd, uji G atau likelihood ratio, dan statistik uji Wald. 1. Rasio Odd Rasio odd merupakan rasio peluang terjadi pilihan-1 terhadap peluang terjadi pilihan-0 (Juanda, 2009). Koefisien bertanda positif menunjukan nilai rasio odd yang lebih besar dari satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa peluang kejadian sukses lebih besar dari peluang kejadian tidak sukses. Sedangkan koefisien yang bertanda negatif mengindikasikan bahwa peluang kejadian tidak sukses lebih besar dari peluang kejadian sukses (Juanda, 2009). 2. Uji G The log-likelihood biasa dikenal sebagai 2 LL (- two times the loglikelihood) di mana nilai tersebut dapat memperkirakan distribusi chi-squere (

23 χ 2) dan memungkinkan penentuan level signifikansi. Statistik uji G adalah uji rasio kemungkinan maksimum (likelihood ratio test) yang digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas secara serentak. Rumus umum untuk uji G atau Likelihood Ratio adalah (Hosmer dan Lemeshow, 1989): G = - 2 ln Pengujian terhadap hipotesis pada uji G adalah sebagai berikut: H 0 : ß 1 =... = ßn = 0 H 1 : minimal ada satu nilai ß 1 tidak sama dengan nol, dimana i = 1,2,3,...,n Statistik G akan mengikuti sebaran χ 2 dengan derajat bebas α. Kriteria keputusan yang diambil adalah jika G lebih besar dari χ 2 p(a) maka hipotesis nol ditolak. Uji G juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah nilai yang diduga dengan variabel di dalam model lebih baik jika dibandingkan dengan model tereduksi (Hosmer dan Lemeshow, 1989). 3. Uji Wald Uji wald digunakan untuk uji nyata parsial bagi masing-masing koefisien variabel. Dalam pengujian hipotesa, jika koefisien dari variabel penjelas sama dengan nol, hal ini berarti variabel penjelas tidak berpengaruh pada variable respon. Uji wald mengikuti sebaran normal baku dengan kaidah keputusan menolak H 0 jika W lebih besar dari Zα/2 atau p-value kurang dari α. (Hosmer dan Lemeshow, 1989). 3.8 Regresi Linear Berganda Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari masalah-masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Untuk itu dilakukan uji untuk terhadap model apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik. Setiap estimator OLS harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu best (yang terbaik), linear (merupakan fungsi linear dari sampel), unbiased (rata-rata nilai harapan (E(b i ) harus sama dengan nilai yang sebenarnya (b i )), efficient estimator (memiliki varians yang minimal diantara pemerkiraan lain yang tidak bias)

24 3.8.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikatnya mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu model regresi dikatakan baik, apabila memiliki distribusi normal ataupun mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat gambar histogram, tetapi seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit untuk disimpulkan. Pada penggunakan software SPSS, dapat dilihat berdasarkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada N-par test, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari alpha, maka data terdistribusi normal. 3.8.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linear yang kuat antara variabel-variabel eksogen dalam persamaan regresi berganda. Jika nilai R 2 yang diperoleh tinggi (antara 0,8 dan 1) tetapi tidak terdapat atau sedikit sekali koefisien dugaan yang signifikan pada taraf uji tertentu dan tanda keofisien regresi dugaan tidak sesuai teori maka model yang digunakan berhubungan dengan masalah multikolinearitas (Gujarati, 1997). Hal utama yang menyebabkan terjadinya multikolinearitas pada model regresi yaitu kesalah teoritis dalam pembentukan model fungsi regresi yang dipergunakan atau terlampau kecilnya jumlah pengamatan yang akan dianalisis dengan model regresi. Tindakan perbaikan terhadap multikolinearitas dapat dilakukan dengan berbagai alternatif sebagai berikut: 1. Menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya. 2. Mengkombinasikan data cross section dan data time series. 3. Membuang variabel yang berkorelasi. 4. Mentransformasikan data. 5. Mendapatkan tambahan atau baru.

25 3.8.3 Uji Autokorelasi Salah satu asumsi dari model regresi linear adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau korelasi serial antara error term (εt). Dengan pengertian lain, error term menyebar bebas atau Cov(εi, εj) = E(εi, εj) = 0, untuk semua i j. Jika antar error term tidak bebas atau E (εi, εj) 0, untuk semua i j, maka terdapat masalah autokorelasi (Juanda, 2009). Autokorelasi sering terjadi pada data time series, dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode waktu yang lain. Konsekuensi dari adanya autokorelasi yaitu varian yang diperoleh dari estimasi dengan ECM bersifat under estimate, yaitu nilai varian parameter yang diperoleh lebih kecil daripada nilai varian yang sebenarnya. Cara mendeteksi ada tidaknya autokorelasi bisa dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson (DW statistik ), kemudian membandingkannya dengan DW tabel. Sebuah model dapat dikatakan terbebas dari autokorelasi jika nilai DW statistik terletak di area nonautokorelasi. Penentuan area tersebut dibantu dengan nilai tabel d l dan d u. Pengujian menggunakan hipotesis sebagai berikut (Juanda, 2009): H 0 : Tidak terdapat autokorelasi H 1 : Terdapat autokorelasi Tabel 7. Kerangka Identifikasi Autokorelasi Nilai DW Hasil < DW < 4 Tolak, korelasi serial negatif < DW < Hasil tidak dapat ditentukan 2 < DW < Terima, tidak ada korelasi serial < DW < 2 Terima, tidak ada korelasi serial < DW < Hasil tidak dapat ditentukan 0 < DW < Tolak, korelasi serial positif Solusi dari masalah autokorelasi adalah: 1. Penghilangan variabel yang sebenarnya berpengaruh terhadap variabel endogen. 2. Kesalahan spesifikasi model. Hal tersebut diatasi dengan mentransformasi model, misalnya dari model linear menjadi model non linear atau sebaliknya.

26 3.8.4 Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear klasik adalah varian residual yang konstan (homoskedastisitas). Rumusan homoskedatisitas adalah sebagai berikut: Var(εi) = E(ε 2 i ) = σ 2 di mana: εi = unsur disturbance, σ = nilai varians. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka varian residual tidak lagi bersifat konstan disebut dengan heteroskedastisitas. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas yaitu: a. Estimasi dengan menggunakan ECM tidak akan lagi memiliki varian yang minimum atau estimator tidak efisien. b. Prediksi (nilai Y untuk X tertentu) dengan estimator dari data yang sebenarnya akan mempunyai varian yang tinggi sehingga prediksi menjadi tidak efisien. Uji yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah data yang diamati terjadi heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan uji White Heteroskedasticity. Apabila nilai probability Obs*R-Square lebih kecil dari taraf nyata berarti terdapat gejala heteroskedastisitas pada model, dan sebaliknya. 3.9 Pengujian Statistik Analisis Regresi 3.9.1 Koefisiensi Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara variabel bebas yang digunakan dengan variabel terikat. Koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi atau persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama. Besarnya R 2 berada diantara 0 dan 1 (0<R 2 <1). Hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati satu, nilai R 2 berarti dapat dikatakan bahwa model tersebut baik. Karena semakin besar hubungannya antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, semakin mendekati satu maka variasi variabel terikat hampir seluruhnya dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel bebas.

27 3.9.2 Uji F-statistic Uji F-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistic yang besar lebih baik dibandingkan dengan F-statistic yang rendah. Nilai Prob(F-statistic) merupakan tingkat signifikansi marginal dari F-statistic. Dengan menggunakan hipotesis pengujian sebagai berikut: H 0 : β 1 = β 2 = = β k =0 H 1 : minimal ada salah satu β i yang tidak sama dengan nol Tolak H 0 jika F-statistic lebih besar dari F α(k-1,nt-n-k) atau Prob(Fstatistic) lebih kecil dari α. Jika H 0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan di dalam model secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. 3.9.3 Uji t-statistic Uji t-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tolak H 0 jika t-statistic lebih besar dari t α/2(nt-k-1) atau (t-statistic) lebih kecil dari α. Jika H 0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen ke-i secara parsial memengaruhi variabel dependen. 3.10 Variabel Penelitian Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon (setuju atau tidak setuju) pengemudi angkutan kota (angkot) terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium, sementara variabel-variabel bebas yang digunakan adalah jarak (JRK), usia (USIA), jumlah tanggungan (JTG), jumlah premium per hari (JBBM) serta lamanya berkendara (LB).

28 3.11 Definisi Operasional Penelitian Berikut ini adalah definisi operasional variabel pada penelitian ini: a. Variabel terikat yang digunkan memiliki jawaban bernilai nol dan satu dimana: 0 = jika responden tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM 1 = jika responden setuju terhadap kenaikan harga BBM b. Jarak Tempuh (JRK) Mencerminkan jarak yang ditempuh responden selama berkendaraan. Variabel ini diduga dapat memengaruhi responden untuk merespon setuju atau tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM, karena semakin jauh jarak yang ditempuh oleh responden peluang tidak setuju akan semakin dengan alasan karena akan memperbesar pengeluaran yang dibutuhkan untuk membeli BBM jenis premium. c. Usia (USIA) Variabel ini diduga dapat memengaruhi responden untuk merespon setuju atau tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM semakin bertambah usia maka akan semakin tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM. Hal ini dikarenakan terbatasnya lapangan pekerjaan yang dikhususkan untuk usia lanjut. d. Jumlah Tanggungan (JTG) Variabel ini mencerminkan jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh responden. Variabel ini diduga berpengaruh karena jumlah tanggungan terkait dengan besarnya pengeluaran responden setiap hari, semakin besar jumlah tanggungan responden maka peluang tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM akan semakin besar karena akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang harus dikeluarkan oleh responden. e. Jumlah Pemakaian BBM (JBBM) Variabel ini mencerminkan jumlah BBM jenis premium yang dikonsumsi oleh responden setiap hari. Variabel ini diduga akan memengaruhi responden terhadap respon setuju atau tidak kenaikan harga BBM. Jika semakin besar jumlah pemakaian BBM maka peluang untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM

29 akan semakin tidak setuju karena akan memperbesar alokasi biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM. f. Lama Waktu Berkendaraan (LB) Variabel ini melihat lamanya waktu berkendaraan responden dalam satu hari dengan menggunakan satuan jam. Respon pengemudi yang di analisis pada variabel ini, yaitu semakin lama berkendaraan per hari maka peluang untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM akan semakin tinggi bila dibandingkan dengan respon tidak setuju. Hal tersebut dikarenakan responden akan menerima pendapatan lebih tinggi dengan semakin lamanya waktu berkendaraan.