Implementasi POJK 01/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank sesuai dengan Tujuan, Kebijakan Usaha, Ukuran, serta Kompleksitas Perusahaan Perasuransian Disampaikan oleh: Rianto, S.E.., M.AK.., AAAIK., CRMP., QIP Kepala Bagian Pengawasan Asuransi Umum dan Reasuransi Otoritas Jasa Keuangan
Dalam rangka mewujudkan sektor jasa keuangan non-bank yang sehat dan akuntabel diperlukan penerapan manajemen risiko LJKNB dan sistem pengawasan yang efektif Penerapan manajemen risiko meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan,dan pengendalian risiko POJK Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi LJKNB 2
Road Map Pengawasan LJKNB Tahap I Penerapan RBS terhadap perusahaan asuransi, perusahaan pembiayaan, dan dana pensiun Tahap II Penerapan RBS terhadap seluruh LJKNB Harmonisasi pengawasan LJK Tahap III Pengawasan Terintegrasi LJK Pengenalan Manajemen Risiko LJKNB Penyempurnaan Manajemen Risiko LJKNB Harmonisasi Manajemen Risiko LJKNB dengan SJK lainnya 3
LJKNB wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif Penerapan Manajemen Risiko paling sedikit mencakup: Pengawasan aktif direksi, dewan komisaris, atau yang setara dari LJKNB Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Risiko Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko Sistem informasi Manajemen Risiko Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Penerapan Manajemen Risiko harus disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas LJKNB 4
Kepengurusan Tata Kelola Strategi Operasional Aset dan Liabilitas Dukungan Dana/Pendanaan Risiko Asuransi
Risiko Bawaan Faktor Manajemen&Pengendalian Dukungan Dana (Permodalan) Berbasis Risiko Prinsip Materialitas Komprehensif
Strategi Risiko Bawaan Operasional Aset dan Liabilitas Risiko Asuransi 1) Manajemen & Pengendalian Kepengurusan Tata Kelola Dukungan Dana = Risiko Bersih Kemampuan Perusahaan dan Sumber Penambahan Dana Total Risiko (Probabilitas Kegagalan)
LJKNB wajib memiliki pedoman penerapan Manajemen Risiko LJKNB wajib melakukan evaluasi atas pedoman penerapan Manajemen Risiko paling sedikit sekali dalam 2 (dua) tahun atau apabila terjadi perubahan Risiko yang signifikan 8
Batas waktu pelaporan penerapan Manajemen Risiko Penyusunan penilaian sendiri per 31 Desember -- (minimal sekali dalam setahun) Penyampaian laporan hasil penilaian sendiri kepada OJK 28 Februari OJK melakukan penilaian terhadapan penerapan Manajemen Risiko pada LJKNB LJKNB wajib menyediakan data dan informasi yang berkaitan dengan penerapan Manajemen Risiko kepada OJK 9
Sanksi administratif Teguran tertulis pertama LJKNB melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dengan jangka waktu pemenuhan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkannya sanksi administratif berupa teguran tertulis pertama Teguran tertulis kedua dan ketiga Teguran tertulis kedua dan ketiga ditetapkan jika dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkannya sanksi administratif berupa teguran tertulis pertama atau kedua, LJKNB belum dapat mengatasi penyebab dikenakannya sanksi administratif berupa teguran tertulis pertama atau kedua LJKNB telah dikenakan sanksi administratif Dalam hal LJKNB telah dikanakan teguran tertulis ketiga dan belum memenuhi ketentuan, OJK dapat mewajibkan direksi, dewan komisaris, atau yang setara pada LJKNB dimaksud untuk menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan ulang 10
SURAT EDARAN OJK NOMOR 10/SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK
Amanat ketentuan Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 6 ayat (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5682) 12
Ketentuan Umum Perusahaan Asuransi Umum, Perusahaan Asuransi Jiwa, dan Perusahaan Reasuransi LJKNB L e m b a g a Jasa Keuangan Non- Bank Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi termasuk yang Dana Pensiun! menjalankan sebagian/seluruh usahanya dengan Perusahaan Pembiayaan prinsip syariah Direksi Badan hukum perseroan terbatas Direksi (UU mengenai PT) Badan hukum koperasi Direksi (UU mengenai perkoperasian) Dana Pensiun Pengurus (UU Dana Pensiun) Badan Hukum Usaha Bersama Direksi (Anggaran Dasar Perusahaan) Dewan Komisaris Dewan Komisaris (UU mengenai PT) Dewan Komisaris (UU mengenai perkoperasian) Dewan Pengawas (UU Dana Pensiun) Dewan Komisaris (Anggaran Dasar Perusahaan) 13
Tata Cara Penyusunan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Bagi LJKNB Pedoman yang berfungsi sebagai standar penerapan Manajemen Risiko yang wajib dimiliki oleh LJKNB untuk memastikan seluruh risiko atau potensi risiko diukur dan dikendalikan dengan benar Secara umum paling sedikit mencakup: 1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris 2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Risiko 3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko 4. Sistem informasi Manajemen Risiko 5. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Disusun dan ditandatangani oleh Direksi dan diketahui oleh Dewan Komisaris Pedoman penyusunan terdapat pada Lampiran I LJKNB yang telah memiliki pedoman sebelumnya harus menyesuaikan 14
Bentuk dan Susunan Laporan Hasil Penilaian Sendiri Penerapan Manajemen Risiko Laporan hasil penilaian sendiri (self assessment) penerapan Manajemen Risiko memuat paling sedikit: Tidak perlu dimuat apabila penyampaian laporan bersamaan dengan penyampaian laporan hasil penilaian tingkat risiko 1. Informasi umum LJKNB 2. Informasi keuangan per tanggal penilaian 3. Ikhtisar self assessment atas penerapan Manajemen Risiko 4. Deskripsi self assessment atas penerapan Manajemen Risiko untuk setiap jenis risiko disusun dan ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan diketahui oleh Dewan Komisaris Disampaikan paling lambat tanggal 28 Februari tahun berikutnya (diatur dalam POJK) Bentuk dan susunan laporan terdapat pada Lampiran II 15
Tata Cara Penyampaian Laporan Hasil Penilaian Sendiri Penerapan Manajemen Risiko Laporan Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Manajemen Risiko Online Offline** @ Sistem OJK Email* *Apabila sistem jaringan komunikasi data OJK belum tersedia Ganggu an Teknis mr.asuransi@ojk.go.id Dokumen disampaikan secara offline paling lambat pada hari kerja berikutnya** ** Dokumen disampaikan secara: 1. diserahkan langsung ke kantor OJK 2. dikirim melalui kantor pos secara tercatat 3. dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman/titipan 16
End of Presentation THANK YOU
Lampiran Lampiran I : Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Lampiran II: Bentuk Laporan Hasil Penilaian Sendiri Perusahaan Asuransi/Perusahaan Reasuransi 18
Lampiran I Struktur Lampiran I II PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris B. Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Risiko C. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko D. Sistem Informasi Manajemen Risiko E. Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO UNTUK MASING- MASING RISIKO A. Risiko Strategi B. Risiko Operasional C. Risiko Aset dan Liabilitas D. Risiko Kepengurusan E. Risiko Tata Kelola F. Risiko Dukungan Dana (Permodalan) G. Risiko Asuransi 19
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris A B C D E 1. Memastikan penerapan MR telah memadai sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas 2. Memahami jenis & tingkat risiko Perusahaan 3. Memastikan setiap satker telah menerapkan MR 4. Menyususn kebijakan, strategi dan kerangka MR 5. Mengembangkan budaya manajemen risiko di Perusahaan 6. Memastikan seluruh risiko yg material dan dampaknya telah ditindaklanjuti 7. Memastikan fungsi MR telah diterapkan secara independen (pemisahan fungsi satker MR dan fungsi IA) 8. Memastikan kecukupan SDM 9. Mengarahkan dan menyetujui kebijakan MR termasuk strategi dan kerangka MR) 10.Mengevaluasi pertanggungjawaban direksi dan memberikan arahan perbaikan pener MR 11.Membentuk komite pemantau risiko 20
A B C D E PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Risiko Strategi Manajemen Risiko Strategi MR harus sesuai dengan strategi secara keseluruhan Eksposur risiko dikelola secara terkendali Strategi MR berorientasi jangka panjang dan komprehensif Mengkomunikasikan strategi MR ke seluruh satker, manajer dan staf Kebijakan dan Prosedur Kebijakan MR merupakan arahan tertulis Kebijakan MR didesaian dan diimplementasikan dengan memperhatikan karkteristik dan kompleksitas usaha Kebijakan MR direviuw secara berkala Kebijakan MR minimal memuat (kewenangan dan limit berjenjang, data, jenis dan format laporan, peran & tanggungjawab DirKom, Komite, Satker dll) 1 2 3 4 Risk Appetite dan Risk Tolerance Tingkat risiko yang bersedia diambil dan toleransi risiko maksimum yang ditetapkan dalam mencapai sasaran perusahaan Memberikan arahan yang jelas atas risk appetite dan risk tolerance Dalam menetapkan risk appetite dan risk tolerance harus mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis Limit Memiliki limit risiko yang sesuai deng risk appetite dan risk tolerance dan strategi secara keseluruhan Perusahaan harus memiliki mekanisme persetujuan apabila terjadi pelampauan limit Besarana limit diusulkan oleh satker operasional 21
A B C D E PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko Identifikasi Risiko Pengukuran Risiko Pemantauan Risiko Pengendalian Risiko Bersifat pro aktif Mencakup seluruh aktifitas dlm rangka menganalisis timbulnya risiko dan dampaknya secara berkala Memiliki metode dan sistim untuk identifikasi risiko termasuk risiko dari group Pengukuran risiko untuk acuan pengendalian Pemilihan metode pengukuran disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Stress test Perusahaan harus memiliki metode pengendalian atas Risiko dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan Memiliki sistim dan prosedur pemantauan risiko Pemantauan dilakukan oleh satker pelaksana maupun satker MR Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi Risiko dan tindakan yang diperlukan 22
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR) Dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Hasil disesuaikan dengan kompleksitas Perusahaan. Kecukupan cakupan informasi senantiasa dilakukan review secara berkala. Mendukung pelaksanaan pelaporan kepada OJK. Perusahaan memiliki data center. Terintegrasinya SIMR dengan seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk Perusahaan. A B C D E Perusahaan memiliki sistem backup dan prosedur DRP dalam proses pemantauan risiko. Apabila Perusahaan merupakan EU dalam konglomerasi keuangan, SIMR yang dimiliki harus mencakup sistem informasi yang diperlukan dalam penerapan manajemen risiko konglomerasi keuangan tersebut. 23
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh A B C D E Kebijakan & Prosedur 1 2 3 Hasil Temuan Respon Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif dalam penerapan Manajemen Risiko Perusahaan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan Perbaikan atas hasil temuan audit intern maupun ekstern harus dipantau oleh satuan kerja audit intern. Temuan audit yang belum ditindaklanjuti harus diinformasikan oleh satuan kerja audit intern kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan Tingkat responsif Perusahaan terhadap kelemahan dan/atau penyimpangan yang terjadi terhadap ketentuan internal dan eksternal yang berlaku 24
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO UNTUK MASING-MASING RISIKO Asuransi dan Reasuransi Pialang Asuransi, Reasuransi, dan Penilai Kerugian Asuransi Dana Pensiun Perusahaan Pembiayaa n Risiko Strategi Risiko Operasional Risiko Aset dan Liabilitas Risiko Kepengurusan Risiko Tata Kelola Risiko Dukungan Dana Risiko Asuransi Risiko Pembiayaan 25
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO UNTUK MASING-MASING RISIKO Setiap jenis risiko memiliki pedoman penerapan manajemen risiko untuk masing-masing pilar seperti yang ada pada ketentuan umum, namun dijelaskan secara spesifik sesuai dengan jenis risiko Risiko Strategi Risiko Operasional Risiko Aset dan Liabilitas Risiko Kepengurusan Risiko Tata Kelola Risiko Dukungan Dana Risiko Asuransi A B C D E Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Risiko Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh Apabila LJKNB berada dalam Pengendalian konglomerasi keuangan yang Risiko seluruhnya adalah LJKNB, penerapan manajemen risiko untuk setiap jenis risiko sesuai dengan POJK Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi LJKNB 26
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO UNTUK MASING-MASING RISIKO Risiko Strategi Definisi Potensi kegagalan Perusahaan dalam merealisasikan kewajiban kepada pemegang polis/tertanggung/nasabah akibat ketidaklayakan atau kegagalan dalam melakukan perencanaan, penetapan dan pelaksanaan strategi, pengambilan keputusan bisnis yang tepat, dan/atau kurang responsifnya Perusahaan terhadap perubahan eksternal Sumber (a.l.) Strategi tidak sesuai dengan lingkungan bisnis Kebijakan tidak sesuai dengan posisi strategis Perusahaan Manajemen Risiko Strategi A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris a.l. direksi harus memastikan bahwa Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya kepada peserta, pensiunan, dan pihak yang berhak. B. Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit a.l. rencana strategi dan implementasi strategi dievaluasi secara berkala untuk mengetahui efektivitas dari strategi tersebut. C. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan a.l. hasil stress testing harus memberikan umpan balik terhadap proses perencanaan strategi. D. Sistem Informasi Manajemen Risiko a.l. memastikan bahwa sistem informasi manajemen yang dimiliki telah memadai dalam rangka mendukung proses perencanaan dan pengambilan keputusan strategis dan dilakukan review secara berkala. E. Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh a.l. pelaksanaan kaji ulang terhadap penerapan Manajemen Risiko 27
Lampiran I Bentuk Laporan Hasil Penilaian Sendiri Penerapan Manajmen Risiko 28
29
30
31
Informasi Lebih Lanjut Bagian Pengawasan Asuransi Jiwa 021-296 00000 1. Abdul Rahman Jamil ext. 8976 2. Mansur ext. 7297 3. Angga Surya Saputra ext. 7611 4. Suci Pusparini ext. 7617 32