BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seseorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar. Hal ini dikarenakan proses kehamilan berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi pada saat persalinan dan menyusui. Dimana di Indonesia kematian ibu sebanyak 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi mencapai 36 per 1.000 kelahiran (SDKI, 2007). Penatalaksanaan yang benar dalam Antenatal Care (ANC) berdampak pada pengasuhan bayi untuk kedepannya. Pada proses persalinan ASI dipersiapkan dengan Inisiasi Menyusu Dini dan pada saat menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang dapat mencegah kematian sekitar 1,3 juta bayi di seluruh dunia setiap tahunnya (Roesli, 2008). Kebijakan inisiasi menyusu dini telah disosialisasikan di Indonesia sejak Agustus 2007 (Roesli, 2008). World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan kepada semua bayi untuk mendapatkan kolostrum yaitu ASI pada hari pertamadan kedua untuk melawan berbagai infeksi dan mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan (Kemenkes, 2012). Kebijakan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini tersebut 1

2 juga diharapkan dapat menurunkan kematian bayi (AKB) sesuai dengan pencapaian Millineum Development Goals (MDGs) sebanyak 23 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015 (Depkes, 2013). Data UNICEF tahun 2003 menyebutkan bahwa angka cakupan praktik Inisiasi Menyusu Dini di dunia sebesar 42% dalam kurun waktu 2005-2010. Prevalensi Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia sendiri masih lebih rendah yaitu 39%. Angka ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain di sebagian negara Asia Tenggara misalnya Myanmar (76%), Thailand (50%), dan Filipina (54%) (UNICEF, 2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 melaporkan bahwa 95% anak di bawah umur 5 tahun di Indonesia telah mendapat ASI. Namun, hanya 44% yang mendapat ASI dalam satu jam pertama setelah lahir dan hanya 62% yang mendapat ASI dalam hari pertama setelah lahir (SDKI, 2007). Angka prevalensi Inisiasi Menyusu Dini di Yogyakarta sebesar 47,19% dari total angka kelahiran hidup sebesar 4.658 bayi. Hal ini menunjukkan program Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana secara optimal. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini sangat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan motivasi baik ibu hamil, tenaga kesehatan atau penolong persalinan itu sendiri (Lin-lin Su, 2007). Selain itu salah satu aspek yang mempengaruhi pelaksanaan praktik Inisiasi Menyusu Dini antara lain banyak ibu yang belum dibekali pengetahuan yang cukup tentang manajemen laktasi, pengaruh budaya dan norma yang berkembang di

3 kalangan anggota keluarga, rekan, dan masyarakat secara umum (Dinkes, 2005). Oleh karena itu sikap petugas kesehatan khususnya bidan yang didasari pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini besar pengaruhnya terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini. Wahyuningsih (2009) dalam penelitiannya yang berjudul hubungan pengetahuan ibu bersalin dengan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten menyatakan bahwa salah satu keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini yaitu pengetahuan ibu hamil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 25 responden sebanyak 19 diantaranya (76%) melakukan Inisiasi Menyusu Dini karena memiliki pengetahuan yang baik. Jadi, dapat disimpulkan semakin baik pengetahuan ibu bersalin maka semakin baik pula sikap ibu bersalin dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di BPS Sri Martuti Piyungan Yogyakarta pada tanggal 15-17 Desember 2014 dengan metode wawancara di ketahui bahwa dari 10 ibu hamil trimester III tersebut seluruhnya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini, 4 diantaranya pernah menyusui. Sedangkan 4 ibu hamil kurang mengetahui tentang Inisiasi Menyusu Dini, 4 ibu hamil memiliki pengetahuan yang cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini setelah mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber dan 2 ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik karena pernah melakukan Inisiasi Menyusu Dini di persalinan yang terdahulu. Hal ini menunjukkan bahwa

4 masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tentang Inisiasi Menyusu Dini karena pemberian edukasi yang kurang adekuat dari tenaga kesehatan. Selain itu, kebanyakan ibu hamil tidak mengikuti penyuluhan pada masa kehamilan. Pada kenyataannya penyampaian informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini kepada masyarakat belum menyebar secara luas pada masa sekarang ini. Penyebaran informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini di media tidak segencar informasi tentang ASI eksklusif atau isu-isu lain dalam kesehatan ibu dan bayi padahal pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki delapan kali lebih berhasil apabila diawali dengan menyusu dini (Anggraini, 2010). Oleh sebab itu informasi mengenai Inisiasi Menyusu Dini perlu ditingkatkan lagi salah satunya dengan memberi pendidikan kesehatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Adanya Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). b. Mengetahui sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). c. Menganalisis adanya hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). D. Manfaat 1. Bagi Institusi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan peningkatan kebijakan program untuk meningkatkan pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dalam hal Inisiasi Menyusu Dini. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai Inisiasi Menyusu Dini dengan variabel dan sampel yang berbeda.