Oleh : Rizqia Maulida

dokumen-dokumen yang mirip
RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ah sial aku selingkuh!

Sang Pangeran. Kinanti 1

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Semangat ya kerja kelompok nya. J

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Tuhan dalam Cerita. Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma. Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Stupid Love. June 21 st, 2013

Cinta itu datang tanpa pernah dapat ditebak. Dia seperti angin yang masuk kedalam pintu hati tanpa pernah menyapa pemiliknya.

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Berlari. Nurlaeli Umar

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

KASIH. Embusan angin panas menghempas Membakar semua yang dilaluinya Bara panas membara membahana Menghanguskan makhluk persada

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

1. Aku Ingin ke Bandung

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Kura-kura dan Sepasang Itik

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.


SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

#RainbowProject: ORANGE. A Way To Sunset NULIS BUKU CLUB PALEMBANG NULIS BUKU CLUB UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Arif Rahman

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Yang Mencinta dalam Diam

Oleh: Windra Yuniarsih

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

BAB II RINGKASAN CERITA. prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu

Kumpulan Cerpen proyek menulis. Kasih tak sampai. Buku 6

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Lebih dekat dengan Mu

P A D A M U E M B U N

MIMPI. Orang suci Mengayuh mimpi ditengah hari Lintasi panas terik mentari Mencari kawan pengisi hampa hati

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

[ Indonesia Indonesian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

Renjana dalam Bejana. Kumpulan Cerita Pendek. Nabila Budayana

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Di bawah daun yang menggugur dan resah embun menembus kulitku di remang bulan malu-malu aku memikirkanmu

Pemilik jiwa yang sepi

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

I Love My Job and My Family:

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Izinkan Aku Mencintaimu Ukhti

Kumpulan Prosa Vyna,

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang. berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi. dari sebuah persepsi.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU

TATA IBADAH KELUARGA GABUNGAN GPIB Jemaat IMMANUEL di DEPOK Rabu, 2 Desember 2015 MENGHADAP TUHAN

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

Terkadang ia adalah aku. Terkadang juga kamu. Ya, kamu, Jend!

Transkripsi:

Oleh : Rizqia Maulida Rembulan bagai bola cahaya besar yang membenderang melunakkan langit malam yang gelap. Kerlip bintang pun berpijar satu-satu, cahayanya mampu mengubah malam yang hitam seakan kian bersahabat. Titik-titik pijaran benda langit itu menandakan bahwa dalam hidup tidak selamanya kelam, hati akan selalu bisa menemukan harapan, dan cahaya di langit itu secerah sucinya nurani. Malam-malam yang berlalu tidak akan terlewatkan tanpa makna. Assyifa terjaga dari tidurnya yang lelap. Matanya melihat ke jarum jam yang menunjukkan pukul setengah dua pagi hari. Kakinya melangkah perlahan menuju kamar mandi dan dia menyegerakan diri membasuh muka serta berwudhu. Sajadah baldu tebal kehijauan terhampar di lantai sudut kamar, seakan memanggil-manggil jiwanya untuk mendirikan sholat sunnah dua rakaat. Dalam penuh pengharapan di setiap tahajudnya, Assyifa bersujud dan memohon kepada Sang Pencipta agar diberi kemudahan dalam kehidupannya. Perlahan titik-titik bening mengalir dari sudut mata. Ingatannya mengenai masa lalu kembali menyesakkan dada. Seakan rangkaian peristiwa berakhir duka itu akan meledak dan memecah hingga dirinya ingin berlari berteriak sekuatnya. Namun semua perasaan menyiksa itu masih dapat dikendalikan dan terangkai menjadi untaian kata-kata dan kalimat memohon perlindungan dari Tuhannya. Seakan tidak pernah akan ada habisnya airmatanya setia membasahi pipi, tanda bahwa sebenarnya dirinya sungguh tidak mampu menanggung derita itu sendiri. Kedua mata indah yang senantiasa menatap dunia dengan ceria, kini terpejam dan 1 / 8

bersembunyi di balik kedua telapak tangan yang berlapis mukena jingga. Assyifa menyembunyikan wajahnya dari dunia. Wajah yang sarat akan kepiluan yang berasal dari hati. Hati yang terluka parah dan sulit terobati. Sepertiga malam adalah waktu yang membahagiakan baginya. Kala itu dirinya merasa tenang dan nikmat dalam kesendirian. Sepuasnya dia dapat mengutarakan isi hati dan pikirannya yang tertuang dalam doa-doanya kepada Tuhannya. Bayangan masa-masa pahit yang berujung perpisahan, perceraian atas pernikahan yang gagal dibina dalam waktu yang relatif singkat masih melekat dibenaknya. Tanpa mengetahui kesalahan atas dirinya Assyifa harus pasrah menerima keegoisan sepihak. Namun, biarlah semua itu berlalu. Kini di usianya yang menjelang dua puluh satu tahun, kepahitan itu terkubur di dasar alam ketidaksadarannya, membenam dan lenyap dengan penuh keikhlasan. Matahari naik, menerangi bumi. Sinarnya menghangatkan jiwa yang rapuh untuk tetap melangkah tangguh. Berbalut busana muslimah nuansa merah muda, Assyifa memenuhi janjinya untuk menemani Salma pergi ke toko buku, mereka ingin membeli buku berkenaan dengan perkuliahan. Assyifa menghadap ke sebuah rak yang bertuliskan Fakultas Hukum. Di sana ia berdiri memilih-milih buku yang sesuai, sedangkan Salma sedang asyik menerima telfon dari mamanya di sudut rak buku lainnya. Assyifa??? Sapa seorang pemuda yang berdiri di depannya terhalang rak-rak buku. Mas Fahri?? Kok bisa ada disini? Bukannya Mas kerja di Jakarta? Assyifa membalas sapaan dengan pertanyaan. 2 / 8

Sejak dua minggu lalu saya ditempatkan di Cabang Medan. Sekarang lagi mengisi waktu saja. Kamu sedang apa? Fahri menghampirinya mendekat. Saya sedang mencari buku juga untuk semester ini. Mas apakabar? Ibu apakabar? Assyifa tersenyum senang kepada Fahri. Alhamdulillah kami sehat Bagaimana dengan keadaanmu? Bagaimana dengan pernikahanmu? tanya Fahri ingin tahu. Alhamdulillah, Assyifa juga sehat, Mas. Pernikahan saya sudah berakhir. Permisi dulu ya Mas, saya ingin melihat buku lainnya. Assyifa meletakkan buku yang dipegangnya ke rak dan beralih ke rak yang lainnya. Assyifa Fahri seakan hendak menahan sehingga langkah Assyifa terhenti dan menoleh kearahnya. Iya?? Ada apa Mas? Assyifa memperhatikan Fahri ingin tahu. 3 / 8

Jika ingin menghubungi kamu, saya harus bagaimana? Bolehkah? Fahri tersenyum keragu-raguan. Ohh.. Iya. Boleh Mas. Ini nomor handphone saya. Salam juga buat Ibu ya, Mas. Assyifa membalas senyum Fahri dengan ramah dan meninggalkannya. Assyifa menghampiri Salma, teman perkuliahannya sesama di Fakultas Hukum yang juga menumpang tinggal di rumah keluarga Assyifa. Mereka kembali mencari buku mengenai hukum perdata dan pidana sebagai referensi tambahan di semester ini. Hal yang kebetulan Assyifa berjumpa dengan Fahri, pemuda yang lebih tua lima tahun darinya yang dikenal pada beberapa bulan lalu, di penghujung tahun, di sebuah kampung damai yang menjunjung tinggi religiuitas. Ketika itu Assyifa, Salma, bersama teman-teman organisasi di kampusnya mengadakan bakti sosial ke daerah Fahri. Fahri adalah seorang pemuda baik hati yang membukakan pikirannya bahwa dunia ini bukan selebar daun kelor. Di penghujung tahun lalu, tepat di suatu senja di pinggir pantai, mereka berdiri di tengah keramaian melepas pandang ke laut yang mengharu biru luas. Bertukarpandangan mengenai masa depan, dengan mengumpulkan sisa-sisa semangat demi hari depan yang lebih baik. 4 / 8

Siapa itu tadi, Syifa? tanya Salma seraya mengaitkan lengannya di bahu Assyifa dan berjalan meninggalkan toko buku. Temanku, Salma. Jawab Assyifa dengan singkat dan tersenyum malu. Mereka tidak menemukan buku yang dibutuhkan dan bermaksud mencari di toko buku lainnya. Sepanjang perjalanan Assyifa tidak memperhatikan pembicaraan yang dikatakan Salma. Pikirannya tertuju kepada Fahri. Assyifa sungguh tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Fahri. Lelaki pertama yang sedikit mencairkan kebekuan yang ada dihatinya. Pemuda itu pernah sesaat mengetuk pintu hatinya untuk bisa menerima kenyataan bahwa hidup harus dilalui semangat dan hari-hari baru dengan penuh cita. Bibirnya tersenyum kecil mengingat ketika Fahri menanyakan bagaimana untuk bisa menghubunginya, dan Assyifa merasa cukup senang dan berharap mereka bisa berteman baik. Sesekali Assyifa melirik ponselnya dan berharap Fahri akan menghubunginya. Kamu kenapa, Fa?? Kok senyum-senyum sendiri? Goda Salma yang merasa heran ditengah perjalanan pulang di dalam angkutan umum. Haa?? Ohh. Gk kok. Gk ada apa-apa. Ujarnya tertawa. 5 / 8

Salma hanya mengeryitkan dahi dan meninggikan alisnya pertanda bingung dan juga tertawa. Sore harinya, Fahri menghubungi Assyifa melalui pesan-pesan singkatnya. Menerima pesan tersebut Assyifa merasa senang dan membalasnya pesan tersebut. Mereka menjadi saling terbuka untuk menceritakan kegiatan atau kesibukan satu sama lain. Lambat laun Fahri menjadi akrab dengan Assyifa. Mereka menjadi mengenal dan saling mendukung kegiatan positif, meski semua dukungan itu hanya sebatas pesan singkat via ponsel, dan mereka jarang bertemu. Assyifa masih meyakinkan dirinya, bahwa tidak mudah mencari cinta sempurna. Kala dahaga itu muncul, apakah manusia akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang didambanya? Tidak bagi Assyifa, dirinya hanya akan mencinta dengan sederhana. Waktu bergulir, hari berganti bulan, kedekatan antara Fahri dan Assyifa bertambah tanpa menghilangkan nilai-nilai etika. Kedekatan yang ditandai dengan rasa percaya dari Fahri untuk mengutarakan perasaan ataupun mengungkapkan keinginan mengenai harapan di masa depan bersama Assyifa. Dengan jujur Fahri mengatakan bahwa sesungguhnya sejak pertama bertemu dirinya mengagumi sosok Assyifa. Pada awal perkenalan singkat itu, Annisa sedang dirundung kesedihan mendalam dikarenakan perceraian pernikahannya yang hanya bisa diterimanya dengan kepasrahan. Fahri mampu melihat diri Assyifa dari sisi yang berbeda, sebagai wanita tegar yang mengagumkan. Wanita yang sedang diuji oleh Penciptanya, dan dia harus bertahan untuk itu. 6 / 8

Kini jauh sudah langkah hari yang memanggil-manggil hati Assyifa untuk membuka lembaran baru. Tanpa disadarinya dengan kehadiran Fahri dalam hidupnya, satu kata bertulis cinta pun telah menelusup hingga ke relung hati, tidak berwujud dan tidak tersentuh hanya mampu dirasa. Ketika perasaan itu menjelma dalam sebentuk hati, bukankah itu amanah dari yang Maha Kuasa agar Assyifa menjaganya. Hening menjelang malam memperhatikan kerumunan anak-anak panti asuhan yang dikunjunginya, rembulan bersinar tiada berarti, cukup wajahnya menggantikan karena hati melebihi cantik parasnya. Assyifa duduk di pondok pinggir telaga kecil ditemani Salma. Assyifa duduk bermenung larut dalam lamunan. Jemari lentiknya memetik tiap lembar kuntum kelopak mawar merah satu persatu dari tangkai. Lembar kelopak itu terbang dan mendarat perlahan menyentuh permukaan air sebuah telaga hingga jernihnya air melingkar-lingkar berpola memusat pada lembar mawar yang kemudian terbawa arus. Lembar-lembar yang baru berterbangan tertiup angin sepoi, semerbak harumnya mewangi. Sejenak dirinya merenung mengenai kehidupan, lingkar-lingkar berpola yang dibentuk air ketika tersentuh lembar mawar itu adalah bias, kehidupan pun demikian memiliki bias Segala sesuatu yang ada saling mempengaruhi. Dan mengenai dirinya yang sekarang, Fahri memberikan bias positif tanpa pernah diduga sebelumnya. Kebahagiaan pun seakan bukan khayalan jika hati penuh keyakinan, kemuliaan yang dinanti akan datang menjelang. Dengan sisi hati yang tersisa, Assyifa berharap kesempatan itu akan ada kembali. Setelah lama dirinya hilang rasa dan kini kembali hidup dan jatuh cinta. Fahri perlahan melepaskannya dari belenggu masa lalu, membuatnya percaya bahwa masih ada asa menjalin hubungan merangkai impian masa depan. 7 / 8

Udara terasa semakin sejuk karena satu sisi hati telah terisi. Sepenuhnya di dalam kalbu Assyifa larut berharap dalam mimpi-mimpi baru. Assyifa tenggelam dalam untaian doa yang tiada berkesudahan agar sebentuk perasaan yang ada dihatinya itu tidak dibutakan dan bukan pula hal yang semu belaka. Insyaallah menuju ridha-nya. 8 / 8