BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan Ringkasan Berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, ada 441 kasus ISPA Berat yang teridentifikasi oleh SIBI dengan proporsi positif influenza sebesar 11% (N = 46 kasus). I. Pendahuluan Kegiatan ini merupakan kegiatan surveilans epidemiologi dan virologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) Berat termasuk influenza musiman, kasus baru influenza seperti H5, H7, dan Middle- East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV) yang dilaksanakan di enam rumah sakit di enam provinsi di Indonesia. Kegiatan SIBI bertujuan untuk mendapatkan informasi epidemiologi dan virologi ISPA Berat sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian penyakit dalam kondisi rutin maupun pandemi. Rumah sakit sentinel SIBI tersebut adalah: 1. RSUD Wonosari, DI Yogyakarta 4. RSUD Deli Serdang, Sumatera Utara 2. RS Kanujoso, Kalimantan Timur 5. RSUD dr. M. Haulussy, Maluku 3. RSUD Bitung, Sulawesi Utara 6. RSU Provinsi NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat Definisi kasus ISPA Berat Demam 38 C atau riwayat demam; dan disertai dengan semua gejala atau kondisi dibawah ini: Batuk; Gejala timbul tidak lebih dari 7 hari; Memerlukan perawatan rumah sakit; Timbulnya gejala tidak lebih dari 48 jam sejak dirawat di rumah sakit. Laboratorium: Uji real time RT-PCR dilakukan terhadap semua spesimen yang dikirimkan ke Laboratorium Nasional Balitbangkes Jakarta. Spesimen diuji untuk influenza A dan influenza B. Spesimen dengan positif influenza A, akan dilakukan uji subtipe virus influenza A. Isolasi virus dilakukan untuk semua spesimen yang positif influenza. Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain : 1. Diketahuinya gambaran epidemiologi ISPA Berat dan influenza menurut waktu, tempat, dan orang Tabel 1. 2. Diketahuinya proporsi pneumonia dari kasus ISPA Berat Tabel 1. 3. Diketahuinya proporsi kasus influenza positif di antara kasus ISPA Berat Tabel 2 dan Grafik 1. 4. Diketahuinya karakteristik virus influenza yang beredar Tabel 2 dan Grafik 1. 5. Diketahuinya angka fatalitas kasus (CFR) ISPA Berat dan pneumonia Tabel 1. 6. Diketahuinya gambaran klinis ISPA Berat Tabel 1. Buletin ini juga memantau riwayat perjalanan kasus ISPA Berat (Table 3). Untuk kasus dengan riwayat perjalanan ke negara-negara yang terkena penyakit-penyakit baru seperti Cina dengan influenza A/H7 dan jazirah Arab dengan MERS CoV, maka kasus-kasus tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk virus-virus tersebut. 1
Buletin ini juga bermanfaat untuk memantau kinerja surveilans per site, termasuk tingkat penemuan kasus dan proporsi kasus dengan spesimen (Tabel 4). II. Hasil Analisa Data Kegiatan SIBI (sampai tanggal 31 Desember 2013) Dari 441 kasus ISPA Berat, 55% adalah laki-laki dan 45% adalah perempuan. Penderita ISPA Berat mayoritas adalah anak usia 1-4 tahun (38%). Sedangkan dari 46 kasus yang ditemukan positif influenza, proporsi laki-laki sebesar 48% dan perempuan 52%. Kasus positif Influenza (N= 46 kasus) mayoritas ditemukan pada kelompok umur 1 4 tahun (44%).Sebagian besar proporsi kasus ISPA Berat (38%) dan kasus positif influenza (44%) terdapat pada kelompok umur 1 4 tahun (Tabel 1). Berdasarkan gejala saat masuk, sesuai dengan kriteria definisi kasus ISPA Berat, mayoritas penderita ISPA Berat memiliki riwayat panas (98%) dan batuk (99%). Pada bulan Mei 2013, ada dua kasus ISPA Berat yang tidak mempunyai gejala batuk. Namun setelah bulan Mei 2013, tidak ada lagi kasus ISPA Berat yang tidak mempunyai gejala batuk. Hal ini menandakan bahwa kriteria definisi kasus diterapkan dengan baik dalam pemilihan kasus. Gejala pada kasus ISPA Berat di bawah 5 tahun yang banyak ditemukan adalah tarikan dinding dada (14%), dan kejang (17%) pada kasus positif influenza. Cukup banyak kasus ISPA Berat yang memiliki kondisi/penyakit penyerta seperti asma (8%), perokok (8%), penyakit kardiovaskular (1%), dan kelainan neurologis (1%). Sedangkan untuk pasien positif influenza, perokok (9%) dan asma (7%) merupakan kondisi penyerta yang terdeteksi. Berdasarkan informasi dari WHO, kondisi penyerta seperti penyakit kronis dapat memperparah penyakit influenza yang diderita (referensi: Vaccines against influenza WHO position paper November 2012. Weekly Epidemiological Record, No. 47, 2012, 87, 461 476, www.who.int/wer). Proporsi pasien ISPA Berat yang meninggal hingga saat ini adalah 2%, tetapi tidak ada kasus meninggal yang positif influenza. Gejala Pneumonia ditemukan pada 18% kasus ISPA Berat dan 15% kasus positif influenza. 2
Tabel 1. Proporsi kasus ISPA Berat berdasarkan data demografi, gejala, riwayat medis, dan kondisi saat keluar ISPA Berat (N=441) n (%) Positif Influenza (N=46) n (%) Jenis Kelamin Laki-laki 242 (55) 22 (48) Perempuan 199 (45) 24 (52) KelompokUmur < 1 tahun 96 (22) 3 (7) 1 4 tahun 169 (38) 20 (44) 5 14 tahun 70 (16) 11 (24) 15 49 tahun 57 (13) 5 (11) 50 64 tahun 34 (8) 6 (13) >65 tahun 15 (3) 1 (2) Gejala saat masuk* Riwayat panas 432 (98) 46 (100) Panas 9 (2) 31 (67) Batuk 438 (99) 46 (100) Sakit tenggorokan 151 (34) 22 (48) Sesak napas 212 (48) 14 (30) Muntah 205 (47) 20 (44) Nyeri dada pleuritik 95 (22) 9 (20) Auskultasi 139 (32) 13 (28) Diare 95 (22) 6 (13) Gejala MTBS untuk anak di bawah 5 tahun* Tarikan dinding dada 61 (14) 1 (2) Tidak bisa minum 20 (5) 0 (0) Kejang 55 (13) 8 (17) Stridor 18 (4) 2 (4) Kesadaran menurun 5 (1) 0 (0) Riwayat medis* Perokok 36 (8) 4 (9) Asma 37 (8) 3 (7) Penyakit kardiovaskular 5 (1) 0 (0) Kelainan neurologis 3 (1) 0 (0) Kondisi saat keluar Meninggal 8 (2) 0 (0) Dilakukan rontgen X-Ray 136 (31) 13 (28) Pneumonia pada hasil rontgen X-Ray 77 (18) 7 (15) *Satu pasien bisa memiliki > 1 gejala/riwayat medis 3
Jumlah Kasus % Positif Influenza Tabel 2. Data Surveilans ISPA Berat (sampai dengan 31 Desember 2013) Surveilans SARI Des-13 Nov-13 Kumulatif Sampai Desember 2013 Total rawat inap 2,856 4,593 43,991 Total kasus SARI 34 (1) 54 (1) 450 (1) Total spesimen SARI diperiksa 33 46 409 Total spesimen SARI positif influenza 2 (6) 3 (7) 46 (11) Subtipe Influenza A(H3N2) 2 (100) 1 (33) 14 (30) A(H1N1)pdm09 0 (0) 0 (0) 13 (28) B 0 (0) 2 (67) 19 (41) A(H1N1) 0 0 0 A(H5N1) 0 0 0 Not Subtyped 0 0 0 Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi ISPA Berat dari total rawat inap adalah 1%. Sedangkan proporsi positif influenza pada bulan Desember 2013 dalah 6%, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan November 2013. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas influenza tidak tinggi pada musim ini. Figure 1. Jumlah Kasus ISPA Berat dan Proporsi spesimen ISPA Berat positif influenza berdasarkan subtipe virus, Surveilans ISPA Berat (SIBI): Minggu ke 18 s.d. 52 (2013) 30 25 20 15 10 5 0 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 2013 100% 80% 60% 40% 20% 0% Minggu Epidemiologi Flu B A(H3N2) A (H1N1)pdm09 Negatif % Positif Influenza 4
Berdasarkan Grafik 1 terlihat bahwa proporsi kasus positif influenza tertinggi ditemukan pada minggu ke 33 tahun 2013 (33%). Influenza B, A(H3N2), dan A(H1N1)pdm09 merupakan virus influenza yang terdeteksi melaui sistem ini. Untuk bulan November 2013, influenza B yang banyak terdeteksi. Berdasarkan data dari WHO, untuk tahun 2013, influenza B, A(H3N2), dan A(H1N1)pdm09 merupakan virus influenza yang beredar di negara-negara Asia (referensi: WHO FluNet www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/flunet/en/). Tabel 3. Riwayat Perjalanan Pasien SARI (Sampai 31 Desember 2013) Rumah Sakit Jumlah Ada Riwayat Negara Tidak Ada Riwayat Kosong Kasus SARI Perjalanan Perjalanan RSUD Wonosari 29 0 (0) - 29 (100) 0 (0) RS Kanujoso 75 3 (4) Arab Saudi (3) 69 (92) 3 (4) RSUD Bitung 46 1 (2) Taiwan (1) 41 (89) 4 (9) RSUD Deli Serdang 37 1 (3) Malaysia (1) 7 (19) 29 (78) RSU Prov NTB 85 5 (6) Arab Saudi (5) 80 (94) 0 (0) RSUD dr. M. Haulussy 31 0 (0) - 31 (100) 0 (0) Tabel 3 menunjukkan ada beberapa kasus ISPA Berat yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, kasus-kasus tersebut ditemukan di RS Kanujoso (4%), RSUD Bitung (2%), RSUD Deli Serdang (3%), dan RSU Prov NTB (6%), tetapi tidak ada yang positif MERS CoV atau influenza A(H7N9). Setiap site harus memastikan bahwa semua formulir kasus mendokumentasikan riwayat perjalanan. Kolom Kosong di Tabel 3 menyediakan informasi proporsi kasus ISPA Berat yang tidak tercatat riwayat perjalanannya. RS Deli Serdang yang paling banyak tidak mencatat riwayat perjalanan kasus ISPA Berat (78%). Informasi Data Global Berdasarkan data WHO sampai dengan 7 Januari 2014: Hingga saat ini WHO mengumumkan adanya 177 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 74 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan kasus influenza A(H7N9) hingga saat ini telah tercatat sebanyak 147 kasus dengan 46 kasus meninggal dunia. Kasus A(H5N1) di dunia sampai dengan saat ini adalah 648 kasus dengan 384 kematian. o Di Indonesia, ada sebanyak 195 kasus A(H5N1) dengan 163 kasus diantaranya meninggal dunia. 5
Tabel 4. Kinerja SIBI per rumah sakit sentinel (sampai dengan 31 Desember 2013) Rumah Sakit Rawat Inap A B C D E Kasus ISPA Positif A Positif Positif A Berat dengan Influenza (H1N1) Negatif Flu B Flu A (H3N2) Spesimen (%) (%) pdm09 Kasus ISPA Berat (%) RSUD Wonosari 4,684 54 (1) 51 (94) 8 2 2 1 1 40 7 RS Kanujoso 9,625 113 (1) 110 (97) 24 11 15 8 7 79 5 RSUD Bitung 3,678 67 (2) 56 (84) 5 2 1 0 1 51 2 RSUD Deli Serdang 5,598 64 (1) 50 (78) 10 4 1 1 0 43 2 RSU Prov NTB 9,386 97 (1) 96 (99) 7 0 7 2 5 85 4 RSUD dr. M. Haulussy 6,296 46 (1) 45 (98) 2 0 1 1 0 44 0 Total 39,267 441 408 11 19 27 13 14 342 20 Pending A. Sampai dengan 31 Desember 2013, kasus ISPA Berat paling banyak (113 kasus) ditemukan di RS Kanujoso. Sedangkan proporsi kasus ISPA Berat paling banyak dideteksi oleh RSUD Bitung (2%). Indikator yang penting untuk kinerja deteksi kasus adalah proporsi (%) kasus ISPA Berat dari jumlah rawat inap. Secara umum, hal ini seharusnya 1% dan dapat meningkat menjadi 5% saat puncak musim influenza atau penyakit pernapasan lainnya. B. Indikator kelengkapan data adalah proporsi kasus dengan spesimen, yang menandakan bahwa (a) kapasitas petugas dalam meyakinkan pasien supaya bersedia diambil spesimennya, dan (b) kapasitas untuk mengumpulkan, mengambil, dan menyimpan spesimen secara benar ke laboratorium. RSUD Deli Serdang mempunyai proporsi kasus dengan spesimen yang paling rendah (78%). C. Proporsi positif influenza dari kasus dengan spesimen memberikan informasi tentang kegiatan influenza di daerah tersebut di Indonesia. Hal ini juga dapat menjadi indikator kualitas spesimen dimana jika proporsi positif influenza tetap rendah dalam periode waktu yang lama, hal tersebut dapat menandakan bahwa kualitas spesimen dipengaruhi oleh teknik pengambilan spesimen, penyimpanan spesimen (lama dan suhu), pengiriman spesimen (lama dan suhu) dan juga teknik PCR dan reagent yang digunakan. D. Tipe virus yang terdeteksi di setiap site memberikan informasi tentang variasi kegiatan virus per wilayah. RS Kanujoso banyak mendeteksi influenza A sedangkan RSUD Bitung hanya mendeteksi influenza B. Jenis informasi ini bermanfaat untuk pengenalan vaksinasi di kemudian hari. E. Kolom hasil laboratorium tentang pending bermanfaat untuk memberitahukan ke site tentang jumlah kasus yang seharusnya sudah mempunyai hasil laboratorium. Setiap site harus mendokumentasikan hasil laboratorium untuk setiap kasus ISPA Berat di dalam log book. Kategori pending akan membantu site untuk memeriksa jumlah hasil laboratorium yang akan diterima. 6