BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB I PENDAHULUAN. modal bagi perusahaan yang berada pada tahapan start up, karena pada tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I pihak - pihak yang memiliki kepentingan antara pemilik dan manajemen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Priantinah (2008), Kontrak kerja dari pemilik/pemegang saham (principal) untuk

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antara pihak internal

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan para pengguna laporan keuangan. Kinerja keuangan, tanggungjawab

BAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelemahan. Wild et al. (2003) mengkritik bahwa akuntansi akrual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. harus berupaya secara efisien dan efektif untuk mengelola perusahaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi manajeman meningkatkan nilai perusahaan sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Menurut PSAK No. 1

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mendapatkan manfaat privat manajer atau meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Sri Sulistyanto (2008), teori sinyal digunakan untuk menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, terlebih dikalangan ekonom dan pelaku bisnis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi saat ini negara-negara berkembang dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif dalam penghimpunan dana selain sistem perbankan. Selain itu,

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis. Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula dan dengan laba tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Menurut Jensen dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Kegiatan bisnis yang mulai berkembang seiring dengan

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan berfungsi sebagai sarana komunikasi antara manajemen dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada pemilik perusahaan dan informasi lain mengenai perusahaan disampaikan di dalam laporan keuangan. Fokus utama yang sering kali menjadi perhatian pengguna laporan keuangan adalah informasi tentang laba. Laba merupakan alat pengukur kinerja bagi manajemen dan juga merupakan bagian dari laporan perusahaan. Adanya kecenderungan untuk lebih memperhatikan laba ini lah yang mendorong timbulnya asimetri informasi (information asymmetry) antara manajemen dengan para pengguna laporan keuangan. Asimetri informasi yang terjadi antara pihak manajemen dan pengguna lapaoran keuangan memberi keleluasaan bagi pihak manajemen untuk melakukan rekayasa laba atau yang sering disebut dengan manajemen laba (earnings management). Baik pihak manajemen maupun pengguna laporan keuangan, masing-masing mempunyai kepentingan pribadi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Sekilas, tampak bahwa manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba (earnings) atau prestasi usaha suatu organisasi. Menurut Anthony dan Reece (1989) dalam Gumanti (2000), tingkat keuntungan laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen.dimana besar kecilnya bonus yang 1

akan diterima oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan atau laba yang dicapai. Menurut Gumanti (2000), earnings atau laba dijadikan suatu target dalam proses penilaian prestasi usaha suatu departemen secara khusus (manajer) atau perusahaan (organisasi) secara umum. Disamping itu, laba atau tingkat keuntungan merupakan alat untuk mengurangi biaya keagenan (agency cost), dari sisi teori keagenan (agency theory), dan juga biaya kontrak, dari sisi teori kontrak (contracting theory). Misalnya, pada saat keuntungan dijadikan patokan dalam pemberian bonus, hal ini akan menciptakan dorongan kepada manajer untuk memanaje data keuangan agar dapat menerima bonus seperti yang diinginkannya. Alasan lain yang mendorong adanya manajemen laba adalah adanya kecenderungan bahwa para pengguna laporan seperti para investor, penyedia dana (kreditor), pemilik perusahaan, pemegang saham dan pemerintah lebih memperhatikan perolehan laba secara akuntansi suatu perusahaan untuk menetapkan suatu keputusan. Melihat realitas tersebut, tidaklah mengherankan bila banyak manajer memanaje data keuangan atau keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu (Gumanti (2000)). Gunny (2005) dalam Sahabu (2009) mengelompokkan manajemen laba dalam tiga kategori yaitu: akuntansi yang curang, manajemen akrual, dan manajemen laba melalui aktivitas riil. Akuntansi yang curang meliputi pemilihan akuntansi yang melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2

Manajemen laba akrual meliputi pemilihan akuntansi yang diperbolehkan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum yang mencoba untuk menutupi atau mengaburkan kinerja perusahaan yang sebenarnya (Dechow dan Skinner (2000)). Sedangkan manajemen laba melalui aktivitas riil terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang menyimpang dari praktek operasi normal perusahaan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Menurut Roychowdhury (2006), Wei Yu (2008), dan Cohen et.al. (2008) manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil dapat dilakukan dengan manajemen penjualan yang dapat diuji dari arus kas operasidan pengurangan biaya diskresioner yang diuji dari biaya diskresioner. Pengujian terhadap arus kas operasi dilakukan karena arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapat perusahaan dimana transaksitransaksi tersebut mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih perusahaan (PSAK No.2). Begitu pula dengan biaya diskresioner, pengujian terhadap biayabiaya ini dilakukan karena biaya-biaya ini juga merupakan elemen yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih perusahaan. Salah satu bentuk manajemen laba selain ukuran manajemen melalui akrual adalah dengan menggunakan konsep alternatif manajemen laba yang diperkenalkan oleh Roychowdhury (2006) yaitu manajemen laba riil (real earnings management) melalui manipulasi aktivitas riil. Manipulasi aktivitas riil merupakan manipulasi yang dapat dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target tertentu, menghindari kerugian, dan mencapai target ramalan 3

analis. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas riil merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena dapat dilakukan kapan saja sepanjang periode akuntansi berjalan. Jika target dapat dicapai, kinerja perusahaan akan kelihatan baik walaupun sebenarnya berasal dari manipulasi dan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Pergeseran dari manajemen laba akrual ke manajemen laba melalui aktivitas ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan beberapa faktor. Pertama, manipulasi akrual kemungkinan besar akan menaikkan perhatian auditor dan regulator dibanding dengan keputusan-keputusan nyata, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi. Kedua, manajer yang mengandalkan pada manipulasi akrual akan berisiko jika realisasi akhir tahun defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan target laba yang diinginkan melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir periode fiskal. Selanjutnya dalam penelitian Rowchowdhury (2006), Jackson (2008), Cohen and Zarowin (2008) memfokuskan tindakan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil pada manajemen penjualan, dan pengurangan biaya diskresioner. Manajemen penjualan berkaitan dengan manajer yang mencoba menaikkan penjualan selama periode akuntansi dengan tujuan meningkatkan laba untuk memenuhi target laba dengan melakukan potongan penjualan dan mempermudah kredit. Peningkatan volume penjualan sebagai hasil dari penawaran diskon harga pada waktu tertentu akan menyebabkan arus kas masuk menjadi besar, namun arus kas masuk per penjualan, diskon bersih dari tambahan 4

penjualan, lebih rendah dari arus kas normal per penjualan atau dengan kata lain terjadi penurunan margin. Selain itu, penawaran kredit lunak akan meningkatkan penjualan seketika. Meningkatnya volume penjualan menyebabkan laba tahun berjalan tinggi namun arus kas masuk kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang cenderung melakukan manajemen laba melalui manipulasi aliran kas akan memiliki aliran kas yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Menaikkan laba atau menghindari melaporkan laba negatif atau rugi juga dapat dilakukan dengan mengurangi biaya diskresioner Biaya-biaya diskresioner yang dapat dikurangi adalah biaya iklan, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya penjualan, umum, dan administrasi seperti biaya penelitian karyawan dan biaya perbaikan dan perjalanan. Metode ini dilakukan ketika biaya-biaya tersebut tidak menghasilkan pendapatan dan laba secara segera. Dengan demikian perusahaan dapat mengurangi biaya yang dilaporkan sehingga akan meningkatkan laba. Pengurangan biaya diskresioner akan menyebabkan biaya diskresioner abnormal yang lebih rendah dari level normal. Manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil memfokuskan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan manajemen laba riil dengan tujuan meningkatkan laba. Hal ini karena manajemen laba melalui manipulasi aktivitas rill yang dilakukan manajer dengan cara menaikkan diskon, ataupun dengan cara memotong pengeluaran diskresioner semuanya mengarah pada satu tujuan yaitu untuk menghindari kerugian atau menghindari penurunan laba. Dengan demikian, 5

fenomena manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil lebih tepat diimplementasikan pada pola untuk menaikkan laba. Manajemen laba melalui aktivitas riil yang dilakukan oleh manajemen memperlihatkan kinerja jangka pendek perusahaan yang baik namun demikian secara potensial akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan laba tahun sekarang akan mempunyai dampak negatif terhadap laba perusahaan periode berikutnya (Roychowdhury 2006). Sebagai contoh, dengan melakukan pemberian diskon besar-besaran pada tahun ini untuk meningkatkan penjualan dan mencapai target jangka pendek akan membuat konsumen berharap akan memperoleh diskon yang sama di masa yang akan datang, hal tersebut menyiratkan margin yang rendah untuk penjualan masa datang. Hal yang sama juga bisa terjadi untuk pengurangan biaya diskresioner berupa biaya riset dan pengembangan serta biaya iklan, mengurangi biaya tersebut akan memungkinkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih baik di masa datang karena berkurangnya kemampuan perusahaan untuk menghadapi persaingan. Pada penelitian ini, penulis akan menerapkan konsep alternatif manajemen laba selain melalui akrual sebagaimana telah banyak diteliti para peneliti sebelumnya, yaitu dengan menggunakan manajemen laba melalui aktivitas riil yang diperkenalkan oleh Roychowdhury (2006) 6

Berdasarkan penelitian Roychowdhury, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI I.2 Rumusan Masalah Roychowdhury (2006) mengemukakan bahwa manajemen laba dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu manajemen akrual dan manipulasi aktivitas riil. Manipulasi aktivitas riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas sehari-hari selama periode akuntansi berjalan. Keuntungan manipulasi aktivitas riil adalah kesulitan mendeteksi perilaku manajemen sebagai tindakan strategis ataukah tindakan manipulasi, dimana manipulasi ini dapat dilakukan dengan cara manajemen penjualan melalui arus kas operasi, dan pengurangan biaya diskresioner. Hal ini memang menjadi dilema untuk menyatakan apakah perusahaan sedang melakukan strategi organisasi atau sedang melakukan manipulasi untuk meningkatkan laba pada periode tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi? 2. Apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner? 7

I.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini, penulis membatasi pembahasan hanya pada analisis manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Sedikit penjelasan mengenai manajemen laba akrual telah penulis sampaikan pada latar belakang dan landasan teori tetapi tidak akan dibahas lebih detail dalam penelitian ini. I.4. Tujuan Penelitian Fokus penelitian ini adalah menganalisis komponen arus kas kegiatan operasi dan biaya diskresioner untuk menguji kecenderungan manajemen dalam melakukan manipulasi aktivitas riil atau tidak. I.5. Manfaat Penelitian I.5.1 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat penulis gunakan sebagai penerapan ilmu yang selama ini penulis pelajari ke dalam praktek nyata. I.5.2 Bagi Pihak Lain Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan bahwa informasi-informasi yang terkandung dalam laporan laba rugi perlu dicermati apakah informasi tersebut mengandung informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan. I.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: 8

BAB I Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Dalam bab ini akan disajikan mengenai teori-teori yang terkait dengan arus kas kegiatan operasi dan manipulasi aktivitas riil. BAB III Metodologi Penelitian Dalam bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian. BAB IV Analisis Data Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data yang diperoleh untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang muncul. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab terakhir yang menyajikan kesimpulan dan saran-saran yang terkait dengan hasil penelitian atau pembahasan. 9